Jaya Bagaskara Hutom - Proposal Skripsi Panasbumi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

VULKANOSTRATIGRAFI DAN STRUKTUR GEOLOGI PADA SISTEM PANAS BUMI DAERAH “X” PROPOSAL TUGAS AKHIR



JAYA BAGAKARA HUTOMO 270110150067



DITUJUKAN KEPADA : PT GEO ACE



PROGRAM SARJANA TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



BAB 1



PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Sumber energi di Indonesia saat ini sebagian besar ditopang oleh sector minyak dan gas bumi. Dari listrik hingga bahan bakar kendaraan berasal dari sector minyak dan gas bumi. Mirisnya, saat ini sector minyak dan gas bumi sedang mengalami penurunan, dimana pencarian sumber – sumber minyak terhenti sementara cadangan dari sumber – sumber minyak dan gas bumi yang telah ada semakin berkurang dan kebutuhan akan energi dari berbagai sector semakin menigkat. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara dengan peringkat 4 yang mempunyai potensi cadangan sumber energi panas bumi terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia berada pada jalur cincin api atau Ring of Fire, dimana sangat berpotensi untuk dapt dimanfaatkan sumber panasnya menjadi sumber energi lain. Meskipun begitu, Indonesia baru memanfaatkan sebagian kecil dari sumber energi panas bumi yang ada. Melihat kondisi ini mendorong penulis untuk dapat meneliti lebih lanjut sumber energi panas bumi dalam kajian ilmu geologi. Terkhususnya pada daerah “X” yang kini akan diteliti melalaui pengambilan data eksplorasi panas bumi oleh PT Geo Ace. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengajukan penelitian tugas akhir bertemakan panas bumi kepada PT Geo Ace dengan judul : “Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X””



1.2 Rumusan Masalah Adapun data – data yang didapat akan digunakan untuk menjawab beberapa masalah, diantaranya : 1. Bagaimana kondisi geologi darahh penelitian? 2. Bagaimana tatanan stratigrafi bawah permukaan daerah penelitian? 3. Bagaimana kondisi struktur geologi daerah penelitisn ? 4. Bagaimana system panas bumi daerah penelitian berdasarkan tatanan stratigrafi dan struktur geologi daaerah penelitian?



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi kurikulum untuk menyelsaikan studi sarjana Teknik Geologi Universitas Padjadjaran. Adapun tujuan diadakannya penelitisn ni adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui kondisi geologi daerah setempat 2. Dapat mengetahui tatanan stratigrafi bawah permukaan bumi daerah setempat 3. Dapat mengetahui kondisi struktur geologi daerah setempat 4. Dapat mengetahui system panas bumi yang ada berdasarkan tatanan stratigrafi dan struktru geologi daerah setempat



1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan keberkahan baik bagi penulis dan pihak PT Geo Ace serta semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Adapun beberapa manfaat yang akan didapatkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Dapat memberikan informasi geologi meliputi tatanan stratigrafi dan struktur geologi daerah penelitian 2. Dapat menhubungkan kondisi geologi unutk mengetahui system panas bumi daerah penelitian 3. Dapat memberikan pengalaman kerja lapangan eksplorasi panas bumi bagi penulis 4. Dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmu geologi untuk eksplorasi energi panas bumi



1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dengan pengambilan data lapangan dan arsip data yang dimiliki oleh PT Geo Ace. Penelitian akan dilaksanakan selama kurang lebih 6 minggu, terhitung dari Minggu ke-4 Februari – Minggu ke-1 April 2019 atau dengan waktu yang diberikan oleh PT Geo Ace.



