15 0 734 KB
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan Antioxidant Activity and Organoleptic Charecteristic of Soursop (Annona muricata Linn.) Leaf Tea Based on Variants Time Drying Delvi Adri dan Wikanastri Hersoelistyorini Program Studi S-1 Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang Korespondensi, email: [email protected]
Abstract Soursop leaf has been used traditionally to treat a variety of diseases, because soursop leaf contain antioxidant compound. The research objective to be achieved is to measure and analyze the activity of antioxidant and organoleptic properties of Soursop Leaf Tea by variations in drying time 30, 60, 90, 120, and 150 minutes. Measurement of antioxidant activity using UV-Vis spectrophotometry method (λ 517 nm), whereas the organoleptic parameters : taste, color, aroma, and appearance. Result of studies that a treatment time of drying effect on antioxidant activity of Soursop Leaf Tea. Soursop leaf drying conditions at 50o C with a temperature of 150 minutes give the highest level of antioxidant activity and the lowest EC50 value, but it has lowest a flavor organoleptic. Recommendations, drying temperature of 50o C tailings with drying 150 minutes, and to increase flavor can be done with the added the essen. Key words: soursop leaf tea, antioxidants, drying, and organoleptic charecteristic. PENDAHULUAN
sirsak sebagai obat herbal untuk mengobati
Tanaman sirsak (Annona muricata Linn.)
penyakit kanker, yaitu dengan cara meminum air
berasal dari bahasa Belanda, yakni zuurzak berarti
rebusan daun sirsak segar. Air rebusan daun
kantong asam. Daun sirsak banyak digunakan
sirsak segar dapat menimbulkan efek panas
sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai
seperti pada kemoterapi, namun air rebusan daun
penyakit, antara lain : penyakit asma di Andes
sirsak ini hanya membunuh sel-sel yang abnormal
Peru, diabetes dan kejang di Amozania Peru
(kanker) dan membiarkan sel-sel normal tetap
(Zuhud, 2011). Kandungan senyawa dalam daun
tumbuh. Hal ini berbeda dengan efek yang
sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid,
ditimbulkan pada pengobatan kemoterapi, dimana
kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid
pengobatan kemoterapi ini tidak saja membunuh
berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit
sel-sel abnormal (kanker)
kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur
tetapi sel-sel yang
normalpun ikut mati (Leny, 2006).
fotosintetis, dan pengatur tumbuh (Robinson,
Meskipun air rebusan daun sirsak segar
1995). Masyarakat Indonesia menggunakan daun
telah lama digunakan sebagai obat herbal untuk 1
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
penyakit kanker, namun bentuk teh daun sirsak belum
banyak
digunakan
oleh
2. Proses Pembuatan Teh Daun Sirsak Daun sirsak dicuci bersih dan disortasi.
masyarakat.
Daun sirsak dilakukan proses pelayuan dengan
Karena itu perlu dilakukan kajian tentang analisis antioksidan dalam teh daun sirsak,
suhu 70oC selama 4 menit, didinginkan selama 5
untuk
menit, dan dilakukan penggulungan. Setelah
menggali potensi daun sirsak sebagai minuman
digulung dilakukan proses pengeringan dengan
fungsional yang dapat difungsikan antara lain
suhu 50oC dengan variasi lama pengeringan 30,
sebagai obat herbal untuk penyakit kanker.
60, 90, 120, dan 150 menit dan dilakukan uji kadar air.
METODOLOGI Bahan
ke-5 sampai daun ke-3 dari pangkal batang,
3. Proses Pembuatan Larutan Teh Daun Sirsak Menimbang 100 mg serbuk daun sirsak dan
serbuk Mg, HCl pekat, Amil
ditambahkan 10 mL air
Daun sirsak yang diambil mulai dari daun
alkohol, larutan
Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) 0,07 mM, dan
dimasukkan
Metanol P.A.
dididihkan.
ke
dalam
panas,
penangas
kemudian air,
dan
Alat Loyang, oven, spektrofotometer UV-Vis,
4. Uji Aktivitas Antioksidan
mortir, stamper, kertas saring, corong, pemisah
a. Uji Kualitatif Senyawa Fenolik 5 ml minuman teh daun sirsak dimasukkan
drupple plate, gelas kecil, sendok kecil, dan
ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 5 tetes
kertas quisioner.
larutan FeCl3 5% dan dikocok kuat. Terbentuknya
Prosedur Penelitian
warna biru kehitaman setelah penambahan FeCl3
Prosedur penelitian meliputi: penyiapan
5% menunjukkan adanya senyawa fenolik.
