Jurnal Efek Obat Antipiretik Pada Hewan Uji Fardiansyah Dibyantoro 035017182190026 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI I



“Efek Obat Antipiretik pada Hewan Uji”



Disusun oleh : Fardiansyah Dibyantoro 0305017182190026 Tingkat II Pagi



PROGRAM STUDI D-III FARMASI POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam didefinisikan sebagai kenaikan suhu tubuh diatas suhu tubuh normal (lebih dari 1000F atau 37,80C), obat yang digunakan untuk menurunkan demam dikenal sebagai antipiretik. antipiretik bekerja dengan menghambat pembentukan PGE2, yang mengurangi umpan balik antara neuron yang mengatur demam dan hipotalamus dengan demikian mampu menurunkan demam. Penggunaan antipiretik dapat memberikan rasa nyaman pada pasien yang mengalami demam. Antipiretik yang dianjurkan serta sering digunakan adalah parasetamol atau ibuprofen (Kids, 2010). Meskipun relatif aman, acetaminophen (parasetamol) tetap memiliki efek samping berupa hepatotoksik, nekrosis hepar yang fatal, nekrosis tubuler ginjal dan koma hipoglikemik pada penggunaan jangka panjang atau dalam dosis yang berlebihan (DiPiro et al., 2008). Semua antipiretik bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase, sama seperti kerja dari analgetik Pengaturan suhu tubuh memerlukan keseimbangan yang akurat antara pembentukan dan hilangnya panas; hipotalamus mengatur set point sehingga suhu dipertahankan. Saat demam, set point ini meningkat dan NSAID mendorongnya kembali ke keadaan normal. Obat ini tidak mempengaruhi suhu tubuh jika suhu tubuh jika suhu tubuh naik oleh faktor seperti olahraga atau meningkatnya suhu lingkungan. Pemberian obat penurun panas (antipiretik) oleh orangtua pada anak ketika sakit merupakan sikap yang umum dilakukan. Terapi antipiretik yang biasa diberikan dan cukup banyak dijual bebas adalah parasetamol, ibuprofen dan aspirin. Pemberian antipiretik dapat menurunkan demam secara simtomatik (Nelwan, 2006). Demam pada hewan uji dapat diinduksi dengan pemberian 1. Pepton 5%, diberikan sebanyak 1,0 ml/200g secara subkutan 2. Vaksin DPT-HB 0,2 ml/ 200g, secara intramuskular pada bagian paha untuk menginduksi terjadinya demam



3. Vaksin Kotipa (kombinasi vaksin kolera, tifus dan paratifus) dengan dosis 0,6 mL/kgBB intra-muskuler (i.m.) (2 kali pemberian selama seminggu) dan perubahan suhu tubuh diamati tiap 30 menit selama 5 jam, hewan coba dikatakan demam jika suhu mencapai 380C sampai 40°C atau kenaikan suhu di atas 1,50C dari suhu basal. Pengetahuan dan sikap orangtua mengenai kesehatan merupakan hal yang penting, karena penggunaan sarana kesehatan berkaitan erat dengan pengetahuan dan sikap orangtua. Pengetahuan dan sikap orangtua tersebut mempengaruhi responorangtua ketika anak sakit, dalam hal ini demam. Demam pada anak sering menimbulkan stres, kecemasan dan fobia yang menyebabkan orangtua segera memberikan obat penurun panas (antipiretik) atau membawa anaknya ke pelayanan kesehatan. Hal yang sering muncul dari kekhawatiran orangtua terhadap demam yaitu fobia, fobia ini yang mengakibatkan penanganan demam pada anak menjadi berlebihan (Soedibyo, 2006). Pada kegiatan praktikum ini akan menganalisa efek obat antipiretik pada hewan uji yang di induksi demam dengan pemberian pepton 5% secara subkutan. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Tujuan Umum Menganalisis efek obat antipiretik untuk membandingkan kemampuan tiap obat antipiretik dalam meredakan demam pada mencit yang diinduksi demam secara kimia dengan pemberian Vaksin DPT secara intramuskular. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan sebagai antipiretik b. Mengetahui cara mengkonversi dosis obat antipiretik ke dosis pada hewan uji c. Mengetahui cara pembuatan sediaan uji d. Menghitung dosis obat antipiretik untuk hewan uji e. Mengetahui dosis penginduksi demam untuk hewan uji f. Mengenali tanda-tanda demam pada hewan uji g. Mengetahui penurunan demam yang lebih dulu beri efek pada hewan uji h. Mengetahui mekanisme kerja antipiretik dalam beri efek obat pada hewan uji



