Jenis Bahan Ajar Cetak Buku Handout, Modul, LKS, Pamflet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Pribadi 1 Minggu / 8-09-2019



MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA “Pengertian, Jenis-Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak Meliputi Hand Out, Modul, Buku (Diktat, Buku Ajar, Buku Teks), LKS, Pamflet.”



OLEH : LAURA ALIYAH AGNEZI (19175006)



DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Festiyed, M.S. Dr. Asrizal, M.Si.



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pribadi pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika mengenai “pengertian, jenisjenis dan karakteristik bahan ajar cetak meliputi hand out, modul, buku (diktat, buku ajar, buku teks), LKS, pamflet.” Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak terutama penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed, MS dan Dr. Asrizal, M.Si. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut dan mengharapkan masukan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.



Padang,



8



September



2019



Penulis



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................ii DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1 1.1 Latar Belakang..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................3 2.1 Landasan Agama.......................................................................................3 2.2 Landasan Yuridis.......................................................................................5 2.3 Pengertian Bahan Ajar Cetak....................................................................5 2.4 Jenis-jenis Bahan Ajar Cetak.....................................................................8 2.5 Karakteristik Bahan Ajar Cetak...............................................................17 BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................22 3.1 Matriks Perbedaan Handout, Modul, Buku, LKS, dan Pamflet..............22 3.2 Matriks Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak...............................30 BAB IV PENUTUP..................................................................................................31 4.1 Kesimpulan.....................................................................................................31 4.2 Saran................................................................................................................31 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................32



2



DAFTAR TABEL



Tabel 1 Matrik Perbedaan Handout, Modul, Buku, LKS dan Pamflet..................22 Tabel 2 Matrik Perbedaan Bahan Ajar Cetak.........................................................25 Tabel 3 Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak............................26 Tabel 4 Perbedaan Modul Elektronik dan Modul Cetak........................................29 Tabel 5 Matrik Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak...................................30



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di



sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran yang kemudian



dipertegas



melalui



Peraturan



Menteri



Pendidikan



Nasional



(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar (Depdiknas, 2008). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga guru lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Nurdyansyah, 2018). Menurut Nahdliyah (2010) bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk mencapai kompetensi perlu ada pengukuran/penilaian. Penilaian hasil belajar memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang akurat.



1



Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bagi pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan semua aktivitasnya dan yang seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi siswa akan dijadikan sebagai pedoman yang seharusnya dipelajari selama proses pembelajaran. Bahan ajar dapat berfungsi dalam pembelajaran individul yang dapat digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses pemerolehan informasi peserta didik. 1.2



Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan



masalahnya adalah: 1.



Apa yang dimaksud dengan bahan ajar cetak?



2.



Apa saja jenis-jenis bahan ajar cetak?



3.



Bagaimana karakteristik bahan ajar cetak?



1.3



Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:



1.



Mengetahui pengertian bahan ajar cetak.



2.



Mengetahui jenis-jenis bahan ajar cetak.



3.



Mengetahui karakteristik bahan ajar cetak.



1.4



Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:



1.



Menambah pengetahuan mengenai pengertian, jenis-jenis, dan karakteristik bahan ajar cetak.



2.



Menjadi masukan bagi penulis lainnya dalam membuat makalah dan mengembangkan bahan ajar.



2



BAB II LANDASAN TEORI 2.1



Landasan Agama Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menjelaskan bahwa sebagai manusia ada



baiknya untuk mengucapkan perkataan yang baik. Ayat yang menerangkan hal tersebut ada pada surah Muhammad ayat 21 yang berbunyi sebagai berikut:



“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu baik bagi mereka.” Sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang telah dipaparkan diatas, ada baiknya dalam memmbuat bahan ajar yang baik harus diikuti pula dengan perkataan yang baik. Perkataan yang baik pada bahan ajar diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang baik pula pada peserta didik. Karakter yang baik pada peserta didik dapat menjadi suatu gambaran bagi bangsa dimasa yang akan datang. Bahan ajar yang baik sangat berguna untuk mendukung pembelajaran bagi peserta didik. Seperti halnya yang surah An-Nahl Ayat 125 yang menyatakan untuk menyerukan kepada jalan Allah dengan mengambil hikmah dan pelajaran yang baik dan membantah dengan cara yang baik pula.



“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” Dalam ayat ini dibahas tentang penegasan orang-orang yang tidak mau menerima dakwah, yang disebut sebagai orang yang tersesat dari jalan kebenaran Allah. Dakwah dapat juga diartikan sebagai ajakan atau seruan. Hal ini 3



4 menunjukkan bahwa orang-orang yang mau belajar dengan niat taat kepada Allah juga akan menerima pahala. Bahan ajar digunakan peserta didik untuk menambah ilmu. Banyaknya ilmu yang telah diperoleh hendaknya akan membuat peserta didik akan lebih patuh pada ajaran-ajaran Allah SWT. Hal ini juga di perkuat oleh salah satu ayat yang ada di Al-Qur’an, yaitu surah Al-Isra’ Ayat 23 yang berbunyi:



“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” Setiap orang-orang yang beriman wajib hukumnya menuntu ilmu. Dalam menuntut ilmu ada baiknya memberikan kemudahan bagi orang lain untuk dapat menuntut ilmu seperti kita. Derajat orang yang beriman dan berilmu akan berbeda dengan orang yang hanya beriman atau berilmu saja. Maka sebagai peserta didik haruslah menyeimbangkan ilmu dan imannya. Hal ini diperkuat dengan sebuah ayat di dalam Al-Qur’an yaitu pada surah Al Mujadilah Ayat 11.



“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu; “Berlapanglapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan; “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman



5 diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 2.2



Landasan Yuridis Bahan ajar merupakan salah satu perangkat mengajar. Depdiknas (2006:4)



mendefinisikan bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Depdiknas (2008:145--149) memberikan pengertian beberapa definisi bahan ajar sebagai berikut. a.



Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.



b.



Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.



c.



Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.



d.



Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis



maupun



tidak



sehingga



tercipta



lingkungan/suasana



yang



memungkinkan siswa untuk belajar. Kemendiknas 2010 menyatakan bahwa bahan ajar cetak dikembangkan memberikan kontribusi positif dalam hal : (1) membantu terjadinya proses pembelajaran dan pengembangan kompetensi, (2) memberikan pengalaman yang nyata dan real, (3) memotivasi adanya tindakan (action). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 yang berisi “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.”



6 2.3



Pengertian Bahan Ajar Cetak Menurut Depdiknas (2008: 151) memberikan definisi bahwa bahan ajar



merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM, sedangkan buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu. Sedangkan menurut Herayanti (2017: 198) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/infrastruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan dua pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan salah satu perangkat mengajar yang membantu guru dalam mengajar peserta didik berupa materi pembelajaran yang telah tersusun secara runtun. Bahan ajar memiliki beberapa jenis bahan ajar, salah satunya adalah bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak umumnya banyak dipakai peserta didik. Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang berisikan lembaran-lembaran kertas atau bahan ajar yang dicetak. Bahan ajar cetak dapat berupa buku, handbook, LKS, modul, pamflet, dan masih banyak lagi. Bahan ajar juga memiliki peran yang sangat penting. Bahan ajar tidak hanya berperan penting bagi guru dan siswa, namun juga berperan penting bagi pembelajaran. Bahan ajar juga berperan penting dalam pembelajaran klasikan, individual, maupun kelompok. Menurut Syairi (2013: 54-55) agar memperoleh pemahaman yang jelas dari peran bahan ajar, maka akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut: 1.



Bagi guru Peran bahan bahan ajar bagi guru; (a). Menghemat waktu guru dalam mengajar, (b). Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, (c). Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.



2.



Bagi siswa Peran bahan ajar bagi siswa; (a). Siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru, (b). Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, (c). Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya sendiri, (d). Siswa dapat belajar menurut



7 urutan yang dipilihnya sendiri, (e). Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri. 3.



Dalam pembelajaran klasikal Peran bahan ajar dalam pembelajaran klasikal; (a). Dapat dijadikan bahan yang tak terpisahkan dari buku utama, (b). Dapat dijadikan pelengkap buku utama, (c). Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.



4.



Dalam pembelajaran individual Peran bahan ajar dalam pembelajaran individual; (a). Sebagai media utama dalam proses pembelajaran, (b). Alat yang dapat digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi, (c). Penunjang media pembelajaran individual lainnya.



5.



Dalam pembelajaran kelompok Peran bahan ajar dalam pembelajaran kelompok; (a). Sebagai bahan terintegrasi dengan proses belajar kelompok, (b). Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama. Dalam mengembangkan sebuah bahan ajar ada baiknya memperhatikan



manfaat dari pengembangan itu sendiri. Pengembangan bahan ajar memiliki manfaat bagi guru dan juga bagi siswa. Menurut Praswoto (2017: 196-197), manfaat pengembangan bahan ajar bagi guru paling tidak ada tiga macam, yaitu: 1.



Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai kebutuhan siswa.



2.



Tidak lagi bergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.



3.



Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.



4.



Menambahkan khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.



5.



Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa, karena siswa akan merasa lebih percaya diri kepada gurunya.



6.



Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.



8 7.



Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit untuk keperluan kenaikan pangkat.



8.



Menambah pennghasilan guru jika hasil karya diterbitkan. Sementara itu, bagi siswa sendiri apabila bahan ajar dikembangkan secara



variatif, inovatif, dan menarik, maka paling tidak terdapat tiga manfaat, yaitu: 1.



Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.



2.



Akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik.



3.



Akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari seriap kompetensi yang harus dikuasainya. Menurut Sungkono dalam Setyawati (2013: 246) bahan ajar mempunyai



manfaat yaitu: (1). Siswa dapat belajar tanpa atau dengan kehadiran guru, (2). Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, (3). Siswa dapat belajar dengan kecepatannya sendiri, (4). Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilinya sendiri, (5). Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri. Beberapa keuntungan bahan ajar cetak atuu tertulis adalah: (1) Bahan ajar tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindah-pindahkan. (2) Menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu. (3) Bahan ajar tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja (Majid dalam Fauzi, 2017: 39). 2.4



Jenis-jenis Bahan Ajar Cetak Ada beberapa jenis bahan ajar jika dilihat dari bagaimana bahan ajar itu



dikemas dan disajikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran menurut Kurniawati (2015: 371-372), setidaknya ada lima kategori yaitu: a.



Cetak: Handout, Buku, modul, LKS, brosur, leaflet, foto, gambar, maket. Bahan ajar cetak mempermudah siswa dalam mempelajarinya selain siswa dapat mempelajari di sekolah siswa juga dapat mempelajari di rumah, melihat ketersediaan bahan yang sangat mudah diperoleh.



b.



Dengar: Kaset, radio, piringan hitam, compact disc. Bahan ajar yang satu ini sering kita menyebutnya dengan media audio atau suara yang dihantarkan oleh gelombang udara yang dapat didengar oleh telinga manusia, manfaat



9 dari media audio di sini akan meningkatkan daya ingat siswa dalam memahami materi pembelajaran. c.



Pandang (visual) seperti foto, gambar atau maket, media ini hanya bisa dilihat dan memberikan pemahaman kepada siswa jika dalam pembelajaran ada materi yang berkaitan dengan objek yang berukuran besar atau sulit bagi siswa untuk melihat secara langsung.



d.



Pandang Dengar : VCD, film, media audiovisual mempunyai keunggulankeunggulan dibandingkan dengan media-media pembelajaran yang ada, media audiovisual dapat meningkatkan retensi ingatan, meningkatkan transfer ilmu dalam pembelajaran.



e.