sampel, pembuatan teh daun sirsak, pembuatan
b. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid 5 ml minuman teh daun sirsak dimasukkan
larutan teh daun sirsak, uji kadar air (AOAC, 1995),
uji
kualitatif
senyawa
fenolik
flavanoid (Lia, 2011), uji kuantitatif
dan
dalam tabung reaksi. Ditambah serbuk Mg, HCl
aktivitas
pekat 1 ml, dan Amyl alkohol 5 ml dan dikocok
antioksidan (metode DPPH dan EC50), dan uji
kuat. Terbentuknya warna jingga dalam larutan
sifat organoleptik (metode scoring).
menunjukkan adanya flavonoid. c. Uji Kuantitatif Aktivitas Antioksidan - Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Pratiwi, 2009) Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan
1. Penyiapan Sampel Daun
sirsak
diperoleh
dari
wilayah
Semarang dan diambil pada jam 05.00 WIB. Kemudian
daun
sirsak
dipisahkan
dengan cara 4,0 mL larutan DPPH 0,07 mM
dari
dimasukkan
rantingnya.
ke
dalam
tabung
reaksi
dan
ditambahkan 50 μL larutan uji teh daun sirsak dan 2
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
dihomogenkan dengan vortex, sebagai kontrol
dilakukan 4 kali pengulangan (U). Penentuan
digunakan larutan DPPH tanpa penambahan
ulangan menggunakan rumus galat = (P-1) x (U-
larutan uji. Selanjutnya larutan
diukur dengan
1). Jika dalam penelitian ini menggunakan 5 kali
alat spektrofotometer UV-VIS pada panjang
perlakuan dan 4 kali ulangan maka jumlah galat =
gelombang 517 nm dan operating time 40 menit.
(5-1) x (4-1) = 12. Data
- Uji Aktivitas Antioksidan dengan Effective Concentration (EC50) (Pratiwi, 2009) Parameter yang dipakai untuk menunjukkan
antioksidan
Varian),
efisien atau efficient concentration (EC50) yaitu suatu
zat
antioksidan
yang
pengukuran diperoleh,
aktivitas
dianalisis
uji
pengaruh menggunakan Anova (Analysis Of
aktivitas antioksidan adalah harga konsentrasi
konsentrasi
hasil
sedangkan
data
hasil
pengujian
organoleptik, ditabulasi dan dianalisis dengan uji
dapat
Friedman.
menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal bebasnya atau konsentrasi suatu zat
HASIL DAN PEMBAHASAN
antioksidan yang memberikan % penghambatan
Pembuatan teh daun sirsak didasarkan pada
radikal bebas sampai 50%. Zat yang mempunyai
penelitian Tuminah (2004). Daun teh dilayukan
aktivitas antioksidan tinggi, akan mempunyai
pada 70oC selama 4 menit. Kondisi operasi
harga EC50 rendah (Molyneux, 2004).
pelayuan ini diacu sebagai kondisi optimum pelayuan
5. Uji Sifat Organoleptik dengan Metode Skoring (Rahayu, 2001) Parameter pengujian organoleptik meliputi
daun
sirsak
pada
penelitian
ini.
Sedangkan Proses pengeringan daun sirsak dilakukan pada suhu 50oC, dengan variasi lama
rasa, warna, aroma, dan kenampakan. Panelis
pengeringan 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Uji
memberikan penilaian berupa skor pada blangko
yang dilakukan pada produk teh daun sirsak yang
uji organoleptik teh daun sirsak dan minuman teh
dihasilkan meliputi: uji kadar air, uji aktivitas
daun sirsak.
antioksidan, serta sifat organoleptik. 1. Kadar Air
Rancangan Penelitian Rancangan (Rancangan
Acak
penelitian Lengkap)
Kadar air mempunyai peranan penting adalah
RAL
dengan
faktor
dalam menentukan karakteristik
simpan bahan pangan. Hasil analisis kadar air
tunggal, dimana digunakan 1 level perlakuan.
pada
Variabel independen adalah lama pengeringan teh
teh
daun
pengeringan
daun sirsak dan variabel dependen adalah
sirsak
ditampilkan
berdasarkan pada
waktu
Gambar
1.
