Jurnal Bedak Tabur2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



PENGGUNAAN ASAM SALISILAT PADA SEDIAAN BEDAK TABUR STERIL Cahyani Putri Ngulwiyah, Ina Suci Pratiwi, Iwan Santoso Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Email : [email protected]



ABSTRAK Bedak tabur adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar, umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Bedak tabur telah sering digunakan pada kulit salah satunya sebagai antiseptikum dan anti iritasi. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memahami konsep sterilisasi dalam pembuatan sediaan bedak tabur steril, memahami kegunaan zat aktif dan eksipien dalam sediaan bedak tabur steril, memahami prosedur kerja dalam pembuatan sediaan bedak tabur steril serta untuk mengetahui kegunaan dari asam salisilat yang digunakan. Pada praktikum kali ini dibuat dengan asam salisilat 2%, balsam peru 2%, adep lanae 4%, magnesium oxida 10%, dan talkum. Peralatan yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu dengan autoklaf suhu 121⁰C selama 15 menit dan untuk bahan-bahan seperti talkum dilakukan sterilisasi aseptis menggunakan oven suhu 160⁰C selama tidak kurang dari 1 jam. Sediaan yang telah dibuat akan dikemas dalam wadah silinder yang telah disterilkan. Sediaan bedak tabur kemudian dianalisis dengan dilakukan beberapa uji meliputi, uji sifat alir bedak, uji keseragaman bobot, uji homogenitas partikel, uji luas permukaan dan uji pengemas kaleng. Jika sediaan telah melalui uji-uji tersebut dapat dikatakan bahwa sediaan bedak tabur steril telah memenuhi persyaratan dan aman untuk digunakan. Kata kunci : bedak tabur, asam salisilat,pengujian



I.



PENDAHULUAN Menurut Permenkes 1993, obat adalah



sediaan



atau



siap



ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang



atau



dosis-dosis yng dianjurkan bagi pasien dalam



menyelidiki secara fisiologi atau keadaan



berbagai umur, berat dan status penyakitnya.



patologi dalam rangka penetapan diagnosa,



Untuk membantu pemakaian alat melalui



pencegahan,



pemulihan,



jalur-jalur pilihannya telah diformulasikan



peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Jalur



dan disiapkan bentuk sediaan yang sesuai



digunakan



paduan-paduan



untuk



yang



oral, rectal, parental dan topical) harus



mempengaruhi



penyembuhan,



yang paling efektif pemakaian obat (secara



2|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



salah satunya seperti serbuk (H.A Syamsuni,



dan dalam perbandingan yang sama pula,



2006)



4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam Menurut Farmakope III, serbuk adalah



dalam bobot) atau keseragaman kandungan



campuran homogen dua tau lebih obat yang



(seragam dalam zat yang terkandung) yang



diserbukkan. Sedangakan menurut Farmakope



berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang



IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat



mengandung



yang atau zat kimia yang yang dihaluskan,



psikotropik.



ditujukan



untuk



pemakaian



oral



atau



obat



Derajat



keras,



halus



narkotik



serbuk



dan



dinyatakan



pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai



dengan satu nomor atau dua nomor. Jika



luas permukaan yang lebih luas sehingga



derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu



lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi



nomor berarti semua serbuk dapat melalui



daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti



pengayak



kapsul, tablet, pil. Obat yang terlalu besar



dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua



volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul



serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor



dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam



terendah dan tidak lebih dari 40% melalui



bentuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006). Adapun



pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai



keuntungan



nomor



tersebut. Jika



serbuk



ialah



contoh serbuk 22/60 dimaksudkan bahwa



obat



sesuai



serbuk dapat melalui pengayak nomor 22



kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih stabil



seluruhnya dan tidak lebih dari 40% melalui



daripada cairan, serta memberika disolusi



pengayak



yang



lebih cepat. Namun serbuk juga



menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54



memiliki kerugian yaitu kurang baik untuk



cm dihitung searah dengan panjang kawat



bahan obat yang mudah rusak atau terurai



(Moh. Anief, 2007).



sebagai



menggunakan



dengan



campuran



bahan



no



60.



Nomor



pengayak



dengan adanya kelembaban, bahan obat yang



Secara umum serbuk terbagi atas dua



pahit akan sukar tertutupi rasanya serta



macam, yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan



peracikannya cukup lama (Howard C. Ansel,



serbuk tak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi



1989).



