Jobsheet Pembuatan Gaun/ Busana Pesta Untuk SMK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TATA BUSANA SMK NEGERI 1 PENGASIH JOBSHEET CUSTOME MADE Membuat gaun (busana Semester Gasal pesta) sesuai analisis Jam Pertemuan: menit desain Revisi: 00 Juli 2020 A. Kompetensi Dasar 4.6 Membuat gaun (busana pesta ) sesuai analisis desain B. Indikator Penapaian Kompetensi No Kompetensi Dasar 4.6 Membuat gaun (busana pesta) sesuai analisis desain



Indikator Pencapaian Kompetensi 4.6.1 Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan gaun (busana pesta) sesuai analisis desain. 4.6.2 Membuat gaun (busana pesta) sesuai kriteria hasil dengan mentaati prosedur dan K3.



C. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik Kelas XII Semester I mampu menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan gaun (busana pesta) sesuai analisis desain dengan benar setelah memperlihatkan tahapan saintifik melalui kegiatan pembelajaran dengan mempelajari jobsheet dengan percaya diri, sesuai dengan prosedur. 2. Peserta didik Kelas XI Semester I mampu Membuat gaun (busana pesta) sesuai kriteria hasil dengan mentaati prosedur dan K3, dengan tepat sesuai setelah mempelajari jobsheet dengan teliti, sesuai dengan prosedur. D. Dasar Teori Busana pesta merupakan busana yang digunakan pada kesempatan pesta. Berdasarkan waktu penggunaannya, busana pesta terbagi menjadi: pagi, siang dan malam (Prapti Karomah, dkk 1998 : 8-9). Menurut Sri Widarwati (1993), busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga terlihat istimewa. Sedangkan menurut Enny Zuhni Khayati (1998), busana pesta merupakan busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik bersifat resmi maupun tidak resmi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan busana pesta merupakan busana yang bersifat resmi maupun tidak resmi yang dikenakan pada kesempatan pesta yang mana busana



pesta tersebut dikelompokkan dalam pembagian waktu penggunaannya yaitu: pagi, siang dan malam dengan penambahan hiasan sebagai ornamen busana. 1) Penggelompokkan Busana Pesta Berdasarkan Waktu Penggunaanya Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, busana pesta dikelompokkan berdasarkan waktu penggunaannya. Menurut Sri Widarwati (1993 : 70), penggelompokkan busana pesta dibagi menjadi tiga, yaitu: a) Busana Pesta Pagi atau Siang Busana pesta pagi atau siang ialah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta yag diadakan antara pukul 09.00 – 15.00. Model busana pesta ini biasanya sederhana dibandingkan busana pesta malam. Pemilihan bahan untuk busana ini biasanya bahan yang mempunyai sifat halu, lembut, tidak berkilau dan dapat menyerap keringat. Pemilihan warna menggunakan warna-warna muda dan cerah. Pelengkap busana biasanya menggunakan sepatu dengan hak tinggi dan tas yang tidak berkilau, perhiasan yang dikenakan juga tidak terlalu berlebihan. b) Busana Pesta Sore Busana pesta sore ialah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam hari. Bahan yang dikenakan adalah bahan yang bertekstur lembut dengan warna yang agak cerah namun tidak terlalu gelap dan tidak terlalu mencolok. c) Busana Pesta Malam Busana pesta malam ialah busana yang dikenakan pada malam hari. Khusus untuk busana pesta malam ini pemilihan model, hiasan dan pelengkap yang dikenakan lebih mewah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penggelompokkan busana pesta berdasarkan waktu penggunaannya dapat kita simpulkan bahwa, busana pesta memiliki berbagai macam varian bentuk atau model busananya. Untuk menyesuaikan tingkat kenyamanan pengguna dalam menggunakan busana pesta, busana tersebut terbagi berdasarkan waktu penggunaan yaitu busana pesta pagi atau siang hari, busana pesta sore hari dan busana pesta malam hari. Berdasarkan waktu penggunaan busana tersebut, ciri atau karakteristik dari busana pesta satu dengan busana pesta lainnya berbeda mengingat waktu penggunaannya berbeda. Keadaan waktu penggunaan busana pesta juga mempengaruhi tingkat kenyamanan pengguna busana pesta. 2) Karakteristik Busana Pesta