Multimedia Interaktif :Pembelajaranberbasiskomputer, Web, bahan ajar ini mempermudah siswa atau pesera didik yang mempunyai kendala mengenai jarak, maka siswa dapat mengakses materi yang tersedia melalui internet dengan mudah, media ini disebut juga dengan media yang berbasis online/daring(dalam jaringan). Bahan ajar yang termasuk bahan ajar cetak adalah Handout, Buku, modul,



LKS, brosur, leaflet, foto, gambar, maket. Namun pada tulisan kali ini yang jenisjenis bahan ajar cetak yang akan dibahas adalah handout, modul, buku (buku ajar, nuku teks, diktat), LKS, dan pamfet. Berikut jenis-jenis bahan ajar cetak: 1.



Handout Handout adalah bahan ajar cetak yang melengkapi materi baik materi yang



diberikan pada buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Handout dapat digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran dengan jalan memperkaya informasi untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Belawati. 2003). Menurut Raharjo dalam Ningtyas (2014), fungsi handout adalah sebagai alat bantu sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari peran serta guru dalam menyajikan materi. Guru menggunakan metode dan model pembelajaran yang bersifat kontekstual, yang berarti model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran, disamping faktor kondisi dan situasi.



10 Penggunaan handout sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan guru memberikan dampak cukup besar bagi siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru apalagi jika handout tersebut dibuat oleh guru itu sendiri karena sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas. Hal tersebut karena handout merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran (Setiawan, 2007). Karakteristik dari handout adalah macam-macam bahan cetak yang dapat memberikan informasi kepada siswa. Handout ini biasanya berhubungan dengan materi yang diajarkan. Pada umumnya handout ini terdiri dari catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja), tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya. Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Erlinda (2016) fungsi handout antara lain: a.



Membantu peserta didikan agar tidak perlu mencatat.



b.



Sebagai pendamping penjelasan pendidik.



c.



Sebagai bahan rujukan peserta didik.



d.



Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar.



e.



Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan.



f.



Memberi umpan balik, dan



g.



Menilai hasil belajar. Berdasarkan fungsi handout menurut Erlinda (2016: 226), pembuatan



handout yaitu untuk memperlancar dan memberi bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik, dan untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik. Menurut Raharjo dalam Wahyudi (2014: 43) menyatakan bahwa, fungsi handout adalah sebagai alat bantu sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi handout adalah



bahan ajar cetak yang disusun sistematis dan dapat



membantu bahan ajar lainnya yang dapat membantu siswa dapat memahami materi. Menurut Praswato dalam Purwanto (2017: 139-140), mengemukakan penyusunan handout adalah sebagai berikut: a.



Lakukan analisis kurikulum.



11 b.



Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan dicapai.



c.



Kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan dan gunakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya.



d.



Menggunakan kalimat yang lebih sederhana.



e.



Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang.



f.



Perbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.



g.



Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misal buku, internet dll.



2.



Modul Menurut Praswoto dalam Nilasari (2016), modul pada dasarnya merupakan



bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar mereka dapat belajar mandiri dengan bantuan atau tanpa bimbingan yang minimal dari guru. Sedangkan menurut Leksana (2013), Modul merupakan paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan pelaksanaan layanan informasi dan bimbingan klasikal. Kemudian Millah et al. dalam Asfiah (2013) menyatakan, Modul yang baik adalah modul yang memenuhi tiga komponen kelayakan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu komponen kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul adalah salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan didesain semenarik mungkin untuk mempermudah pemahaman siswa, tentunya modul harus memenuhi kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian.



12 Menurut Winkel dalam Susilo (2016), modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri selfinstructional. Self-instructional merupakan salah satu karakteristik modul. Karakteristik modul diperlukan dalam menghasilkan modul yang baik. Menurut Depdiknas dalam Asyhar (2010) karakteristik modul adalah sebagai berikut: a.



Self instructional; yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Melalui modul tersebut, seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional , maka dalam modul harus; 1)



Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;



2)



Berisi



materi



pembelajaran



yang



dikemas



dalam



unit-unit



kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas; 3)



Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;



4)



Menampilkan soal-soal soal latihan yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;



5)



Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunaannya;



6)



Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;



7)



Terdapat rangkuman materi pembelajaran;



8)



Terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan, self assessment’;



9)



Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunaannya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;



10)



Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunaannya mengetahui tingkat penguasaan materi; dan tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.



13 b.



Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.



c.



Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.



d.



Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.



e.



User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Berdasarkan Permendikbud nomor 8 tahun 2016 dinyatakan bahwa:



1.



Buku yang digunakan oleh satuan pendidikan terdiri atas : a. buku teks pelajaran, b. buku non teks pelajaran



2.



Buku yang digunakan oleh satuan pendidikan wajib memenuhi nilai/norma positif yang berlaku di masyarakat, antara lain: tidak mengandung unsur pornografi, paham ekstremisne, radikalisme, kekerasan, SARA, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan lainnya.



3.



Buku yang digunakan oleh satuan pendidikan wajib mengandung kriteria penilaian sebagai buku yang layak digunakan oleh satuan pendidikan. Kriteria atas kelayakan buku non teks pelajaran sebagai buku yang layak digunakan oleh satuan pendidikan ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Menurut Depdiknas (2008: 5-6) modul mempunyai banyak arti berkenaan



dengan kegiatan belajar mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belejar seperti ini. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut. a.



Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.



14 b.



Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.



c.



Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.



d.



Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Modul terdiri atas dua jenis, yaitu modul cetak dan modul elektronik. Modul



cetak merupakan modul yang berbentuk cetak, sedangkan modul elektronik (emodul) merupakan modul yang menggunakan media elektronik. Modul Elektronik dan Modul cetak memiliki perbedaan. Perbedaan antara modul elektronik dan modul cetak yang paling terlihat adalah dari segi bentuk. Modul elektronik biasanya berupa file atau aplikasi yang akan diletakkan pada komputer atau benda elektronik lainnya, sedangkan modul cetak merupakan modul dalam bentuk real atau modul yang berwujud lembaran-lembaran kertas yang dijilid layaknya buku yang seperti biasa dijumpai. 3.