(pulveres) merupakan serbuk terbagi yang Secara umum syarat serbuk adalah



dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,



sebagai berikut : 1. Kering, tidak boleh



dibungkus menggunakan bahan pengemas



menggumpal atau megandung air, 2. Halus,



yang cocok untuk sekali minum (Dirjen



harus



kasar,



POM,1979). Sedangkan Pulvis adspesorius



3. Homogen, setiap bagian campuran serbuk



(serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan



harus mengandung bahan-bahan yang sama



untuk penggunaan topikal, dapat dikemas



bebas



dari



butiran-butiran



3|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



dalam wadah yang bagian atasnya berlubang



lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan



halus untuk memudahkan penggunaan pada



aduk, sambil yang melekat pada dinding



kulit (Dirjen POM, 1995).



mortir dilepas dengan spatel atau kertas film



Secara



syarat



dan diaduk. Ichtyol diencerkan dulu dengan



serbuk tabur adalah (H.A Syamsuni, 2006) :



ether cum spritus lalu dikeringkan dengan



Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran



talk, yaitu sambil diaduk dibiarkan ether cum



kasar (harus melewati ayakan 100 mesh).



spritusnya menguap lau ditambahkan sisa talk



Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus



dan serbuk lainnya, sambil yang melekat pada



bebas dari bakteri Clostridium tetani, C.



dinding mortir dilepas dengan spatel atau



welchi dan Bacillus anthracis serta disterilkan



dengan kertas film. Talcum ditambahkan



dengan cara kering. Tidak boleh digunakan



terakhir pada campuran serbuk yang telah



untuk



turan



digerus homogeny. Minyak - minyak eteris



pembuatan serbuk tabur (Moh. Anief, 2007)



dan formaldehyde solution dicampur terakhir



: Serbuk



zat



dengan cara memasukkan zat trsebut dalam



berlemak diayak dengan ayakan no. 100,



mortir lalu ditambahakan campuran serbuk



serbuk tabur yang mengandung zat berlemak



yang telah diayak sedikit demi sedikit.



luka



khusus



terbuka.



tabur



tanpa



Sedangkan



mengandung



diayak dengan ayakan no. 44, seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal



II.



diayak dan dihaluskan lagi sampai seluruhnya



Alat



terayak.



PROSEDUR PRAKTIKUM



Alat



Dalam



proses



pembuatan bedak tabur steril antara lain



terdapat penanganan – penganan khusus



mortar, stamfer, cawan porselein, pipet tetes,



terhadap bahan yang mengandung  (Moh.



sudip, pengayakan (mesh 20), spatel, oven,



Anief, 2007):



autoklaf, kapas, kain kasa, kertas kopi, dan



Adeps



serbuk



selama



tabur



plumbi



pembuatan



digunakan



lanae,



vasselinum,



oxydi emplastrum ialah dengan



melarutkan zat tersebut dalam ether dan



alumunium foil. Bahan



aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk



Bahan yang digunakan dalam proses



sampai ether dan aceton menguap, setelah itu



pembuatan bedak tabur steril antara lain yang



ditambah bahan lainnya. Acid salicyl dan



dibutuhkan untuk membuat sediaan bedak



mentol ditetesi alcohol 90% karena bersifat



tabur sterl ini yakni Asam salisilat,Balsam



higroskopis artinya mudah berikatan dengan



peru, Adeps lanae, Magnesium oxide, talkum



udara. Parrafinum liquidum dan oleum ricini



dan etanol 96%.



dicampur dulu dengan sama banyaknya talk



4|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



Formula



Praktikum pembuatan sediaan bedak



Formula 1 :



tabur ini dilaksanakan pada tanggal



R/ Asam salisilat



2%



Agustus



Balsam Peru



2%



Laboratorium Teknologi Farmasi, Universitas



Adeps lanae



4%



Sriwijaya Inderalaya.



