Jsa, Hiradc & PTW [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



JSA



Job Safety Analysis



HIRADC



(Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control)



SIKA(PTW)



Surat Izin Kerja Aman (Permit to Work)



REFERENSI DEFINISI JSA



ILCI (Internaltional Loss Control Institute) : Proper Job Analysis Analisis Pekerjaan yang Tepat adalah menggunakan alat untuk menginformasikan bahwa semua aspek penting dari suatu pekerjaan dan telah dipertimbangkan serta dievaluasi bahayanya. JACK W Boley : Job Safety Analysis Suatu metode untuk menganalisis prosedur kerja dan untuk mengembangkan prosedur kerja yang lebih baik serta aman. Pekerjaan diuraikan menjadi beberapa langkah dan setiap langkah dianalisis bahayanya. OSHA : Job Safety Analisis (JSA) adalah sebuah metode mendeskripsikan bahaya dan risiko dari sebuah pekerjaan yang dijabarkan secara detail per-step pekerjaan, tetapi di JSA tdk ada perhitungan nilai risiko nya.



DEFINISI UMUM JSA



Job Safety Analisis (JSA) adalah sebuah metode mendeskripsikan bahaya dan risiko dari sebuah pekerjaan yang dijabarkan secara detail



per-step pekerjaan, tetapi di JSA tdk ada perhitungan nilai risiko nya.



dan



Prosedur serta Izin Kerja yang ada, tidak mencukupi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya serta risikonya.



Tipe – Tipe Pekerjan yang memerlukan JSA (Kapan JSA dibutuhkan)







Familiaritas pekerjaan. Pekerjaan tersebut baru pertama kali dilakukan dan belum mempunyai prosedur/instruksi kerja Tugas baru dan dilakukan dengan metode – metode baru. JSA diisi oleh pekerja / supervisor pelaksana pekerjaan JSA pada umumnya diisi menggunakan tulis tangan JSA yang telah diisi, disosialisasikan dan dipasang di tempat kerja serta direview dengan cara observasi JSA disimpan sebagai arsip oleh departemen pelaksana pekerjaan dan departemen K3







Pekerjaan dengan BA (Breathing Apparatus). Bekerja pada area yang mengharuskan menggunakan BA.



A. • • • • •



B.



C. • •



D.



Pekerjaan Pengangkatan (Lifting) Aktifitas lifting melebihi 5 ton (tonase ditentukan dari masing2 perusahaan) Semua beban dengan bentuk yang tidak simetris. Pekerjaan panas yang dilakukan dan berpindah lokasi



Tipe – Tipe Pekerjan yang memerlukan JSA (Kapan JSA dibutuhkan) E. Pekerjaan Diketinggian (ditentukan oleh masing-masing perusahaan) • Bekerja pada platform sementara dengan ketinggian melebihi 5 meter F. Pekerjaan Pemasangan / Pembongkaran Perancah (ditentukan oleh masing-masing perusahaan) • Didalam vessels / furnace/ spheres/ tanki atau equipment tertutup. • Disebelah luar equipment atau struktur berbentuk bulat atau bentuk tidak umum lainnya. G.Bekerja di dalam ruangan terbatas. (ditentukan oleh masing-masing perusahaan) H.Chemical cleaning menggunakan bahan-bahan beracun dan korosif. (ditentukan oleh masing-masing perusahaan) I. Pekerjaan menyelam (ditentukan oleh masing-masing perusahaan) J. Penggalian dengan kedalaman lebih dari 2 meter (ditentukan oleh masing-masing perusahaan)



DASAR PEMIKIRAN KENAPA DIPERLUKAN JSA •



Setiap kecelakaan yang terjadi ada penyebabnya







Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali bahaya dan risikonya







Setiap bahaya dan risiko ada solusinya (pengendalian bahaya dan risiko)







Karyawan bisa melakukan pekerjaan dengan cara yang salah bila tidak diberi panduan







JSA membantu karyawan melakukan pekerjaan dengan benar dan aman



PENGISIAN FORMULIR JSA



▪ Tentukan langkah pekerjaan dari awal (persiapan), pada saat (pelaksanaan) dan setelah selesai pekerjaan



▪ Gunakan kata kerja aktif atau operasional sederhana pada setiap langkah pekerjaan seperti: memotong, mengganjal, mengelas dsb. ▪ Hindari menggunakan kata-kata yang terlalu umum seperti: mengoperasikan, merawat, membangun dsb.