Buku (buku ajar, buku teks, diktat) Menurut Suharjono dalam Nurdyansyah (2018:43), buku ajar merupakan



buku yang digunakan sebagai media pembelajaran yang dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para peserta didik dan mahasiswa sehingga dapat menunjang suatu program pembelajaran. Peranan dan manfaat buku ajar menurut Greene dan petty dalam Nurdyansyah (2018:44) , diantaranya: a.



Sebagai sudut pandang yang modern mengenai bahan pengajaran yang disajikan.



b.



Untuk menyajikan sumber pokok masalah yang bervariasi dan mudah dipahami sesuai dengan kebutuhan peseerta didik.



c.



Untuk menyediakan sumber yang tersusun rapi dan sesuai dengan keterampilanketerampilan yang ekspresional.



15 d.



Untuk memotivasi peserta didik dengan adanya penyajian metode dan sarana pembelajaran.



e.



Sebagai penunjang latihan dan tugas-tugas pelajaran.



f.



Untuk menyajikan bahan evaluasi yang serasi dan tepat guna. Berdasarkan buku pedoman penulisan buku ajar oleh degeng dalam



Nurdyansyah (2018: 44)



dijelaskan prinsip-prinsip penulisan buku ajar,



diantaranya: (1) Prinsip relevansi (keterkaitan), (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip kecukupan, dan (4) Sistematika. Menurut Prastowo (2015) buku teks pelajaran merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan, dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar pada kurikulum, dan digunakan oleh siswa untuk belajar. Mohammad dalam Prastowo (2015) mengelompokkan buku teks pelajaran menjadi dua macam, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap. Buku teks utama digunakan sebagai buku pokok, sedangkan buku teks pelengkap bersifat membantu buku teks utama. Dapat dikatakan bahwa buku teks pelengkap merupakan tambahan bagi buku teks utama yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran. Buku teks atau buku ajar yang baik menurut Akbar dalam Su’udiah (2016) memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sitematis, (5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca. Penyusunan buku ajar dapat dilakukan oleh dosen/pengajar melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum, ada tiga cara yang dapat ditempuh oleh dosen/pengajar dalam menyusun bahan ajar, yaitu: (1) menulis sendiri (starting from scratch), (2) pengemasan



kembali



informasi



(information



repackaging



atau



text



transformation), dan (3) penataan informasi (compilation atau wrap around text) (Panen dan Purwanto dalam Tegeh dan Kirna, 2010). Menurut Sitepu (2012:21) buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Fungsi buku teks bagi guru dan siswa



16 dalam proses pembelajaran hendaknya buku dipergunakan sesuai dengan kegunaannya dan dioptimalkan pemakaiannya secara tepat. Sitepu dalam Anisah (2016: 5) menegaskan bahwa kriteria kelayakan buku teks pelajaran ini sudah memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis buku teks pelajaran. Kedudukan buku teks pelajaran yang begitu penting dalam model pembelajaran ataupun dalam proses pengajaran serta diperkuat oleh peraturan menteri pendidikan nasional membuat perlu mengetahui lebih jauh fungsi buku itu dalam proses pembelajaran. 4.



LKS Salah satu bahan ajar adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja



Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, dan tugas yang harus di kerejakan oleh peserta didik. Peran Lembar Kerja Siswa(LKS) dalam pembelajaran salah satunya adalah sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik. Menurut Fannie (2014: 98) menyatakan bahwa LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik paling tidak LKS sebagai media kartu. Hidayah dalam Farid, (2010) menyatakan bahwa isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif. Oleh karena itu LKS yang dikembangkan harus menarik perhatian siswa untuk membacanya dan dapat mengarahkan siswa dalam menemukan konsep matematika. LKS akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa. Guru akan memiliki bahan ajar yang siap digunakan, sedang- kan siswa akan mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan belajar memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS (Depdiknas, 2007). Menurut Erryanti (2013: 55-56), LKS yang umumnya berisi judul, pengantar, tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, serta adanya pertanyaan. Manfaat LKS yakni untuk membantu



17 menuntun peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan sebagai pengalaman belajar mandiri serta belajar untuk memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS dan untuk guru sebagai bahan ajar yang siap digunakan. Adanya LKS, siswa dapat lebih mudah dalam memahami konsepkonsep yang bersifat kurang nyata sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah-langkah aplikatif membuat LKS Damayanti (2013: 59) yaitu: a.



Melakukan Analisis Kurikulum



b.



Menyusun Peta Kebutuhan LKS



c.



Menentukan Judul-Judul LKS



d.



Penulisan LKS LKS yang baik, harus memenuhi berbagai persyaratan, yaitu persyaratan



dikdatik, persyaratan konstruktif, dan persyaratan teknis. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum dalam Herdianawati (2013: 102), struktur LKS yang baik terdiri atas judul, petunjuk belajar, komponen yang akan dicapai, informasi pendukung dan tugas atau langkah kerja. 5.



Pamflet Pamflet merupakan selebaran yang bertujuan untuk mempengaruhi massa



dan memiliki beberapa kelebihan diantaranya: lebih efektif, murah, dapat ditempel di tempat yang strategis dan pemanfaatan media ini lebih terjangkau oleh orang banyak dimanapun berada. Hal yang harus sangat diperhatikan dalam pembuatan pamflet adalah desain. Karakteristik pada pamflet, meliputi; 1.



Pada umumnya menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan persuasif



2.



Ditulis dengan jelas (huruf cetak) supaya mudah terbaca.



3.



Tema-tema yang digunakan pada umumnya yang aktual (up to date).



2.5



Karakteristik Bahan Ajar Cetak Menurut Winkel (2004: 331), beberapa karakteristik bahan ajar, antara lain



yaitu :



18 a.



Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (Self Instructional), artinya bahan ajar mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelasjelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri.



b.



Bersifat lengkap (self contained), artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan atau tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa.



c.



Mampu membelajarkan peserta didik (self instruction material) artinya dalam bahan pelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan belajarnya sendiri.



d.



Mampu menunjang motivasi siswa antara lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari-hari



e.



