8 0 274 KB
DINAMIKA PERAN HMI DALAM MODERNISASI BERAGAMA MENGHADAPI PERKEMBANGAN ZAMAN
Kode Jurnal : L Diajukan Sebagai Syarat Mengikuti Latihan Kader II HMI Cabang Palangka Raya Tahun 2020
Disusun oleh: AKMAL KURNIAWAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG MAKASSAR 1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah, tuhan yang maha esa yang senantiasa memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-nya kepada kita sekalian sehingga kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam selalu terhatur kepada Nabi dan Rasul kita, Rasul yang menjadi panutan semua ummat, yakni Nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat beliau yang telah membawa kita dari jurang yang penuh kesesataan menuju sebuah kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kedamaian Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah LK II ini. Akhir kata saya berharap semoga jurnal LK II ini tentang “Dinamika Peran
HmI dalam modernisasi beragama menghadapi
perkembangan zaman ”.Semoga dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb. Makassar, 01 Februari 2018
Penulis
ABSTRAK
Modernisasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam kehidupan, baik individual maupun kemasyarakatan. Tidak kurang filosof eksistensialis menyebut era ini sebagai “kehancuran”, kendatipun membuka berbagai kemungkinan baru. T.S. Elliot menyebutnya sebagai era kecemasan, bahkan bagi para seniman era ini disebut sebagai keterasingan baru dan pemenjaraan yang paling menakutkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Dinamika Peran HmI dalam modernisasi beragama menghadapi perkembangan zaman . Penelitian ini dilakukan dengan cara tinjauan pustaka. Adapun sumber yang digunakan adalah buku-buku yang menjadi referensi peneliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan perbincangan tentang modernisasi telah menyita
konsentrasi para sarjana baik Muslim maupun non-Muslim dibuktikan dengan telah lahirnya beragam karya dan pemikiran dibidang ini menunjukkan modernisasi telah mendapat tempat yang cukup proporsional dalam kajian global, bahkan ditambah lagi dengan intensnya upaya-upaya pembaruan tersebut dilakukan secara serentak dan kompak baik dunia Islam sendiri maupun di luar dunianya merupakan suatu arus deras yang tidak dapat dihentikan demi menciptakan perbaikan dalam segala bidang kemanusiaanya. Semakin hari kian terasa bahwa kehidupan manusia makin menjurus kearah pengejaran segala sesuatu yang bermakna fisik-material, di mana dalam kajian sosiologi kecenderungan semacam ini disebut sebagai proses “reifikasi”, yaitu ketika manusia saling mengejar apa saja yang bernilai “material”. Bagi mereka kehidupan ini dimaknai hanya sekedar untuk mengisi “perut” dan memenuhi segala macam kesenangan yang nyaris mengabaikan segala aspek yang berdimensi spiritual. Kata kunci: Modernisasi, agama, peran kader HmI,zaman
ABSTRACT
Modernization is a very influential factor in life, both individually and socially. No less existentialist philosophers call this era "ruin", despite opening new possibilities. T.S. Elliot called it an era of anxiety, even for artists of this era referred to as the new alienation and the most frightening imprisonment.
This research was conducted by literature review. The sources used are the books that the researchers reference in this study. The results of the study show that discussions about modernization have seized the concentration of Muslim and non-Muslim scholars as evidenced by the birth of a variety of works and thoughts in this field indicate that modernization has gained a fairly proportional place in global studies, even coupled with the intense efforts at the renewal simultaneously and compactly both the Islamic world itself and outside the world is a heavy current that cannot be stopped in order to create improvements in all fields of humanity.