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Geologi Regional 2.1.1 Geomorfologi Geomorfologi daerah penelitian akan diklasifikasikan melihat aspek morfografi, morfometri dan morfogenetik berdasarkan kenampakan morfologi daerah penelitian melalui data Digital Elevation Model (DEM). a. Morfografi Berasal dari dua kata yaitu morfo berarti bentuk dan grafi berarti gambaran. Morfografi merupakan aspek deskriptif geomorfologi suatu area misalnya dataran, perbukitan, pegunungan dan plato. Klasifikasi bentuklahan menurut Verstappen (1983) : 1. Bentuk lahan asal proses vulkanik (V) 2. Bentuk lahan asal proses structural (S) 3. Bentuklahan asal fluvial (F) 4. Bentuklahan asal proses solusional (S) 5. Bentuklahan asal proses denudasional (D) 6. Bentuklahan asal proses eolin (E ) 7. Bentuklahan asal proses marin (M) 8. Bentuklahan asal glasial (G) 9. Bentuklahan asal organic (O) 10. Bentuklahan asal antropogenik (A)



Tabel 1 Pola Pengaliran berdasarkan Howard dalam Van Zuidam, 1988 Pola Pengaliran Dasar



Karakteristik



Dendritik



Bentuk umum seperti daun, berkembang pada batuan dengan kekerasan relative sama, perlapisan batuan sedimen relative datar serta tahan akan pelapukan, kemiringan landai, kurang dipengaruhi struktur geologi. Umumnya anak-anak sungainya (tributes) cenderung sejajar dnegan induk sungainya, dimana anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip.



Paralel



Bentuk umum cenderung sejajaar., berlereng sedang sampai Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X” agak curam, dipengaruhi struktur geologi, terdapat pada perbukitan memanjang dipengaruhi oleh perlipatan, merupakan transisi pola dendritic dan trellis. Trellis



Bentuk memanjang sepanjang arah strike batuan sedimen. Biasanya dikontrol oleh struktur lipatan. Batuan sedimen dengan kemiringan atau terlipat, batuan vulkanik serta batuan metasedimen berderajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengalirannya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen.



Rektangular



Induk sungainya memiliki kelokan ±90˚, arah anak-anak sungai terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Induk sungai dengan anak sungai memperlihatkan arah kelengkungan menganan, pengontrol struktur atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, tidak memiliki perulangan perlapisan batuan dan sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus.



Anular



Bentuk seperti cincin yang disusun oleh anak sungai, sedangkan induk sungai memotong anak sungai hampir tegak lurus. Mencirikan kubah dewasa yang sudah terpotong atau terkikis dimana disusun perselingan batuan keras dan lunak. Juga berupa cekungan dan kemungkinan stocks.



Multibasinal



Endapan batuan permukan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan serta lelehan salju atau permafrost.



Kontorted



Terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, vein yang menunjukkan daerah yang relative keras batuannya, anak sungai yang lebih panjang kea rah lengkungan subsekuen, umunya menunjukkan kemiringan lapisan batuan metamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.



b. Morfometri Merupakan aspek kuantitatif dari suatu bentuk lahan yang dapat menegaskan aspek morfografi dan morfogenetik dengan menggunakan perhitungan variable tertentu. Variasi nilai kemiringan lereng dikelompokkan berdasarkan klasifikasi Van Zuidam (1985), sehingga diperoleh penamaan kelas lerengnya. Dihitung kemiringan lerengnya menggunakan persamaan berikut. Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



(𝑛 − 1). 𝐼𝑐 𝑥 100 𝑑𝑥 . 𝑠𝑝



𝑆= Dimana,



n



= jumlah kontur yang memotong diagonal jarring



Ic



= Interval contur



Dx



= jarak datar



Sp



= skala peta



Table 2 Klasifikasi kemiringan lereng dan bentuk morfografi berdasarkan Van Zuidam, 1988 Klasifikasi



Kemiringan



Beda tinggi



warna



Persen (%)



Derajat(˚)



(m)



Datar



0–2



0–2



140



> 55



> 1000



Ungu



Tinggi absolut (m)