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa kadar air
aktivitas antioksidan dan sifat organoleptik teh daun sirsak. Jumlah perlakuan ditentukan
serta lama
tertinggi
5
diperoleh
pada
perlakuan
lama
pengeringan 30 menit, sebesar 34,13 % dan kadar
perlakuan (P) dan masing-masing perlakuan
air terendah terdapat pada perlakuan lama 3
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
pengeringan 150 menit, sebesar 8,13%. Hasil uji
bantuan HCl pekat membentuk kompleks dengan
statistik anova menggunakan α 0,05 diperoleh
gugus flavonoid berwarna hijau sampai jingga.
data taraf signifikan p-value; 0,00 dimana p-value
Hasil uji dinyatakan positif, bila timbul warna
< 0,01; sehingga dapat disimpulkan bahwa lama
jingga dari kompleks Magnesium flavanoid
pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap
(Tabel 2).
kadar air. Tabel
Komposisi air pada bahan pangan seperti
2. Hasil Uji Kualitatif Senyawa Flavanoid Teh Daun Sirsak
air bebas dan air terikat, dapat berpengaruh pada No
terikat adalah air yang terdapat dalam bahan
1
Lama pengeringan 30 menit
pangan. Air bebas adalah air yang secara fisik
2 3
60 menit 90 menit
+ +
4
120 menit
+
5
150 menit
+
laju atau lama pengeringan bahan pangan. Air
terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran, kapiler, serat, dan lain lain (Winarno, 2002).
Senyawa flavonoid +
Keterangan : tanda + menyatakan bahwa sampel teh daun sirsak positif mengandung senyawa flavanoid.
2. Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Kualitatif Senyawa Fenolik Menurut Sudjaji dan Rohman (2004), FeCl3
c. Uji Kuantitatif Antioksidan
bereaksi dengan gugus fenolik membentuk kompleks berwarna hijau, ungu sampai hitam.
1) Uji Kuantitatif Antioksidan dengan Metode DPPH Hasil analisis antioksidan teh daun sirsak
Hasil uji sampel teh daun sirsak ditampilkan pada Tabel 1.
dengan metode DPPH yang tersaji pada Gambar 2, diketahui bahwa semakin lama pengeringan
Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Senyawa Fenolik Teh Daun Sirsak No Lama pengeringan 1 30 menit 2 60 menit 3 90 menit 4 120 menit 5 150 menit
semakin tinggi aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada sampel teh
Senyawa fenolik + + + + +
daun sirsak dengan perlakuan lama pengeringan 150 menit, yaitu sebesar 76.06% dan terendah 53,17% pengeringan 30 menit . Hasil uji anova menunjukkan p-value 0,00 dimana p-value < 0,01 sehingga
dapat
diketahui
bahwa
lama
Keterangan : tanda + menyatakan bahwa sampel teh daun sirsak positif mengandung senyawa fenolik.
pengeringan berpengaruh sangat nyata pada
b. Uji Kualitatif Senyawa Flavonoid
pada
Menurut
Robinson
(1995),
aktivitas antioksidan. Kondisi tersebut disebabkan
senyawa
proses
pengeringan
mengakibatkan
meningkatkan zat aktif yang terkandung dalam
flavonoid bereaksi dengan serbuk magnesium dan
daun teh (Winarno, 2004). 4
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
2,9 ; sedangkan nilai terendah terdapat pada teh
2) Uji Aktivitas Antioksidan dengan Nilai Effective Concentration 50 (EC50) Hasil analisis antioksidan teh daun sirsak
dengan lama pengeringan 150 menit, yaitu sebesar 2,6. Hasil uji Friedman menggunakan α
dengan nilai Effective Concentration 50 (EC50)
0,05 diperoleh data taraf signifikan p-value 0,46
yang tersaji pada Gambar 3, diketahui bahwa
dimana p-value > 0,05 sehingga dapat diketahui
semakin lama pengeringan semakin rendah nilai
tidak ada pengaruh lama pengeringan terhadap
EC50, sehingga nilai terendah pada pengeringan
tekstur teh daun sirsak.