Increasingly it feels that human life is increasingly leading to the pursuit of anything that has physical-material significance, where in sociological studies such tendencies are referred to as a process of "reification", that is, when humans pursue each other what is of value "material". For them this life is meant only to fill the "stomach" and fulfill all kinds of pleasures that almost ignore all aspects of the spiritual dimension. Keywords: Modernization, religion, the role of HmI cadres, era
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berbicara tentang agama memerlukan suatu sikap ekstra hati-hati. agama
Sebab,
sekalipun
merupakan
sosial,tetapi
persoalan
penghayatannya
amat
bersifat
individual.Apa
yang
dipahami
dan
apalagi
dihayati sebagai agama oleh seseorang
amat
bergantung latar
pada
banyak keseluruhan
belakang
senantiasa terhadap perbedaan tekanan penghayatan dari satu ke
orang
hidupnya,
ketika
besar-besaran
telah
sekularisasi menggusur
ikatan yang bersifat “sakral, suci dan transenden”, sehingga afinitas keagamaan
makin
luntur,
bahkan
pudar
kadar
keberagamaan dapat menghilang sama
sekali
dalam
pergaulan
hidup manusia era modern, inilah salah satu ciri dan dampak dari era yang disebut “ Zaman Teknik2
lain
1 Nurcholis Majid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Penerbit Mizan, 1987, hlm. 93 2 Nurcholis Majid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Penerbit Mizan, 1987, hlm. 96
dan
membuat agama menjadi bagian yang
amat
mendalam
kepribadian
atau
dan
privacy
seseorang1 . Di yang
dalam
modern
kehidupan ,
biasanya
dihubungkan dengan konotasi modernitas yang mengalami atau malah menderita ekses.Ekses tu adalah akibat dominasi ilmu dan teknologi yang menurut Ashadi Siregar,hanya melahirkan
dan
dan
kepribadiannya.Hal itu membuat
orang
cukup mengancam kelangsungan
mampu teknorat-teknorat
tanpa perasaan suatu pernyataan yang bersifat karikatural. Agama hampir dapat dipastikan akan mengalami dampak yang 1
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud membahasnya dalam bentuk
makalah
“Dinamika
yang
Peran
diberi HmI
modernisasi beragama
judul dalam
menghadapi
perkembangan zaman ”.
C. PEMBAHASAN A. Peran Agama Modernisasi Kemoderenan selalu
Dalam identik
dengan kehidupan keserbadaan. Sedangkan
modernisasi
merupakan salah satu ciri dari
2. Rumusan Masalah 1. Apa Peran Agama Dalam
peradaban
maju.
Modernisasi
selalu diartikan sebagai suatu
Modernisasi? 2. Bagaimana Pluralitas Keberagaman dan Kebersamaan? 3. Bagaimana peran HMI dalam memeta peradaban saat ini?
proses yang melaluinya manusia menjadi mampu menguasai alam dengan memanfaatkan teknologi modern.
Masih
banyak
lagi
pengertian modernisasi, namun intinya
3. Tujuan Pembahasan 1. Untuk
mengetahui
Peran
Agama Dalam Modernisasi. 2. Untuk mengetahui Pluralitas Keberagaman
dan
mengetahui
peran
Lerner,
modernisai itu mencangkup : 1) pertumbuhan
ekonomi
partisipasi politik, 3) penyebaran
tingkat
4)
tingginya
mobilitas
geografis,
peradaban saat ini
kepribadian.modernitas menurut
cara tinjauan pustaka. Adapun sumber yang digunakan adalah buku-buku referensi
yang peneliti
penelitian ini .
menjadi dalam
5)
social
kader HMI dalam memeta
B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan
secara
mandiri dan berkelanjutan, 2)
norma-norma,
Kebersamaan. 3. Untuk
menurut
dan
Transformasi
Hardgrave
tersebut gejalanya
apat dilihat dalam tiga dimensi: teknologis, organisasional dan sikap. Aspek teknologinya bisa dilacak
pada
industrialisasi masyarakat
dominasi sehingga
dapat
dibedakan
menjadi praindustri dan industri. Sedangkan organisasional
dimensi mengejawantah 2
dalam tingkat diferensiasi dan
tersebut sangat tergantung pada
spesialisasi
menjelma
tingkat kemajuan yang dialami
menjadi masyarakat sederhana
oleh masyarakat pendukungnya.
dan masyarakat kompleks. Di
Karena
pihak lain pihak segi sikap
mempunyai tingkat kecanggihan
dalam
abstraksi yang rendah biasanya
serta
kemeoderenan
mencangkup
rasionalitas
dan
itu
agama
yang
sangat mudah terpengaruh oleh
sekularisasi dan pertentangan
perubahan
cara
lawan
pemeluknya.Salah satu penyebab
magis religius. Dari pandangan
utama merosotnya peran agama
terakhir
pandang
ilmiah
diatas
marginal dalam
yang
dialami
jelas
betapa
dalam peradaban industri modern
kedudukan
agama
adalah karena agama dianggap
madyarakat
industri
tidak
memiliki
kontribusi
modern. Ada dua corak agama
langsung bagi upaya mengejar
yang
kehidupan fisik-material. Bahkan
memiliki
berbeda
cara
dalam
tuntutan
yang
merespon
seperti
ditandaskan
Mahden
perkembangan
Ilmuan social Amerika, yang
masyarakat, yaitu agama-agama
menilai agama sebagai faktor
wahyu
bisa
negatif
arus
modernisasi. Agama bagi mereka
gelombang modernisasi seperti
adalah suatu penghambat dalam
Islam, Yahudi dan Kristen juga
meraih modernisasi. Jadi agama
agama-agama wahyu lain, yang
adalah penghambat kemajuan.
