Jurnal Imunitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pendahuluan A. Latar belakang Kita semua sadar dan mengerti karunia yang diberikan Tuhan kepada kita semua, salah satunya yaitu kesehatan. Kesehatan diantaranya meliputi sistem imunitas atau sering dikenal dengan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh merupakan sistem mekanisme padaorganisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Maka sudah selayaknya kita menjaga agar sistem kekebalan tubuh kita selalu sehat agar berfungsi sebagaimana mestinya. B. Tujuan Pembuatan makalah sistem imunitas ini bertujuan untuk memenuhi tugas biologi semester 2, selain itu juga guna menambah wawasan mengenai sistem imunitas tubuh. C. Rumusan Masalah a. Pengertian, komponen,respon sistem imunitas b. Berbagai macam fungsi, penyakit, teknologi pada sistem imunitas c. Gaya hidup sehat menjaga sistem imunitas D. Metodhe pemecahan masalah Metode pemecahan masalah yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada di rumusan masalah adalah menggunakan metode mengumpulkan data dari buku-buku dan internet. Dari data tersebut,digali informasi-informasi sehingga dapat memecahkan masalah pada rumusan masalah.



Sistem Imunitas A. Pengertian Imunitas Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Sistem imun tidak memiliki tempat khusus dalam tubuh manusia. Sel-sel dalam sistem imun menghasilkan antibodi yang akan mengenali antigen dari benda asing atau mikroorganisme patogen.



B. Komponen Sistem Kekebalan Tubuh



1. Makrofag Makrofag menjalankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imun adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. 2. Limfosit Limfosit dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu limfosit B dan limfosit T. Kehidupan limfosit T dimulai di dalam sumsum tulang, dan segera menuju ke timus untuk berdiferensiasi lebih lanjut dan siap menjalankan fungsinya. Limfosit B diproduksi dan dewasa di dalam sumsum tulang, namun aktif menjalankan peran sebagai imunitas bila sudah meninggalkan sumsum tulang. Sistem imun memiliki tugas utama, salah satunya adalah membentuk pertahanan terhadap benda-benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Sumsum tulang dan timus secara umum berperan untuk sistem pertahanan. Sebelum menjalankan fungsinya, limfosit B maupun limfosit T keluar dari sumsum tulang dan timus berada di jaringan-jaringan tubuh, seperti limpa, kelenjar limfa dan tonsil. Apabila ada antigen, misalnya bakteri yang berada pada jaringan, maka oleh cairan limfa dibawa ke kelenjar limfa. Di kelenjar ini, bakteri akan dihancurkan oleh makrofag melalui suatu proses yang puncaknya terjadi respon imun humoral atau respon diperantarai sel, atau kedua-duanya. Respon imun sel dilakukan oleh limfosit T. Jika limfosit T kebal terhadap suatu antigen tertentu, dan menjumpai antigen itu kembali maka limfosit T akan mempersiapkan sel-sel lain, misalnya makrofag untuk bertindak. Peranan limfosit B adalah memproduksi antibodi. Dalam respon humoral yang dilakukan limfosit B memerlukan bantuan limfosit T. Dengan limfosit T memungkinkan limfosit B yang spesifik bagi suatu antigen, untuk memperbanyak diri dan berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel plasma inilah yang mensekresikan antibodi. 3. Reseptor Antigen Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Di antara respon tersebut adalah menyesuaikan tipe yang spesifik dari antigen. Limfosit akan memproduksi reseptor antigen, yang memiliki struktur yang spesifik untuk mengikuti dan sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen. 4. Sel Pengenal Antigen Saat antigen memasuki tubuh, ada suatu molekul transpor yang bertugas mengenali antigen tersebut untuk limfosit T. Molekul transpor tersebut adalah Major Histocompatability(MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel pembantu. Pengenalan terhadap benda asing merupakan ciri khas yang dimiliki sistem imunitas dalam tubuh. Tubuh mampu membedakan kuman tertentu sehingga respons kebal yang dihasilkan juga berbeda. Misalnya, tubuh mampu membedakan kuman campak dan cacar. Hal ini, menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mempunyai daya ingat terhadap benda asing atau antigen yang menyerang tubuh. Sel tubuh yang memiliki kemampuan untuk mengingat benda asing yang pernah menginfeksinya disebut sel memori.



C. Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut. Kekebalan tubuh berkaitan dengan zat asing yang masuk dan zat anti yang melawannya. Kekebalan tubuh atau imunitas merupakan reaksi tubuh terhadap zat asing yang masuk. Umumnya, zat asing itu adalah makromolekul. Semua zat yang direspons melalui imunitas disebutantigen atau imunogen. Apabila antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, protein tubuh yang disebut antibodiatau imunoglobulin segera dikeluarkan, dan sel-sel khusus yang disebut sel T dibentuk. Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. a. Kekebalan nonspesifik (Kekebalan bawaan) Kekebalan nonspesifik merupakan potensi yang terdapat dari dalam tubuh sendiri. Kekebalan ini ada sejak manusia dilahirkan. Meliputi: 1) Perlindungan permukaan Apabila ada kuman masuk ke dalam tubuh, ada sistem pertahanan luar pada bagian kulit yang akan menghalangi dan mematikan kuman tersebut sehingga kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh. Apabila kuman masih dapat lolos dan menembus kulit, maka akan dijerat oleh lendir yang dihasilkan oleh bagian membran mukosa. Perlindungan yang diberikan oleh kulit dan membran mukosa, antara lain sebagai berikut :  Kulit selalu mengelupas secara periodik dan menghasilkan minyak yang bersifat asam yang dapat membunuh kuman. Kulit yang utuh merupakan pertahanan terluar untuk mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Dalam kulit manusia normal selalu terdapat bakteri Stophyloccis pyogenes. Selama kulit tidak mengelupas oleh luka atau lecet maka bakteri ini tidak akan menimbulkan penyakit.  Kelenjar air mata mengeluarkan lisosim yang dapat menghancurkan bibit penyakit yang menempel pada mata.  Keasaman pada vagina dan urin akan menghambat pertumbuhan bibit penyakit tertentu.  Lambung memproduksi asam lambung (HCl) untuk membunuh kuman-kuman yang masuk pada makanan.  Gerakan peristaltik pada usus mendorong bibit penyakit yang ada di dalam usus segera keluar bersama feses.  Gerak rambat getar, pengeluaran lendir pada saluran pernapasan dan refleks batuk dapat mencegah masuknya bibit penyakit dari debu ke dalam paru-paru. 2) Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori) Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat. Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinindan histamin. Bradikinin dan histamin ini



akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel. Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel. Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain. 3) Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur. b. Kekebalan Spesifik (Kekebalan adaptif) Kekebalan spesifik mampu mengenali dan mengingat patogen spesifik. Pertahanan ini dilakukan oleh antibodi dan antitoksin yang dapat menahan serangan bibit penyakit, baik sel mikronya maupun toksin yang dihasilkan oleh bibit penyakit tersebut. Daya kerja zat anti ini sangat spesifik, misalnya antibodi untuk menahan Mycobacterium tuberculosis tidak dapat menahan serangan Bacillus anthracis. Antitoksin tetanus juga dapat digunakan untuk mencegah serangan dipteri. Pertahanan spesifik dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai kekebalan tubuh (imunitas). Berdasarkan cara memperolehnya, kekebalan (imunitas) dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kekebalan aktif Kekebalan aktif merupakan jenis kekebalan yang dapat dibuat oleh tubuh dengan sendirinya karena respon tubuh terhadap suatu antigen (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh. Jenis kekebalan ini akan bertahan lama, bahkan dapat bertahan seumur hidup. Jenis kekebalan ini ada pula yang sengaja dibuat dengan tujuan agar tubuh dapat membuat antibodi untuk melawan dan menghasilkan kekebalan yang baru. Misalnya, dengan memasukkan antigen (benda asing) berupa vaksin ke dalam tubuh. Vaksin ini berupa bibit penyakit atau virus yang sudah dilemahkan. 2. Kekebalan pasif Kekebalan pasif berbeda dari kekebalan aktif. Pada kekebalan pasif, tubuh seseorang langsung menerima antibodi yang sudah jadi sehingga tidak perlu membuatnya sendiri. Salah satu contoh kekebalan pasif yaitu pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi. Pemberian ASI ini selain bertujuan untuk memberikan makanan yang terbaik bagi anaknya juga untuk memberikan kekebalan pada bayinya. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa air susu ibu yang baru menyusui mengandung antibodi yang baik untuk bayi sehingga bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu. Kekebalan pasif ini sifatnya sementara sehingga dalam jangka waktu tertentu antibodi tersebut akan hilang dari dalam tubuh.