Unsur morfografi



< 50



Dataran rendah



50 – 100



Dataran rendah pedalaman



100 – 200



Perbukitan rendah



200 – 500



Perbukitan sedang



500 – 1500



Perbukitan tinggi



1500 – 3000



Pegunungan



> 3000



Pegunungan



c. Morfogenetik Merupakan aspek kualitatif berkaitan dengan proses pembentukan bentuklahan. Proses yang mempengaruhi bentuklahan terbagi dua yaitu endogenic merupakan proses yang dipengaruhi dari dalam kerak bumi sedangkan eksogenik merupakan proses yang dipengaruhi dari luar bumi seperti iklim, vegetasi, erosi, dan buatan manusia.



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



2.1.2 Stratigrafi Stratigrafi atau urutan perlapisan satuan batuan akan diketahui berdasarkan data geologi regional yang akan diambil dari perpustakan Badan Geologi.



2.1.3 Struktur Geologi Struktur geologi daerah penelitian akan diketahui berdasarkan data geologi regional yang akan diambil dari perpustakan Badan Geologi.



2.1.4 Sejarah Geologi Sejarah geologi meliputi waktu dan urutan pengendapan antar perlapisan batuan daerah penelitian akan diketahui berdasarkan data geologi regional yang akan diambil dari perpustakan Badan Geologi.



2.2 Analisa Stratigrafi Tujuan dilakukannya analisis stratigrafi adalah untuk mengetahui umur dan mengelompokkan satuan batuan serta kesebandingan dengan formasi yang ada pada literature. Pembagian satuan batuan menggunakan satuan litostratigrafi tidak resmi yaitu penamaan satuan batuan berdasarkan pada ciri fisik batuan yang dapat diamati di lapangan diantaranya jenis batuan, keragaman litologi, dan posisi stratigrafinya (Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, pasal 6), sedangkan penentuan batas penyebarannya harus memenuhi persyaratan : a. Batas satuan litostratigrafi adalah bidang sentuh antara dua satuan yang berlainan ciri fisik litologinya. Indikasi kontak antar satuan batuan adalah untuk menentukan hubungan satuan batuan dengan satuan batuan lainnya. b. Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata perubahan litologinya atau bila perubahan tersebut tidak nyata, maka batasnya merupakan bidang diperkirakan kedudukannya. c. Satuan-satuan yang berangsur berubah atau menjari peralihannya dapat dipisahkan sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan sandi. d. Penyebaran satuan litostratigrafi semata-mata ditentukan oleh kelanjutan gejalagejala litologi yang menjadi cirinya. e. Penyebaran satuan litostratigrafi dibatasi oleh suatu cekungan pengendapan atau aspek geologi lainnya f. Batas-batas daerah tidak boleh digunakan sebagai batas berakhirnya penyebaran lateral suatu batuan. Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



Ada dua macam hubungan stratigrafi : a. Selaras, sedimentasi berlangsung menerus tanpa interupsi dari satuan litostratigrafi di bawah lapisan yang diatasnya. b. Tidak selaras, terdapat empat ketidakselarasan, yaitu : 1. Paraconformity, siklus sedimentasi tidak menerus atau terdapat gap umur, sedangkan pola arah jurus dan kemiringan batuan relative sama. 2. Disconformity, terjadi kontak erosional yang cukup berarti antar dua satuan batuan. 3. Nonconformity, terdapat kontak antar dua satuan batuan yang berbeda genetic, seperti kontak batuan sedimen dengan batuan beku atau antara batuan sedimen dan metamorf atau antar batuan beku dan batuan metamorf. 4. Angular unconformity, terdapat perbedaan pola arah jurus dan kemiringan yang cukup signifikan antar dua satuan batuan.



