Jejak Karbon - Ok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JEJAK KARBON Oleh : Oswita



Sumber gambar: https://id.pinterest.com/ioverde/carbon/ Apa itu jejak karbon (Carbon Footprint) Jejak karbon merupakan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia selalu memberikan pengaruh terhadap lingkungan, salah satu diantaranya adalah membakar sampah (secara langsung) dan menggunakan listrik (secara tidak langsung). Gas rumah kaca yang diemisikan inilah yang kemudian menyebabkan panas yang masuk ke bumi menjadi terperangkap di atmosfer bumi sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Gas-gas rumah kaca ini memiliki kemampuan untuk mengikat radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi dan yang datang dari luar angkasa. Secara alami, gas-gas rumah kaca ini diperlukan di atmosfer untuk menjaga permukaan bumi tetap hangat. Jika tidak, maka suhu permukaan bumi akan lebih dingin sehingga kehidupan di bumi ini tidak akan dapat berlangsung seperti sekarang. Jejak karbon ini penting untuk diketahui agar kita bisa mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitas kita.



Lalu bagaimana caranya kita bisa mengetahui berapa besarnya jejak karbon dari aktivitas kita? Sebetulnya ada banyak penghitung jejak karbon di internet. Secara umum, ada banyak hal yang bisa dimasukan dalam perhitungan jejak karbon. Seperti misalnya untuk penghitungan jejak



karbon dari aktivitas individu atau rumah tangga, maka aktivitas yang dihitung bisa meliputi konsumsi makanan, aktivitas perjalanan, serta konsumsi listrik rumah tangga.



Konsumsi makanan ini mencakup apakah produk yang dikonsumsi memiliki kadar jejak karbon tinggi atau tidak. Jenis makanan yang mengandung jejak karbon tinggi biasanya berupa daging, sedangkan jenis makanan yang mengandung jejak karbon rendah biasanya berupa sayuran. Berikut adalah kadar karbon dari beberapa jenis makanan, seperti dikutip dari Environmental Working Group (EWG).



Beberapa contoh tentang Jejak Karbon 1. Apabila kita mengendarai mobil yang berbahan bakar bensin atau solar (yang merupakan energi yang tidak terbarukan) dari satu tempat ke tempat lain, maka aktivitas ini akan menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah tertentu. Perjalanan sejauh 1 km akan menghasilkan emisi sebanyak 200 gram CO2. Kemudian jenis kendaraan yang digunakan, apakah kendaraan pribadi (mobil atau motor) atau kendaraan umum (bus, kereta api, atau pesawat) juga berpengaruh terhadap emisi CO2 yang dihasilkan. Jika menggunakan kendaraan pribadi, maka penghitungan jejak karbon juga akan meliputi jenis bahan bakar yang digunakan. Dikutip dari Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat, besar emisi gas rumah kaca untuk avtur adalah 2,20 kg CO2/liter, biosolar adalah 2,50 kg CO2/liter, solar adalah 2,68 kg CO2/liter, sedangkan bensin adalah 2,35 kg CO2/liter. Sehingga untuk mengetahui berapa besar jejak karbon kita dari aktivitas perjalanan, kita bisa menghitungnya dari berapa banyak bahan bakar yang digunakan.



2. Penggunaan energi listrik untuk keperluaan sehari-hari misalnya penerangan, menggerakan atau menyalakan perangkat pribadi (notebook, HP, PDA, dsb) dapat memproduksi emisi CO2 yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fossil di pembangkit listrik. Untuk setiap penggunaan lampu berdaya 10 Watt yang dinyalakan selama 1 jam, maka CO2 yang dihasilkan adalah 9,51 gram. 3. Apabila kita mulai mengurangi penggunaan kertas untuk kebutuhan pencetakan (printing), maka kita bisa mengurangi sekitar 226,8 gram CO2 per lembarnya. Oleh karena itu, melakukan pencetakan dokumen secara bijaksana, menggunakan kertas pada dua sisinya akan sangat membantu memangkas emisi gas rumah kaca dari produksi kertas.



Jejak karbon ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu jejak karbon primer (primary carbon footprint) dan jejak karbon sekunder (secondary carbon footprint). Jejak karbon primer merupakan jejak karbon yang ditimbulkan dari proses pembakaran langsung bahan bakar fosil, misalnya saja pemakaian kendaraan bermotor. Sedangkan jejak karbon sekunder, merupakan jejak karbon yang ditimbulkan dari proses siklus produk-produk yang digunakan, dari pembuatan hingga penguraian. Contoh dari jejak karbon sekunder ini adalah produk-produk yang dikonsumsi sehari-hari (biasanya berupa makanan), sehingga semakin banyak produk yang dikonsumsi maka jejak karbonnya akan semakin besar.(perhatikan grafik diatas) United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menetapkan enam jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh tindakan manusia: Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs) dan Sulfur hexafluoride (SF6). Menurut hasil observasi, suhu permukaan bumi sudah naik rata-rata sebesar 1°C sejak awal revolusi industri (akhir abad ke-18) dan kenaikan ini akan mencapai 2°C pada pertengahan abad ini dan lebih dari 3,5°C pada akhir 2100 jika tidak dilakukan tindakan drastis untuk mengurangi laju pertambahan emisi gas rumah kaca dari aktifitas manusia. Peningkatan temperatur rata-rata bumi yang lebih tinggi akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang akan mengakibatkan perubahan faktor-faktor iklim, seperti curah hujan, penguapan dan temperatur. Perubahan-perubahan ini juga dapat memicu terjadinya bencana lingkungan dengan skala yang lebih besar dan frekuensi yang lebih sering. Pada intinya perubahan iklim mengancam peradaban manusia modern dan keberlanjutan ekosistem global.



Menyikapi data-data dari paparan diatas, mulai saat ini marilah kita meminimalisir penggunaan/konsumsi bahan-bahan penyumbang emisi karbon terbesar dengan cara merubah pola fikir dan gaya hidup. Meningkatan kesadaran setiap individu untuk lebih bertanggung jawab dan mampu merancang serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mengurangi jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitasnya. Apabila tindakan ini dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan, aksi tersebut dapat menjadi dasar untuk mewujudkan masyarakat rendah karbon (low carbon society).