Manuscift STIFI BHAKTI PERTIWI Efek Sedatif Infusa Daun Nangka Dan Infusa Daun Sirsak PDF [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Rizcy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EFEK SEDATIF KOMBINASI INFUSA DAUN NANGKA (Artocarpus heteropyllus Lamk.) DAN INFUSA DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN Selly Nuari1, Sari Meisyayati, Yopi Rikmasari Desi Puspasari1, Ade Muhammad Syurga1, Fani Albertiano1 1



Mahasiswa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang



ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Efek Sedatif Kombinasi Infusa Daun Nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.) dan Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap mencit putih jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan efek sedatif dari kombinasi infusa daun nangka dan daun sirsak serta untuk mengetahui dosis efektif yang paling mendekati dosis kontrol positif. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test only control group. Hewan uji yang digunakan adalah 30 ekor mencit putih jantan, dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Terdiri dari Na CMC 0,5% sebagai kontrol negatif, infusa tunggal daun nangka dengan dosis 10% b/v, infusa tunggal daun sirsak 35% b/v, kombinasi infusa setengah dosis tunggal (infusa daun nangka 5%b/v + infusa daun sirsak 17,5% b/v), kombinasi infusa seperempat dosis tunggal (infusa daun nangka 2,5% b/v + infusa daun sirsak 8,75 % b/v), dan diazepam 5mg/kgbb sebagai kontrol positif. Efek sedatif diuji setelah 60 menit pemberian sediaan uji. Parameter sedatif adalah jumlah jengukan pada metode hole-board test dan waktu bertahan mencit dari kawat yang direntangkan secara horizontal pada metode traction test. Data dianalisa menggunakan One Way ANOVA dan uji Duncan. Hasil Uji One Way ANOVA dan Uji Duncan menunjukkan bahwa kombinasi infusa daun nangka dan infusa daun sirsak memiliki efek sedatif dan efek sedatif tertinggi terdapat pada seperempat dosis tunggal (infusa daun nangka 2,5% b/v + infusa daun sirsak 8,75% b/v) Kata kunci : sedatif, infusa, daun nangka, daun sirsak ABSTRACT Research on the Sedative Effects of Combination of Jackfruit Leaf (Artocarpus heteropyllus Lamk.) Infusion and Soursop (Annona muricata L.) Leaf Infusion on male white mice has been carried out. This study aims to determine the ability of the sedative effect of a combination of jackfruit leaf and soursop leaf infusion and to determine the effective dose that is closest to the positive control dose. This research method is purely experimental research with a post test only control group design. Test animals used were 30 male white mice, divided randomly into 6 groups. Consists of 0.5% Na CMC as a negative control, single infusion of jackfruit leaves with a dose of 10% w / v, single infusion of soursop leaves 35% w / v, a combination of half a single dose infusion (infusion of jackfruit leaves 5% w / v + infusion soursop leaf 17.5% w / v), a single quarter dose infusion combination (jackfruit leaf infusion 2.5% w / v + soursop leaf infusion 8.75% w / v), and 5 mg / kg diazepam as positive control. The sedative effect was tested after 60 minutes of the test preparation. Sedative parameters are the number of steps in the hole-board test method and the survival time of mice from wire stretched horizontally in the traction test method. Data were analyzed using One Way ANOVA and Duncan test. The One Way ANOVA and Duncan Test results show that the combination of jackfruit leaf infusion and soursop leaf infusion has the highest sedative effect and the highest sedative effect is in a quarter of a single dose (jackfruit leaf infusion 2.5% w / v + 8.75% soursop leaf infusion w/ v) Keywords: sedatives, infusion, jackfruit leaves, soursop leaves