MANFAAT JSA • • • • •



JSA terbukti telah menjadi salah satu program pencegahan kecelakaan yang efektif. Meningkatkan awareness (kesadaran) dan kepedulian di level pengawas dan tim kerja. Bisa menjadi bahan training atau meeting dengan karyawan Menjadi pedoman karyawan melakukan pekerjaan dengan benar Bisa menjadi acuan pada waktu investigasi jika terjadi insiden



• Membantu dalam penyusunan prosedur untuk pekerjaan baru • Suatu alat yang efektif untuk pelatihan bagi pekerja baru



Formulir JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) Langkah Kegiatan



Potensi Bahaya & Risiko



Rekomendasi / Pengendalian bahaya & risiko



MEMPERGUNAKAN JSA



• • • • • •



Buatkan prosedur JSA dan disosialisasikan kepada karyawan Berikan pelatihan pengisian JSA kepada pekerja Setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus bisa paham pengelolaan JSA Bahas isi JSA sebagai Safety Talk sebelum mengerjakan tugas tersebut Lakukan pengamatan terencana terhadap pelaksanaan JSA di lapangan Usahakan JSA mudah dibaca, dipahami dan didapat di lokasi kerja



HIRADC



(Hazard Identification, Risk Assessment & Determining Control)



IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO & TINDAKAN PENGENDALIAN



Regulasi terkait & Rererensi - Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. - SMK3 PP No. 50/2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja - ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Persyaratan Klausul 6.1 (semua sub klausul) - ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan untuk Persyaratan Klausul 6.1 (semua sub klausul). - http://www.sans.edu/research/leadership-laboratory/article/riskassessment - http://www.fao.org/docrep/012/i1134e/i1134e03.pdf



KONSEP HIRADC



(What)



TUJUAN



Peserta Mampu memahami dan menerapkan manajemen risiko



Monitoring & Evaluasi Pelaksanaan HIRADC



Pelaksana HIRADC (Who)



MANAJEMEN RISIKO (HIRADC) Proses Pelaksanaan HIRADC



Urgensi HIRADC (Why)



(How)



Pelaksanaan HIRADC (When)



RINI S



• HIRARC HIRARC adalah metode yang banyak digunakan dalam melakukan identifikasi bahaya ditempat kerja sesuai kepanjanganya Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control. HIRARC adalah metode identifikasi bahaya di tempat kerja yang dikeluarkan oleh OHSAS sebuah lembaga yang merupakan konsorsium dari 43 organisasi yang berasal dari 28 negara, terdiri dari lembaga standar resmi nasional, lembaga sertifikasi, konsultan, dan institute di bidang K3



• HIRADC HIRADC adalah Hazard Identification, Risk Assessment and Determine of Control. HIRADC adalah metode dalam melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja yang dipakai oleh DOSH Malaysia.



Konsep HIRADC (What) • HIRADC singkatan dari Hazard Identification Risk Assessment and Determine Control • Disebut juga sebagai manajemen risiko • Bagian standar OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 dan sekarang migrasi ke ISO 45001:2018 klausul 6



• Prinsip-prinsip yang digunakan di tempat kerja untuk memanajemen keselamatan dan kesehatan pekerja • Metode untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan melakukan pengendalian risiko



Pelaksana HIRADC (Who?) • Perancang & Pelaksana HIRADC adalah karyawan dari setiap departemen • Idealnya, HIRADC dirancang oleh level pengawas yang dibantu oleh petugas K3L (HSE) sebagai penilai (assessor) • Pada saat pengisian formulir HIRADC, perlu diketahui terlebih dahulu list aktifitas yang ada di prosedur / instruksi kerja.



Urgensi & Kenapa perlu HIRADC (Why?) • Kewajiban di beberapa Negara tertentu dan khusus di Indonesia mengacu ke SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 • Merupakan standar OHSAS 18001:2007 dan migrasi versi terbaru yaitu ISO 45001:2018 • Sebagai upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja • Pengendalian setiap bahaya & risiko • Penentuan apakah pengendalian yang dilakukan telah efektif atau tidak



Pelaksanaan HIRADC (When?) • Idealnya, HIRADC dirancang sebelum aktifitas di dalam perusahaan dilaksanakan • Ketika aktifitas di dalam perusahaan telah berjalan dan belum mempunyai HIRADC, maka setiap nilai risiko yang ada perlu dievaluasi apakah risiko dapat diterima atau tidak



Proses Penerapan HIRADC (How?) Membuat list setiap aktifitas secara spesifik di departement Perwakilan pekerja & Pengawas



