Journal Reading Qori [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JOURNAL READING



Prosthodontic Rehabilitation of a Cleft Patient with Andrews Bridge: A Case Report



Oleh Qorrie Furqan Al Annuri 1210341007



Pembimbing: drg. Eni Rahmi, Sp. Prost



Departemen Ilmu Prostodonsia RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas 2020



BAB I PENDAHULUAN



Diantara berbagai pilihan perawatan pasien yang dilaporkan memiliki ruang edentolous yaitu menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan tetap. Terutama diindikasikan pada pasien dengan sisa ridge yang berhubungan dengan gigi lawan dapat menghalangi estetik dari pontik gigi tiruan sebagian tetap dan pasien yang memiliki kehilangan tulang alveolar dan jaringan yang luas. Pasien dengan celah palatal unilateral atau bilateral dengan kehilangan gigi anterior dan defisiensi alveolar ridge menampilkan masalah restorasi pada gigi yang hilang dan alveolar ridge. McCreaken menyatakan ketika gigi anterior diganti dengan gigi tiruan sebagian lepasan, dukungan untuk segmen anterior akan sulit diperoleh kecuali multiple rest digunakan pada beberapa gigi yang berdekatan. Lebih baik menghindari banyaknya pemakaian komponen dari gigi tiruan sebagian tetap anterior [1]. Gigi tiruan lepasan tetap konvensional dan implan dengan dukungan FPD gagal menggantikan kehilangan struktur jaringan lunak. Dalam berbagai kasus pergantian gigi bersamaan dengan dukungan struktur dapat dicapai dengan Jembatan Andrew [2]. Jembatan Andrew memiliki sistem stabilisasi penyangga gigi yang dikombinasikan dengan gigi tiruan sebagian lepasan. Teknik ini dengan beberapa variasi teknik lain memiliki kelebihan dan kompeksitas pada restorasi lepasan tetap. Kelebihan utama yaitu memiliki fleksibilitas penempatan gigi pada gigi tiruan. Kelebihan fisiologis dapat meningkatkan efektivitas kebersihan mulut dan stabilisasi dari splint gigi. Lokasi bar dekat margin gingiva dan menurunkan mobilitas splint gigi yang mendukung dua prinsip fisika dalam meningkatkan stabilisasi penyangga [3]. Tujuan artikel ini adalah menampilkan kasus rehabilitasi pasien dengan celah menggunakan sistem Jembatan Andrew. Protesa ini dirancang untuk memenuhi persyaratan estetika, kenyamanan, fonetik dan distribusi stres yang dapat menguntungkan penyangga dan jaringan lunak.



BAB II LAPORAN KASUS Pasien laki-laki berusia 25 tahun datang ke dapartemen prostodontik dengan keluhan utama kehilangan gigi anterior rahang atas. Riwayat dan pemeriksaan klinis menunjukkan ia pernah dioperasi celah bibir dan langit-langit mulut. Bar yang sesuai dipilih dari lengkung yang tersedia menggunakan model diagnostik. Bar mengikuti sisa ridge dan diperkirakan pada posisi pusat penyangga. Tampilan klinis menunjukkan cacat/defek ridge klas 3 Seibert. Pasien kehilangan gigi 21, 22, 23 dan 24 (Gambar 1).



Gambar 1 : Kehilangan



gigi 21, 22, 23 dan 24 dengan defek klas 3 Seibert



Prosedur 1.



Pasien diberikan edukasi dan motivasi untuk menggantikan kehilangan gigi. Protesa dengan dukungan implant tidak memungkinkan karena dukungan tulang yang tidak cukup. Melaksanakan oral profilaksis lengkap.



2.



Cetakan dignostik dibuat dengan hidrokoloid ireversibel dan cetakan dituang dengan dental stone tipe III. Model diagnostik dipasang pada artikulatr tiga pin dan gunakan catatan intraoklusal pada intrakuspal maksimal (Gambar 2 dan 3). Ga m



bar 2 :



Cetakan diagnostik



Gambar 3 : Model diagnostik



3.



Rencana perawatan pasien dibuat dan diputuskan melakukan rehabilitasi dengan protesa Jembatan Andrew lepasan tetap.



4.



Preparasi gigi 11, 12 dan 26 telah selesai dilakukan dengan pemasangan mahkota PFM yang diretraksi pada attactment gingiva dihubungkan dengan bar, dilakukan dengan metode chemico-mechanical dan cetakan akhir dibuat dengan teknik putty dua tahap mengggunakan bahan cetak polyvinyl siloxane (Gambar 4 dan 5).



Gambar 4 : Preparasi gigi 11, 12, 26



5.



