Jawaban Tugas 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJI KOMPETENSI 2 PDGK 4204 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



Disusun oleh :



HAFIZO NIM : 856590566 POKJAR : TEBO



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA



1. Soal Tutorial Ke-2 1. Maya Auki , siswa kelas 5 SD akhir-akhir ini banyak melamun karena nilai ulangan akhir kenaikan kelas Bahasa Indonesia turun drastik, padahal nilai ulangan hariannya selalu sangat memuaskan. Ketika ibunya mengambilkan rapor kenaikan kelas Maya Auki berdebar-debar dan gugup, karena takut nilai Bahasa Inonesianya rendah dan malu kepada ibunya. Ibunya kemudian menyerahkan rapor yang diberikan bu Guru Sukit Sinam kepada Maya Auki. Ketika melihat nilai bahasa Indonesia, Maya Auki melonjak kegirangan karena nilai bahasa Indonesia baik, tidak rendah.



SKOR



MODUL



12



Modul 6/Kb3



24



Modul 6/KB2



12



Modul 7/KB1



22



Modul 8/KB2



12



Modul



Berdasarkan ilustrasi tersebut, guru di sekolah Maya Auki menggunakan pendekatan penilaian apa dan jelaskan!



2. Jelaskan secara singkat enam metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)!



2. Dalam pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Bu Guru Mince Palala menggunakan bacaan susunan bersama guru-siswa. Kemudian Bu Mince Palala memperlihatkan beberapa gambar , kartu huruf dan suku kata kepada seluruh siswa. Tuliskan tiga langkah selanjutnya yang dikerjakan Bu Mince Palala dalam pembelajaran tersebut! 3. Perhatikan ilustrasi berikut. Pak Thomas Nazaruddin guru Sekolah Dasar kelas satu. Pada semester satu ini, ingin membuat Rencana Pembelajaran (RP) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca. Kompetensi Dasarnya adalah siswa mampu membaca nyaring, dengan hasil belajar adalah siswa mampu membaca nyaring suku kata, kata, label, angka arab, kalimat sederhana. Indikatornya adalah: 1) mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana, dan 2) membaca nyaring (di dengar siswa lain) kalimat demi kalimat dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Berdasarkan ilustrasi tersebut buatlah minimal sebelas langkah pembelajaran secara berurutan!



4. Ada tiga bagian kelengkapan dalam format model



pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2004. Tuliskan secara lengkap ketiga bagian tersebut!



5. Menurut Tompkins, ada lima tahapan menulis, yakni 1) pramenulis (prewriting), 2) penyususun dan pemaparan konsep (drafting), 3) perbaikan (revisi), 4) penyutingan (editing), dan 5) penerbitan (publishing). Jelaskan dengan singkat tentang setiap tahapan tersebut dengan menggunakan bahasa Anda sendiri!



Jumlah Skor Maksimal



9/KB2



18



100



Modul 9/KB1



JAWABAN: Nomor 1 : Berdasarkan ilustrasi tersebut, guru di sekolah Maya Auki menggunakan pendekatan penilaian proses Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respon, kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Yang dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan testee (peserta tes). Dalam pembelajaran MMP, teknik tes dapat dilakukan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana kemampuan dan penguasaan siswa dalam hal kemelekhurufan (kemampuan membaca tingkat dasar) dan kemampuan menulis secara teknis. Nah dalam ilustrasi Maya Auki tersebut terlihat dari poin nya “padahal nilai ulangan hariannya selalu sangat memuaskan”.dari pernyataan ini terlihat jelas bahwa guru disekolah Maya Auki menggunakan pendekatan penilaian proses.



Nomor 2: Enam metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP) yaitu : 1. Metode Eja Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf alpabet. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya menurut abjad. contoh: A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g, Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya. Contohnya: b, u  bu (dibaca be, u  bu) k, u  ku (dibaca ke, u ku) 2. Metode Bunyi Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf dengan metode bunyi. Contohnya: b dilafalkan /eb/ d dilaflakan /d/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar, keras, pedas, lemah dan sebagainya c dilafalkan /ec/ g dilafalkan /eg/ p dilafalkan /ep/ dan sebagainya Dengan demikian, kata “nani” dieja menjadi: en,a  na



en, i  ni  dibaca  na-ni 3. Metode Suku Kata Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata,seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna untuk bahan ajar MMP. Katakata tadi misalnya: ba – bi cu – ci da – da ka – ki ba – bu ca – ci du – da ku – ku bi - bi ci - ca da – du ka – ku ba – ca ka – ca du – ka ku – da Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat seperti tampak pada contoh di bawah ini. ka – ki ku – da ba – ca bu – ku cu – ci ka – ki 4. Metode Kata Proses pembelajaran MMP seperti yang digambarkan dalam langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh, 20 proses pembelajaran MMP diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian hurufmenjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga (kata semula). Karena proses pembelajaran MMP dengan metode ini melibatkan serangkaian proses pengupasan dan perangkaian maka metode ini dikenal juga sebagai „Metode Kupas-Rangkai‟ (sebagai lawan dari Metode Suku Kata yang biasa juga disebut Metode Rangkai-Kupas). Sebagian orang menyebutnya ‟Metode Kata‟ atau ‟Metode Kata Lembaga‟. Contohnya: ka – ki ku – da ba – ca bu – ku cu – ci ka – ki 5. Metode Global



Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar.



