JAMU - Lomba Inovasi PKM Tegalrejo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

INOVASI PELAYANAN PUBLIK PUSKESMAS TEGALREJO DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA “WELCOME DRINK JAMU”



1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi? Jamu merupakan budaya dan kekayaan alam Indonesia. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 menunjukkan bahwa penggunaan jamu oleh masyarakat Indonesia lebih dari 50%. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena dipercaya memberikan andil yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan, dan meningkatkan stamina tubuh. Menurut WHO, sekitar 80% dari penduduk di beberapa negara Asia dan Afrika menggunakan obat tradisional untuk mengatasi masalah kesehatannya, sedangkan beberapa negara maju, 70%-80% dari masyarakatnya telah menggunakan beberapa bentuk pengobatan komplementer atau alternatif serta obat herbal. Salatiga adalah salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, dan 183.815 warganya dilayani oleh 6 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang tersebar di 4 kecamatan. Salah satunya adalah Puskesmas Tegalrejo. Meskipun tanaman obat keluarga sudah banyak dikenal oleh masyarakat, namun masyarakat belum memanfaatkannya secara maksimal. Untuk itu maka Puskesmas Tegalrejo memanfaatkan tanaman obat sebagai upaya promosi dan pencegahan dalam penanganan penyakit ringan seperti batuk, flu, dan pusing yang sering dikeluhkan oleh pasen yang datang berkunjung ke puskesmas Sebagai langkah awal, Puskesmas Tegalrejo membuat percontohan taman obat keluarga dengan tujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat jenis – jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan untuk mencegah penyakit tersebut diatas dan juga dalam upaya untuk mengurangi pemakaian obat dengan bahan-bahan kimia.



2. Siapa Saja yang Telah Mengusulkan Pemecahannya dan Bagaimana Inovasi Ini Telah Memecahkan Masalah Tersebut : Atas dasar permasalahan tersebut, Kepala Puskesmas Tegalrejo setelah mengikuti pelatihan TOT self care di Jakarta pada tahun 2011 kemudian terinspirasi untuk mengembangkan tanaman obat keluarga sebagai upaya preventif bagi masyarakat. Inovasi ini berhasil memecahkan masalah dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga sehingga tanaman obat keluarga dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagai upaya dalam pencegahan penyakit ringan. Kedua, tanaman obat keluarga yang semula sulit ditemukan di pekarangan rumah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tegalrejo sekarang sudah dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri. Ketiga, melalui program “Welcome Drink Jamu” kualitas dan kuantitas pelayanan Puskesmas Tegalrejo dalam hal preventif dan promotif meningkat, dengan diadakannya Welcome drink jamu di Puskesmas Tegalrejo setiap Hari Jumat, masyarakat jadi lebih mengetahui tentang pemanfaatan tanaman obat yang dapat diolah sebagai bahan dasar pembuatan jamu tradisional yang berkasiat dalam pencegahan penyakit ringan dan sebagai penambah stamina tubuh.



3. Apa saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini? Program inovasi ini mempunyai keunikan atau aspek kreatif. Pertama program Welcome Drink Jamu bersifat tradisional kekinian. Artinya, jamu sebagai minuman tradisional diangkat citranya di zaman yang sudah maju seperti sekarang. Kedua, dilaksanakan secara rutin seminggu sekali. PJ UKM membentuk tim yang terdiri dari PJ UKM sebagai ketua tim, Bendahara BOK sebagai pengelola dana, dan staff umum sebagai pelaksana kegiatan welcome drink jamu yang bergabung menjadi satu. Sehingga lebih terstruktur dan merupakan tanggung jawab. Ketiga, dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga ini, meningkatnya kunjungan pasien yang mengonsumsi jamu pada welcome drink bukanlah tujuan akhir dari program. Akan tetapi juga mendampingi dan juga membina masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga.