Gambar 5 : Cetakan



polyvinyl siloxane



Provisionalisasi dilakukan pada gigi 11, 12 dan 26 menggunakan akrilik berwarna gigi dengan teknik indirek dan pencetakan menggunakan bahan cetak hidrokoloid ireversibel. Gigi tiruan sementara lepasan akrilik diinsersikan (Gambar 6).



Gambar 6 : Provisionalisasi



6.



Master cas dipersipkan menggunakan stone tipe IV.



7.



Lakukan wax up pada mahkota PFM gigi 11, 12 dan 26 dan hubungkan bar plastik prefabricated. Bar ditempatkan sejajar dengan ridge sehingga memberikan ruangan yang memadai pada komponen protesa lepasan. Casting selesai.



8.



Setelah finishing dan polishing, kerangka dicoba pertama kali pada master cast kemudian intraoral (Gambar 7).



Gambar 7 : Try in kerangka metal pada model



9.



Pemilihan shade dilakukan dibawah pencahayaan yang memadai dan pelapisan keramik dilakukan.



10. Setelah bisque (proses pembakaran) selesai, lakukan try in protesa dengan semen berbahan glass ionomer luting cement (Gambar 8).



Gambar 8 : Kerangka diletakkan in situ



11. Cetak kembali menggunakan bahan hidrokoloid setelah blocking out permukaan bawah bar dan tuang dental stone tipe IV untuk fabrikasi superstruktur. 12. Model dipasang pada artikulator dan penyusunan gigi dan try in dilakukan (Gambar 9).



Gambar 9 : Try in penyusunan gigi



13. Akrilisasi telah dilakukan. Permukaan bawah bar diblock kembali dan klip dilekatkan pada bar dan terangkat dengan autopolymerisasi PMMA ke dalam superstruktur removable (Gambar 10, 11 dan 12 ).



Gambar 10 : Klip terangkat pada gigi tiruan lepasan



Gambar 11 : Protesa in situ



Gambar 12 : Fotografi post-op interaoral



14. Pasien diberikan instruksi tentang pemasangan dan pelepasan protesa. Pasien diberika motivasi untuk pembersihan dan perawatan protesa. Pasien secara teratur melakukan follow up. Hasil Rehabilitas pasien sulit dilakukan karena celah yang besar dan tingginya indeks kosmetik. Pasien puas dengan protesa estetik. Sepanjang penggantian gigi yang hilang, komponen lepasan pada Jembatan Andrew memberikan dukungan ektra pada bibir dan secara keseluruhan meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri pasien.



BAB III PEMBAHASAN Cleft Lip Palate (CLP) merupakan anomali kongenital yang paling sering dijumpai dengan perbandingan 1: 800 kelahiran [4]. Tingginya insiden kehilangan gigi kongenital, terutama gigi seri lateral yang berdekatan dengan celah alveolar [5]. Kualitas dan kuantitas pada jaringan keras dan lunak yang berdekatan, kondisi sistemik, dan kondisi ekonomi pasien memainkan peran penting dalam rencana perawatan, hasil klinis dan prognosis. Defek paling umum terlihat pada kombinasi defek klas III (56% kasus) diikuti oleh defek horizontal Klas I (33% kasus) [6]. Dilaporkan temuan 3% pasien dengan defek vertikal [7]. Besarnya defek tulang vertikal dan horizontal menimbulkan tantangan prostodontik karena sulitnya mengembalikan estetik dan fungsi. Kondisi klinis seperti ini tidak berhasil dilakukan dengan protesa tetap atau lepasan konvensional. Pasien dengan celah bibir dan palatal umumnya memiliki defek ridge klas III Seibert dengan tinggi dan lebar yang tidak memadai [8]. Ketika adanya keterbatasn grafting tulang atau augmentasi bedah, alternatif modalitas perawatan harus dipertimbangkan. Perawatan gigi tiruan sebagian tetap konvensional bukan merupakan pilihan perawatan pasien dengan pergerakan berlebih pada lipatan membran mukosa labial saat berfungsi. Ini akan terus memberikan tekanan pada gigi tiruan sebagian tetap dan berefek merusak penyangga. Hence, Jembatan Andrew merupakan sebuah pilihan perawatan alternatif. Sistem Jembatan Andrew terdiri dari dua komponen, yaitu Komponen Tetap (retainer pada penyangga bergabung dengan bar) dan komponen lepasan [5]. Dr. James Andrews dari Amite Louisiana (Institut Kosmetik Kedokteran Gigi, Amite, LA, USA) merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan protesa lepasan tetap [9]. Gigi tiruan sebagian lepasan bukan pilihan perawatan sejak penempatan clasp pada daerah estetik tidak diinginkan pasien berusia muda [10]. Sejak penyangga cukup kuat menerima beban, gigi tiruan sebagian lepasan tetap dalam situasi ini menawarkan kedua fungsi dan estetik. Ketika diagnosa tepat dan rencana perawatan dibuat Jembatan Andrew menyediakan perawatan yang lebih baik. Penggantian bersamaan dengan flange (penghubung) gigi tiruan akrilik untuk defek jaringan merupakan keuntungan tambahan karena tidak memerlukan protesa khusus gingiva seperti protesa gigi tiruan tetap. Sejak protesa dipertahankan oleh bar retainer, pengecapan tidak