D. RESPON KEKEBALAN TUBUH a. Respon kekebalan tubuh humoral 1. Struktur Antibodi Antibodi merupakan suatu protein yang memiliki bentuk seperti huruf Y, dan disebut imunoglobin (Ig). Imunoglobin ini hanya diproduksi oleh sel B, imunoglobin yang berbentuk huruf Y ini, pada ujung percabangannya bertugas mengikat antigen dan dasar huruf Y yang menentukan bagaimana antibodi menghancurkan antigen tersebut. Jenis-jenis antibodi adalah Ig M, Ig A, Ig D, dan Ig E. 2. Pengeluaran Antibodi



Bagaimanakah antibodi dikeluarkan oleh tubuh? Langkah pertama adalah penelanan antigen yang masuk ke dalam tubuh oleh sel-sel fagosit (makrofag), selanjutnya dengan suatu cara tertentu sel-sel fagosit berinteraksi dengan limfosit . Terkadang sebelum antigen masuk, tubuh telah memiliki limfosit yang mampu mengenali antigen tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan adanya proses fagositosis. Dengan adanya fagositosis maka limfosit akan menyatu dengan antigen. Menyatunya antigen dengan limfosit terjadi di reseptor di permukaan sel yang identik sampai akhirnya antibodi dikeluarkan. Sekali antigen melekat pada reseptor limfosit yang sesuai akan merangsang limfosit menghasilkan limfoblas dan akhirnya berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel plasma inilah yang akan menghasilkan antibodi. 3. Alergi Alergi merupakan respon imun misalnya apabila kita makan tiram maka timbul gatal-gatal pada kulit. Dalam peristiwa alergi limfosit T sangat berperan, selain itu antibodi juga berperan. Apabila orang terkena suatu alergen, antibodi IgE akan merangsang sel mast mengeluarkan histamin. Karena pengaruh histamine ini, maka orang akan merasa gatalgatal, kulit melepuh, kulit merah-merah, bersin-bersin, dan mata bengkak. Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi anti histamin untuk menghalangi efek histamin. b. Respon kekebalan tubuh sekunder Apabila tubuh telah sembuh dari suatu infeksi, maka antibodi yang melawan antigen penyebab infeksi akan menurun secara bertahap selama berminggu-minggu bahkan bertahuntahun. Sehingga, antibodi tidak bisa terdeteksi lagi. Namun, apabila suatu saat terjadi infeksi lagi oleh antigen yang sama maka antibodi akan diproduksi kembali, dan terjadilah respons yang jauh lebih besar terhadap antigen tersebut. Peristiwa inilah yang disebut respon sekunder. Proses ini terjadi karena adanya sel-sel limfosit memori yang mampu mengenali antigen. Lapisan Pertahanan Tubuh yang Pertama Lapisan pertahanan tubuh yang pertama adalah kulit dan selaput dari tubuh. Lapisan ini akan melindungi tubuh dari serbuan antigen. Namun, jika kulit atau lapisan lendir ini mampu ditembus antigen dan masuk ke dalam tubuh, maka di tempat tersebut akan terjadi peradangan kecil oleh infeksi penyakit yang disebabkan antigen. Di tempat peradangan tersebut akan timbul rasa panas, nyeri, denyutandenyutan akan lebih terasa, atau bahkan terjadi pembengkakan bernanah (bisul). Mengapa hal ini bisa terjadi? Saat antigen berhasil menembus kulit atau selaput lendir maka di tempat masuknya antigen akan terjadi peningkatan aliran darah. Dengan adanya peningkatan aliran darah ini, maka suhu di tempat itu meningkat, sel-sel darah putih akan lebih banyak yang dibawa. Sel-sel darah putih akan menghancurkan antigen tersebut. Hal ini menyebabkan timbulnya bisul atau abses. Dalam abses terdapat nanah yang berisikan serum, sel darah putih dan hancuran antigen. Dalam mekanisme ini, antigen dapat berupa apa saja, seperti bakteri, jamur, atau virus. 2. Lapisan Pertahanan Tubuh yang Kedua Apabila infeksi oleh antigen tidak dapat diatasi oleh lapisan pertahanan tubuh yang pertama, antigen masuk ke dalam aliran darah, maka sistem lapisan pertahanan tubuh yang kedua akan bertindak. Lapisan ini adalah sistem kelenjar getah bening (limfatik). Cairan getah bening yang mengandung limfosit akan mengikat antigen dan dibawa ke kelenjar getah bening, di sinilah antigen akan dihancurkan. 1.