150 menit sebesar 82,16 μg/mL dan tertinggi 117,86 μg/mL pada pengeringan 30 menit. Hasil
Aroma
uji anova menghasilkan p-value 0,00 dimana p-
Menurut standar SNI 03-3836-2012 aroma
value < 0,01, sehingga dapat diketahui bahwa
yang baik untuk teh daun sirsak adalah normal
lama pengeringan berpengaruh sangat nyata pada
yaitu harum khas teh. Menurut Ciptadi dan
nilai EC50. Nilai
EC50
umum
digunakan
Nasution, (1979); menyatakan bahwa senyawa
untuk
pembentuk aroma teh terutama terdiri dari
menyatakan aktivitas antioksidan suatu bahan uji
minyak atsiri yang bersifat mudah menguap dan
dengan metode peredaman radikal bebas DPPH. Harga
EC50
berbanding
terbalik
bersifat
dengan
mudah
sehingga
dapat
menghasilkan aroma harum pada teh. Hasil
kemampuan senyawa yang bersifat sebagai
penelitian rata-rata panelis terhadap aroma teh
antioksidan. Semakin kecil nilai EC50 berarti
daun sirsak ditampilkan pada Gambar 5. Nilai
semakin kuat daya antioksidannya (Molyneux,
aroma tertinggi terdapat pada sampel teh dengan
2004).
lama pengeringan
30 menit,
sebesar 3;
sedangkan nilai aroma terendah terdapat
3. Sifat Organoleptik
pada
sampel teh dengan lama pengeringan 150 menit,
a. Organoleptik Teh Daun Sirsak
sebesar 2,5. Hasil uji Friedman didapatkan p-
Tekstur
value 0,00 (p-value < 0,01) sehingga dapat
Tekstur teh yang baik adalah kasar (Dimas,
diketahui bahwa ada pengaruh sangat nyata lama
2008). Proses pengeringan pada daun teh dapat
pengeringan terhadap aroma teh daun sirsak.
menyebabkan perubahan asam pektat. Dimana
Warna
asam pektat akan mengering dan membentuk semacam pernis sehingga
permukaan
Menurut standar SNI 03-3836-2012 warna
teh
teh yang baik
menjadi kering dan kasar. Hasil penelitian ratarata panelis
teh
tertinggi
terdapat
pada
adalah normal yaitu hijau
kecoklatan. Proses pengeringan menyebabkan
terhadap tekstur teh daun sirsak
warna hijau khlorofil pada daun teroksidasi
ditampilkan pada Gambar 4. Nilai organoleptik tekstur
direduksi
menjadi coklat. Hal ini dikarenakan terjadi
lama
peristiwa pencoklatan (Hernani, 2004). Hasil
pengeringan 30, 60, dan 120 menit, yaitu sebesar 5
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
penilaian rata-rata panelis
terhadap warna teh
asam galat akan teroksidasi
menjadi senyawa
daun sirsak tersaji pada Gambar 6. Nilai warna
thearubigin (TR). Senyawa thearubigin bertagung
tertinggi terdapat pada sampel teh dengan lama,
jawab pada aroma harum (Kim et al. 2011). Hasil
pengeringan 30 menit, sebesar 3,2. Sedangkan
penilaian rata-rata panelis
nilai terendah terdapat pada sampel teh dengan
minuman teh daun sirsak ditampilkan pada
lama pengeringan 150 menit, sebesar 1,6. Hasil
Gambar 8. Nilai aroma minuman teh tertinggi
uji Friedman diperoleh p-value 0,00 dimana p-
pada sampel dengan lama pengeringan 60 menit,
value < 0,01 sehingga dapat diketahui ada
sebesar 3,0. Sedangkan nilai terendah terdapat
pengaruh sangat nyata lama pengeringan terhadap
pada sampel dengan lama pengeringan 120 menit,
warna teh daun sirsak.
sebesar 2,05. Hasil uji Friedman didapatkan p-
terhadap aroma
value 0,00 dimana p-value < 0,01 sehingga dapat b. Organoleptik Minuman Teh Daun Sirsak
diketahui ada pengaruh sangat nyata lama
Rasa
pengeringan terhadap aroma minuman teh daun Menurut standar SNI 01-3143-1992 rasa
sirsak.
yang baik minuman teh daun sirsak adalah
Warna
normal yaitu rasa sepet. Katekin adalah tanin
Menurut standar SNI 01-3143-1992 warna
yang tidak mempunyai sifat menyamak dan
minuman teh daun sirsak yang baik adalah
menggumpalkan protein sehingga menghasilkan
normal yaitu cerah. Menurut Arpah (1993),
rasa sepet. (Hafezi et al. 2006). Hasil rata-rata
senyawa teaflavin memberikan warna merah
penilaian panelis terhadap rasa teh daun sirsak
kekuningan, terang dan berpengaruh terhadap
ditampilkan pada Gambar 7. Nilai rasa tertinggi
kejernihan seduhan. Hasil penilaian rata-rata
terdapat pada sampel dengan lama pengeringan
panelis terhadap warna minuman teh daun sirsak
150 menit, sebesar 2,2. Sedangkan nilai terendah
ditampilkan pada Gambar
terdapat pada sampel dengan lama pengeringan
minuman tertinggi terdapat pada sampel dengan
30 menit, sebesar 2. Hasil uji Friedman
lama
menggunakan α 0,05 diperoleh data taraf
Sedangkan nilai terendah terdapat pada sampel
signifikan p-value 0,46 dimana p-value > 0,05
dengan lama pengeringan 120 menit, sebesar 2.