Komunikasi & Konsultasi



Identifikasi potensi bahaya & risiko dari setiap aktifitas yang ada



Penilaian risiko



Lakukan revisi jika ada perubahan



Tentukan pengendalian bahaya & risiko



Implementasikan pengendaliannya



Monitor & Evaluasi oleh Pengawas dept dan petugas K3



Apa yang harus diperhatikan dalam Penerapan HIRADC ? • Klasifikasikan setiap aktifitas apakah masuk dalam frekuensi aktifitas rutin, non rutin & Emergency • Detailkan rincian pekerjaan (sub aktifitas) dari setiap aktifitas utama yang telah diklasifikasikan



Penjelasan proses IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA • Lakukan identifikasi potensi bahaya dari setiap rincian pekerjaan (sub aktifitas) yang ada • Potensi bahaya terdiri dari - Sumber bahaya



- Faktor / Jenis bahaya



Pengendalian Risiko (Determining Control) Berdasarkan HIRARKI PENGENDALIAN



Basic Hazard and Risk Management



• Secara konsep, sebetulnya hirarc, hiradc dan jsa itu sama, yaitu ada kolom penulisan per-step (langkah) pekerjaan kemudian terdapat bahaya dan risiko nya, tetapi di HIRARC/HIRADC ada kolom perhitungan nilai kemungkinan, nilai keparahan, dan tingkat risikonya. • Jadi intinya JSA bertujuan memberikan gambaran bahaya dan risiko per-step dari suatu pekerjaan, sedangkan HIRARC/HIRADC bertujuan menilai risiko dari semua pekerjaan yang ada. • Perlu diketahui bahwa sebenarnya jantung dari pengelolaan K3 adalah Manajemen Risiko, maka dari itu hal ini (JSA dan HIRADC/HIRARC) menjadi momok dan hal yang wajib diketahui secara mendalam oleh seorang ahli K3 di suatu perusahaan, kalau petugas K3 nya saja tidak tahu-menahu bahkan tidak peduli sama JSA-HIRADC/HIRARC, ya berarti penerapan K3 di perusahaan tersebut belum baik, karena kembali ke prinsip yang disebutkan, bahwa jantung dari K3 adalah Manajemen Risiko (identifikasi bahaya dan pengendalian risiko)



• HIRADC/HIRARC dan JSA perlu dievaluasi dan dibuat perbaikanya secara berkala dengan maksud siapa tau ada penilaian yang sudah tidak relevan dengan kondisi pekerjaan yang paling update, makanya hiradc/hirarc dan jsa perlu ditinjau dan direvisi untuk perbaikan. • Untuk penerapan yang lebih bagus lagi, jsa dan hiradc/hirarc bisa diprint dan dipajang di setiap titik pekerjaan yang relevan, sehingga pekerja dan karyawan bisa mengetahui apa yang telah ditulis di form jsa, hiradc/hirarc` tersebut sehingga mereka bisa tahu dan paham kondisi bahaya yang ada, jadi kecelakaan kerja pun bisa dicegah sedini mungkin. • Sesi selanjutnya adalah Workshop pengisian JSA & HIRADC



PRAKTEK PENGISIAN FORMULIR HIRADC



Presented by : Irwan Sitorus



Sasaran Pelatihan • Personil memahami kapan diperlukan izin umum (general permit) dan/atau izin khusus (specialized permit) • Personil memahami bagaimana sebuah izin kerja disyahkan dan dikomunikasikan • Personil harus mengetahui peran dan tanggung jawabnya didalam Permit to Work Procedure



Pendahuluan



Izin Kerja (PTW) • Sistim Izin Kerja (PTW) merupakan sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi, mengkomunikasikan, mengurangi dan mengendalikan bahaya terkait pekerjaan yang memiliki potensi dampak buruk terhadap kesehatan, lingkungan dan keselamatan • Izin Kerja terdiri dari: – Izin Kerja Umum (General Permit To Work) – Izin Khusus (Specialized Permits) • Jenis-jenis Izin Kerja yang dibutuhkan tergantung pada potensi bahaya dari aktivitas kerja



Sasaran Permit to Work • Memberi otorisasi kepada orang-orang tertentu untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, di lokasi tertentu, selama jangka waktu tertentu • Memfasilitasi komunikasi tentang bagaimana proses kerja dikendalikan dan siapa yang mengendalikan • Mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan dan mengatur parameter yang digunakan untuk mengelola pekerjaan (misalnya, perubahan kondisi entri yang dapat diterima ruang lingkup atau pekerjaan) • Merinci kapan pekerjaan harus dihentikan



Ruang Lingkup Izin Kerja termasuk: • Karyawan Perusahaan, serta kontraktor yang bekerja di dalam area Perusahaan • Setiap pekerjaan yang diidentifikasi memiliki potensi bahaya yang signifikan dalam analisis bahaya dan harus dikendalikan dengan izin kerja



▪ Apa tujuan dari Izin Kerja?