2.3 Analisa Struktur Geologi Sebelum mengamati struktur geologi pada lapangan sebenarnya, akan dilakukan analisis struktur geologi melalui peta DEM yang menunjukkan adanya pola bentukan tertentu. Hal – hal yang diamati antara lain adalah kelurusan sungai, kelurusan punggungan, belokan sungai tiba-tiba, gawir, san lain sebagainya. Hal- hal yang perlu dicatat dalam mengamati singkapan untuk analisa deskritif dan kinematic struktur geologi adalah : a. Lokasi singkapan b. Jenis singkapan, apakah berupa pergeseran batuan (offset), cermin sesar (slicken side), struktur kekar, zona hancuran, triangular facet, air terjun dan kelurusan sungai. c. Litologi setempat dengan pola indikasi struktur geologi yang variatif d. Pengukuran arah jurus dan kemiringan bidang sesar e. Besarnya pitch, yaitu besarnya sudut antara arah jurus dengan arah gores pergeseran sesar. f. Pembagian sesar berdasarkan sifat pergeseran relatif sebenarnya : a. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar terdiri dari strike left slip fault dan strike right slip fault. b. Dip slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan kemiringan bidang sesar, terdiri dari normal slip fault dan reverse slip fault. Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



c. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relatif sebenarnya terhadap bidang sesar.



2.4 Analisa Petrografi Analisa petrografi merupakan analisis jenis litologi secara mikroskopik dimana penamaan jenis litologi akan ditentukan berdasarkan persentase mineral dan tekstur batuan secara mikroskopis. Analisis petrografi ini dilakukan menggunakan mikroskop polarisasi untuk mengetahui jenis mineral, butiran, matriks dan massa dasar batuan. a. Batuan Sedimen Analisis untuk mengetahui komponen, massa dasar dan semen batuan untuk dimasukkan kedalam klasifikasi pettijohn (1975). b. Batuan Beku Analisis untuk mengetahui fragmen, massa dasar dan semen batuan untuk dimasukkan kedalam klasifikasi streckeisen (1976) yang didasarkan kepada ukuran butir mineralnya. c. Batuan Piroklastik Klasifikasi piroklastik menggunakan schmid (1981) yang didasarkan kepada fragmen batuan, fragmen mineral dan fragmen gelas.



2.5 Magnetotellurik Magnetotelurik adalah metode pengukuran pasif yang memanfaatkan medan listrik dan medan magnet alami bumi sebagai sumbernya dalam arah yang saling tegak lurus (Hersir, 2009). Adapun tolak ukur dari pengukuran data lapangan Magnetotellurik adalah medan listrik dan medan magnet. Pada pengukuran data Magnetotellurik, dimanfaatkan variasi waktu pengukuran pada stasiun pangkalan dan stasiun survey. Sehingga nantinya akan diketahui distribusi resistivitas listrik bawah permukaan. Data yang didapat kemudian akan disajikan dalam bentuk penampang bawah permukaan 2 dimensi yang berisikan perlapisan batuan dengan jenis resistivitas yang berbeda – beda. Penampang bawah permukaan 2 dimensi ini akan dijadikan data pendukung untuk mengetahui kondisi perlapisan bawah permukaan yang akan dipadukan dengan data geologi atas permukaan hasil pemetaan geologi. Dengan diketahuinya kondisi perlapisan batuan bawah permukaan, akan diketahui karakteristik dari sistem panas bumi daerah penelitian.