terganggu karena flange tidak perlu diperpanjang hingga ke palatal sebagai dukungan. Protesa akrilik dapat dilepas untuk akses kebersihan [11]. Pada kasus ini, mekanisme dukungan diberikan oleh gigi dan jaringan hingga batas tertentu dan bar berfungsi memberikan retensi dan stabilisasi pada bagian lepasan. Immeleus JE dan Aramany M menjelaskan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan tetap untuk pasien celah palatal. Jembatan Andrew memperbolehkan rehabilitasi pasien celah palatal dengan defek kongenital (bawaan) atau aquired (dapatan) disaat metode konvensional menjadi kontraindikasi. Hal ini memungkinkan penggantian gigi yang hilang dan struktur pendukung [12]. Terdapat sedikit kerugian dengan sistem Jembatan Andrew seperti kebutuhan penggantian bentuk klip plastik yang dipakai dari waktu ke waktu, langkah-langkah tambahan pada laboratorium dan membutuhkan perencanaan yang cermat saat penempatan bar untuk mencegah impingement (tabrakan) jaringan dan relief yang memadai antara logam bar dan jaringan agar oral hygiene diperilahara secara tepat oleh pasien. Protesa gigi tiruan lepasan tetap dapat digunakan pada short edentolous span, jika digunakan pada long span akan meningkatkan kelenturan logam bar sehingga menyebabkan kegagalan protesa [13].



BAB IV KESIMPULAN Sistem Jembatan Andrew merupakan sebuah protesa gigi tiruan lepasan tetap yang diindikasikan pada pasien dengan sedikit kehilangan gigi dan defek ridge besar yang terlokalisasi. Laporan kasus ini menggambarkan rehabilitasi prostetik pada pasien berusia muda dengan celah bibir dan palatal dengan Jembatan Andrew untuk menggantikan kehilangan gigi dengan protesa sehingga meningkatkan penampilan, bicara dan kepercayaan diri pasien.



KEPUSTAKAAN 1.



William L McCracken (1965) Partial denture construction. (2nd edn), The CV Mosby Company, St. Louis.



2.



Van den Bergh JP, Ten Bruggenkate CM, Tuinzing DB (1998) Preimplant surgery of bony tissues. J Pros Dent 80:175-183.



3.



Robert J Everhart, Edmund Cavazos Jr (1983) Evaluation of a fixed removable partial denture: Andrews bridge system. J Pros Dent 50: 180-184.



4.



Hickey AJ, Salter M (2006) Prosthodontic and psychological factors in treating patients with congenital and craniofacial defects. J Prosthet Dent 95: 392-396.



5.



Ozlem A, Burcak K, Muhammet S, Bulem Y (2013) Prosthodontic rehabilitation of cleft lip and palate patients with conventional methods: A case series. Int J Prosthodont Restor Dent 3: 120-124.



6.



Rathee M, Sikka N, Jindal S, Kaushik A (2015) Prosthetic rehabilitation of severe Siebert’s Class III defect with modified Andrews bridge system. Contemp Clin Dent 6: 114-116.



7.



Prasan KK, Joshi S, Shalini BN, Sowjanya K, Jessudass G (2014) Achieving esthetics with Andrews bridge. Int J Prosthodont Restor Dent 4: 127-130.



8.



Muthuvignesh J, Bhuminathan S, Egammai S, Narayana RD (2013) Improving facial esthetics with Andrews’ bridge: A clinical report. Int J Multidiscip Dent 4: 884-887.



9.



DeBoer J (1993) Edentulous implants: Overdenture versus fixed. J Prosthet Dent 69: 386-390.



10. Finley JM (1998) Restoring the edentulous maxilla using an implant-supported, matrixassisted secondary casting. J Prosthodont 7: 35-39. 11. Cura C, Saraçoglu A, Cötert HS (2002) Alternative method for connecting a removable gingival extension and fixed partial denture: A clinical report. J Prosthet Dent 88: 1-3. 12. Immeleus JE, Aramany M (1975) A fixed-removable partial denture for cleft palate patients. J Prosthet Dent 34: 286-291. 13. Cheatham JL, Newland JR, Radentz WH, O’Brien R (1984) The ‘fixed’ removable partial denture: Report of case. J Am Dent Assoc 109: 57-59.