Sistem Izin Kerja (Permit To Work)



Sebuah sistem tertulis resmi yang digunakan untuk mengendalikan jenis pekerjaan tertentu yang berpotensi membahayakan.



Persyaratan Izin Kerja: • Personil yang berwewenang bertanggung jawab dalam peran izin kerja harus terlatih dan kompeten. • Prosedur PTW secara jelas menunjukkan peran dan tanggung jawab tentang bagaimana sebuah izin kerja: – Dipersiapkan – Disetujui/dikeluarkan – Dimonitor/diverifikasi – Ditangani terhadap perubahan kondisi yang terjadi – Dilengkapi dan ditutup



• Analisis bahaya harus dilakukan ketika merencanakan pekerjaan yang disyaratkan dalam Hazard Analysis Procedure dan harus mencakup identifikasi terhadap kebutuhan Permit.



Personil yang terkait dengan Izin Kerja (PTW)



Permit User (Pekerja) : Orang / Tim yang akan melakukan pekerjaan Permit Watcher (Petugas Siaga) : Personil yang bertugas sebagai safety representative dalam kondisi darurat Permit Area Controller (Area Supervisor) Personil yang memiliki autorisasi sebagai pemilik area



Person Managing Control of Work (Penanggung Jawab Pekerjaan) : Atasan dari Permit User (Pekerja) sebagai penanggung jawab pekerjaan Permit Approver (Petugas Penerbit Izin Kerja) : Personil yang memiliki autorisasi untuk memeriksa kondisi kerja (tim kerja, peralatan & lingkungan kerja) dalam kondisi siap dan layak untuk melakukan pekerjaan



Persyaratan Izin Kerja • Jika diperlukan, PTW mungkin memerlukan otorisasi/persetujuan oleh Management setingkat Manager / Direksi sebagaimana diperlukan seberapa besar potensi bahaya dan risikonya serta kerugian yang ditimbulkan. • Job safety analysis (JSA) harus tersedia dan disosialisasikan bersama dengan tim pekerja, sebelum pekerjaan dimulai



Persyaratan Izin Kerja



• Dokumen Izin Kerja (Permit) harus tersedia di tempat kerja dan disimpan setelah pekerjaan selesai • Semua Izin Kerja yang diperlukan harus sepenuhnya dilengkapi dan disetujui oleh semua penandatangan sebelum Permit User melaksanakan pekerjaan ▪ Person Managing Control of Work bertanggung jawab memastikan: – Izin Kerja (umum dan khusus) dan/atau ) dan/atau Rencana Kerja dibuat sesuai dengan rincian Permit to Work Procedure, – Kondisi Izin/Rencana Kerja dikomunikasikan, – Pekerjaan dilakukan sesuai dengan kondisi Izin/ Rencana Kerja dan – Izin/ Rencana Kerja diselesaikan.



Permit User • Orang / Tim yang melakukan pekerjaan sesuai dengan lingkup dan kondisi yang didokumentasikan pada permit dan mengisi JSA dan Work Plan • Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)



Permit Wathcer • Orang yang memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur pemberitahuan kondisi darurat • Standby selama pekerjaan berlangsung • Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)



Permit Area Controller:



• Memahami pekerjaan yang direncanakan • Memastikan pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan izin kerja dan dokumen analisis bahaya. • Memantau area kerja secara periodik untuk memastikan bahwa area kerjanya selamat • Memberitahukan Person Managing Control of Work jika terdapat perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi pekerjaan yang sedang berlangsung di daerah tugasnya • Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)



Person Managing Control of Work • Memahami pekerjaan yang direncanakan, operasi/perawatan dan prosedur pemberitahuan kondisi darurat • Memfasilitasi, mereview, dan mendokumentasikan JSA • Membuat dan/atau membantu dalam penyusunan izin dan rencana kerja • Mengkomunikasikan lingkup kerja, potensi bahaya, mitigasi, kondisi izin/rencana kerja kepada tim kerja ▪ Memantau tempat kerja secara reguler untuk memastikan bahwa area kerja aman dan selamat ▪ Memfasilitasi penutupan kerja (yakni: diskusi lessons learn, penutupan izin kerja, dll.) ▪ Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)



Permit Approver • Memahami pekerjaan yang direncanakan dan prosedur pemberitahuan kondisi darurat • Meninjau semua jenis permit dan rencana kerja sebelum diterbitkan • Meninjau dokumen JSA & Rencana Kerja • Menerbitkan izin kerja umum dan khusus • Berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan kerja (seperti pertemuan operasi harian, dll.) • Memastikan kondisi peralatan dan lingkungan kerja serta pekerja dalam kondisi siap dan layak kerja • Memahami kapan harus menghentikan pekerjaan (SWA)



Table Menentukan Kapan Izin/Rencana Kerja Diperlukan Izin/Rencana Kerja Diharuskan dalam kondisi berikut



Contoh (termasuk namun tidak terbatas pada)



Pekerjaan dengan potensi signifikan untuk cedera, insiden atau loss of containment.