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



2.6 Sistem Panas Bumi Energi panas bumi merupakan energi yang berasal dari perut bumi. Panas tersebut berasal dari magma yang naik menuju ke permukaan bumi. Oleh karena itu, keterdapatan energi panas bumi banyak ditemukan pada lingkungan vulkanik, meskipun tak semua sumber panas bumi berasal dari lingkungan vulkanik. Tidak semua sumber panas yang berasal dari bumi dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi panas bumi. Sumber panas tersebut harus memiliki sistem yang mendukung untuk dapat dimanfaatkan panasnya. Sistem ini disebut dengan sistem panas bumi. Prinsip dari energi panas bumi adalah menyalurkan panas yang berada di dalam bumi untuk menghasilkan upa, dimana uap ini akan menggerakkan turbin penghasil listrik. Oleh karena itu dibutuhkan media penyalur energi panas dan media tempat menampung energi panas. Media tersebut berupa lapisan batuan,fluida dan sistem rekahan batuan. Terdapat 5 komponen dalam sistem panas bumi. Dimana diantaranya terdapat 3 lapisan batuan yang saling berhubungan. Lapisan batuan memiliki karakteristik masing – masing sesuai dengan fungsinya masing – masing. Termasuk di dalamnya jenis litologi hingga mineral yang dikandung dalam tiap lapisan batuan tersebut. Adapun komponen dalam sistem panas bumi adalah : 1. Lapisan sumber panas (Heat source) 2. Lapisan reservoar (Reservoir rock) 3. Lapisan penudung (Caprock) 4. Fluida 5. Sistem rekahan



Gambar 1 Sistem panas bumi (Dr. Yunus Daud, 2012) Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



2.4.1



Sumber Panas (Heat source)



Sumber panas merupakan batuan dengan temperature sangat tinggi yang berasal dari magma yang membeku dimana panas dari magma masih tersisa. Lapisan batuan ini memindahkan panasnya melalui induksi panas dengan media yang berada di sekelilingnya. Lapisan batuan ini bersifat kerapatan massa yang tinggi dan sehingga dapat menyimpan panas dalam jangka waktu yang lama.



2.4.2



Reservoar (Reservoir rock)



Reservoir merupakan lapisan batuan yang dapat menyalurkan panas. Lapisan batuan ini biasanya memiliki kerapatan massa yang rendah dan permeabilitas yang tinggi sehingga dapat dilalui fluida sebagai salah satu media penyalur dan penyimpan panas yang baik. Jenis mineral yang dikandung oleh lapisan batuan reservoir juga akan mempengaruhi kemampuan untuk menyimpan panas, dimana mineral logam akan meningkatkan kemampuan reservoir untuk menyimpan panas.



2.4.3



Lapisan Penudung (Caprock)



Lapisan penudung merupakan lapisan batuan yang dapat menahan panas agar tak keluar dari sistem panas. Lapisan batuan ini memiliki sifat permeabilitas yang rendah. Lapisan batuan ini biasanya diisi oleh litologi berjenis batulempung.



2.4.4



Fluida



Sama halnya dengan api unggun, sumber panas dalam sistem panas bumi dapat habis atau menjadi dingin. Fluida merupakan media penyalur panas dan menjaga kesetimbangan panas dalam sistem panas bumi. Hal ini dikarenakan fluida merupakan media yang bagus untuk menyimpan panas. Fluida penyalur panas bergerak dari lapisan batuan reservoir menuju permukaan, dimana fluida ini berperan dalam pengambilan sumber energi panas. Adapun fluida yang masuk dari atas permukaan menuju lapisan reservoir untuk mengganti fluida yang naik ke permukaan bumi dan menjaga kestabilan di dalam sistem panas bumi.



2.4.5



Sistem Rekahan



Pada lapisan batuan reservoar, permeabilitas yang tinggi sangat dibutuhkan. Rekahan yang berada pada lapisan batuan akan menambah kemampuan batuan untuk meloloskan fluida. Semakin banyak rekahan dalam sistem rekahan lapisan batuan maka semakin banyak fluida Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



yang dapat masuk ke lapisan batuan sehingga dapat menjaga sistem panas. Tetapi terlalu banyak fluida juga dapat berakibat rusaknya sistem panas.



