Julian Rotter [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 7 JULIAN ROTTER TEORI BELAJAR KOGNITIF SOSIAL Tentang Julian Rotter Julian Rotter menciptakan skala Locus of Control, lahir di Brooklyn pada 22 Oktober 1916. Ia merupakan anak ketiga dari anak laki-laki pertama dari pasangan orang tua imigran Yahudi. Rotter mengingat bahwa ia sangat sesuai dengan deskripsi dari Adler mengenai anak paling kecil yang sangat kompetitif dan selalu “berjuang:. Meskipun orang tuanya menjalankan agama dan budaya Yahudi, mereka tidak terlalu religious. Depresi ekonomi yang dialami oleh keluarganya, mencetuskan minat seumur hidup Rotter atas ketidakadilan sosial dan



mengajarkannya



tentang



seberapa



penting



kondisi



situasional



mempengaruhi perilaku manusia. Rotter adalah seorang pembaca yang antusias. Pada suatu hari ia berpaling pada buku-buku fiksi ke buku-buku psikologi. Ia menemukan tulisan Alfred Adler, Sigmund Freud, dan Karl Menninger. Ia sangat kagum terutama kepada Adler dan Freud. Saat memasuki Brooklyn College, ia sudah sangat tertarik pada psikologi, namun ia memilih untuk mengambil jurusan kimia karena terlihat lebih menjanjikan dalam memberikan pekerjaan selama masa depresi di tahun 1930an. Sebagai junior di Brooklyn College, ia mendapatkan informasi mengenai Adler dan ia kemudian menghadiri kuliah medis Adler dan beberapa demonstrasi klinisnya.



Pada



akhirnya



ia



mengenal



Adler



secara



personal,



yang



mengundangnya untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dalam Society for Individual Psychology. Tahun 1937, ia memasuki program pascasarjana psikologi Iowa dan menerima gelar tahun 1938. Ia menyelesaikan ikatan kerjanya dalam bidang psikologi klinis di Worcester State Hospital di Massachusetts. Ia menerima gelar Ph.D di bidang psikologi klinis dari Indiana University.



Psikologi Kepribadian II



Page 1



Pada tahun yang smaa, Rotter menerima posisi sebagai psikolog klinis di Norwich State Hospital di Connecticut, yang tugasnya salah satunya memberikan pelatihan kepada asisten murid magang dari University of Connecticut dan Wesleyan University. Di awal Perang Dunia II, ia ditarik masuk ke militer dan menghabiskan lebih dari 3 tahun sebagai psikolog militer. Setelah perang, Rotter kembali sebentar ke Norwich, namun kemudian mengambil pekerjaan di Ohio State University, tempat ia menarik sejumlah mahasiswa pascasarjana yang luar biasa, termasuk Walter Mischel. Kemudian Rotter dan George Kelley Berjaya sebagai dua anggota palimg kuat di departemen psikologi di Ohio State selama kurang lebih 12 tahun. Teori Belajar Sosial Rotter Teori belajar sosial berlandaskan lima (5) hipotesis dasar, yaitu: 1. Manusia berinteraksi dengan lingkungan yang berarti untuknya 2. Kepribadian manusia bersifat dipelajari 3. Kepribadian mempunyai kesatuan mendasar 4. Motivasi terarah berdasarkan tujuan 5. Manusia mampu mengantisipasi kejadian Memprediksi Perilaku Spesifik Perhatian utama Rotter adalah prediksi perilaku manusia, oleh karena itu ia mengajukan empat (4) variabel yang harus dianalisis untuk membuat prediksi yang akurat dalam suatu situasi yang spesifik. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Potensi Perilaku Potensial perilaku (potential behavior-BP) adalah kemungkinan bahwa suatu respons tertentu akan terjadi pada suatu waktu dan tempat. Beberapa potensi perilaku dengan berbagai kekuatan berbeda dalam situasi psikologis apapun. Bagaimana manusia dapat memprediksikan perilaku apa yang paling mungkin atau paling tidak mungkin untuk terjadi?