1.3 Prinsip Percobaan Semakin tinggi kemampuan antipiretik suatu obat semakin menurun suhu demam mencit yang diakibatkan induksi dengan vaksin DPT.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ibuprofen bekerja dengan cara menghalangi tubuh memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Sebagai dampaknya, nyeri dan peradangan menjadi berkurang. Selain mengatasi nyeri dan peradangan, ibuprofen juga digunakan sebagai obat penurun panas. Paracetamol bekerja langsung di pusat saraf dengan mempengaruhi ambang rasa sakit dengan menghambat enzim cyclooxsygenase, COX-1, COX-2, dan COX-3 yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin, substansi yang bertindak mengatur rasa sakit dan diketahui juga sebagai regulator panas pada hipotalamus. Paracetamol bekerja dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang. Demam didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh diatas suhu tubuh normal (lebih dari 1000 F atau 37,80C), tanda dan gejala yang menyertai demam biasanya berupa mengigil, nyeri otot, dehidrasi dan kelemahan umum. Terdapat obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam yaitu antipiretik. Antipiretik bekerja dengan menghambat pembentukan PGE2, yang mengurangi umpan balik antara neuron yang mengatur demam dan hipotalamus dengan demikian mampu menurunkan demam. Semua antipiretik bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase, sama seperti kerja dari analgetik Pengaturan suhu tubuh memerlukan keseimbangan yang akurat antara pembentukan dan hilangnya panas; hipotalamus mengatur set point sehingga suhu dipertahankan. Saat demam, set point ini meningkat dan NSAID mendorongnya kembali ke keadaan normal. Obat ini tidak mempengaruhi suhu tubuh jika suhu tubuh jika suhu tubuh naik oleh faktor seperti olahraga atau meningkatnya suhu lingkungan. Adapun obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam di antaranya adalah parasetamol, ibu profen dan aspirin. Demam pada hewan uji dapat diinduksi dengan pemberian 1. Pepton 5%, diberikan sebanyak 1,0 ml/200g secara subkutan 2. Vaksin DPT-HB 0,2 ml/ 200g, secara intramuskular pada bagian paha untuk menginduksi terjadinya demam 3.



Vaksin Kotipa (kombinasi vaksin kolera, tifus dan paratifus) dengan dosis 0,6 mL/kgBB intramuskuler (i.m.) (2 kali pemberian selama seminggu) dan perubahan suhu tubuh diamati tiap 30 menit selama 5 jam, hewan coba dikatakan demam jika suhu mencapai 380C sampai 40°C atau kenaikan suhu di atas 1,50C dari suhu basal. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni : 1. Difteri 2. Pertusis 3. Tetanus 4. Hepatitis B, 5. Pneumonia (radang paru) 6. Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib. Di dalam tubuh manusia obat antipiretik akan bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin E1, yaitu suatu zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam proses terjadinya demam. Dengan cara kerja obat antipiretik dapat menurunkan standar suhu tubuh ke nilai normal, sehingga terjadi penurunan demam.



BAB III METODE PERCOBAAN 2.1 Hewan Coba Mencit putih, jantan (jumlah 12 ekor), bobot tubuh 20-30 g 2.2 Alat 1.



Batang pengaduk



2.



Mortir



3.



Stamper



4.



Beaker glass



5.



Gelas ukur



6.



Hot plate



7.



Spuit 1 ml



8.



Sonde oral



9.



Stop watch



10. Timbangan berat badan 11. Spidol 12. Wadah pengamatan 13. Thermometer digital 2.3 Bahan 1.



Vaksin DPT-Hib-HB 2,5 ml



2.



alkohol 70%



3.



Aquades



4.



CMC Na



5.



tablet parasetamol 500 mg



6.



tablet ibuprofen 400 mg, kertas koran



7.



alumunium foil



8.