sehingga dapat diketahui tidak ada pengaruh
Hasil uji Friedman diperoleh p-value 0,00 dimana
lama pengeringan terhadap rasa minuman teh
p-value < 0,01 yang berarti ada pengaruh sangat
daun sirsak.
nyata lama pengeringan terhadap warna minuman
Aroma
teh daun sirsak.
Menurut standar SNI 01-3143-1992 aroma
pengeringan
60
9. Nilai warna
menit,
sebesar
3,1.
Kekentalan
minuman teh daun sirsak yang baik adalah
Menurut standar
normal yaitu harum. Pada proses pengeringan
SNI 01-3143-1992
kekentalan minuman teh daun sirsak yang baik 6
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
adalah
norrmal
yaitu
kental.
Katekin
teh
teroksidasi menjadi ortokuinon
yang memadat
membentuk
Senyawa
theaflavin
bertanggung
(TF).
DAFTAR PUSTAKA AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists, Washington D.C. Arpah, M. 1993. Pengawasan Mutu Pangan. Tarsito. Bandung. Ciptadi, W. dan M. Z. Nasution. 1979. Mempelajari Cara Pemanfaatan Teh Hitam Mutu Rendah untuk Pembuatan Teh Dadak. IPB, Bogor. Durance, T. D., A. Yousif, K. Hyun-Ock, and C. Scaman. 1999. Process for drying medicinal plants. http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp/o=200 0074694. Diakses tanggal : 1 Desember 2012. Dimas, T. P. 2008. Teh dan Pengolahanya. Universitas Brawijaya: Malang. Hafezi M, Nasernejad B, Vahabzadeh F. 2006. Optimation of fermentation time for Iranian black tea production. Iran J Chem Chem Eng 25: 39-44. Hernani. 2004. Gandapura : Pengolahan, fitokimia, minyak atsiri, dan daya herbisida. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol. XV (2) : 32-40. Kim Y, Goodner KL, Park J, Choi J, Talcott ST. 2011. Changes in antioxidant phytochemical and volatile composition of Camellia sinensis by oxidation during tea fermentation. Food Chem 129: 1331-1342. Leny, S. 2006. Bahan Ajar Metode Fitokimia. Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Airlangga : Surabaya Lia, K., 2011. Modul Praktikum Isolasi dan Standarisasi Bahan Alam. Jilid I. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi: Semarang. Molyneux, P. 2004. The use of the stable radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. J. Sci. Technol. 26(2) : 211-219. Pratiwi, D. 2009. Perbedaan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) dengan Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil ). Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi: Semarang. Rahayu, W.P. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
ini
jawab terhadap kekentalan teh
(Hafezi et al. 2006). Hasil penelitian rata-rata
panelis
terhadap kekentalan teh daun sirsak
ditampilkan pada Gambar 10. Nilai kekentalan minuman teh tertinggi pada sampel dengan lama pengeringan 30 dan 60 menit sebesar 2,05. Sedangkan nilai terendah terdapat pada sampel dengan lama pengeringan 120 menit, sebesar 1,6. Hasil
uji
Friedman
menggunakan
α
0,05
diperoleh data taraf signifikan p-value 0,76 dimana p-value > 0,05 sehingga dapat diketahui tidak ada pengaruh lama pengeringan terhadap kekentalan minuman teh daun sirsak.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh lama pengeringan terhadap aktivitas antioksidan teh daun sirsak. Kondisi operasional pengeringan daun sirsak pada suhu 50o C dengan lama pengeringan 150 menit menghasilkan teh daun sirsak dengan aktivitas antioksidan tertinggi dan nilai EC50 terendah. Namun pada kondisi operasional tersebut, teh daun sirsak memiliki nilai organoleptik terendah, khususnya rasa. Untuk mendapatkan teh daun sirsak yang baik dari segi aktivitas antioksidan maupun organoleptiknya, tentang
pengaruh
perlu
dilakukan
penambahan
penelitian
essen
pada
pembuatan teh daun sirsak.