4. Bagaimana inovasi ini dilaksanakan? Pelaksanaan Program Welcome Drink Jamu sejak 2015 – 2018 adalah : 



Kepala Puskesmas mengikuti pelatihan TOT self care di Jakarta pada tahun 2011 kemudian terinspirasi untuk mengembangkan tanaman obat keluarga sebagai upaya preventif untuk penyakit ringan seperti flu, batuk, dan pusing bagi masyarakat.







Membuat kebun percontohan penanaman tanaman obat keluarga di lahan Puskemas Tegalrejo karena lahan pekarangan warga masih banyak yang belum dimanfaatkan oleh warga secara maksimal.







Membuat buku dan lembar balik tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga sebagai media promosi kesehatan Welcome Drink Jamu.







Mengajukan kegiatan inovasi Welcome Drink Jamu ke Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah Kota Salatiga



5. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan? Pihak-pihak yang telah membantu merealisasikan program “Welcome Drink Jamu” adalah : a. Walikota Salatiga, berperan memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil berupa anggaran dalam pelaksanaan program b. Dinas Kesehatan Kota Salatiga, berperan menyusun perencanaan kegiatan, penyusunan strategi pelaksanaan, perencanaan, dan pengajuan anggaran untuk program Welcome Drink, serta monitoring dan evaluasi. c. Kepala Puskesmas, berperan dalam pembentukan tim dan perencanaan kegiatan d. Tim Welcome Drink Jamu, berperan dalam pelaksanaan kegiatan Welcome Drink Jamu e. Lintas Sektor (Kecamatan dan Kelurahan), berperan dalam mendukung kegiatan dengan menghimbau masyarakat untuk menanam dan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman obat keluarga. f.



Kader Kesehatan, berperan dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat sekitar tentang manfaat tanaman obat keluarga.



g. Masyarakat, berperan dalam memberi dukungan dalam memanfaatkan pekarangan untuk ditanam tanaman obat keluarga dan memanfaatkan sebagai self care.



6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? a. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam pelaksanaan program inovasi “Welcome Drink Jamu” terdiri dari beberapa elemen, yaitu : Di tingkatan Dinas Kesehatan Kota Salatiga yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, kepala bidang Pelayanan Kesehatan, yang memiliki tugas sebagai supervisi, analisis, dan monitoring hasil kegiatan.



Dari kalangan pelaksana program, melibatkan tim Welcome Drink karyawan Puskesmas Tegalrejo Pelaksanaan kegiatan tidak lepas dari peran karyawan Puskesmas Tegalrejo yang terlibat dalam upaya preventif. Kader kesehatan di wilayah Puskesmas Tegalrejo yang juga berperan penting dalam pelaksanaan program inovasi “Welcome Drink Jamu”.



b. Pendanaan Dalam mendukung Program Inovasi “Welcome Drink Jamu” di Puskesmas Tegalrejo sebagai leading sektor program mengajukan anggaran bersumber dana dari BOK. Yang direalisasikan dalam bentuk : a. Sosialisasi b. Pembuatan buku pedoman c. Pembuatan lembar balik d. Pengadaan “Welcome Drink Jamu”



7. Apa saja output/keluaran yang dihasilkan oleh inovasi ini? Pertama, peran aktif masyarakat Kedua, terlaksananya “Welcome Drink Jamu” gratis setiap Hari Jumat untuk masyarakat yang datang ke Puskesmas Tegalrejo Ketiga, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dan memicu ide masyarakat untuk membuat sebuah inovasi baru yaitu inovasi kampung sehat yang mengembangkan tanaman obat keluarga sebagai media preventif dan memanfaatkan hasil tanaman obat keluarga sebagai bahan pembuatan makanan ringan seperti keripik pegagan, es krim temulawak, dan es krim jahe Keempat, termotivasinya karyawan untuk lebih proaktif dalam mengupayakan promotif dan preventif pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat di sekitar tentang pemanfaatan tanaman obat keluarga. Kelima, Puskesmas Tegalrejo semakin dikenal dengan inovasi “Welcome Drink Jamu”.