begitu rentan terhadap amukan
Anggapan ini telah berakar sejak
modernisasi
tidak
abad ke-19 seperti dapat dilacak
mampu bertahan.Semua agama
pada pemikiran Comte, Spenser,
mempunyai klaim yang sama,
Marx dan lain-lain. Agama yang
untuk
dalam
mengutamakan kepercayaan akan
semua situasi, dalam segala
yang Maha Ghaib, kebersamaan
satuan
dalam
dan berorientasi kepada hidup
rentangan waktu yang tidak
sesudah mati sangat sulit untuk
terbatas. Setiap agama memiliki
bisa diterima oleh pemikiran
empat isi pokok, yaitu: doktrin,
positivistik
organisasi, ritual dan pemimpin.
sehingga agama terdepak dari
Kecanggihan
3 sisi segala aspek kehidupan.Pada
yang
bertahan
relative
menghadapi
sehingga
dapat
social
berlaku
dan
unsur-unsur
dalam
dan
proses
sekularistik,
lain, krisis peradaban modern,
bahkan sangat hedonistik, hal
meminjam istilah J.A Camilleri,
tersebut
juga menimbulkan keberantakan
merupakan suatu gejala sosial
yang gejalanya dapat dilihat
pemimpin agama dewasa ini,
dalam
dimana sebagian diantara mereka
ketidak
seimbangan
psiko-sosial,
structural,
nampaknya
memahami
agama
juga
secara
sistematis dan ekologis. Dari
dangkal,
dampak yang telah dikemukakan
“membodohkan umat”.
diatas, terlihat jelas peran agama
Agama di lain pihak, dipandang
menjadi sangat marginal, karena
tidak mampu melerai konflik-
agama dianggap tidak dapat
konflik maupun dis-organisasi
memberi
apapun
sosial bahkan dituding sebagai
tuntutan
bermasa bodoh “cuek” terhadap
dalam
kontribusi menghadapi
hingga
hidup yang begitu keras dan
malapetaka
penuh
universal.
persaingan.
kemerosotan
Gejala
akhirnya
kemanusiaan
agama
tampak
Namun
melemahnya
doktrin-
dipahami pula bahwa satu sisi,
doktrin yang ada, organisasi
agamalah yang diharapkan bisa
agama tidak mampu mengikuti
memainkan
irama
aktifnya
dalam
social,
dan
ritme
ritual
sedikit
perubahan
sebaliknya
harus
peranan dalam
positif
mengerem
agama
makin
peminatnya,
dan
mengancam kelangsungan hidup
agama
juga
serta mengabaikan sama sekali
diri
seperti
pemimpin menampakkan
perilaku serakah, brutal,
spiritualitas
dan
kurang semangat karena tidak
transendentalisme
berdaya berpacu dengan arus
diarahkan
tuntutan
yang
hidup
budaya
materialistic-individualistik, 3 . Rusli Karim, Modernisasi dan Sekulerisasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana 1994),Hlm.6
dan
kepada
bertatanan
untuk kehidupan ketuhanan,
kemanusiaan dan transcendental3.
Agama, Cet. I Yogya,
4 Nurcholish Madjid,Islam Agama Peradaban.Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah; Jakrta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1995, hlm. 188
4
Makna Hidup bagi Manusia
kesadaran akan makna hidup yang
Modern
lebih mendalam. Definisi “sukses”
Pembicaraan modern
tentang
dan
manusia
masalah
dalam
perbendaharaan
kata
makna
manusia modern hampir-hampir
hidup telah banyak dilakukan
identik hanya dengan keberhasilan
orang,
mewujudkan angan-angan dalam
dalam
kesempatan.
berbagai
Tetapi
karena
bidang
kehidupan
material.
persoalannya begitu besar dan
Ukuran “sukses” dan tidak sukses
pentingnya, maka ia tidak akan
kebanyakan terbatas hanya kepada
pernah habis dibicarakan. Bahkan
seberapa jauh orang bersangkutan
boleh
menampilkan
dikata
bahwa
seluruh
dirinya
sejarah umat manusia adalah
lahiriah,
wujud dari rentetan usahanya
material.
menemukan hakikat diri dan
Di
makna
globalisasi sekarang ini, manusia
hidup.