I. PENDAHULUAN Sedatif merupakan salah satu golongan obat pendepresi Susunan Saraf Pusat (SSP). Efeknya bergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan mati. Beragam obat golongan pendepresi SSP yang dapat digunakan sebagai efek sedasi tetapi banyak diantara obat tersebut memiliki efek samping toksik dan menyebabkan kematian pada saat pemakaiannya. Salah satu contoh obat dari golongan pendepresi saraf pusat yang biasa sering digunakan adalah obat diazepam dari golongan benzodiazepin dan phenobarbital dari golongan barbiturat (Utama dan Vincent, 2007) Pada aplikasi klinis seringkali ditemukan kombinasi dua atau lebih obat dengan tujuan untuk meningkatkan efek dari obat tersebut antara lain kombinasi methampyrone dan diazepam yang dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri yang membutuhkan tranquilizer. Obat tradisional juga sering kali ditemukan dengan kombinasi dua atau lebih tanaman yang digunakan antara lain obat Lelap® dengan komposisi Valeriane Radix, Myristicae Semen, Eleuthroginseng Radix dan Polygalae Radix yang digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur. Tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional indonesia diantaranya daun nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.) yang telah digunakan secara empiris sebagai analgesik, antikonvulsan dan immunomodulator (prakash dkk, 2013). Daun sirsak (Annona muricata L.) digunakan secara empiris sebagai sedatif, mengobati bisul dan peluruh keringat (Rizki, 2014). Penelitian yang telah dilakukan oleh Agustina (2016) ekstrak daun nangka dengan konsentrasi pemberian sediaan pada dosis 100mg/KgBB sudah menghasilkan efek sedatif. Daun nangka juga memiliki kandungan kimia yaitu phytosterol,



antrakuinon, terpenoid, fenol, glikosida, dan flavonoid (Sigvananasundaram dan karunanayake, 2015). Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Rizki (2014) dimana ekstrak daun sirsak pada dosis 140mg/KgBB sudah menghasilkan efek sedatif. Daun sirsak memiliki kandungan kimia yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid (Vimala dkk, 2012). Selain dibuat dalam bentuk ekstrak tanaman tersebut dapat dibuat dalam bentuk infusa. Infusa merupakan sediaan cair yang di buat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Pembuatan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari pada lunak seperti daun dan bunga. Infusa dapat di minum panas atau dingin (BPOM, 2011) Salah satu efek yang di timbulkan pada infusa adalah efek antimikroba pada infusa daun nangka (Dewi dkk,2014) dan efek hypoglikemia pada infusa daun sirsak (Kojong dkk, 2013). Selain infusa tunggal terdapat pula infusa yang menggunakan dua tumbuhan yang di kombinasi. Salah satu nya adalah infusa kombinasi biji pala dan daun kemangi yang di gunakan sebagai efek anti depresan (Devi dkk, 2018), Infusa Kombinasi biji alpukat dan biji pepaya yang di gunakan sebagai efek hipoglikemia (Nurkhalifa dkk, 2014). Dari uraian tersebut, penulis tertarik melakukan uji efek sedatif kombinasi infusa daun nagka dan daun sirsak pada mencit putih jantan, Untuk mengetahui kemungkinan adanya efek sedatif yang sinergis sehingga dapat di formulasi sebagai sediaan obat tradisional untuk mengatasi insomnia. II. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui adanya efek sedatif kombinasi infusa daun nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.) dan daun sirsak (Annona muricata L.)



pada mencit putih jantan dan mengetahui dosis efek sedatif kombinasi infusa daun nangka (Artocarpus heteropyllus Lamk.) dan daun sirsak (Annona muricata L.) yang dapat menimbulkan efek sedatif pada mencit putih jantan. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test only control group. a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah timbangan digital, panci infusa, penangas air, batang pengaduk, termometer, kain flanel, sonde oral, gelas ukur, botol,mortar dan stamper, sarung tangan, erlemeyer, stopwacth, alat Traction Test (Grip strength) dan alat Hole-board test. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah daun nangka dan daun sirsak segar, aquadest , tablet diazepam, natrium benzoat, dan Na-CMC. b. Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 2 sampai 3 bulan dengan bobot 20 – 30 gram yang memiliki kondisi fisik yang sehat dan aktif, sebanyak 30 ekor yang sudah diaklimatisasi. Aklimatisasi mencit selama 7 hari, diberikan makanan dan minuman secukupnya. Berat badan ditimbang dan diamati tingkah lakunya. Selama aklimatisasi berat badan naik atau turun tidak lebih dari 10% serta menunjukkan tingkah laku yang normal. Tujuan aklimatisasi untuk membiasakan hewan berada dalam lingkungan percobaan, mencit dimasukkan ke dalam kandang sesuai dengan kelompok dan selalu menjaga kebersihan dari kandang mencit. c. Perencanaan Dosis Penelitian ini menggunakan 6 kelompok hewan percobaan. Pada kelompok I sebagai kontrol negatif menggunakan Na-CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif



yaitudiazepam 5 mg/KgBB , kelompok III menggunakan dosis tunggal daun nangka dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2016) diketahui bahwa dosis 100 mg/KgBB (diperoleh dari pembuatan ekstrak 250 g daun nangka menghasilkan 18,145 g ekstrak kental) yang telah dicari kesetaraannya sehingga sama dengan konstentrasi 10% b/v telah menghasilkan efek sedatif, kelompok IV menggunakan dosis tunggal daun sirsak, pada penelitian yang dilakukan oleh Rizki (2014) dimana pada dosis 140 mg/KgBB (diperoleh dari pembuatan ekstrak 400 g daun sirsak menghasilkan 15,36 g ekstrak kental) yang telah dicari kesetaraannya sehingga sama dengan konstentrasi 35% b/v telah menghasilkan efek sedatif, kelompok V menggunakan kombinasi setengah dosis tunggal (daun nangka 5% b/v dan daun sirsak 17,5% b/v) dan kelompok VI menggunakan kombinasi seperempat dosis tunggal (daun nangka 2,5% b/v dan daun sirsak 8,75% b/v). d.



Prosedur Penelitian 1) Pembuatan Sediaan Uji a) Infusa daun nangka 10% b/v Timbang daun nangka sebanyak 10 gram, selanjutnya dipotong – potong menjadi bagian yang lebih kecil, tambahkan natrium karbonat 10% dan tambahkan air sebanyak 100 ml dan panaskan selama 15 menit diatas penangas terhitung suhu mencapai 900C sambil sekali – sekali diaduk. Serkai setelah dingin menggunakan kain flanel, tambahkan air melalui ampas hingga mencapai 100 ml. b) Infusa daun sirsak 35% b/v Timbang daun sirsak sebanyak 35 gram, selanjutnya dipotong – potong menjadi bagian yang lebih kecil, lalu tambahkan air sebanyak 100 ml dan panaskan selama 15 menit terhitung suhu mencapai 900C sambil sekali – sekali diaduk. Serkai setelah dingin menggunakan kain flanel, tambahkan



air melalui ampas hingga mencapai 100 ml.



dari tiap perlakuan diletakkan pada rentangan kawat yang tingginya 30 cm dari permukaan. Kedua lengan mencit digantungkan pada kawat tersebut dan mulai dilakukan perhitungan waktu sesaat mencit digantungkan. Catat waktu yang dibutuhkan mencit untuk dapat bertahan pada posisi tersebut (dalam satuan detik). Selanjutnya mencit diletakkan pada kotak kayu yang memiliki lubang-lubang pada permukaannya. Hitung jumlah jengukan mencit ke arah lubanglubang selama 5 menit.



c) Kombinasi infusa daun nangka 5% b/v dan daun sirsak 17,5% b/v Dibuat dengan cara menambahkan 50 ml infusa daun nangka 10% b/v kedalam 50 ml infusa daun sirsak 35% b/v. d) Kombinasi infusa daun nangka 2,5% b/v dan daun sirsak 8,75% b/v Dibuat dengan cara menambahkan 25 ml infusa daun nangka 10% b/v kedalam 25 ml daun sirsak 35% b/v dan dicukupkan dengan aquadest hingga volume 100 ml. e) Suspensi diazepam dosis 5 mg/kgbb Ambil 1 tablet diazepam @5mg, lalu dimasukkan ke dalam lumpang, setelah itu digerus halus dan tambahkan Na-CMC sebanyak 0,1 ml, kemudian digerus hingga homogen lalu tambahkan aquadest hingga 10 ml. f) Suspensi Na-CMC 0,5% Timbang Na-CMC sebanyak 0,05 g dan larutkan dengan aquadest hangat hingga larut, lalu tambahkan sisa aquadest hingga 10ml. 2) Pengujian Efek Sedatif Pada Mencit Putih Jantan Setelah dilakukan aklimatisasi, pada hari pengujian hewan percobaan ditimbang berat badannya, kemudian dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor hewan percobaan. Setelah itu, setiap kelompok perlakuan diberikan sediaan uji masing-masing berdasarkan volume pemberian 1% b/v (sesuai dengan berat badan mencit) secara peroral. Satu jam seteleh pemberian sediaan uji, masing-masing mencit