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



BAB III



METODE PENELITIAN



Penelitian ini akan membutuhkan data geologi atas dan bawah permukaan bumi daerah penelitian. Untuk mempermudah pengambilan data lapangan, adapun beberapa tahapan yang akan dilalui dalam peneltian ini, diantaranya : 1. Tahapan Persiapan 2. Tahapan Lapangan 3. Tahapan Analisis Data dan Laporan



Gambar 2 Bagan Alur Penelitian



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



3.1



Tahapan Persiapan Tahapan persiapan merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk mempersiapkan



penelitian dari segi pemahaman konsep, pelengkapan administrasi dan perizinan, serta persiapan pengambilan data lapangan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahapan persiapan ini adalah studi literatur, pemunculan hipotesis, persiapan alat, dan perencanaan kegiatan lapangan.



3.2



Tahapan Lapangan Tahapan lapangan merupakan kegiatan pengambilan data penelitian berupa data



geologi atas dan bawah permukaan bumi daerah penelitian. Metode pengambilan data lapangan yang digunakan meliputi pemetaan geologi, pengukuran data kekar dan sesar serta pengambilan data resistivits dan tahanan jenis bawah permukaan bumi menggunakan metode Magnetotellurik.



3.2.1 Pemetaan Geologi Pemetaan geologi permukaan dengan mengambil data dan sampel bataun pada titik – titik yang telah ditentukan guna mengetahui persebaran litologi dan arah pola jurus perlapisan batuan sehingga nantinya juga didapatkan penampang stratigrafi bawah permukaan.



3.2.2 Pengukuran Data Kekar dan Sesar Pengambilan data kekar dengan menggunakan metode luasan atau bentangan dengan ukuran yang telah ditentukan pada tiap lokasi yang ditemukan adanya indikasi kekar. Adapun data sesar diambil dengan mengukur arah dan besar pergerakan sesar melalui cermin sesar sehingga didapat arah pergerakan sesar tersebut.



3.2.3



Pengambilan Data Resistivitas dan Tahanan Jenis dengan Metode Magnetotellurik Untuk mengetahui kondisi perlapisan bawah permukaan bumi maka digunakan data



resistivitas dan tahanan jenis bawah permukaan bumi dengan menggunakan metode Magnetotellurik (MT). Metode ini memanfaatkan nilai gaya magnet lapisan batuan bawah permukaan untuk mendapatkan nilai resistivitas dan tahanan jenisnya.



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



3.3



Tahapan Analisis Data dan Laporan Tahapan analisis data dilakukan pada studio dan laboratotium, meliputi analisa



stratigrafi, analisa struktur geologi, analisa petrografi dan analisa data resistivitas dan tahanan jenis menggunakan metode Magnetotellurik. Hasil analisa stratigrafi, analisa struktur geologi dan analisa petrografi akan dihubungkan menjadi satu kesimpulan kondisi geologi daerah penelitian. Sedangkan analisa data resistivitas dan tahanan jenis akan menjelaskan kondisi tatanan stratigrafi bawah permukaan daerah penelitian. Kondisi geologi dan tatanan stratigrafi bawah permukaan daerah penelitian akan saling dikaitkan untuk menentukan system panas bumi yang ada pada daerah penelitian.



3.4



Rencana Waktu Kerja Adapun rencana waktu peneletian dari tahap awal persiapan hingga tahap



penyelesaian adalah sebagai berikut : Kegiatan



Februari I



II



Maret III



VI



I



II



April III



VI



I



II



Mei III



IV



I



II



Studi literatur Administrasi dan perizinan Perencanaan kegiatan lapangan Persiapan alat pengambilan data lapangan Analisis data dan pembuatan laporan Presentasi laporan



Tabel 3 Rencana waktu kerja penelitian



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117



III



IV



Proposal Pengajuan Tugas Akhir Vulkanostratigrafi dan Struktur Geologi pada Sistem Panas Bumi Daerah “X”



BAB IV



PENUTUP



Demikian proposal pengajuan tugas akhir ini dibuat kepada pihak PT Geo Ace. Semoga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat penulis dan semua pihak yang terlibat.



Jatinangor, 8 Februari 2018



Jaya Bagaskara Hutomo 270110150067



Jaya Bagaskara Hutomo Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjdjaran [email protected] / +6281220411117