Jenis Kerusakan Perkerasan Kaku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

4. Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku, Penyebab, dan Cara Menanganinya A. Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku Menurut DPU (21017) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Bina Marga, jenis – jenis kerusakan pada perkerasan kaku terdiri dari : 1) Retak memanjang (Longitudinal crack), retak yang umumnya terjadi pada tengah perkerasan beton, sejajar sumbu jalan atau arah lalu lintas 2) Retak melintang (Transverse crack), yang terjadi pada arah lebar perkerasan beton dan hampir tegak lurus sumbu jalan 3) Gompal pada sambungan (joint spalling), kerusakan/pecahnya tepi slab beton di sekitar sambungan dan biasanya tidak membentuk bidang vertikal, tetapi membentuk sudut terhadap bidang datar 4) Pecah sudut (corner breaks), pecah yang terjadi di sudut slab beton yang memotong sambungan pada jarak kurang atau sama dengan ½ dari panjang slab di kedua sisi panjang dan lebarnya, diukur dari sudut pelat. 5) Pumping, pergerakan atau terangkatnya material di bawah slab beton akibat tekanan air melalui sambungan atau retakan. Akumulasi air dibawah slab beton akan menekan slab keatas saat dibebani lalu lintas B. Penyebab Kerusakan Pada Perkerasan Kaku Klasifikasi Penyebab Utama Kerusakan disebabkan karakteristik permukaan Pelepasan butir Pelicinan (Polishing) Abrasi



Kerusakan sambungan



 



lapisan permukaan sudah usang lapisan permukaan aus dan penggunaan agregat lunak  



Pengelupasan (scaling) Kerusakan pada bahan perekat sambungan



Pelaksanaan yang kurang   Bahan pengisi sambungan yang usang



Kerusakan pada ujung sambungan Berlubang Lain - lain



Kerusakan susunan dan fungsi sambungan



Campuran agregat yang   kurang baik seperti kepingan kayu di dalam adukan



  Kerusakan Struktur



Retak yang meluas



  Mutu beton yang kurang baik         Retak yang mencapai kekuatan dukung tanah dasar dan dasar slab lapis pondasi kurang memadai Retak sudut Struktur sambungan dan     fungsinya kurang tepat Perbedaan letak permukaan tanah Retak melintang / memanjang     Mutu beton yang kurang baik Retak buaya



C. Metode Penangan Kerusakan Perkerasan Kaku a) Patahan (faulting)Bila patahan (faulting) dibiarkan terus dan tidak dilakukan pemeliharaan atau perbaikan, dapat menyebabkan kerusakan jalan seperti: (1). Meluasnya area patahan dan slab beton mengalami patahan, (2). Terjadinya gompal/rompal (spalling), (3). Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan dalam berkendaraan. Saran penanganannya, antara lain: (1). Untuk perbedaan elevasi antar slab < 25 mm, dengan pemberian lapis perata (levelling), PPK 4 dan pengisian celah retak (crack filling), PPK 1. (2). Untuk perbedaan elevasi antar slab > 25 mm, dilakukan dengan penambahan (patching), PPK 3



b) Retak (Cracking) (a). Retak blok (block cracking) Bila



retak



blok



(block



cracking)



dibiarkan



terus



dan



tidak



dilakukanpemeliharaan perbaikan, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan beton, seperti: (1). Meluasnya area dan slab yang mengalami retak, (2). Terjadinya patahan (faulting), (3). Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan. Pola retak blok berkembang dari retak tunggal atau berbentuk terbuka menjadi retak saling berhubungan sehingga membentuk jaringan tertutup. Cara mengatasi terjadinya retak blok, antara lain: (1). Untuk retak blok dengan lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak dengan aspal (crack filling), PPK 1. (2). Untuk retak blok dengan lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi satu slab, PPK 9 (b) Retak sudut (corner crack) Apabila terjadi retak sudut (corner cracking) dan dibiarkan terus dan tidak dilakukan pemeliharaan perbaikan, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan beton, seperti: (1). Meluasnya area dan slab yang mengalami retak, (2). Terjadinya patahan (faulting) atau gompal/rompal (spalling), (3). Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan.



Cara mengatasinya bila terjadi retak sudut: (1). Untuk retak sudut tanpa terjadi pecah, penanganannya dengan pengisian celah (crack filling), PPK 1. (2). Untuk retak sudut yang disertai terjadinya pecah, penanganannya dengan rekonstruksi parsial, PPK 8. (c) Retak diagonal (diagonal crack) Bila terjadi retak diagonal (diagonal cracking) dan dibiarkan terus dan tidak dilakukan pemeliharaan perbaikan, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan beton, seperti: (1). Meluasnya area dan slab yang mengalami retak, (2). Terjadinya patahan (faulting) atau gompal/rompal (spalling), (3). Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan. Cara mengatasinya, antara lain: (1). Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak dengan aspal (crack filling), PPK 1. (2). Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat (partial reconstruction), PPK8 (d) Retak memanjang (longitudinal crack) Akibat lanjutan dari retak memanjang (longitudinal cracking) bila dibiarkan dan tidak dilakukan pemeliharaan perbaikan, antara lain: (1). Meluasnya area dan slab yang mengalami retak, (2). Terjadinya patahan (faulting) atau gompal/rompal (spalling), (3). Berkurangnya kenyamanan dan keselamatan berkendaraan. Cara mengatasinya, antara lain:



(1). Untuk lebar retak < 5 mm, penanganannya dengan pengisian celah retak dengan aspal (crack filling), PPK 1. (2). Untuk lebar retak ≥ 5 mm, penanganannya dengan rekonstruksi setempat (partial reconstruction), PPK 8 Gompal/rompal (spalling) Akibat lanjutan dari kerusakan gompal/rompal bila dibiarkan dan tidak dilakukan pemeliharaan atau perbaikan, antara lain: (1). Meluasnya area atau slab yang mengalami gompal/rompal, (2). Berkurangnya kenyamanan dalam berkendara, (3). Dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Cara mengatasinya, antara lain: (1). Untuk kedalaman spalling > 50 mm, penanganannya dengan penambalan (patching), PPK 3. (2). Untuk kedalaman spalling < 50 mm, penanganannya dengan pelapisan ulang tipis (surfacing), PPK 7



DAFTAR RUJUKAN Dinas Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement ) No. 10/T/BNKT/1991 Direktorat Jenderal Bina Marga .Jakarta. Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto (Study Literatur), 2009