E.



Fungsi Kekebalan Tubuh Ada 3 (tiga) fungsi penting yang harus dimiliki sistem imun yang sehat :



1. Kemampuannya untuk mengenali benda-benda asing seperti bakteri, virus, parasit, jamur, sel kanker, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus bisa membedakan mana kawan ( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh yang baik ) mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor/kanker ) dan mana yang orang biasa ( alergen, pemicu alergi ) yang harus dibiarkan lewat. 2. Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan benda asing itu. 3. Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing itu ( rupa & rumus kimiawi antibodi yang digunakan untuk mengalahkan mereka yang disimpan didalam Transfer Factor tubuh ) sehingga bisa dengan cepat menolak serangan ulang di masa depan.



F.



Penyakit yang Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh



Contoh penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh : 1. Alergi Reaksi alergi juga disebut anaphylaxis atau sensitivitas berlebihan terhadap suatu hal. Anda mungkin pernah merasakan hal ini. Sebagian orang alergi terhadap bulu, debu, makanan laut, gigitan serangga, polen (serbuksari) dan lain sebagainya. Bentuk reaksinya bisa bermacammacam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing, muntah dan diare, bahkan hingga kesulitan bernapas dan kematian. 2. Autoimunitas Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah bukan bagian dari tubuh. Sel limfosit T, karena suatu hal menyerang sel tubuh sendiri.Kemungkinan penyebab abnormalitas ini bermacam-macam. Beberapa kemungkinan ditemukan. Di antaranya adalah infeksi virus pada masa pranatal (sebelum lahir) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kemungkinanlainnya adalah ketidakmatangan (immature) sel-sel yang memproses limfositT di kelenjar thymus. Pada percobaan tikus yang menderita autoimunitas, ditemukan bahwasel yang tidak matang tersebut, mengalami mutasi. Namun, hal ini belumdiketahui apakah terjadi pula pada manusia. Banyak jenis abnormalitas yang menyangkut autoimunitas ini. Beberapa di antaranya adalah: a. Myasthenia gravis yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk menangkap asetilkolin, zat yang dilepaskan oleh saraf yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada mata, pandangan atau posisimata menjadi tidak simetris.



b. Lupus erythematosus Penyakit ini dalam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Dalam istilah sederhana, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi alergi pada dirinya sendiri. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh,



penyakit ini adalah kebalikan dari kanker atauHIV/AIDS. Dengan demikian, Lupus disebut sebagaiautoimmune disease (penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan). c. Addison’s disease yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Penyakit ini bisa disebabkan karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab yang lain, yaitu antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin. Akibat yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat badan, tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa perasaan tertekan, dan peningkatan pigmentasi kulit. d. Multiple sclerosis



yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin,yang melapisi sel saraf dan berperan dalam menghantarkan informasi. Kerusakan mielin ini menyebabkan berbagai gejala, dari mulai gangguan penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain. e.



Diabetes mellitus yaitu type I (Insulin-dependent Diabetes Mellitus). Antibodi menyerang sel-sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin. Akibatnya, kadar gula darah tinggi. Gejala yang timbul sangat mirip dengan kasus diabetes belum diketahui cara atau obat yang dapat menyembuhkan kelainan-kelainan tersebut. Hingga saat ini pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi kadar gamma globulin dalam darah. Gamma globulin adalah bagian dari darah yang mengandung antibodi. 3. AIDS Aids adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak membran mukosaatau jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Cairan tertentu itu meliputi darah, semen, sekresi vagina, dan ASI. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi, serta paparan pekerjaan.



G. Teknologi yang Berkaitan dengan Sistem Imunitas Imunisasi Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dariserangan penyakit dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah suatu suspensi yang berisi bakteri atau virus yang telahdilemahkan atau dimatikan sehingga dapat menimbulkankekebalan (imunitas). Vaksinasi Vaksinasi adalah pencegahan penyakit melalui imunisasi dengan cara memberikan vaksin secara oral atau melalui suntikan. Vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah zat anti dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakityang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri,hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, demam kuning.



Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat. Secara garis besar,vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu: a. Vaksin Bacille Calmette-Guerin(BCG), polio jenis sabin, dan campak terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan. b. Vaksin pertusis danpolio jenis salk Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. c. Vaksin tetanus toksoid dan difteri Vaksin ini berasal dari toksin mikrooganisme yang telah dilemahkan. d. Vaksin hepatitis B Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme. Inflamasi Selain istilah imunisasi, vaksinasi, kita juga mengenal inflamasi. Inflamasi atau peradangan merupakan respon pertahanan tubuh terhadapmasuknya mikroorganisme patogen, kerusakan jaringan, kelainan sistemkekebalan tubuh, sinar X dan ultraviolet, serta bahan kimia. Mikroorganisme patogen yang sering menyebabkan inflamasi adalah virusdan bakteri. Virus menimbulkan peradangan dengan cara merusaksel-sel tubuh. Adapun bakteri mengakibatkan peradangan dengan caramelepaskan racun endotoksin ke dalam tubuh. Inflamasi bertujuan untuk mengisolasi, menghancurkan, dan menonaktifkan benda asing yangmasuk. Selain itu, inflamasi berfungsi sebagai pembuangan debris (jaringanyang telah mati atau sisa benda asing), perbaikan jaringan danpenyembuhan penyakit.



H.  











 



Gaya hidup sehat (menjaga kekebalan tubuh)



Tidak merokok Makan banyak protein murni. Protein adalah sebuah blok bangunan untuk kesehatan tubuh, pikiran, dan sistem kekebalan tubuh. Mengkonsumsi sedikit protein dan cenderung tinggi karbohidrat hanya akan mengakibatkan gula darah naik serta menekankan pankreas dan sistem kekebalan tubuh. Konsumsi buah-buahan dan sayuran mentah. Selain memasuk vitamin, , serat mineral, dan enzim, sayur dan buah segar juga merupakan antioksidan alami. Kandungan gizi yang Anda dapatkan dari buah-buahan dan sayuran mentah tak tertandingi. Banyak vitamin, termasuk vitamin C, yang merupakan antioksidan dan akan melindungi sel - termasuk sistem kekebalan tubuh Berhenti minum kopi. Berlawanan dengan teori kopi sebagai sumber antioksidan, coklat dan kopi adalah dua hal terburuk yang dapat Anda lakukan untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan Anda. Kafein merampas mineral dan vitamin dalam tubuh Anda, dan menyebabkan dehidrasi. Jika Anda minum kopi, pastikan Anda menambahkan dua gelas tambahan untuk asupan air Anda per cangkir kopi. Suplemen mineral membantu untuk mengimbangi kerusakan akibat kafein. Olahraga teratur Kurangi pemakaian gula pasir. Jika Anda sungguh-sungguh ingin meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghilangkan gula dari diet Anda adalah salah satu trik. Anda akan melihat hasil yang nyata dalam tingkat energi Anda, distribusi berat badan, kekebalan dan kemampuan Anda untuk berpikir jernihBanyak ahli gizi holistik mempertimbangkan pengurangan konsumsi gula dan beberapa praktisi lebih memprioritaskan menghapus gula



  



dari diet ketimbang berhenti merokok. Gula buatan banyak tersedia, tetapin sebisa mungkin juga dihindari. Jaga konsumsi alkohol (jika anda mengkonsumsi) secukupnya saja Pencegahan terhadap infeksi secara umum (higienitas : cuci tangan, proses memasak yang matang) Lakukan tes kesehatan secara berkala sesuai umur dan faktor resiko.



Penutup Kesimpulan : Sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai pelindung tubuh dari serangan benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Limfosit T dan Limfosit B adalah sel penghasil antibodi. Sistem imun pada manusia terbagi menjadi sistem imun spesifik dan nonspesifik berdasarkan cara mempertahankan. Sistem imun pada manusia terbagi menjadi sistem imun aktif dan pasif. Autoimun adalah kegagalan sistem pertahanan dalam melindungi tubuh dari serangan antigen. Saran : Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Tak lupa kami meminta maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan.Terimakasih.



Daftar Pustaka Faidah Rachmawati Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XI Program IPA Siti Nur Rochmah Biologi SMA/MA Kelas XI http://id.wikipedia.org/wiki/HIV http://cara-mengobati.com/kelainan-dan-penyakit-pada-sistem-kekebalan-tubuh http://id.wikipedia.org/wiki/Lupus_eritematosus_sistemik http://www.makanansehat.web.id/2013/01/macam-macam-sistem-kekebalan-tubuhimunitas.html http://id.wikipedia.org/wiki/Imunitas http://biologi.fst.unair.ac.id/.../Imuno/SAH%20IMUNOLOGI/Imunologi%20K... http://nutrisi4life.com/sistemimun/fungsi-sistem-imun