Sebab
dalam
dalam
secara
zaman
modernisasi
di
makna hidup itulah kebahagian
mengembangkan
kemampuan
dapat
nalarnya
(kecerdesan
baik
secara
sudah
dan
adanya rasa dan kesadaran akan
terwujud,
Barat
kehidupan
berhasil
pribadi maupun sosial.
intelektualnya) untuk mencapai
Manusia
menghadapi
kemajuan yang begitu pesat dari
persoalan makna hidup karena
waktu kewaktu di berbagai bidang
beberapa hal. Di antaranya ialah
kehidupan termasuk dalam bidang
tekanan yang amat berlebihan
sains
kepada segi material kehidupan.
kemajuannya
Kemajuan
dibendung
dalam
modern
dan
“cara”
mewujudkan
kecanggihan (baca:
dan
teknologi
yang
tidak
dapat
lagi
akan
tetapi
teknik)
kemajuan tersebut jauh dari spirit
keinginan
agama sehingga yang lahir adalah
memenuhi hidup material yang
sains
merupakan ciri utama zaman
Manusia saling berpacu meraih
modern ternyata harus ditebus
kesuksesan
manusia dengan ongkos yang
material, soial, politik, ekonomi,
amat mahal,
pangkat,
yaitu hilangnya
dan
teknologi
sekuler.
dalam
jabatan,
bidang
kedudukan, 5
kekuasaan dan seterusnya, namun
agama (Tuhan) terutama Islam itu,
tatkala mereka sudah berada
secara
dipuncak
kebutuhan untuk menenangkan
kesuksesan
tersebut
pragmatis
lalu jiwa mereka mengalami
jiwa,
goncangan-goncangan
kualitas iman itu benar atau salah.
mereka
terlepas
merupakan
apakah
bingung untuk apa semua ini.
Secara
Kenapa bisa terjadi demikian,
menunjukkan bahwa Islam selalu
karena
dalam
mengajarkan dan menyadarkan
nilai-nilai
akan nasib keterasingan manusia
jiwa
kekosongan
mereka dari
psikologis,
objek
spiritual, disebabkan tidak punya
dari
oreintasi
dalam
bagaimanapun juga tidak akan
menapaki kehidupan di alam
dapat melepaskan diri dari agama,
dunia ini. Sayyid Hussein Nasr
karena
Menilai
keterasingan
ketergantungan kepada kekuatan
(alienasi) yang di alami oleh
yang lebih tinggi diluar dirinya
orang-orang
karena
(Tuhan) atau apapun bentuknya
peradaban moderen yang mereka
dan agama diturunkan oleh Allah
bangun bermula dari penolakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar
(negation)
manusia sebagai makhluk rasional
yang
jelas
bahwa
Barat
terhadap
hakikat
Tuhannya.
ini
manusia
selalu
Manusia
punya
ruhaniyah secara gradual dalam
dan spiritul.
kehidupan manusia. Akibatnya
Pandangan dunia sekuler, yang
manusia lupa terhadap eksistensi
hanya mementingkan kehidupan
dirinya sebagai ‘abid (hamba) di
duniawi, telah secara signifikan
hadapan
menyingkirkan
Tuhan
terputus
karena
dari
telah
akar-akar
moderendari
manusia segala
asfek
spiritualitas.Hal ini merupakan
spiritual. Akibatnya mereka hidup
fenomena
manusia
secara terisolir dari dunia-dunia
moderen memiliki spiritualitas
lain yang bersifat nonfisik, yang
yang
gilirannya,
diyakini adanya oleh para Sufi.
mereka cenderung tidak mampu
Mereka menolak segala dunia
menjawab
berbagai
persoalan
nonfisik seperti dunia imajinal
hidupnya,
dan
kemudian
atau spiritual sehingga terputus
terperangkap dalam kehampaan
hubungan dengan segala realitas-
dan ketidak bermaknaan hidup.
realitas yang lebih tinggi daripada
Keimanan atau kepercayaan pada
6 Sains sekedar entitas-entitas fisik.
akut.