6. Metode SAS Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat yang bertujuan membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Selanjutnya melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.



Nomor 2: Dalam pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan Bu Guru Mince Palala menggunakan metode global,bu guru mince menggunakan gambar.dan tiga Langkah selanjutnya yang dilakukan bu mince yaitu:  Bu guru Mince mempeerlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan gambar apakah ini?  Bu guru Mince juga memperlihatkan beberapa kartu (huruf, suku kata,kata), anak diminta menempelkan kartu-kartu tersebut di bawah gambar, yang sesuai dengan gambar.misalnya gambar yang diperlihatkan gambar apel,anak diminta menempelkan kartu huruf,suku kata,atau kata tersebut dibawah gambar nya.  Satu atau dua gambar dipilih untuk membuat bacaan bersama. Nomor 3: Dari ilustrasi diatas Adapun Langkah- Langkah pembelajarannya yaitu: 1. Guru dan siswa mengamati suku kata dan kata 2. Guru menjelaskan dan membacasuku kata dan kata dengan suara nyaring dan lancar. 3. Siswa secara bergiliran membaca kembali suku kata dan kata dengan suara nyaring dan lancer 4. Guru menunjukkan cerita pendek “AKU SUKA MEMBACA” 5. Guru membaca baris demi baris suku kata dan kata dengan suara nyaring dan lancar. 6. Siswa secara bergiliran membaca cerita pendek “AKU SUKA MEMBACA” dengan suku kata dan kata dari peraga dengan suara nyaring dan lancar. 7. Siswa bersama-sama membaca kembali cerita pendek “AKU SUKA MEMBACA” dengan suku kata dan kata dengan suara nyaring dan lancer 8. Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum mengerti 9. Guru mencoba kembali meminta siswa secara acak untuk menyampaikan apa yang didapati oleh siswa selama proses pembelajaran 10. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berani mengerjakan tugas kedepan 11. Guru mengucapkan salam lalu berdoa sesudah belajar



Nomor 4: Tiga bagian kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2004 yakni:  Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah bentuk penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan, perilaku, keterampilan, dan sikap setelah mendapatkan materi pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi ini dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik dan harus mengacu pada kompetensi inti yang telah dirumuskan.



Tujuan kompetensi ini tidak hanya sebatas memahamkan peserta didik pada suatu materi. Lebih dari itu, bagaimana mereka bisa mengimplementasikan itu di kehidupan sehari-hari secara mahir dan tanggung jawab. Adapun fungsinya adalah sebagai acuan atau rujukan guru dalam menyusun indikator kompetensi pada pembelajaran di kelas. Dengan demikian, akan tercapai tujuan pembelajarannya.  Hasil belajar Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik  Indikator hasil belajar Indikator hasil belajar merupakan penjabaran kompetensi dasar secara keseluruhan, yang menunjukkan respons siswa terkait kegiatan pembelajaran dilaksanakan tenaga pendidik. Indikator hasil belajar dikembangkansesuai karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah, kemusian dirumuskan di salam kata kerja operasional yang terukur dan/atau bisa diobservasi. Jadi, indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.



Nomor 5: Menurut Tompkins, ada lima tahapan menulis, yakni: 1. Pramenulis (prewriting) Pada tahap ini dimana siswa dialatih untuk memegang pensil dengan sikap dan posisi yang benar . Pensil diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Mula mula dilakukan Latihan Gerakan tangan dengan telunjuk sediri kemudian dilanjutkan dengan Latihan dalam buku Latihan, salah satu caranya yaitu dengan mengeblar yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada. 2. Penyususun dan pemaparan konsep (drafting) Pada tahap ini siswa sudah mulai belajar menghubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan, kemudia dilanjutkan dengan Latihan menatap bentuk tulisan yang bertujuan untuk melatih koordinasi antar mata,ingatan,dan jari anak Ketika menulis sehungga anak dapat menginngat bentuk kata atau bentuk huruf dalam benaknya da memindahkannya ke jari tangannya. Setelah melewati Latihan pase ini dan mengenali semua hurup dapat dilanjutkan dengan Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari papan tulis. 3. perbaikan (revisi) Pada tahap sudah memmasuki latihan dikte/imla. Latighan ini dimaaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan,



dan jari-jarinya Ketika menulis sehingga ucapan seseorang itu dapat di dengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar. 4. penyutingan (editing) pada tahap ini siswa mulai Latihan melengkapi tulisan ( melengkapi huruf, suku kata atau kata) yang secara sengaja dihilangkan. 5. penerbitan (publishing) Pada tahap ini siswa mulai dilatih untuk mengarang sederhana dengan bantuan gambar dengan menggunakan kata-kata sendiri.