Psikologi Kepribadian II



Page 2



a) Potensi perilaku dalam situasi apa pun adalah suatu fungsi dari ekspektasi dari nilai penguatan b) Nilai penguatan bersifat konstan dan ekspektasi barvariasi 2. Ekspektasi Ekspektasi (E) merujuk kepada ekspektasi seseorang bahwa suatu penguatan spesifik atau seperangkat penguatan akan terjadi dalam suatu situasi. Ekspektasi umum (generalized expectancies-GE) dipelajari melalui pengalaman terdahulu dari suatu respons tertentu atau respons yang mirip, dan didasari oleh keyakinan bahwa suatu perilaku tertentu akan diikuti oleh penguatan yang positif. 3. Nilai Penguatan Yaitu kecenderungan pilihan yang dijatuhkan seseorang pada suatu penguatan tertentu saat probabilitas terjadinya penguatan berbeda-beda setara. 4. Situasi Psikologis Situasi psikologis di definisikan sebagai bagian dari dunia internal dan eksternal yang direspons oleh manusia. Memprediksi Perilaku Bahwa untuk memprediksi kemungkinan terjadinya suatu perilaku tertentu atas demikian banyaknya potensi perilaku, maka perlu ada beberapa hal seperti berikut ini, antara lain: 1. Ekspektasi Umum Pengalaman di masa lalu yang mendapatkan penguatan positif akan cenderung untuk dimunculkan kembali dan adanya generalisasi terhadap respons atas suatu stimulus yang mendekati kemiripan dengan stimulus pada masa lalu. Maka hal tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam berperilaku tertentu.



Psikologi Kepribadian II



Page 3



2. Kebutuhan Kebutuhan adalah perilaku atau seperangkat perilaku yang dilihat orang dapat menggerakkan seseorang ke arah suatu tujuan. Kaebutuhan dapat dikategorikan kedalam beberapa bentuk, yaitu: a) Pengakuan status; kebutuhan untuk diakui oleh orang lain dan untuk mendapatkan status di mata orang lain adalah kebutuhan yang kuat untuk kebanyakan orang.. b) Dominasi; kebutuhan untuk mengendalikan perilaku orang lain disebut dengan dominasi. Kebutuhan ini meliputi seperangkat perilaku yang terarah untuk mendapatkan kekuasaan atas hidup teman-teman, keluarga, kolega, atasan, bawahan, dll. c) Kemandirian; kebutuhan untuk bebas dari dominasi orang lain. Kebtuhan ini meliputi perilaku-perilaku yang ditujukan untuk meraih kebebasan membuat pilihan, bergantung pada diri sendiri, dan mencapai tujuantujuan tanpa bantuan dari orang lain. d) Perlindungan-ketergantungan; seperangkat kebutuhan yang hampir sangat berkebalikan dengan kemandirian. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk diperhatikan oleh orang lain, untuk dilindungi dari rasa frustrasi, dll. e) Cinta dan Afeksi; kebutuhan untuk diterima oleh orang lain yang lebih dari sekedar pengakuan dan status, untuk dapat memasukkan beberapa indikasi bahwa orang lain mempunyai perasaan positif yang penuh kasih saying untuk mereka. f)



Kenyamanan fisik; kebutuhan yang paling mendasar dan meliputi perilaku-perilaku yang



di arahkan untuk mendapatkan makanan,



eksehatan yang baik, dan keamanan fisik, dll.



Psikologi Kepribadian II



Page 4



Komponen Kebutuhan Kebutuhan kompleks mempunyai tiga (3) komponen penting, yaitu: 1. Potensi kebutuhan Potensi kebutuhan merujuk pada kemungkinan terjadinya seperangkat perilaku yang berhubungan secara fungsional, terarah untuk memenuhi tujuan yang sama atau serupa. 2. Kebebasan bergerak Kebebasan bergerak adalah ekspektasi keseluruhan untuk diberikan penguatan yang dimiliki seseorang untuk dapat melakukan perilaku yang diarahkan untuk memuaskan beberapa kebutuhan umum. 3. Nilai kebutuhan Nilai kebutuhan adalah sejauh mana ia memilih seperangkat penguatan daripada yang lainnya. Internal-External Control Scale Rotter berpendirian bahwa penguatan tidak secara otomatis menempel pada perilkau, tetapi orang memiliki kemampuan untuk melihat hubungan kausalitas antara perilakunya sendiri dan kemunculan dari penguat. Seseorang akan berusaha untuk meraih tujuannya karena mempunyai ekspektasi yang digeneralisasikan bahwa usaha seperti itu akan menghasilkan penguatan. Rotter tertarik dengan observasi terhadap banyak orang yang tidak meningkatkan