Magnesium oxide 10% Talkum



ad



75



praktikum



kali



Langkah kerja ini



akan



dilakukan pembuatan sediaan bedak stabur steril. Proses pembuatan sediaan bedak tabur steril dimulai dengan sterilisasi peralatan serta pengemas



yang akan digunakan seperti



mortar, stamfer, cawan porselein, dan pipet tetes



dengan menggunakan oven 180ᵒC



selama 30 menit sedangkan untuk spatel dan pengayak disterilisasi dengan autoklaf 121ᵒC selama 15 menit. Kemudian adeps lanae dilarutkan dengan aseton 1ml, kemudian dikeringkan dengan baik. Setelah dikeringkan tambahkan sebagian talk gerus homogen menjadi massa 1, balsam peru dipanaskan dalam cawan menggunakan Bunsen tetesi alcohol 95% keringkan dengan talk massa 2, asam salisilat dilarutkan dengan etanol 90% lalu dikeringkan massa 3, magnesium oxide ditambahkan sisa talcum lalu gerus homogen menjadi massa 4, lalu campurkan massa 1, 2, dan 4 kedalam massa 3 kemudian gerus homogen. Tempat dan waktu



hari



Selasa



di ruangan



PROSEDUR KERJA



M.f powder



Pada



2017



29



1. STERILISASI ALAT Sterilisasi pada alat dilakukan dengan dicuci terlebih dahulu yang kemudian dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kopi. Proses sterilisasi ini dilakukan dengan metode sterlisasi panas kering yakni dengan menggunakan oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 30 menit. 2. STERILISASI PENGEMAS Sterilisasi pengemas ini dilakukan dengan metode panas kering, dimana pengemas sebelunya diberihkan dengan air, dan etanol yang keudian di bungkus dengan kertas kopi dan aluinium foil,keudian di masukkan ke oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 30 menit 3. PEMBUATAN BEDAK TABUR Pembuatan bedak tabur ini dimulai dari penyiapan alat yang sudah di sterilisasi sebelumnya, kemudian dilakukan pnimbangan terhadap bahan yang meliputi ketokonazol, ZnO, calamin,dan talku sesuai resep. Dilakukan sterilisasi pada talkum dengan metode panas kering, yakni dengan menggunakan oven dengan suhu 180derajat celcius selama 15 menit ,setelah itu dilakukan pengayakan pada talkum dengan mesh no.20. gerus ZnO,calain dan sebagian talkum, yang kemudian ditambahkan lagi ketokonazol dan juga sisa talkum



5|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



4. ●























setelah massa homogen ,serbuk kembali diayak dengan mesh no.20. setelah massa dianggap dengan hoogen dan lolos dari ayakan dimasukkan ke pengemas, sediaan dimasukkan ke pengemas sekunder dan diberi etiket. PENGUJIAN SEDIAAN Uji keseragaman partikel Serbuk diletakan di ayakan denga urutan mesh mulai dari terkecil ke terbesar sebanyak 10g, selaa 5 menit diayak konstan, yang kemudian dicatat jumlah bobot serbuk yang lolos dari mesh no.20 Uji kadar air Ditimbang 1g serbuk yang dipanaskan di oven , kemudian dihitung kadar air nya Uji sifat alir Dilakukan penimbangan terhadap serbuk sebanyak 10g kemudian ditempatkan diatas corong yang telah disumbat, bersamaan dengan dihidupkannya stopwatch ,dihitung jumlah serbuk yang melewati corong dengan batas waktu yang digunakan sampai serbuk di corong habis. Kemudian dihitung sudut diamnya Uji luas permukaan Dilakukan dengan metode mikromeritik, dengan mebuat suspensi serbuk dengan perbandingan 1g serbuk dan 1ml air , yang kemudian di teteskan di preparat, dan di amati di bawah mikroskop,dihitung diameter dan luas permukaannya. uji homogenitas Dilakukan dengan mengayak serbuk sapai melewati mesh no.20 uji daya sebar