Pekerjaan yang diidentifikasi mempunyai riwayat insiden dengan potensi bahaya dan risiko medium/high







Transfer pekerjaan dan tanggung jawab dari satu grup ke grup lain



Simultaneous operations (SIMOPs)











Operasi vacuum truck melibatkan cairan yang mudah menguap dan /atau mudah terbakar, material mudah meledak Pekerjaan memerlukan pelindung jatuh



• •



Transfer pekerjaan antar perusahaan & kontraktor Transfer pekerjaan antar departemen







Kegiatan operasi dan pemeliharaan yang berlangsung di daerah yang sama Kegiatan konstruksi dan operasi yang berlangsung di daerah yang sama Operasi produksi dan drilling yang berlangsung di daerah yang sama



• • Atas permintaan



Pekerjaan yang melibatkan pembobolan garis, peralatan atau bejand (vessel) Pekerjaan khusus (misal confined space entry, hot work, excavation, diving, complex lifts, dll.)



• • •



Area Controller Person Managing Control of Work Tiap anggota team kerja



Menerbitkan Izin Kerja Umum General Permit To Work (GPTW)



Persyaratan Izin Kerja Umum • Dokumentasikan tugas pekerjaan yang akan dilakukan: – – – –



Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan Uraian peralatan yang akan dikerjakan Tanggal, jam dan lokasi kerja Durasi izin kerja umum • 5 hari kerja (disesuaikan dengan kebijakan perusahaan) • Nomor referensi HIRADC/JSA – Daftar prosedur operation, maintenance dan/atau drilling & completion yang diperlukan, jika perlu – Daftar permit khusus yang diperlukan – Informasi SIMOP’S



SELALU Permit harus dalam bahasa yang sesuai bagi tim kerja



▪ Dokumen lain yang diperlukan sebagai data pendukung GPTW adalah: – List Peralatan khusus (crane, alat berat, dll) atau perkakas yang diperlukan – Jelaskan kebutuhan pengujian gas (jika ada) – Jelaskan kegiatan SIMOPs (jika ada) – Jelaskan jika tambahan personil diperlukan



Izin Kerja Khusus ▪ Mengapa beberapa pekerjaan mengharuskan adanya izin kerja umum dan izin kerja khusus? ▪ Untuk pekerjaan apa saja izin kerja khusus diperlukan? – – – – – – – – – –



Hot work Confined space entry Working at Height Electrical Excavation Commercial diving Isolation of Hazardous Energy Lifting Cold Etc.



Persyaratan Izin Kerja Khusus • Dokumentasikan pekerjaan khusus yang akan dilakukan. – – – –



Uraian singkat pekerjaan yang akan dilakukan Uraian peralatan yang akan dikerjakan Tanggal, jam dan lokasi kerja Durasi izin kerja • 8 jam tanpa validasi ulang – Nomor referensi HIRADC/JSA – Nomor referensi General Permit To Work



SELALU Permit harus dalam bahasa yang sesuai bagi tim kerja



kepdirjen_binwasnaker_113_2006_pedoman_teknis_petugas_k3_ruang_terbatas Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.01/MEN/PPK/IV/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Ruang Terbatas / Confined Space OSHA 29 CFR 1910.146 Confined Spaces Entry American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2 1972)



• Sebagai



penutup,



sistem



work



permit



pada



dasarnya



adalah



sebuah mandatory di Indonesia sebagaimana tercantjum di dalam Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), elemen 6



tentang keamanan bekerja berdasarkan SMK3 poin 6.1.5 menyatakan bahwa “terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi” yang berarti setiap perusahaan harus menerapkan system work permit



system apabila memiliki pekerjaan yang memiliki risiko tinggi terkait kegiatan yang ada di perusahaan tersebut.



Tugas 2 • Buatkan 2 contoh JSA dengan aktifitas yang berbeda • Buatkan 2 contoh pengisian HIRADC dengan aktifitas yang berbeda • Buatkan 2 contoh pengisian Izin Kerja (PTW) Tugas dikumpulkan menggunakan file excel dan dikirimkan ke Panitia paling lambat tgl 26 oktober 2021 pukul 10.00 pagi



Safety First = Business First



terima kasih