Mampu membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berfikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan. Untuk lebih memotivasi dan mempermudah siswa dalam mempelajari dan



memahami isi bahan ajar, menurut Syairi (2013: 57-58) maka dalam bahan ajar itu harus tersedia: a.



Petunjuk yang mampu menyajikan langkah-langkah yang mudah untuk memahami dan mengikuti setiap proses pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan;



b.



Setiap materi yang disajikan harus terlebih dahulu dijelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dengan maksud untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap materi yang dipelajari;



c.



Untuk menunjang penyajian materi perlu disajikan map atau bisa juga kerangka isi dalam bentuk diagram agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagian-bagian yang mencakup pokok bahasan dan sekaligus



19 dapat melihat hubungan masing-masing bagian dalam pokok bahasan tersebut; d.



Penyajian materi dari pokok bahasan sampai ke sub pokok bahasan diuraikan pada bagian ini secara jelas dan dibantu dengan gambar/ilustrasi.



e.



Rangkuman,



f.



Evaluasi formatif, dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar berikutnya,



g.



Daftar bacaan, dan



h.



Kunci jawaban Karakteristik Handout adalah:



a.



Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh.



b.



Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.



c.



Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan tambahan bagi siswa. Menurut Depdiknas dalam Asyhar (2010) karakteristik modul adalah



sebagai berikut: a. Self instructional; yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Melalui modul tersebut, seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional , maka dalam modul harus; 1)



Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;



2)



Berisi



materi



pembelajaran



yang



dikemas



dalam



unit-unit



kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas; 3)



Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;



4)



Menampilkan soal-soal soal latihan yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;



5)



Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunaannya;



6)



Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;



20 7)



Terdapat rangkuman materi pembelajaran;



8)



Terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan, self assessment’;



9)



Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunaannya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;



10)



Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunaannya mengetahui tingkat penguasaan materi; dan tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.



b.



Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.



c.



Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain.



d.



Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.



e.



User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Berdasarkan buku pedoman penulisan buku ajar oleh degeng dalam



Nurdyansyah (2018: 44)



dijelaskan prinsip-prinsip penulisan buku ajar,



diantaranya: (1) Prinsip relevansi (keterkaitan), (2) Prinsip konsistensi, (3) Prinsip kecukupan, dan (4) Sistematika. Buku teks atau buku ajar yang baik menurut Akbar (2013) memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sitematis, (5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca. Diktat umumnya mencakup 3 (tiga) bagian yaitu: a.



Bagian awal yang berisi: - Halaman cover (judul, pengarang, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama departemen (biasanya digunakan untuk kalangan sendiri). - Daftar isi (judul bab, sub bab, dan nomor halaman). -Daftar lain (daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran).



21 b.



Bagian isi mengandung pokok-pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat. Pokok-pokok bahasan tersebut diuraikan dalam penjelasan, proses operasional, atau langkah kerja di setiap bab maupun sub bab. Setiap satu kesatuan pokok bahasan disajikan dalam paragraf. Paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut berkesinambungan, saling mendukung, sehingga membentuk satu kesatuan pokok-pokok bahasan yang koheren. Bagian isi dapat dilengkapi dengan tabel, bagan, gambar dan ilustrasi lain untuk memperjelas materi dan memudahkan pemahaman peserta didik.



c.



Bagian akhir diktat berisi daftar pustaka, lampiran, dan glosarium. Menurut Erryanti (2013: 55-56), LKS yang umumnya berisi judul,



pengantar, tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, serta adanya pertanyaan.



BAB III PEMBAHASAN



3.1



Matriks Perbedaan Handout, Modul, Buku, LKS, dan Pamflet Berikut ini merupakan matriks perbedaan antara bahan ajar cetak meliputi Handout, modul, buku, LKS, dan pamflet.



Tabel 1 Matrik Perbedaan Handout, Modul, Buku, LKS dan Pamflet Bahan Ajar Cetak



Pengertian



Handout



Handout adalah bahan ajar cetak yang melengkapi materi baik materi yang diberikan pada buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Handout dapat digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran dengan jalan memperkaya informasi untuk memperkaya pengetahuan peserta didik .



Modul



modul adalah salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan didesain semenarik mungkin untuk mempermudah pemahaman siswa, tentunya modul harus memenuhi kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan



Fungsi a. Membantu peserta didikan agar tidak perlu mencatat. b. Sebagai pendamping penjelasan pendidik. c. Sebagai bahan rujukan peserta didik. d. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar. e. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan. f. Memberi umpan balik, dan g. Menilai hasil belajar. a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur.



22



Karakteristik Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh, sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan tambahan bagi siswa. Self instructional; yaitu mampu membelajarkan peserta didik secara mandiri. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul



23 Bahan Ajar Cetak



Pengertian



kelayakan penyajian.



Buku Ajar



Buku ajar merupakan buku yang digunakan sebagai media pembelajaran yang dilengkapi sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para peserta didik dan mahasiswa sehingga dapat menunjang suatu program pembelajaran.



Fungsi c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berin- teraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. d. Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. a. Sebagai sudut pandang yang modern mengenai bahan pengajaran yang disajikan. b. Untuk menyajikan sumber pokok masalah yang bervariasi dan mudah dipahami sesuai dengan kebutuhan peserta didik. c. Untuk menyediakan sumber yang tersusun rapi dan sesuai dengan keterampilanketerampilan yang ekspresional. d. Untuk memotivasi peserta didik dengan adanya penyajian metode dan sarana pembelajaran. e. Sebagai penunjang latihan



Karakteristik secara utuh. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. (1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sistematis, (5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca.



24 Bahan Ajar Cetak



Buku Teks



Diktat



LKS



Pengertian



Buku teks pelajaran merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan, dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar pada kurikulum, dan digunakan oleh siswa untuk belajar.



Fungsi dan tugas-tugas pelajaran. f. Untuk menyajikan bahan evaluasi yang serasi dan tepat guna. Buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Fungsi buku teks bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya buku dipergunakan sesuai dengan kegunaannya dan dioptimalkan pemakaiannya secara tepat.