Busana pesta tentunya tidak terlepas dari karakteristik yang dimiliki busana pesta. Adapun karakteristik-karakteristik tersebut antara lain: a) Siluet Busana Pesta Busana pesta tentunya memiliki siluet antara busana pesta satu dengan yang lain berbeda. Menurut Sri Widarwati (2000), siluet busana pesta ialah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu disain. Siluet merupakan garis luar atau bayangan suatu busana karena potongan atau pola serta adanya detail, seperti lipit, kerut, kelim, dan kupnat. Menurut Arifah A. Ariyanto (2003), bentuk akhir garis luar yang dipergunakan sebagai siluet dapat dibedakan atas beberapa jenis yang diistilahkan dalam huruf, yaitu :A, I, H, Y, S, T, O, X, dan V. Berdasarkan penjelasan mengenai siluet busana pesta dapat disimpulkan bahwa, siluet merupakan keseluruhan garis luar disain busana yang menampilkan bentuk dari disain busana itu sendiri. Siluet antara disain busana satu dan desain busana yang lainnya tentunya berbeda. 3) Bahan Busana Menurut Sri Widarwati (1993), tekstur ialah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat –sifat permukaan bahan tersebut antara lain: kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis dan tembus terang (transparan). Dalam pemamparannya mengenai busana pesta, bahan yang dapat digunakan untuk busana antara lain : beledu, kain renda, lame, sutra, dan lain sebagainya. Menurut Enny Zuhni Khayati (1998), dalam pemilihan bahan busana pesta perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu : a) Memilih bahan sesuai dengan model disain b) Memilih bahan sesuai dengan kondisi pemakai c) Memilih bahan sesuai dengan kesempatan pakai d) Memilih bahan sesuai dengan kenangan keluarga. Pemilihan warna pada bahan busana dapat mencerminkan perasaan hati seseorang yang mengenakan busana. Warna yang gelap akan berkesan mengecilkan tubuh, sedangkan warna terang akan memberikan kesan gemuk. Untuk pemakaian yang berkulit gelap disarankan memakai baju yang mempunyai unsur kekuningan. Wanita dewasa disarankan memakai warna pastel, hijau, biru karena warna-warna ini menimbulkan kesan dewasa, anggun, dan



tenang. Warna busana dan warna kulit mempunyai hubungan yang sangat erat. “Pemilihan warna bahan untuk pesta malam sebaiknya dipilih warna yang agak tua, misalnya hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan lainlain“ (Prapti Karomah, 1990). Berdasarkan penjelasan tersebut, tekstur bahan busana dapat mempengaruhi bentuk atau look dari busana itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan, tekstur bahan busana memiliki sifat permukaan yang berbeda – beda antara bahan busana satu dengan bahan busana lainnya. Siluet busana dan tekstur busana memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pembuatan busana, karena untuk menciptakan disain busana yang memiliki siluet tertentu maka diperlukan tekstur bahan yang sesuai dan dapat memperlihatkan siluet busana tersebut dengan baik. Pemilihan warna bahan juga mempengaruhi suasana pemakaian gaun pesta tersebut. E. Langkah Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Menyiapkan ukuran yang dibutuhkan 3. Membuat pola dasar busana pesta 4. Membuat pecah pola busana pesta 5. Membuat komponen busana pesta 6. Menggelar bahan 7. Meletakkan pola ke atas bahan 8. Memotong bahan 9. Memberi interfacing/ facing 10. Menjahit bahan F. Keselamatan Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan sebelum melakukan pekerjaan. 2. Meyiapkan alat dan bahan dalam keadaan bersih dan sesuai dengan keperluan. 3. Menjaga kebersihan lingkungan kerja dan hasil praktik. 4. Melakukan pekerjaan dengan pencahayaan yang cukup. 5. Sikap duduk yang baik. 6. Mengikuti prosedur dengan baik. 7. Membersihkan kembali tempat kerja setelah digunakan.



G. Desain Busana Pesta



H. Analisis Desain



Desain Produksi



I. Pola Dasar Badan dan Lengan Pola Dasar So En (Pengembangan Ibu Widjiningsih)



Keterangan Pola Badan Muka A-B = ½ Lingkar Badan A-a1 = 1/6 Lingkar Leher + 0.5cm A-a2 = 1/6 Lingkar Leher + 1.5 cm A-C=B-D = Panjang Punggung + 1.5 cm C-D = A-B A-E=C-F = ¼ Lingkar Badan + 1 cm E-D=F-D = ¼ Lingkar Badan – 1 cm E-e1 = 4.5 cm B-b1 = 1.5 cm B-b2 = 1/6 Lingkar Leher+0.5 cm (hubungkan a1-e1 (b2-e1)) A-G = (B-H) = ½ Panjang Punggung + 1.5 cm C-I = Tinggi Puncak Dada I-J = ½ Jarak Dada = I-J titik K = ½ Lebar Dada K-K1 = ½ Lebar Dada a1-a3 = Lebar Bahu j3-j1 = j1-j2 = 1.5 cm C-C1 = 3 cm



Keterangan Pola Badan Belakang b1 – l = 8cm tarik garis siku H-h2 = 8 cm h1-h2 = 4 cm d1-d2 = d2-d3 = 1.5 cm D-d2+d3 = f2 = ¼ Lingkar Pinggang – kupnat



Keterangan Pola Lengan A-B = Panjang Lengan A-C = Tinggi Puncak Lengan A-D = ½ Lingkar Kerung Lengan -1 A-E = ½ Lingkar Kerung Lengan -1 b1-b3 = 2 cm b2-b2 = 2 cm A-E = 3 cm = 18:3 = 6 cm (A-D)



J. Pecah Pola Busana Pesta



K. Komponen Busana Pesta



Komponen Pola Bagian Muka Bahan Utama



Komponen Pola Bagian Belakang Bahan Utama



Komponen Pola Lengan Bahan Utama