Dibuka tutup bedak dari jarak 10c yang diletakkan pada kertas hitam, dengan diberikan angin dengan kekuatan dan kecepatan 1 dari jarak 30cm ● uji daya lekat Uji ini dilakukan dengan menaburkan bedak di kulit punggung sebanyak 0,5g, dan dilihat kemapuannya melekat pada perukaan kulit ● uji sterilitas Uji yang dilakukan dengan menggunakan dua media yakni media NA dan PDA, ,uji ini dilakukan dengan metode yang sama yakni dengan melubangi bagian agar yang telah mengeras di capet dengan menggunakan pipet teted kemudian di masukkan sediaan di bagian yang telah di lubangi, kedua media ini hanya berbeda saat penginkubasian, dimana pada media NA, di inkubasi selama 24ja sedangkan pada PDA dilakukan sela 72jam, dan diaati pertumbuhan bakteri pada kedua media tersebut. ● Uji kualitatif ketokonazol Uji ini dilakukan dengan memanskan 10g serbuk dengan 1ml air dan 0,25 HCL selama 5 menitm lalu didinginkan dengan menggunakan es, kemudian ditambahkan 0,5l natriu nitrit, untuk menghilangkan kelebihan nitrit ditambahkan asam sulfamat p, dari campuran ini ditambahkan sebanyak 0,5ml dengan campuran 0,5ml 2-naftol p dan 2ml larutan NaOH ,reaksi positif ditandai perubahan warna menjadi merah jingga.



6|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



pengujia n Uji daya Lekat



hasil



sediaan



keterangan



baik Ketika ditaburkan pada permukaan kulit,serbuk lambat terjatuh To 15,9cm;10cm;11,5cm T= 10cm;9,5cm;7cm=8,83c m



yang



dipahami



dipadatkan.



sebagai



serbuk



Serbuk tabur ringan



untuk



penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang



Uji daya Sebar



Uji keseraga man partikel



Uji sifat alir Uji kadar air



Uji daya serap Uji organole ptis



baik 1.21cm ;22cm;19cm D=20,67cm 2. 20cm ; 19cm ; 8cm = D=15,67cm baik Bobot awal = 10g Bobot akhir setelah di ayak = 9,98g Yang menandakan serbuk memiliki keseragaman partikel yang baik Bur Syarat sifat alir baik uk 10g/s Dari percobaan 20g/s baik Syarat 2-4% Bobot awal = 1g Bobot akhir= 0,98g Kadar air = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎ℎ𝑖𝑟 𝑥 100% 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 baik Selama 21menit terserap oleh air baik Bentuk : serbuk Warna: putih



peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1 inchi ada 100 lubang ). Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak. Setelah semua serbuk terayak, dicampur dan diaduk



lagi.



Jangan



digunakan



serbuk



sebelum tercampur homogen seluruhnya. Farmakologi dari sediaan serbuk tabur yaitu ketika serbuk tabur dipakai pada kulit, serbuk akan melalui folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak, atau sel-sel selaput ke lapisan epidermis. Setelah itu serbuk akan diadsorpsi, adsorbsi adalah penyerapan partikel hanya terdapat pada permukaan



saja.



Adsorpsi



serbuk pada



umumnya disebabkan oleh penetrasi melalui stratus corneum dan kenaikan suhu pada kulit dapat menambah kemampuan penetran zat yang dipakai. Pada saat serbuk tabur di adsorbsi



III.



HASIL DAN PEMBAHASAN



maka akan masuk ke dalam lapisan kulit yang



Serbuk dipahami sebagai campuran



telah teriritasi oleh jamur, bakteri dan bahkan



obat



yang



akibat peradangan dan kerusakan lapisan kulit



mempunyai



luas



tanduk. Bahan-bahan dalam serbuk tabur akan



permukaan yang luas, serbuk lebih mudah



ikut teradsorbsi dan menghasilkan efek terapi



terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk



dari gejala-gejala tersebut.



homogen



dua



diserbukkan,



atau karena



lebih



7|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



Sebelum proses pembuatan bedak



kedalam lumpang gerus homogen . Timbang



tabur asam salisilat dilaksanakan, terlebih



bobot yang didapat dan lakukan pengayakan



dahulu



yaitu



dengan mesh 40. Dan lakukan sterilisasi di



lumpang dan alu, pengemas, pengayak, cawan



oven dengan suhu 180ᵒC dalam waktu kurang



persolen, spatel, beker glass, kaca arloji, gelas



30 menit dan masukkan dalam pengemas.



dilakukan



sterilisasi



alat



ukur, pipet tetes. Tahap sterilisasi panas kering



dilakukan



di



oven.