betapa
Pada
moderen
menyingkirkan
pandang Islam ialah karena ilmu
pengetahuan tentang kosmologi
pengetahuan
dari
Padahal
moderen tersebut hanya absah
kosmologi adalah “ilmu sakral”
secara metodologi, tetapi miskin
yang menjelaskan kaitan dunia
dari
materi dengan wahyu dan doktrin
Pandangan masyarakat moderen
metafisis. Manusia sebenarnya
yang bertumpu pada prestasi sains
menurut fitrahnya tidak dapat
dan
melepaskan diri dari kehidupan
meminggrikan
spiritual karena memang diri
transendental Ilahiyah. Akibatnya,
manusia terdiri dari dua unsur
kehidupan masyarakat moderen
yaitu
menjadi kehilangan salah satu
wacananya.
jasmani
dan
ruhani,
dan
segi
teknologi
moral
dan
etika.
teknologi,
telah dimensi
manusia disamping makhluk fisik
aspeknya
juga makhluk non fisik. Dalam
fundamental, yaitu asfek spiritual.
diri manusia tuntutan kebutuhan
Agama Islam datang membawa
jasmani
harus
pesan universal dengan ajaran
dipenuhi secara bersamaan dan
yang komprehensif menawarkan
seimbang,
solusi
dan
rahani
kebutuhan
jasmani
yang
paling
dalam
berbagai
dapat terpenuhi dengan hal-hal
permasalahan
yang bersifat materi sedangkan
manusia
kebutuhan ruhani harus dipenuhi
untuk mempertemukan kehidupan
dengan yang bersifat spiritual
materialsitis
seperti ibadah, dzikir, etika dan
kehidupan
amal shaleh lainnya. Apabila
menjadi kehidupan yang harmonis
kedua hal tersbeut tidak dapat
antara keduanya.4
dipnuhi
Pandangan
secara
adil
maka
diantaranya
Modernisasi
dipastikan
akan
mengalami
Islam
kekeringan
dan
kehampaan
sebagai
tidak
menutup
kemungkinan
bisa
mengalami
Islam
seringkali agama
diperintahkan
umat
berupaya
Yahudi spiritual
kehidupan manusia itu dapat
bahkan
kehidupan
dan Nasrani,
Tentang
didefinisikan Allah
yang
kepada
Nabi
Muhammad untuk mengajarkan
setres.
pokok-pokok dan pertaruarannya
Salah satu kritik yang ditujukan
serta
kepada ilmu pengetahuan dan
menyampaikan
teknologi moderen dari sudut
kepada
menugaskannya
seluruh
agama
untuk tersebut
7 manusia
dan
mengajak
mereka
memeluknya.Dari Islam
untuk
dfinisi
jagad raya adalah satu
ini
wujud
merupakan nama bagi
eksistensi
ketundukan
dan
sebuah agama yang dibawa oleh
kepaasrahan
(berislam)
Muhammad SAW.
kepada Tuhan,baik yang
Menelusuri makna Islam dalam
terjadi
Al-Qur’an,kita akan menemukan
sendirinya
bahwa Islam bukanlah semata-
ataupun karena sukarela
mata nama sebuah agama yang
dan pilihan sadar”
secara
dengan
(keterpaksaan)
dibawa oleh Muhammad SAW
Dalam menyikapi modernisasi,
seperti yang telah disebuat di
menurut DR. Yusuf al-Qaradhawi
atas,melainkan Islam merupakan
dalam bukunya al-Muslimin wal
ajaran
yang
‘Aulamah kaum muslimin terbagi
universal,disampaikan
kepada
dalam tiga kelompok. Pertama,
seluruh
dengan
yang menerima ide barat secara
Tuhan
mahluk
perantaraan
para
Nabi
dan
mutlak; kedua, yang menolak
Rasul,sesuai dengan tempat dan
sama sekali ide barat; dan ketiga,
masa
sebagai
yang menerima secara selektif.
ajaran yang universal tersebut
Kelompok ketiga, oleh ulama
diterjmahkan
sikap
internasional yang juga murid dari
pasrah dan tunduk sepenuhnya
Imam Hasan al-Banna, pendiri al-
kepada Allah.
Ikhwan al-Muslimun Mesir itu
Berkenaan dengan ini Nurcholis
disebut
Madjid
moderat.”
tertentu,Islam
sebagai
sering
menyatakan
bahwa: “Islam
“kelompok
Penulis sepakat dengan kelompok itu
universal.
ketiga
yang
karena
kalau
ditelusuri
Pertama-tama Islam
dengan
sebagai
sikap
ternyata
tidak
moderat.
