Jurnal Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Persentasi jurnal “ Madu sebagai terapi komplementer untuk anak dengan diare akut : Dwi Nurmaningsih 2019 “



Disusun oleh kelompok 1 : 1. Asep Saefudin 2. Ayu teddy 3. Maulia Hindun A 4. Neni A. 5. Nensi Febriana L 6. Ramlah 7. Siti Rahma Ruliana 8. Yogi P



MATA AJAR: KEPERAWATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM) TAHUN AKADEMIK 2019/2020



TINJAUAN JURNAL A. Judul jurnal : Madu sebagai terapi komplementer untuk anak dengan diare akut. B. Penulis : Dwi Nurmaningsih C. Nama Jurnal : Jurnal kesehatan D. Tahun : 2019 E. Volume : 3 ( tiga ) F. Nomor : JKH/volume 3/nomor 1/januari 2019. G. Halaman : 10 H. Abstrak : Diare merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia yang berpotensial menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Penanganan diare selain menggunakan teknik farmakoterapi terdapat juga terapi komplementer yang dapat digunakan yaitu dengan memberikan madu. Manfaat madu untuk mengatasi diare karena efek antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang mudah dicerna. Madu juga membantu dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat diare. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh madu terhadap diare akut pada anak balita. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan pretest dan posttest non equivalent control grup design. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh madu terhadap frekuensi buang air besar (BAB) dan karakteristik feses pada anak balita dengan diare akut. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan frekuensi BAB dan konsistensi feces sebelum dan pemberian madu ( p value =0,001) sehingga dapat disimpulkan bahwa madu berpengaruh terhadap frekuensi BAB dan konsistensi feses pada anak balita dengan diare akut. Kata kunci : anak balita, diare akut, madu. I.



Latar belakang Latar belakang dari presentasi jurnal ini karena banyaknya angka kejadian diare pada balita di Indonesia sebanyak 1.516.438 pada tahun 2018 dan DKI Jakarta berada diperingkat ke 5 terbanyak, dengan total penderita 104.743 sedangkan wilayah jakarta utara berada diperingkat 2 di DKI Jakarta. Pasien anak yang dirawat di ruang lumba dan ruang dory RSUD koja dengan diare akut. Dari data bulan agustus 2019 di ruang dory dari 1227 pasien yang di rawat didapatkan 423 pasien di rawat dengan diare akut (34%). Sedangkan



di ruang lumba selama bulan agustus 2019 didapatkan data pasien yang di rawat dengan diare sebanyak 83 pasien dari 306 pasien yang dirawat (27,12%). J.



Metode penelitian Metode penelitian dari jurnal ini yang digunakan adalah Quasi experiment dengan pretest and posttest non equivalent control grou design. Variable independen adalah eksperimen pemberian madu dan variable dependen adalah frekuensi BAB dan karakteristik feses. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 26 anak balita dengan diare akut yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok eksperimen mendapatkan terapi standar dari puskesmas ditambah dengan terapi madu selama 5 hari dengan dosis 5 cc madu dan diberikan 3 kali sehari. Madu yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu murni dari pusat perlebahan pramuka yang sudah terstandarisasi SNI. Sedangkan kelompok control mendapatkan terapi standar dari puskesmas. Penelitian ini dilaukan di poli MTBS puskesmas Cinere, Depok pada bulan mei-juli 2018.



K. Pembahasan Table 1 Kelompok eksperimen (n=13)



Frekuensi Mean SD BAB Sebelum



7,92



Sesudah Selisih



1.62 6,30



CI 95%



P



value 1,188 5,04:7,57 0,001 1,325



Kelompok control (n=13)



Frekuensi Mean



SD



BAB Sebelum



7,69



value 1,377 2,75:4,62 0,001



Setelah Selisih



4,00 3,69



0,707



CI 95%



P



Table 1 menunjukan perbedaan frekuensi BAB sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil rata-rata frekuensi BAB pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa terdapat penurunan frekuensi BAB sebelum dan sesudah intervensi sebesar 6,30, yaitu dari 7,92 turun menjadi 1,62. Hasil uji T diperoleh p value = 0,001, yang artinya secara statistic ada perbedaan yang signifikan frekuensi BAB sebelum dan setelah intervensi pada kelompok eksperimen. Dan hasil ratarata frekuensi BAB pada kelompok control menunjukkan bahwa terdapat penurunan frekuensi BAB sebesar 3,69, yaitu dari 7,69 turun menjadi 4,00. Hasil uji T diperoleh p value 0,001 yang artinya secara statistic ada perbedaan yang signifikan frekuensi BAB sebelum dan setelah intervensi pada kelompok ontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian madu terhadap frekuensi BAB pada balita dengan diare akut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitayani dan Fatimah yang menjelaskan bahwa terdapat pengaruh pemberian madu terhadap penurunan frekuensi diare pada anak balita usia 1-5 tahun dengan p value 0,032