Pada pengujian bedak tabur dilakukan



Suhu yang



beberapa pengujian yang didapat pada analisis



digunakan dalam sterilisasi yaitu 180ᵒC dalam



data seperti yang pertama uji keseragaman



waktu 15-30 menit dan tahap sterilisasi ini



ukuran dan uji sifat alir.



bertujuan untuk membuktikan bahwa alat



Pengujian homogentitas sediaan yang



yang digunakan dapat mempengaruhi hasil



dilakukan



pada sediaan bedak tabur asam



dari sediaan yang berkualitas.



salisilat diketahui bahwa bedak tabur dapat



Pembuatan bedak tabur dibuat dengan



lolos dari ayakan no 40. Hal ini menandakan



menggunakan asam salisilat Pada tahap



bahwa tidak terdapat butiran kasar pada



preformulasi didapat formula yang akan



sediaan. Dan pada pengujian yang dilakukan



digunakan dalam pembuatan bedak tabur



untuk uji pengemas adalah uji kebocoran,



yaitu asam salisiat, adeps lanae, magnesium



berdasarkan uji yang telah dilakukan, pada



stearat, balsam peru dan talk. Kegunaan dari



pengemas disimpulkan bahwa pengemas tidak



bahan seperti asam salisilat untuk antiseptik,



mengalami



antipiretik,



dengan larutan metilen blue selama 30 menit.



astringen. Dan pada



talkum



kebocoran



setelah



direndam



sebagai zat tambahan dalam pembuatan bedak tabur.



IV. Pembuatan dilakukan di ruang aseptis.



KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan



Tahap pertama pembuatan yaitu talkum di



1. Asam salisilat berfungsi sebagai anti fungi,



ayak dengan mesh 20 agar menjadi serubuk



Balsam peru sebagai antiseptik, Adeps



halus. Masukkan zat aktif asam salisilat yang



lanae berfungsi sebagai zat tambahan,



telah dilarutkan dengan etanol dan sedikit



Magnesium



talkum



antiseptik,



ke



dalam



lumpang



dan



gerus



homogen. Penambahan adeps lanae yang telah dilarutkan



dengan



aseton



1



ml



oxside dan



berfungsi



talkum



sebagai



sebagai



zat



tambahan dalam pembuatan bedak tabur.



dan



2. Pembuatan bedak tabur asam salisilat



penambahan mangnesium oxide yang telah



digunakan metode aseptis karena bahan



ditambahkan sisa talcum terlebih dahulu gerus



yang digunakan tidak tahan panas



homogen. Kemudian campurkan semuanya



8|Page Jurnal Teknologi Farmasi Steril



3. Sediaan bedak tabur asam salisilat telah



alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang



memenuhi persyaratan uji keseragaman



dalam proses praktikum, agar praktikum yang



ukuran dan uji sifat alir dimana didapatkan



dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.



hasil analisis data terdistribusi normal.



Hal yang utama diharapkan agar praktikan



4. Pada



pengujian



homogenitas



sediaan,



terus mengasah kemampuan dalam membuat



bedak tabur asam salisilat melewati ayakan



sedian serbuk tabur, dimana sediaan serbuk



no 40 yang menandakan bahwa sediaan



tabur merupakan sediaan yang membutuhkan



bebas dari partikel kasar.



ketelitian



5. Serbuk tabur adalah serbuk ringan yang



serta



keterampilan



dalam



peracikannya.



bebas dari butiran kasar, digunakan untuk penggunaan topical yang umumnya harus melewati ayakan dengan derajat halus 100



DAFTAR PUSTAKA Anief,



M.



2007.



Penggolongan



Obat



mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada



Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan.



bagian yang peka.



Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada .



6. Bahan yang digunakan pada pembuatan serbuk tabur harus bebas dari bakteri. Serta, serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.



Ansel, H.C. 1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi



Saran



III.



Jakarta



:



Departemen



Kesehatan Republik Indonesia. Dalam pembuatan serbuk tabur, ada



Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia



beberapa bahan yang perlu penanganan



Edisi Keempat. Jakarta: Departemen



khusus. Agar hasil dari sediaan serbuk tabur



Kesehatan



yang dibuat akan mendapatkan hasil yang



Indonesia



baik. Selain itu diharapkan sediaan bedak tabur dapat dibuat dengan menggunakan prinsip kerja yang baik dan menghasilkan sediaan serbuk tabur yang berkhasiat. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas



diperlukan



fasilitas



berupa



Indonesia



Republik



Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC.