Jumlatul Mufidah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JUMLATUL MUFIDAH Jumlah Mufidah adalah susunan atau gabungan dari beberapa kata yang mempunyai arti sempurna. Contoh: ٌ‫م َُح َّم ُد َم ِريْض‬



; Muhammad sakit



 ‫األس َت ٌاذ َج ِد ْي ٌد‬



; Seorang guru baru



َّ ‫الطالِبُ َي ْك ُتبُ َعلَى ال َّسب ُّْو َر ِة‬



; Seorang murid sedang menulis di papan tulis



 ‫آن‬ َ ْ‫األ ُخ َي ْق َرأ ُ القُر‬



; Saudara Lakilaki itu sedang membaca al-Qur’an



KETERANGAN: Jumlah Mufidah dalam bahasa Arab disebut ‫ َكالَ ٌم‬, atau kalimat sempurna dalam bahasa Indonesia. Yaitu gabungan dari beberapa kata yang mengandung arti sempurna, terdiri dari subjek dan predikat (S dan P). Lafadz  ْ‫ا ُ ْك ُتب‬ disebut satu jumlah sekalipun terdiri dari satu kata, karena mempunyai arti; Tulislah oleh kamu. Demikian juga lafadz ‫;إ ْق َرء‬ bacalah,  ْ‫;اِجْ لِس‬ duduklah,  ْ‫ ;اِسْ َمع‬dengarkanlah. Sementara lafadz ِ‫ة‬-‫;م َِن ال َم ْد َر َس‬ dari sekolah, sekalipun terdiri dari dua kata, tidak bisa disebut satu jumlah/ kalimat sempurna karena pengertiannya belum lengkap atau tidak sempurna. Pembagian Jumlah Mufidah Jumlah Mufidah terbagi menjadi dua: 1. Jumlah Ismiyyahadalah jumlah yang diawali dengan isim. Seperti; ٌ‫َعلِيُّ َم ِريْض‬



; Ali sakit



‫أحْ َم ُد م َُسافِ ٌر‬



; Ahmad adalah seorang musafir



‫آن‬ َ ْ‫ِأبى َي ْق َرأ القُر‬



; Ayahku sedang membaca al-Qur’an



2. Jumlah Fi’liyyahadalah jumlah yang diawali dengan fi’il. Seperti; ُّ‫ض َعلِي‬ َ ‫َم ِر‬



; Telah sakit Ali



‫َسا َف َر أحْ َم ُد‬



; Telah bepergian Ahmad



‫آن‬ َ ْ‫َي ْق َرأ ِأبى القُر‬



; Sedang membaca Ayahku al-Qur’an



KETERANGAN: Susunan kalimat sempurna dalam bahasa Arab terdiri dari dua pola: Kalimat yang tersusun dari Subjek + Predikat. Disebut dengan Jumlah Ismiyyah. Kalimat yang tersusun dari Predikat + Subjek. Disebut dengan Jumlah Fi’liyyah.



Susunan kalimat diatas tidak dikenal dalam istilah bahasa Indonesia. Dalam proses menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tetap didahulukan subjek daripada predikatnya. Contoh: ‫هللا‬ ِ ‫َقا َل َرس ُْو ُل‬



; Rosulullah telah bersabda



ْ ‫َخ َر َج‬ ‫ت َعا ِئ َش ُة‬



; Aisyah telah keluar



Sementara, jika mau menterjemahkan ke dalam bahasa Arab,seperti: “ayahku sedang sholat di mesjid”. Bisa ditulis dengan dua pola, yaitu; ‫ُصلِّى فِي ال َمسْ ِج ِد‬ ‫صلِّى ِأبى فِى ال َمسْ ِج ِد‬ َ ‫أبى ي‬  atau َ ‫ُي‬ ِ



Contoh: ُ ‫ال َبي‬                      Rumah itu bagus ‫ْت َج ِم ْي ٌل‬ ‫َار َب ٌة‬ ِ ‫ال َّشمْسُ غ‬                  Matahari terbenam َ  Ali pergi ke sekolah ‫ب َعلِيٌّ إِلَى ال َم ْد َر َس ِة‬ َ ‫ذ َه‬  ‫ السيار‬ ٌ‫ةُ َك ِبي َْرة‬                 Mobil itu besar ‫ف َز ْي ٌد َورْ َد ًة‬ َ ‫ َق َط‬                Zaid memetik bunga mawar Pembahasan: Jika kita lihat contoh-contoh di atas, maka semuanya tersusun dari dua kata, bahkan lebih. Salah ُ ‫ ’ال َبي‬dan kedua ‘ٌ‫’ج ِم ْيل‬. satunya pada contoh pertama, kata pertama  ‘‫ْت‬ َ Jika kita hanya menggunakan ُ ‫ال َبي‬/Rumah’ maka itu tidak memahamkan dan hanya mempunyai arti tunggal satu kata saja misal ‘‫ْت‬ yaitu rumah, satu kata ini tidak cukup untuk memahamkan lawan bicara kita, begitu juga jika kita hanya menggunakan kata keduanya saja yaitu ‘ٌ‫ج ِم ْيل‬/bagus’, pasti memunculkan pertanyaan, apa َ yang bagus? siapa yang bagus? apanya yang bagus?. Maka dari itu kita gabungkan kedua kata tersebut sesuai tata Bahasa Arab yang benar maka menjadi ُ ‫‘ ’ال َبي‬Rumah itu bagus’, dengan begitu kita sudah paham secara sempurna dan kalimat ‘ٌ‫ ل‬-‫ْت َج ِم ْي‬ tersebut menambah informasi berfaidah yang sempurna bahwa ‘Rumah itu lah yang bagus’. Begitu juga dengan contoh-contoh kalimat selanjutnya. Sampai sini kita paham bahwa hanya satu kata saja itu tidak cukup untuk berkomunikasi, tapi butuh susunan dua kata atau lebih sampai membuat orang yang mendengarkan itu mendapatkan informasi penting yang lengkap dan utuh. Adapun contoh kata: ‫ ُق ْم‬  ْ ‫إجْ ل‬  ‫ِس‬ ‫ َت َكلَّ ْم‬      ‘Bicaralah!’



 



 ‘Berdirilah!’  ‘Duduklah!’



yang secara dhohir kata-kata di atas hanyalah sendirian atau tunggal, tapi sebenarnya kata di atas sudah cukup memahamkan kepada lawan bicara, karena sebenarnya kata-kata di atas tidaklah hanya tersusun dari satu kata saja, melainkan sebenernya kata-kata di atas adalah kalimat yang tersusun dari dua kata, salah satu di antaranya terucap, contoh pada kata di atas ‘ ‫’قُ ْم‬, kata tersebut terucap tapi yang tidak terucap adalah kata ‘ َ‫ا ْنت‬/kamu’ yang dipahami oleh pendengar dari percakapan tersirat walaupun tidak diucapkan. Kaidahnya: Susunan yang memberikan pemahaman secara sempurna atau informasi berfaidah yang utuh adalah jumlah [kalimat] mufidah [bermanfaat], dan disebut juga dengan kalam. kalimat yang mufidah terkadang tersusun dari dua kata, bahkan terkadang juga tersususun lebih dari dua kata, dan setiap kata yang ada pada kalimat tersebut adalah bagian dari kalimat itu sendiri.