Job Sheet Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JOB SHEET PENATALAKSANAAN PADA KASUS BANTUAN HIDUP DASAR MATERNAL SYOK PADA MATERNAL (SYOK SEPTIK) Disusun Oleh



: Kelompok II



Materi



: Penatalaksanaan Pada Kasus Bantuan Hidup Dasar Maternal



Mata Kuliah



: Kegawatdaruratan Obstetri Dan Kelainan Ginekologi



Dosen Pengampu



: Zulliati, M.Keb



Nama Mahasiswa



: 1. Dini Ananda Hasymi



(11194862011087)



2. Hillary Monica Victoria (11194862011092) 3. Listiana Dewi



(11194862011094)



4. Yolanda Audina



(11194862011105)



KONSEP DASAR TEORI A. DEFINISI Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untum mempertahankan perfusi yang adekuat organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif (BPPPKMN, 2010). Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah kedalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Sarwono, 2012). Penyebab syok dalam kebidanan terbanyak adalah perdarahan, lalu neurogenik, kardiogenik, endotoksik, anafilaktik dan penyebab syok lain seperti emboli air ketuban. Gejala klinis pada umumnya sama yaitu tekanan darah turun, nadi cepat lemah, pucat keringat dingin, sianosis jari, sesak, penglihatan kabur, gelisah dan oligouri. Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh (Sarwono, 2012).



B. ETIOLOGI Menurut Sarwono Prawirohardjo, 2012 syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus, atau jamur. Kebanyakan syok septik karena bakteri gram negative : Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid, klebsiella species, dan serratia. Escherichia coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid yang mengeluarkan endotoksin adalah fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis. Gambaran yang sama juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokus beta hemolitik, anaerob, dan klostridia. Syok septik dalam obstetric dapat disebabkan oleh hal – hal berikut : a) Abortus septik b) Ketuban pecah yang lama / korioamnionitis c) Infeksi pascapersalinan : manipulasi dan instrumentasi d) Trauma e) Sisa plasenta f) Sepsis puerperalis g) Pielonefritis akuta C. GEJALA KLINIS Syok septik (endotoksik) terjadi dalam 2 fase utama yaitu fase refersibel dan fase irrifersibel, Sedamgkan fase refersibel terdiri atas fase panas dan fase dingin. Fase panas disertai dengan gejala-gejala hipotensi, takikardi, pireksia dan menggigil. Kulit kelihatan merah dan panas. Pasien biasa nya masih sadar dan leukositosis terjadi dalam beberapa jam (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010) Pada fase dingin dijumpai gejala dan tanda-tanda kulit dingin dan mengeriput, sianosis, purpura,/jaundice, penurunan kesadaran yang progresis dan koma. Selanjutnya bila syok berlanjut terus pasien akan jatuh kedalam fase irrefersibel dimana terjadi hipoksia sel yang berkepanjangan yang menyebabkan gejala asidosis metabolic, gagal ginjal akut, gagal jantung, edeme pulmonum, gagal adrenal dan kematian.



D. FAKTOR RESIKO Ketuban pecah yang lama, sisa konsepsi yang tidak keluar dan instrumentasi saluran urogenital merupakan faktor resiko yang lain untuk terjadinya sepsis. Syok septik akan menunjukkan gejala-gejala seperti menggigil, hipotensi, gangguan mental, takikardia, takipnea, dan kulit merah. Bila syok tambah berat, akan terjadi kulit dingin dan basah, bradikardia dan sianosis (Sarwono,2014). Penggunaan



mifeprison



intravaginal



pada abortus



medicinalis



dapat



menyebabkan syok septik yang fulminant dan letal disebabkan infeksi clostridium sordeli pada endometrium, suatu bakteri gram positif dan mengeluarkan toksin. Mifeprison mempengaruhi pengeluaran dan fungsi kortisol dan sitokin dengan jalan menduduki (blocking) reseptor progesterone dan glukokortikoid. Kegagalan pengeluaran kortisol dan sitokin akan menghambat mekanisme pertahanan tubuh yang dibutuhkan untuk menghambat penyebaran infeksi C sordeli dalam endometrium. Pelepasan eksotoksin dan endotoksin dari C sordeli akan mempercepat terjadi nya syok septik yang letal (Suririnah, 2010). ALAT/BAHAN 1. Infus set 2. Abbocath 18-22 3. Spuit 4. Stetoskop 5. Sfigmomanometer 6. Cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) 7. Handscone 8. Alkohol swab 9. catheter KESELAMATAN KERJA 1. Patuhi prosedur pekerjaan 2. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan 3. Observasi kondisi pasien secara continue 4. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaannya 5. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas 6. Perhatikan Teknik septik dan aseptik



PROSEDUR PELAKSANAAN: 1. Minta bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawatdarurat.



2. Sedangkan



prinsip



pertama



dalam



penanganan kegawatdaruratan medik dalam kebidanan adalah ABC yang terdiri atas menjaga fungsi saluran napas (airway), pernapasan (breathing) dan sirkulasi udara (circulation). Jika situasi tersebut terjadi di puskesmas, pasien harus dikirim ke rumah sakit dengan segera dan aman 3. Lakukan pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas



4. Pantau tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh).



5. Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk



meminimalkan



resiko



terjadinya



aspirasi jika ia muntah dan untuk memastikan jalan napasnya terbuka.



6. Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan teralalu panas karena hal ini akan menambah



sirkulasi



perifernya



dan



mengurangi alliran darah ke organ vitalnya



7. Mulailah



infus



intravena



(lakukan



pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas jika memungkinkan) dengan menggunakan kanul atau jarum terbesar). Darah diambil sebelum



pemberian



pemeriksaan



cairan



golongan



infus



darah



untuk



dan



uji



kecocokam, pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika memungkinan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatimin, pH darah dan elektrolit, faal hemostatis dan uji pembekuan 8. Pantau terus tanda tanda vital setiap 15 menit dan darah yang hilang. Apabila kondisi pasien



membaik,



hati



hati



agar



tidak



berlebihan memberi cairan. Nafas pendek dan



pipi



bengkak



merupakan



tanda



kemungkinan kelebihan pemberi cairan 9.



Lakukan kateresasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah urin yang keluar



10. Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter/menit dengan sungkup atau kanula hidung



11. Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau ada perbaikan adalah : a.Tekanan darah mulai naik , sistolik mencapai 100 mmHg b. Denyut jantung stabil c. Kondisi mental pasien membaik , ekspresi ketakutan berkurang d.Produksi



urin



bertambah



.Diharapkan



produksi urin paling sedikit 100 ml/4jam atau 30 ml/jam . EVALUASI 1. Setelah langkah kerja dilakukan dengan urutan yang benar dan tepat sesuai dengan penuntun kerja (job sheet) 2. Persiapan alat harus dilakukan 3. Aturan keselamatan kerja harus diperhatikan saat melaksanakan prosedur kerja 4. Langkah-langkah dilakukan sesuai dengan prosedur (job sheet) 5. Mah asiswa dapat melakukan tindakan secara individual.