7
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (Penerjemah Kosasih Padmawinata), penerbit ITB: Bandung. SNI 03-3836-2012. Sudjadi dan Rohman, A. 2004. Analisa Obat dan Makanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Tuminah, S. 2004. Teh [Camellia sinensis O.K. var. Assamica (Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran No. 144. Winarno, F.G., 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Zuhud, E. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Yunita Indah. Cet-1. Agromedia Pustaka: Jakarta.
8
rata-rata kadar air (%)
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
40 35 30 25 20 15 10 5 0
y = -0.198x + 34.89 R² = 0.831
0
50
100 150 waktu pengeringan (menit)
200
nilai aktivitas antioksidan (%)
Gambar 1. Kadar Air Teh Daun Sirsak dengan Variasi Lama Pengeringan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
y = 0.168x + 54.44 R² = 0.763
0
50
100 150 waktu pengeringan ( menit)
200
EC50 (μg/mL)
Gambar 2. Aktivitas Atioksidan Teh Daun Sirsak dengan Lama Pengeringan
140 120 100 80 60 40 20 0
y = -0.263x + 115.4 R² = 0.694
0
50 100 150 waktu pengeringan (menit)
200
Gambar 3. Nilai EC50 Teh Daun Sirsak terhadap Lama Pengeringan
9
nilau rata-rata tekstur teh
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
2.95 2.9 2.85 2.8 2.75 2.7 2.65 2.6 2.55 2.5 2.45
2.9
2.9
2.9 2.8
2.6
30
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
nilai rata-rat aroma teh
Gambar 4. Hasil Penilaian Panelis terhadap Tekstur Teh Daun Sirsak 3
2.95
3
2.8
2.8 2.5
2.5
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
2.6 2.4 2.2 30
nilai rata-rata warna teh
Gambar 5. Hasil Penilaian Panelis terhadap Aroma Teh Daun Sirsak
4
3.2
3
3
2.8 1.85
2
1.6
1 0 30
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
Gambar 6. Hasil Penilaian Panelis terhadap Warna Teh Daun Sirsak
10
nilai rata-rata rasa minuman teh daun sirsat
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
2.3
2.2
2.2
2.1
2.1
2.1
2
2
1.85
1.9 1.8 1.7 1.6 30
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
nilai rata-rata aroma minuman teh daun sirsat
Gambar 7. Hasil Penilaian Panelis terhadap Rasa Minuman Teh Daun Sirsak
3
2.75
3
2.2
2.05
2.2
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
2.5 2 1.5 1 0.5 0 30
nilai rata-rata warna minuman teh daun sirsat
Gambar 8. Tingkat Penilaian Panelis terhadap Aroma Minuman Teh Daun Sirsak
4 3
2.9
3.1 2.26
2.85 2
2 1 0 30
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
Gambar 9. Hasil Penilaian Panelis terhadap Warna Minuman Teh Daun Sirsak
11
nilai rata-rata kekentalan teh
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
2.5
2.05
2
2.05
1.85
1.6
1.9
1.5 1 0.5 0 30
60 90 120 waktu pengeringan (menit)
150
Gambar 10. Tingkat Penilaian Panelis terhadap Kekentalan Minuman Teh Daun Sirsak
12
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Tahun 2013
Chemical and the Acceptability of Chicken Nuggets as Functional Food with Utilization Rice Bran to Substitute Wheat Flour C. Maliluan, Y. B. Pramono and B. Dwiloka The Master of Animal Husbandry Science, Graduate Program Faculty of Animal Husbandry of Diponegoro University Abstract The purpose of this research was produce a product with the chemical properties and acceptability as well as having health benefits. The research was conducted from July to September 20 12. The variables in this research were insoluble dietary fiber, antioxidant activity, and sensory test. Dietary fiber was measured using the total multienzyme method, antioxidant activity was measured using DPPH method and the acceptability for the sensory test. Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications were used in this research. Treatment in this research was the total substitution of rice bran (w / w), consisting of : T0 = 0%, T1 = 25%, T 2 = 50%, T 3 = 75%, T4 = 100. The data obtained were further processed by analysis of variance to determine the effect of treatment. If there was any significant effect of treatment then it was followed by Duncan’s Multiple Range Test to determine the differences among the treatments. Based on the results of the study showed that the use of rice bran increase insoluble dietary fiber.Similarly, the antioxidant activity, the higher utilization of rice bran, significantly (P