Diktat merupakan buku pelajaran yang dibuat dari materi pelajaran suatu ilmu pengetahuan dan bukan dibuat berdasar hasil penelitian. Diktat disusun secara sistematis sesuai dengan kurikulum dan silabus, dan mencakup tujuan dan uraian materi ajar. Diktat ditulis secara ringkas dan padat.



Penyajian materi dalam diktat harus diuraikan secara teratur, saling mengisi dan memperkuat dengan bahan ajar lainnya, menarik perhatian dan minat, menantang dan merangsang peserta didik untuk mempelajarinya, serta mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor.



LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam



Manfaat LKS yakni untuk membantu menuntun peserta didik



Karakteristik



(1) akurat, (2) sesuai, (3) komunikatif, (4) lengkap dan sistematis, (5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada ideologi bangsa dan negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca. Bagian awal yang berisi: Halaman cover (judul, pengarang, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama departemen (biasanya digunakan untuk kalangan sendiri). - Daftar isi (judul bab, sub bab, dan nomor halaman). -Daftar lain (daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran). Bagian isi mengandung pokokpokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat. Bagian akhir diktat berisi daftar pustaka, lampiran, dan glosarium. Struktur LKS yang baik terdiri atas judul, petunjuk belajar,



25 Bahan Ajar Cetak



Pamflet



Pengertian pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik paling tidak LKS sebagai media kartu Pamflet merupakan selebaran yang bertujuan untuk mempengaruhi massa dan memiliki beberapa kelebihan diantaranya: lebih efektif, murah, dapat ditempel di tempat yang strategis



Fungsi dalam berbagai kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan sebagai pengalaman belajar mandiri serta belajar untuk memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS dan untuk guru sebagai bahan ajar yang siap digunakan. Pamflet digunakan sebagai alat menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada pembaca mengenai sesuatu hal,misalnya produk,sosialisasi,pengumuman,dll .



Karakteristik komponen yang akan dicapai, informasi pendukung dan tugas atau langkah kerja.



Pada umumnya menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan persuasif. Ditulis dengan jelas (huruf cetak) supaya mudah terbaca. Tema-tema yang digunakan pada umumnya yang aktual (up to date).



Tabel 2 Matrik Perbedaan Bahan Ajar Cetak Karakteristik Buku



Buku Monograf



Buku Referensi



Diktat



Buku Ajar



Modul Ajar



Sumber Pembuatan Buku Penggunaan Buku



Hasil penelitian



Hasil penelitian



Dosen untuk mengajar dan meneliti 1. Sesuai alur logika/urutan keilmuan 2. Ada peta keilmuan



Dosen untuk mengajar dan meneliti 1. Sesuai alur logika/urutan keilmuan 2. Ada peta keilmuan 3. Ada studi



Hasil mengemas kembali buku referensi Dosen untuk mengajar



Rencana pembelajaran (RPS) Mahasiswa untuk belajar 1. Sesuai RPS 2. Ada ilustrasi 3. Ada contoh 4. Ada studi kasus 5. Ada latihan



Rencana pembelajaran (RPS) Mahasiswa untuk belajar 1. Sesuai RPS 2. Ada prosedur belajar/kerja 3. Ada lembar kerja 4. moduler



Khas Isi Buku



1. Sesuai alur logika/urutan keilmuan 2. Ada contoh soal 3. Ada soal



26 Karakteristik Buku



Buku Monograf



Buku Referensi



Diktat



Buku Ajar



Modul Ajar



Gaya Penyajian



Formal, mengatakan



kasus dan ilustrasi Formal, mengatakan



latihan Formal, mengatakan



Penerbitan



Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN Substansi pembahasan hanya satu hal saja dalam satu bidang ilmu Terbimbing Penelitian dan pengajaran Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah



Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN Substansi pembahasan pada satu bidang ilmu



Diedarkan di kalangan mahasiswa sendiri (tidak diterbitkan) Sesuai dengan kebutuhan belajar



(umpan balik) Semi-formal, menggambarkan Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN Sesuai dengan kebutuhan belajar



Semi-formal, menggambarkan Diedarkan di kalangan mahasiswa sendiri (tidak diterbitkan) Sesuai dengan kebutuhan belajar



Terbimbing Penelitian dan pengajaran Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah



Terbimbing Pengajaran



Mandiri Pengajaran



Mandiri Pengajaran



Tidak dapat digunakan sebagai sitasi



Tidak dapat digunakan sebagai sitasi



Tidak dapat digunakan sebagai sitasi



Substansi Pembahasan Proses Pembelajaran Lingkup Penggunaan Sitasi



Matriks kelebihan dan kekurangan bahan ajar cetak Tabel 3 Matriks Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak Jenis bahan ajar 1. Modul



1. 2.



3. 4. 5.



Kelebihan bahan ajar Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau meengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Siswa lebih aktif belajar. Guru dapat berperan sebagai pembimbing bukan semata-mata sebagai pengajar.



1) 2) 3)



4) 1)



Kelemahan bahan ajar Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi. Tidak semua siswa dapat belajar sendiri, melainkan membutuhkan bantuan guru. Tidak semua bahan dapat dimodulkan dan tidak semua guru mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul. Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak biaya dalam pembuatan modul. Adanya kecenderungan siswa untuk tidak



27 Jenis bahan ajar 6. 7. 8. 9. 1. 2. Buku Teks



1.



2.



3. buku ajar



Kelebihan bahan ajar Membiasakan siswa untuk percaya pada diri sendiri. Adanya kompetisi yang sehat antar siswa. Dapat meringankan beban guru. Belajar lebih efektif dan evaluasi perbaikan yang cukup berarti. Dapat menyerap perhatian anak sehingga pelajaran menunjukkan lebih berhasil apabila dibandingkan dengan ceramah ( Vembrirto, 1981). Buku teks dilengkapi dengan berbagai data dan fakta1) disertai dengan gambar yang aktual untuk membantu memberikan motivasi kepada siswa dalam memahami materi yang dimuat. Posisi dari materi yang disandingkan dengan berbagai gambar aktual berfungsi untuk menciptakan kondisi kontekstual dalam pelajaran. Buku teks yang dikembangkan dilihat dari aspek kesesuaian dengan kaidah kebahasaan, yaitu ketepatan dalam pemilihan dan penempatan tanda baca, pemilihan2) kata,serta penulisan sebuah paragraf yang terintegrasi dengan yang lainnya. Penggunaan istilah, penentuan simbol serta struktur kalimat disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi bacaan dalam produk yang dikembangkan.