8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan dalam inovasi ini? Dengan diterapkannya program inovasi “Welcome Drink Jamu” sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya pemanfaatan



tanaman obat tradisional sehingga masyarakat termotivasi untuk melakukan pencegahan dengan menggunakan tanaman obat keluarga yang ada di pekarangannya sendiri. Monitoring dari Dinas Kesehatan dilakukan satu tahun dua kali dengan melihat secara lanngsung kegiatan “Welcome Drink Jamu. Sedangkan dari Puskesmas melaksanakan monitoring dengan memantau kunjungan pasien yang telah mengonsumsi dan kritik saran yang diberikan oleh masyarakat. Evaluasi setiap bulan yang dilakukan oleh PJ UKM untuk monitor dan mengevaluasi kegiatan dalam sebulan serta penyusunan kegiatan tahun berikutnya.



9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksananaan inovasi dan bagaimana kendala tersebut diatasi? Terdapat dua kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program inovasi “Welcome Drink Jamu” a. Peran aktif karyawan masih kurang karena pelaksana kegiatan hanya tim. Untuk mengatasi hal tersebut PJ UKM membuat jadwal bergilir pelaksana kegiatan “Welcome Drink Jamu” setiap Hari Jumat. b. Welcome Drink Jamu hanya dilakukan seminggu sekali pada Hari Jumat sehingga Welcome Drink Jamu belum bisa dinikmati oleh semua pasien yang setiap hari berkunjung ke puskesmas. Untuk mengatasi hal tersebut, maka ketua Tim melakukan perencanaan penambahan volume kegiatan Welcome Drink untuk tahun berikutnya.



10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi ini? Sebagai upaya promotif dan preventif dalam mencegah penyakit ringan seperti flu, batuk, pusing. Masyarakat termotivasi untuk menggunakan tanaman obat sebagai self care Masyarakat dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan menanam TOGA Menagajak masyarakat untuk melestarikan warisan leluhur Masyarakat dapat memanfaatkan TOGA sebagai nilai tambah ekonomi dalam keluarga Masyarakat dapat mengolah TOGA sebagai bahan makanan misal keripik pegagan, es krim temulawak, dan es krim jahe.



11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi a. Sebelum adanya inovasi Sebelum dilaksanakannya Program Inovasi Welcome Drink Jamu, masyarakat belum memanfaatkan lahan pekarangannya. Belum banyak masyarakat yang mengenal tanaman obat keluarga dan juga belum memanfaatkan tanaman obat keluarga untuk self care.



b. Sesudah adanya inovasi Sesudah dilaksanakannya Program Inovasi Welcome Drink Jamu, masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan lahan pekarangannya untuk menanam tanaman obat keluarga. Sudah banyak masyarakat yang mengenal tanaman obat keluarga dan juga memanfaatkan tanaman obat keluarga untuk self care.



12. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik dari penerapan inovasi ini? Mengubah mindset masyarakat untuk tidak selalu menggunakan obat dengan bahan kimia sebagai upaya pengobatan. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat TOGA sebagai bahan obat yang bisa digunakan untuk mencegah sebelum terjadinya penyakit. Tenaga kesehatan mampu mempromosikan TOGA sebagai salah satu alternatif dalam upaya preventif.



13. Apakah inovasi ini berkelanjutan dan sedang atau sudah direplikasi di tempat lain? Inovasi ini berkelanjutan dari tahun 2015 sampai dengan sekarang, dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Jumat. Selain itu inovasi ini juga sering mengikuti pameran di tingkat kota maupun tingkat nasional. Untuk pengembangan kegiatan ini akan dibuat kafe dan resto dengan inovasi berjudul BUDE JAMU KAFE & RESTO (Bugar dengan Jamu Kafe & Resto) dengtan tema minuman jamu gendong dan makanan tradisional dengan tampilan kekinian. Program ini sudah direplikasi di Puskesmas di Kabupaten Boyolali.