Kapas



2.4 Metode Kerja I.



Pembuatan Larutan CMC Na 1%:



1. Timbang 1 g CMC NA 2. Panaskan 200 ml air hingga mendidih 3. Ukur air panas 20 ml ke dalam mortar dan taburkan CMC Na 1 g, diamkan sampai mengembang 4. Aduk sampai terdispersi secara merata 5. Ukur sisa air dan tambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga volume larutan menjadi 100 ml. II. Pembuatan Suspensi Parasetamol untuk Pemberian Oral: Dosis lazim parasetamol untuk manusia BB 70 kg = 500 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 g



= Dosis Lazim x Faktor



Konversi = 500 mg x 0,0026 = 1,3 mg Untuk mencit dengan berat 30 g



= (30 g/ 20 g) x 1,3 mg = 1,95 mg



Dosis ini diberikan dalam volume



= 0,2 ml



Dibuat larutan persediaan sebanyak



= 100 ml



Jumlah parasetamol yang digunakan



= (100 ml / 0,2 ml) x 1,95



mg = 975 mg atau 0,975 g ∞1g % kadar parasetamol



= (1 g / 100ml) x 100% = 1%



Tablet parasetamol tersedia beberapa konsentrasi yaitu 250 mg dan 500 mg/ tabletnya. Jumlah parasetamol yang digunakan dari perhitungan di atas = 1 g = 1000 mg Jika yang tersedia adalah tablet parasetamol dengan kadar 500 mg/ tablet maka dibutuhkan sebanyak 2 tablet Cara pembuatan suspensi parasetamol 1 % 1. Ambil 2 tablet parasetamol 500 mg lalu gerus dalam mortir hingga halu 2. Tambahkan sekitar 50 ml sedikit demi sedikit larutan CMC Na, aduk hingga homogen



3. Pindahkan suspensi parasetamol tersebut ke dalam beaker glass lalu cukupkan volumenya hingga 100 ml dengan larutan CMC Na 1% III. Pembuatan Suspensi Ibuprofen untuk Pemberian Oral: Dosis lazim ibuprofen untuk manusia BB 70 kg



= 400 mg



Konversi dosis untuk mencit BB 20 g



= Dosis Lazim x Faktor



Konversi = 400 mg x 0,0026 = 1,04 mg Untuk mencit dengan berat 30 g



= (30 g/ 20 g) x 1,04 mg = 1,56 mg



Dosis ini diberikan dalam volume



= 0,2 ml



Dibuat larutan persediaan sebanyak



= 100 ml



Jumlah ibuprofen yang digunakan



= (100 ml / 0,2 ml) x 1,56



mg = 780 mg atau 0,780 g ∞ 0,8 g % kadar ibuprofen



= (0,8 g / 100ml) x 100% = 0,8%



Tablet ibuprofen tersedia beberapa konsentrasi yaitu 200 mg dan 400 mg/ tabletnya. Jumlah ibuprofen yang digunakan dari perhitungan di atas = 0,8 g = 800 mg Jika yang tersedia adalah tablet ibuprofen dengan kadar 400 mg/ tablet maka dibutuhkan sebanyak 2 tablet Cara pembuatan suspensi ibuprofen 0,8% 1. Ambil 2 tablet ibuprofen 400 mg lalu gerus dalam mortir hingga halus 2. Tambahkan sekitar 50 ml sedikit demi sedikit larutan CMC Na, aduk hingga homogen 3. Pindahkan suspensi ibuprofen tersebut ke dalam beaker glass lalu cukupkan volumenya hingga 100 ml dengan larutan CMC Na 1% IV. Pelaksanaan :



a. Gunakan mencit jantan sebanyak 8 ekor yang telah dipuasakan terlebih dahulu (tidak makan, namun tetap diberi minum) b. Ditimbang berat badan tiap mencit lalu dicatat dan beri tanda menggunakan spidol kemudian dilakukan perhitungan dosis c. Semua hewan uji dilakukan pengukuran suhu rektal awal sebelum penyuntikkan lalu diberi vaksin DPT sebanyak 0,2 ml/20 g secara IM untuk menginduksi terjadinya demam. d. Diukur kenaikan suhu tubuh mencit setiap 15 menit. Semua hewan uji yang mengalami peningkatan suhu tubuh >1oC dapat dikategorikan demam e. Setelah didapatkan suhu demam, seluruh hewan uji diberikan bahan uji sesuai dengan kelompok f. Mencit dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2 ekor, dimana :  Kelompok I diberikan larutan CMC Na secara PO  Kelompok II diberikan larutan aquadest secara PO  Kelompok III diberikan suspensi parasetamol secara PO  Kelompok IV diberikan suspensi ibuprofen secara PO g. Semua pemberian bahan uji dilakukan dengan dosis yang sesuai dengan berat badan mencit h. Sesaat setelah pemberian obat dicatat waktunya, masukkan kembali hewan uji ke dalam wadah pengamatan i. Amati dan catat pada table pengamatan efek antipiretik dari masing-masing perlakuan dinilai melalui pengukuran suhu rektal dari menit ke-30, 60, 90, dan 120 setelah pemberian bahan uji dengan menggunakan termometer digital