1. Di setiap sub terdapat target pembelajaran sehingga baik siswa maupun guru dapat mengetahui target yang harus dicapai 2. Terdapat daftar kosakata 3. Terdapat pengantar tema di setiap bab. 4. Tema serta materi yang terdapat didalam buku cocok untuk siswa 5. Bentuk latihan yang beragam.



1) 2) 3) 4)



Kelemahan bahan ajar mempelajari modul dengan (Vembriarto, 1981).



baik



Buku teks yang dikembangkan dari segi isi/materi masih perlu ditambahkan dengan penemuan data-data yang terbaru sebagai dasar pengembangan uraian. Judul yang pertama diajukan tidak kontekstual dengan materi yang dikembangakn. Mengingat pada silabus indikator, seperti judul awal, maka pergantian judul masih bisa dikondisikan. Buku teks ditinjau darisegi bahasa, masih terdapat beberapa kalimat yang panjang dengan ide pokok yang kurang jelas. Paragraf yang panjang maupun terlalu pendek menjadikan pokok pikiran pada paragraf tersebut sulit untuk dikenali. Meskipun terdapat gambar namun gambar yang tersaji tidak menarik dan bentuk tulisan yang digunakan terlihat membosankan. Daftar kosa kata terdapat bagian belakang buku sehingga bagi pengguna buku tidak efektif Penjelasan terhadap pola kalimat yang digunakan kurang jelas. Ukuran buku dirasa terlalu besar.s



28 Jenis bahan ajar 3. Diktat



1) 2) 3) 4)



5) 6) 7) LKS



a) b) c) d) e)



Kelebihan bahan ajar Diktat dan pembelajaran merupakan dua bentuk pengajaran yang berbeda dengan pemanfaatan yang saling membantu; Diktat memungkinkan variasi bentuk cara belajar dan meningkatkan motivasi siswa; Diktat akan membantu proses beljar yang bersifat mandiri suatu diktat memudahkan siswa belajar mulai dari awal semester; Dengan lebih dulu mempelajari diktat, perhatikan siswa dalam pembelajaran lebih dapat diarahkan ke materi pembelajaran sehingga pelajaran dapat dimengerti; Bentuk pelajaran dapat diubah sehingga fungsifungsi pengajaran lainnya dapat dipenuhi dengan lebih baik, misalnya latihan, umpan balik; Siswa dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu sehingga komposisi siswa yang mengikuti pembelajaran akan lebih homogen. Diktat mendorong siswa untuk meninjau kembali apa yang telah dibahas dalam pembelajaran. Menjadikan siswa lebih aktif karena harus mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan yang ada. Menuntun siswa untuk mencapai tujuan instruksional khusus sesuai yang digariskan dalam GBPP. Situasi siswa lebih demokratis sehingga dapat menimbulkan kegairahan belajar. Melatih dan mengembangkan cara belajar siswa untuk dapat belajar secara mandiri. Guru dapat mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam suatu pokok bahasan, melalui LKS yang telah dikerjakan oleh siswa.



Kelemahan bahan ajar



a. b.



Siswa yang kurang kreatif akan tertinggal dari siswa yang lebih kreatif. Guru yang kurang kreatif dalam membuat lembar kerja siswa akan mengalami kesulitan.



29 Berikut ini perbedaan modul cetak dan modul elektronik. Wijayanti (2016) yang menjelaskan perbedaan modul elektronik dan modul cetak melalui tabel berikut ini: Tabel 4 Perbedaan Modul Elektronik dan Modul Cetak Modul Elektronik Ditampilkan dengan menggunakan monitor atau layar komputer.



Modul Cetak Tampilannya berupa kumpulan kertas yang berisi informasi tercetak, dijilid, dan diberi cover.



Lebih praktis untuk dibawa kemana-mana, tidak peduli berapa banyak modul yang disimpan dan dibawa tidak akan memberatkan kita dalam membawanya.



Jika semakin banyak jumlah halamannya maka akan semakin tebal dan semakin besar pula ukurannya, serta semakin berat. Hal ini akan merepotkan kita dalam membawanya.



Menggunakan CD, USB Flashdisk, atau memory card sebagai medium penyimpan datanya.



Tidak menggunakan CD atau memory card sebagai medium penyimpan datanya. Biaya produksinya jauh lebih mahal, terlebih lagi jika menggunakan banyak warna. Begitu juga dengan biaya untuk memperbanyak dan menyebarluaskan nya (distribusi), diperlukan biaya tambahan. Cukup praktis, tidak membutuhkan sumber daya khusus untuk menggunakannya. Daya tahan kertas terbatas oleh waktu, semakin lama warna kertas akan memudar dan lapuk, selain itu juga kertas dapat dimakan rayap dan mudah sobek.



Biaya produksinya lebih murah dibandingkan dengan modul cetak. Tidak diperlukan biaya tambahan untuk memperbanyaknya, hanya dengan copy antara user satu dengan lainnya. Pengiriman atau proses distribusi pun bisa dilakukan dengan menggunakan e-mail. Menggunakan sumber daya berupa tenaga listrik dan komputer atau notebook untuk mengoperasikannya. Tahan lama dan tidak lapuk dimakan waktu.



30 Modul Elektronik Naskahnya dapat disusun secara linear maupun non linear. Dapat dilengkapi dengan audio dan video dalam satu bundle penyajiannya.



Pada tiap kegiatan belajar dapat diberikan kata kunci atau password yang berguna untuk mengunci kegiatan belajar. Peserta didik harus menguasai satu kegiatan belajar sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Dengan demikian peserta didik dapat menuntaskan kegiatan belajar secara berjenjang.



3.2



Modul Cetak Naskahnya hanya dapat disusun secara linear. Tidak dapat dilengkapi dengan audio dan video dalam satu bundle penyajiannya. Hanya dapat dilengkapi dengan ilustrasi dalam penyajiannya. Jika ditambah dengan video terpisah akan menjadi paket pembelajaran, bukan lagi hanya sekadar modul. Tidak dapat diberikan password, peserta didik bebas mempelajari setiap kegiatan belajar. Sehingga terdapat sedikit kelemahan dalam kontrol jenjang kompetensi yang harus diperoleh pebelajar.



Matriks Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak Dalam menyusun bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara bahan yang satu dengan bahan yang lain. Untuk



mengetahui perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini: Tabel 5 Matrik Perbedaan Kelengkapan Bahan Ajar Cetak No.



Komponen



Handout



Buku



Modul



LKS



1. 2. 3.



Judul Petunjuk belajar KD/MP



√ √







√ √ √



√ √ √







31 4. 5. 6. 7.



Informasi pendukung Latihan Tugas/langkah kerja Penilaian



√ -



√ √



√ √ √ √



√ √ √



BAB IV PENUTUP 4.1



Kesimpulan



Bahan ajar memiliki beberapa jenis bahan ajar, salah satunya adalah bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak umumnya banyak dipakai peserta didik. Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang berisikan lembaran-lembaran kertas atau bahan ajar yang dicetak. Bahan ajar cetak dapat berupa buku ajar, buku teks, handbook, LKS, modul, pamflet, dan masih banyak lagi. Adapun karakteristik dari bahan ajar, antara lain yaitu : a.



Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (Self Instructional)



b.



Bersifat lengkap (self contained),



c.



Mampu membelajarkan peserta didik (self instruction material)



d.



Mampu menunjang motivasi siswa antara lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari-hari



e.



Mampu membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berfikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.



4.2



Saran Penulis menyarankan kepada guru ataupun calon guru agar sebelum



menyusun dan mengembangkan bahan ajar, hendaknya memahami peran, prinsip dan jenis bahan ajar cetak .



32



DAFTAR PUSTAKA



Anisah, A., & Azizah, E. N. (2016). Pengaruh Penggunaan Buku Teks Pelajaran dan Internet sebagai Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS. jurnal Logika. Asfiah, N., Mosik, & Purwantoyo, E. (2013). Pengembangan Modul Ipa Terpadu Kontekstual Pada Tema Bunyi. Unnes Science Education Journal, 2(1), 188-195. Asyhar, R. (2010). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Belawati, T. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Damayanti, D. S., Ngazizah, N., & K, E. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Ajaran2012/2013. Radiasi. Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2007). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidian Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Erlinda, N. (2016). Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri disertai Handout: Dampak Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 1 Batang Anai Padang Pariaman. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni. Erryanti, M. R., & Poedjiastoeti, S. (2013). Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan Proses Materi Zat Aditif Makanan untuk Siswa Tunarungu SMALB-B. UNESA Journal of Chemical Education. Fannie, R. D., & Rohati. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis POE (Predic, Observe, Explain) pada Materi Program Linear Kelas XII SMA. Jurnal Sainmatika. Farid, A. (2010). Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar dengan Metode Glenn Doman Berbasis Multimedia. Jurnal Penelitian Pendidikan. Fauzi, M., Sunarjan, Y., & Amin, S. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Handout Berbasis Sejarah Lokal dengan Materi Perjuangan Rakyat Banyumas Mempertahankan Kemerdekaan dalam Agresi Militer Belanda



33



34 1 Tahun 1947 Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Purwokerto. Indonesian Journal of History Education. Herayanti, L., Fuaddunnazmi, M., & Habibi. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Moodle. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. Herdianawati, S., Fitrihidajati, & Purnomo, T. (2013). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Inkuiri berbasis Berpikir Kritis pada Materi Daur Biogeokimia Kelas X. BioEdu. Kemendiknas. (2010). Rencana Aksi Pendidikan Nasional Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas. Kurniawati, F. E. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Akhlak di Madrasah Intidaiyah. Jurnal Penelitian. Leksana, D. M., Wibowo, M. E., & Tadjri, I. (2013). Pengembangan Modul Bimbingan Karir Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 2-9. Nahdliyah, M. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan Alam bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Sidoarjo: Nizamia Learning Center. Nilasari, E., Djatmika, E. T., & Santoso, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, 1(7), 1139-1404. Ningtyas, R., & Yunianta, T. N. (2014). Pengembangan Handout Pembelajaran Tematik untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas III. Scholaria. Nurdyansyah, & Lestari, R. P. (2018). Pembiasaan Karakter Islam dalam Pengembangan Buku Ajar Bahasa Jawa Piwulang 5 Pengalamanku Kelas I MI Nurur Rohmah Jasem Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Dasar. Praswoto, A. (2013). Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) tematik Terimplementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Kencana. Praswoto, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Pres. Purwanto, K., & Rahmawati, A. (2017). Pengembangan Handout untuk Siswa Kelas V SD N 12 Koto Baru pada Materi Bermain Drama. Jurnal Tarbiah. Setiawan, D. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.



35 Setyowati, R., Parmin, & Widiyatmoko, A. (2013). Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang. Unnes Science Education Journal. Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susilo, A., Siswandari, & Bandi. (2016). Pengembangan Modul Berbasis Pembelajaran Saintifik Untuk Peningkatan Kemampuan Mencipta Siswa Dalam Proses Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas Xii Sma N I Slogohimo 2014. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(1), 50-56. Su'udiah, F., Degeng, I. N., & Kuswandi, D. (2016). Pengembangan Buku Teks Tematik Berbasis Kontekstual. Jurnal Pendidikan. Syairi, K. A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dinamika Ilmu. Tegeh, & Made, I. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan dengan ADDIE Model. Singaraja: Undiksha. Winkel, W. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.