perasaan



control



personal



mereka



setelah



mengalami



kesuksesan, dan orang lainnya yang tidak menurunkan ekspektasi mereka setelah mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Dengan kata lain, beberapa orang cenderung untuk menjelaskan hasil yang sukses sebagai keberuntungan, sementara orang lain mempertahankan perasaan control personal yang tinggi setelah beberapaperilkau yang dilakukan tidak membuahkan penguatan. Rotter mengembangkan Internal-External Control Scale yang berusaha mengukur sejauh mana seseorang mempersepsikan hubungan kausalitas antara usahanya sendiri dengan konsekuensi dari lingkungan. Orang-orang yang



Psikologi Kepribadian II



Page 5



mempunyai skor yang tinggi dalam kontrol internal, pada umumnya yakin bahwa sumber control berada dalam diri mereka sendiri dan mereka melakukan control personal yang cukup tinggi dalam kebanyakan situasi. Kemudian orang-orang yang mempunyai skor yang tinggi dalam dalam kontrol eksternal, pada umumnya yakin bahwa hidup mereka banyak dikendalikan oleh dorongan-dorongan di luar diri mereka, seperti keberuntungan, takdir, atau perilaku dari orang lain. Interpersonal Trust Rotter mendefinisikan kepercayaan antarpribadi sebagai ekspektasi umum yang dipegang oleh individu bahwa kata-kata, janji, pernyataan diucapkan atau tertulis dari individu atau kelompok lain dapat diandalkan. Kepercayaan antarpribadi sebagai keyakinan dalam berkomunikasi dengan orang lain ketika tidak ada bukti untuk tidak meyakini hal tersebut, sementara sifat mudah percaya berarti meyakini kata-kata orang lain secara naïf atau bodoh. Perilaku Maladaptif Perilaku maladaptif adalah perilaku bertahan apapun yang menggagalkan seseorang untuk menjadi lebih dekat dengan tujuan yang diinginkan. Perilaku ini seringkali, walaupun kadang dapat dihindari, muncul dari kombinasi antara nilai kebutuhan yang tinggi dan kebebasan bergerak yang rendah; atau berasal dari tujuan yang ditetapkan dengan terlalu tinggi atau tidak realistis apabila dikaitkan dengan kemampuan orang tersebut dalam mencapainya. Menetapkan tujuan terlalu tinggi adalah salah satu dari beberapa kontributor yang dapat menyebabkan perilaku maladaptive. Penyebab yang sering terjadi lainnya dalah kebebasan bergerak yang rendah. Mungkin orang mempunyai ekspektasi yang rendah untuk berhasil karena tidak mempunyai cukup informasi atau kemampuan untuk melakukan perilaku yang akan diikuti oleh penguatan positif. Orang juga mungkin mempunyai kebebasan bergerak yang rendah karena membuat evaluasi yang salah mengenai situasi di masa sekarang. Kemungkinan lain adalah orang memiliki kebebasan bergerak yang rendah karena melakukan generalisasi, dari satu situasi ketika mereka mungkin memang tidak memiliki kemampuan kepada situasi lain ketika mereka sebenarnya mempunyai kemampuan yang cukup untuk berhasil. Psikologi Kepribadian II



Page 6



Seseorang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik biasanya dicirikan oleh beberapa hal seperti berikut ini: 1. Tujuan-tujuan yang tidak realistis 2. Perilaku yang tidak tepat 3. Kemampuan yang tidak mencukupi 4. Ekspektasi yang terlampau rendah untuk dapat melakukan perilaku yang dibutuhkan untuk mendapatkan penguatan positif Psikoterapi Menurut