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Data jumlah frekuensi jengukan pada metode hole-board test Rerata jumlah frekuensi jengukan masing-masing kelompok perlakuan



Kelompok Perlakuan Na CMC 0,5%



Rerata frekuensi jengukan ± SD 51,6 ± 3,43



ITDN 10% b/v



37,2 ± 2,23



ITDS 35% b/v



38,2 ± 1,64



KI 1/2 (ITDN 5% b/v + ITDS 17,5% b/v) KI 1/4 (ITDN 2,5% b/v + ITDS 8,75% b/v) Diazepam 5 mg/KgBB Keterangan : -



22,4 ± 2,70 12,8 ± 1,30



7,6 ± 1,14



ITDN : Infusa Tunggal Daun Nangka ITDS : Infusa Tunggal Daun Sirsak



Diagram batang rerata frekuensi jengukan masingmasing kelompok perlakuan



Diagram batang rerata waktu bertahan dalam detik masing-masing kelompok perlakuan



160 140



50 40



Waktu Bertahan Dalam Detik



Frekuensi Jengukan



60



30 20 10 0



120 100 80 60 40 20



Kelompok Perlakuan



0



2) Data jumlah waktu bertahan dalam detik pada metode traction test Rerata waktu bertahan (detik) masing-masing kelompok perlakuan



Kelompok Perlakuan Na CMC 0,5%



Rerata waktu bertahan dalam detik ± SD 149,8 ± 12,33



ITDN 10% b/v



121 ± 4,18



ITDS 35% b/v



119 ± 1,87



KI 1/2 (ITDN 5% b/v + ITDS 17,5% b/v) KI 1/4(ITDN 2,5% b/v + ITDS 8,75% b/v) Dia zepam5 mg/KgBB



77 ± 2,64 62,4 ± 6,10 36,9 ± 3,49



Kelompok Perlakuan



Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa kelompok kontrol positif memiliki efek sedatif paling besar pada mencit dengan rerata jumlah frekuensi jengukan sebanyak 7,6 kali dan waktu bertahan sebesar 36,9 detik. Hal ini disebabkan karena mekanisme kerja dari golongan benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik sub unit γ (sisi benzodiazepine) pada reseptor GABAa sedangkan neurotransmitter GABA berikatan pada sub unit α atau β menyebabkan pembukaan kanal ion klorida, memungkinkan masuknya ion klorida kedalam sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi ( Utama dan Vincent, 2007). Pada kelompok sediaan infusa tunggal daun nangka 10% b/v didapat hasil rerata jumlah frekuensi jengukan sebanyak 37,2 kali dan waktu bertahan sebesar 121 detik. Pada kelompok infusa tunggal daun sirsak 35%



didapat hasil rerata jumlah frekuensi jengukan sebanyak 38,2 kali dan waktu bertahan sebesar 119 detik. Hal ini menunjukkan infusa tunggal daun nangka dan infusa tunggal daun sirsak memiliki efek sedatif yang sama. Dapat dilihat berdasarkan uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan bahwa infusa tunggal daun nangka dan infusa tunggal daun sirsak berada pada satu subset yang sama dan tidak terlihat perbedaan bermakna (P>0,05) pada hasil uji T test. Pada kelompok kombinasi infusa setengah dosis (infusa daun nangka 5% b/v dan infusa daun sirsak 17,5% b/v) didapat hasil rerata jumlah frekuensi jengukan sebanyak 22,4 kali dan waktu bertahan sebesar 77 detik. Pada kelompok kombinasi infusa seperempat dosis (infusa daun nangka 2,5% b/v dan infusa daun sirsak 8,75% b/v) didapat hasil rerata jumlah frekuensi jengukan sebanyak 12,8 kali dan waktu bertahan 62,4 detik. Dapat dilihat berdasarkan uji statistik ANOVA satu arah menunjukkan bahwa kelompok kombinasi setengah dosis (infusa daun nangka 5% b/v dan infusa daun sirsak 17,5% b/v) maupun seperempat dosis (infusa daun nangka 2,5% b/v dan infusa daun sirsak 8,75% b/v) berada pada subset yang berbeda dengan infusa tunggal daun nangka 10% b/v dan infusa tunggal daun sirsak 35% b/v dan terlihat perbedaan bermakna (P