Job 2 Pengukuran Sudut Mendatar Cara Reiterasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH



PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Job Kelompok Lokasi



: II : : Belakang Gedung Teknik Eletronika Ft-Unm



Nama : Hastika Nim : 1521040026 Prodi : S1



PENGUKURAN SUDUT MENDATAR CARA REITERASI



A. TUJUAN 1. Mahasiswa diharapkan mampu dan terampiil menggunakan alat ukur sudut (Theodolit) dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan penguukuran sudut mendatar cara reiterasi dengan benar. 3. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan menentukan posisiposisi suatu titik dan menemukan sudut tiap jurusan. B. PERALATAN YANG DIGUNAKAN 1. Pesawat Theodolit Digital 2. Patok 3. Payung 4. Alat Tulis 5. Blangko Isian Data



: 1 set. : 3 buah. : 1 buah. : 1 set. : 1 buah.



C. LANGKAH KERJA 1. 2. 3. 4.



Menyiapkan peralatan yang akan dibawa ke lapangan. Menentukan lokasi pengukuran dan menggambar sketsa pengukuran. Menyetel pesawat sehingga sipa untuk digunakan. Melakukan pembacaan sudut biasa. a. Mengarahkan teropong ke titik A dengan menggunakan visir kemudian sekrup K1 di kencangkan b. Memutar sekrup penggerak halus agar titik A tepat berada pada benang diafragma. c. Membaca dan mencatat hasil pengukuran pada blanko isian data. d. Sekrup K1 dilepaskan dan dengan kasar teropong diarahkan ke titik B, kemudian sekrup K1 dikencangkan kembali. e. Memutar sekrup penggerak halus (F1). Agar titik B tepat pada benang diafragma.



f. Membaca dan mencatat kembali hasil pengukuran yang diperoleh pada blanko isian data. g. Demikian seterusnya hingga titik D. 5. Melakukan pembacaan sudut luar biasa : a. Setelah pengukuran biasa selesai, teropong dibalik ke posisi luar biasa. b. Melakukan pengukuran mulai dari titik D ke titik A c. Mengarahkan teropong dengan menggunakan visir ke titik D, kemudian kenvangkan sekrup K1, putar sekrup penggerak halus, agar titip D tepat pada benang diafragma. d. Membaca dan mencatat hasil penguuran pada blangko isian data. e. Demikian seterusnya sampai pada titik A kembali.



D.



TABEL



PENGUKURAN



SUDUT



MENDATAR



CARA



REITERASI ALAT 1



ARAH



BACAAN



BACAAN LUAR



KETERANGAN



BIDIK



BIASA



BIASA



(SKETSA PENGUKURAN)



2



3



4



5



A



00000’00”



B



36037’35”



C



85006’10”



D



133045’55”



P D



3130 45’55”



C



265009’05”



B



216026’30”



A



181010’00”



a.



Jarak langsung



P – A : 11,40 m P–B



: 8,70 m



P–C



: 10,10 m



P – D : 13,00 m Pembacaan Rambu



:



BA



BT



BB



A



1139



1082



1025



B



1047



1002



0960



C



1062



1011



0961



D



1150



1144



1137



Perhitungan Jarak Optis (D) Rumus : D = A x h x Cos2α



: dimana



D h A α



: Jarak Optis : BA-BB : 100 (Konstanta) : 900 – Pembacaan



Sudut V a. Titik A :………… D : A x h x Cos2α : 100 x (1139-1025) x cos2α : 100 x (0,114) x cos2 (90000’00” – 89047’00”) : 11,4 x 0,99 : 11, 28 m b. Titik B D : A x h x Cos2α : 100 x (1047-0960) x cos2α : 100 x (0,87) x cos2 (90000’00” – 89047’00”) : 8,7 x 0,99 : 8, 61 m c. Titik C D : A x h x Cos2α : 100 x (1062-0961) x cos2α : 100 x (0,101) x cos2 (90000’00” – 89047’00”) : 10,1 x 0,99 : 10 m



d. Titik D D : A x h x Cos2α : 100 x (1150-1137) x cos2α : 100 x (0,13) x cos2 (90000’00” – 89047’00”) : 13 x 0,99 : 12,87 m



E.



PENGOLAHAN DATA Perhitungan Metode Reterasi Titik



Pembacaan Sudut (Biasa)



Jurusan Pertama Dibuat Nol



A



00000’00”



00000’00”



B



36037’35”



36037’35”



C



85006’10”



85006’10”



D



133045’55”



133045’55”



Pembacaan Sudut (Luar Titik



Biasa)



Jurusan Pertama Dibuat Nol



A



3130 45’55”



130038’51”



B



265009’05”



81059’181”



C



216026’30”



33016’30”



D



181010’00”



00000’00”



Pembacaan sudut Horizontal diambil rata-rata pembacaan biasa dan luar biasa yaitu : Jurusan ke Titik A



:



Jurusan ke Titik B



:



Jurusan ke Titik C



:



Jurusan ke Titik D



:



000 00’00”+ 000 00’00”



= 000 00’00”



2 360 37’35”+330 16’30” 2



= 530 15’35”



850 06’10”+810 59’181” 2



= 1260 71’5”



1330 45’55”+1300 38’51” 2



= 1990 3’5”



Karena besarnya sudut sama dengan jurusan kanan dikurangi dengan jurusan kiri, maka diperoleh : Besar sudut APB



: 530 15’35” - 00000’00” : 530 15’35”



Besar sudut APC



: 1260 71’5”- 00000’00” : 1260 71’5”



Besar sudut BPC



: 1260 71’5”- 530 15’35” : 730 55’30”



Besar sudut BPD



: 1990 3’5” − 530 15’35” : 1450 47’30”



Besar sudut CPD



: 1990 3’5” − 1260 71’5” : 710 52’171”



F. Kesimpulan 1. Mahasiswa telah mampu dan terampil menggunakan alat ukur sudut (Theodolit) dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa telah mampu melakukan pengukuran sudut mendatar cara reiterasi. 3. Ternyata bahwa sudut-sudut yang didapat dengan selisih dua jurusan, maka cara disebut pula sbagai cara pengukuran jurusan sehingga sudut-sudut tidak di temukan secara langsung. G. Saran 1. Untuk mengurangi kesalahan padasaat melakukan pengukuran, sehingga sebelum ke lokasi pengukuran terlebih dahulu memahami dan mempelajari prosedur pengukuran. 2. Sebaiknya menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya. 3. Dibutuhkan kekompakan dalam melakukan praktek agar



job



pengukuran dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.