Rotter,



permasalahan



psikoterapi



adalah



permasalahan



bagaimana membuat perubahan pada perilaku melalui interaksi antara satu orang dengan orang yang lain. Fokus Rotter dalam psikoterapi adalah jangka panjang, yaitu mencakup erubahan orientasi pasien mengenai kehidupan, bukan hanya tentang bagaimana solusi cepat pada masalah-masalah yang mendesak. Secara umum tujuan psikoterapi Rotter adalah untuk membawa kebebasan bergerak dan nilai kebutuhan agar selaras, sehingga akan mengurangi perilaku yang defensive atau menghindar. Terapis mengambil pera aktif sebagai guru, dan akn berusaha untuk memenuhi tujuan terapi dengan dua (2) cara dasar, yaitu: 1. Mengubah kepentingan dari tujuan 2. Mengeliminasi ekspektasi yang terlalu rendah atas kesuksesan Mengubah Tujuan Rotter dan Hochreich menjabarkan tiga (3) syumber masalah yang mengikuti tujuan yang tidak tepat, yaitu: (1) Akan terjadi konflik antra dua atau lebih dari tujuan yang penting; tugassehingga terapis perlu berusaha untuk membantu pasien melihat bagaimana perilaku spesifik pasien berkaitan dengan masing-masing kebutuhan dan dilanjutkan untuk bekerjasama dengan pasien dalam mengubah nilai dari salah satu atau dua kebutuhan



Psikologi Kepribadian II



Page 7



(2) Tujuan yang bersifat destruktif; tugas terapis adalah untuk menunjukkan sifat merusak dari usaha ini dan kemungkinan bahwa hal tersebut akan dikuti oleh suatu hukuman. Salah satu tekniknya dalah dengan memberikan penguatan positif terhadap pergerakan menjauhi tujuan yang destruktif (3) Menempatkan tujuan terllau tinggi akan menyebabkan seseorang berada dalam masalah dan terus menerus merasa frustrasi karena tidak dapat meraih atau melampaui tujuan-tujuan tersebut; tugas terapis dalam hal ini adalah mengarahkan pasien untuk secara realistis melakukan evaluasi ulang dan menurunkan tujuan yang terlalu dibesar-besarkan dengan cara menurunkan nilai penguatan dari tujuan tersebut. Terapis juga berusaha untuk mengajarkan pasien bagaimana mendiskriminasikan antara nilai yang berlaku di masa lalu dengan nilai yang mungkin saja salah di masa sekarang. Mengeliminasi Ekspektasi Rendah Terapis berusaha untuk mengeliminasi ekspektasi pasien yang rendah terhadap kesuksesan dan yang hampir serupa dengannya, kebebasan bergerak yang rendah. Orang yang memiliki kebebasan bergerak yang rendah dapat disebabkan oleh setidaknya tiga (3) alasan, yaitu: (1) Tidak mempunyai cukup ketrampilan atau informasi yang dibutuhkan untuk dengan sukses berjuang menuju tujuan mereka; maka terapis berperan sebagai guru dengan hangat dan empati menginstruksikan kepada pasien teknik-teknik yang lebih efektif untuk memecahkan masalah dan memuaskan kebutuhan. (2) Evaluasi yang salah dari situasi di masa sekarang; tugas terapis dalam hal ini adalah untuk membantu pasien tersebut membuat perbedaan-perbedaan dan mengajarkannya untuk teknik asertif untuk berbagai situasi yang tepat. (3) Generalisasi yang tidak tepat; tugas terapis adalah memberikan penguatan untuk setiapkeberhasilan, keceil apapun, dalam hubungan sosial, pencapaian akademis, dan situasi lainnya. Bagi Rotter, terapis memang harus fleksibel dalam menjalankan teknikteknik mereka dan harus dapat menggunakan pendekatan yang berbeda denga pasien yang berbeda. Meskipun demikian, ia juga mengajukan beberapa teknik lain yang ia rasa efektif, yaitu: Psikologi Kepribadian II



Page 8



(1) Mengajari pasien untuk mencri alternatif bentuk tindakan (2) Membantu pasien mengerti motif dari orang lain (3) Membantu pasien untuk melihat konsekuensi jangka panjang dari perilaku mereka (4) Membuat pasien memasuki situasi social yang sebelumnya sangat menyakitkan Rotter percaya yakin bahwa: ·



Seorang terapis harus menjadi partisipan yang katif dalam interaksi sosial dengan pasien.



·



Seorang terapis mempunyai karakteristik yang hangat dan penerimaan



·



Tidak hanya mendukung pasien untuk dapat menguraikan permasalahannya, tetapi juga karena penguatan yang di dapatkan dari terapis yang hangat dan penuh penerimaan akan lebih efektif dibanding dengan penguatan dari terapis yang dingin dan penuh penolakan



·



Pasien harus belajar memecahkan masalahnya sendiri



DAFTAR PUSTAKA Feist, J.,& Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika



Psikologi Kepribadian II



Page 9