Karena
lebih ada
jauh,
peradaban
pasrah dan tunduk kepada
manapun yang berdiri sendiri.
Allah,
Sang
Maha
Selalu ada asimilasi dan akulturasi
Pencipta,adalah
pola
antar bangsa. Barat modern juga
wujud (mode of existence)
sebenarnya maju karena pengaruh
seluruh
kemajuan
alam
Islam.
Begitu
juga
bahasa
Islam dalam konteks kekinian,
yang lebih tegas,seluruh
8 perlu saling mengambil manfaat.
semesta.Dalam
Tapi,
tetap
dalam
kebersamaan
kaidah
sesama
masing
pemeluknya
manusia, secara selektif.
menolak
dan
Ide seperti ini tampaknya belum
“kebenaran”
banyak
umat
aliran agama-agama atau budaya
Islam. Kita bisa lihat dalam
lain.Eksklusivitas “teologis” yang
realitas.
dikemas dalam wadah ideologis
diaplikasi
Budaya
umat
sebagai perisai ideologis masing-
oleh
barat
yang
untuk
menyingkirkan
yang
ada
dalam
negatif pun diambil juga. Kenapa
semacam
bukan budaya membaca, atau
Arkoun,telah menimbulkan sistem
yang bernuansa kreatif-inovatif?
budaya
Tampaknya, ummat Islam juga
menyingkirkan.
masih
mengalami
Dalam ekstremitas pemahaman
rasainferiority complex. Adalah
dan ekslusivitas sikap semacam
karena
itu,ketertutupan
ada
yang
belum
memiliki
itu,menurut
yang
saling
dogma-dogma
keyakinan terhadap budaya Islam
agama
secara hakiki.
keyakinan
Modernisme haruslah dimaknai
final,eksklusif
dengan saling bersahabat antar
mekanik. Karena itu, tidak jarang
sesama anak manusia. Kelak
pula dari visi dan sikap yang
ketika ummat manusia bersatu
semacam
maka tak ada lagi barat dan
berbagai ketegangan bahkan sikap
timur. Semua satu, menuju yang
permusuhan
Maha Satu. Entah kapan hal itu
agamanya. Hanya agama dan
akan terjadi.5
dunianya sendiri seolah-olah yang
1
paling
B. Pluralitas Keberagaman dan
merupakan yang
suatu dianggap
dan
itu
bersifat
memunculkan
atar
pemluk
benar,sedangkan
“the
Others” dianggap sebagai pihak
Kebersamaan
yang
Wacana agama yang sejatinya
dimusuhi, perlu dipertobatkan dan
bertujuan sangat mulia, bukannya
seterusnya. Dalam sikap dan visi
dijadikan
proyek
atas klaim kebenaran semacam
pencerahan
itu,maka genderang “Berperang
pembebasan
sebagai dan
salah.”kafir”,Harus
demi Tuhan“ seolah-olah menjadi 5
Drs. Azhari Akmal Tarigan,M.Ag, Islam Mazhab HMI:Tafsir Tema Besar Nilai Dasar Perjuangan (NDP); Jakarta: Kultura, 2007, hlm. 6-8
hal
yang
dibenarkan,bahkan
sebagai kewajiban kekakuan dan ketertutupan
9 dogmatisme
semacam itulah yang menurut
secara semantik
Arkoun
arti pembuatan hal baru dalam
telah
ekslusivitas
menimbulkan sistem
kehidupan
dan
yang
saling
agama
mengandung
an
sich.Secara
kebahasaan sebetulnya kata-kata
mengasingkan satu sama lain
“bidah”
diantara para pemeluk agama
mempunyai arti kreativitas atau
monoteis. Sikap ini akhirnya juga
daya cipta. Maka Tuhan pun
berimbas
disebutkan
pada
ketegangan,
wujud
kekerasan,
sikap
sebagai
dan
tashrīf-nya
dalam
itu
al-Qur’an
al-Badī‘,
Mahakreatif
permusuhan,bahkan peperangan
atau Maha Berdayacipta (lihat Q
diantara pemeluk agama-agam
2:59 dan 6:101). Dan jika Nabi
baik
dan
saw. bersabda agar kita berbudi
kemungkinan ketegangan serta
dengan mencontoh budi Tuhan
konflik horisontal dimasa depan
(hadis termasyhur: “Takhallaqū
antara Timur (Islam) dan Barat
bi
yang
kreativitas atau daya cipta adalah
di
masa
notabene
lalu
didominasi
kristen.6
akhlāq-i
’l-Lāh),
maka
hal yang sangat terpuji. Namun,
Inovasi Pemikiran: Tantangan dan Harapan Pengertian “inovasi” yang
sudah
dikatakan,
yang
terpuji
kreativitas
atau
tentu
itu
saja
bukanlah
daya
cipta
digunakan dalam bahasan ini
dalam
harus
sebagai
seperti, misalnya, kreativitas dan
kata-kata
daya cipta dalam masalah ibadat
padanannya dalam bahasa Arab
murni (‘ibādah mahdlah). Maka
dipahami
pembaruan,
ialah
yang
“tajdīd,”
bukan
sama
hal agama itu sendiri,
sekali
tidak
dapat
“bidah,”“ibdā‘” atau “ibtidā‘”.
dibenarkan, misalnya, menambah
Sebab
kata-
jumlah rakaat dalam shalat atau
kata(bidah,ibdā‘atau ibtidā‘) ini
memandang dan memasukkan
juga
makna
sesuatu yang sebenarnya hanya
kebaruan, pembaruan ataupun
budaya belaka menjadi bagian
pembuatan hal baru (dalam
dari agama murni. Dalam hal ini
bahasa
acapkali
berlaku peringatan dalam Kitab
diterjemahkan
sebagai
Suci, “Ketahuilah, hanya bagi
“innovation”),
namun
Allah agama yang murni,” (Q 39:3)
karena
10 dan firman penegasan, “Mereka
meskipun
mengandung
Inggris
konotasinya
negatif,
tidaklah diperintah melainkan untuk
sumber-sumber agama, yaitu
beribadat
Kitab Suci dan Sunnah Nabi,
kepada
Allah,
dengan
memurnikan agama bagi-Nya saja, dan
bahwa
dengan
memang
semangat
mencari
suatu
bentuk
ibadat
dibolehkan,
kebenaran...,” (Q 98:5). Agama
dianjurkan,
atau
malah
adalah
diwajibkan.
Maka
masalah
milik
Allah
semata.
Hanya Dia-lah yang berwenang,
ibadat
yang
disampaikan
ditempuh dengan seketat dan
kepada kita melalui Rasul-Nya
sebersih mungkin, dilakukan
sebagai pemilik ajaran (shāhib al-
hanya
syarī‘ah).
“kreativitas”
Sunnah (sejauh-jauh pengertian
atau “daya cipta” dalam hal
kita melalui usaha sungguh-
keagamaan
sungguh untuk memahaminya,
kemudian
bukan
Maka
murni
dalam
hal
(artinya, budaya
yaitu,
murni
itu
menurut
ijtihad),
harus
Kitab
tidak
dan
boleh
keagamaan) adalah sama dengan
ditambah atau dikurangi.7
tindakan mengambil wewenang
Dalam perkembangan lebih jauh,
Allah dan Rasul-Nya. Suatu perbuatan yang sesungguhnya
modernisasi ini selalu disamakan
tidak mungkin, sehingga yang
dengan
Rasionalisasi,
yang
memaksa melaku- kannya juga,
memberikan kekuasaan kepada
menurut sabda Nabi saw., adalah akal
sesat.
dalam
mengatur
dan
Sejalan dengan itu, dalam ilmu
menentukan jalan hidup yang
pokok-pokok
akan
pemahaman
ditempuh,
inilah
yang
agama (ushūl al-fiqh) ada kaedah yang berbunyi: “al-ashl fī al-‘ibādah
membawa
manusia
kepada
al-tahrīm illā idzā mā dalla al-dalīl
kekafiran
‘alā khilāfihī (Pada dasarnya ibadat
Bencana besar yang menimpa
dan
kemusyrikan.
adalah terlarang, kecuali jika ada petunjuk sebaliknya)”. Ini
umat Islam dewasa ini adalah
artinya, kita dilarang membuat
terperosok dalam kemusyrikan
dan menciptakan cara ibadat
yang mungkin tidak disadari
sendiri.
Kita
melihat
dan
apakah
ada
harus
hanya
mempelajari, bukti
dalam
akibat keawaman seseorang. Kita terkadang
melihat
bahwa 11
musyrik itu hanya orang yang
rasionalisasi
menyembah tuhan dengan cara
mendewakan
ritual agama di luar Islam,
memberikan kekuasaan kepada akal
percaya kepada roh halus yang
dalam mengatur dan menentukan
dapat memberikan pertolongan
segala sesuatu dalam dunia ini.
kepadanya, dan orang yang
Akan
menyimpan ilmu sesat. Tidak
modernisasi) yang diinginkan Cak
itu saja, orang yang menerima
Nur disini ialah perubahan dari
ajaran
sistim
Karl
Max,
Lenin,
Cak akal
tetapi
atau
Nur
tidaklah
semata
perubahan
pola
berfikir
dan
(baca:
yang
Darwin, dan pemikir-pemikir
cendrung bersifat tradisional kepada
Barat lainnya, sebenarnya sudah
pola berfikir yang lebih modern
menjadi
apalagi
seiring dengan perkembangan ilmu
dengan jelas-jelas membela dan
pengetahuan dan teknologi dengan
memperjuangkannya
tetap Islam sebagai backgroundnya.
musyrik,
Nuansa baru yang diberikan
Cak
Nur
pun
pandangan
yang
hampir
sama
oleh Cak Nur terhadap modernisasi
yang
telah
nampak
atas,
bahwa
makna terhadap modernisasi yang
disamakan
dengan
semakna
dengan
rasionalisasi yang tujuannya untuk
sehingga
menghasilkan
mensejajarkan
pemahaman-pemahaman
dengan
apa
dikemukakan modernisasi
di
Islam
memiliki
dengan
jelas
pada
pemberian
rosionalisasi sebuah baru,
perkembangan dunia modern. Akan
diantaranya:
tetapi yang membedakannya dari
pluralisme, intellectual freedom dan
pandangan Cak Nur adalah dari
idea
segi pemberian porsi atau kekuatan
(modernisasi) harus dimulai dengan
pada akal, atau dengan kata lain
dua
of
sekularisasi,
progress.
tindakan
yang
Pembaruan
saling12 erat
hubungannya,
yaitu
melepaskan
mitologi
wayang,
ada
banyak
diri dari nilai-nilai tradisional, dan
Tuhan, banyak dewa. Dewa-dewa
mencari
ini juga mengatur urusan manusia,
nilai-
nilai
yang
berorientasi ke masa depan.8 Cita-Cita
Renaisans
sehingga dan
sering
menimbulkan
bentrokan. Tapi meskipun manusia memiliki keberanian untuk melawan
Munculnya Sekularisme
dewa-dewa, para dewalah yang tetap Dengan
Melihat
sejarah
kebudayaan Barat, kita mungkin dapat melihat betapa pemikiran Barat berkembang dari satu ekstem ke ekstrem lainnya. Pada zaman Yunani-Romawi,
alam
pikiran
memegang manusia
dominasi terus
pengawasan
sehingga
berada
dibawah
dewa-dewa.
Pada
dasarnya pandangan dunia YunaniRomawi
adalah
pagan
(Tak
Bertuhan).
Barat pada dasarnya adalah alam pikiran mitologis. Berakar pada mitologi Yunani, waktu itu Dunia Barat benar-benar masuk di dalam paham
dewa-dewa
itu
membelenggu manusia. Menurut paham tersebut manusia adalah saingan
dewa-dewa.
Kadang-
kadang dewa-dewa dianggap iri hati
kepada
manusia
sehingga
manusia selalu terancam dendam. Singkatnya, Tuhan itu dianggap seperti manusia. Dalam mitodologi Barat-Yunani, seperti halnya dalam
Cita-cita
Renaisans
mengembalikan
lagi
adalah kedaulatan
manusia, yang selama berabad-abad telah
terampas.Renaisans
melahirkan
revolusi
telah paham
keagamaan bahwa pada dasarnya manusia itu merdeka juga sekaligus melahirkan revolusi pemikiran yang pada
akhirnya
menimbulkan
revolusi ilmu pengetahuan Tapi revolusi ternyata
ilmu juga
pengetahuan
itu
menimbulkan
masalah-masalah baru. Semangat 13
untuk Tuhan
membebaskan ternyata
diri
dari
menyebabkan
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas
agnotisisme terhadap agama dan pada
gilirannya
menimbulkan
sekularisme. Sementara itu revolusi
Ailangga
(UNAIR),
Diponegoro
Universitas
(UNDIP),
Universitas
Hasanuddin (UNHAS), Universitas Brawijaya (UNBRAW) dan lain-lain.
ilmu pengetahuan dalam semangat non agama dan bahkan anti-agama, menghasilkan paham bahwa ilmu
Banyak faktor yang melatarbelakangi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi tersebut sangat berminat masuk HMI.
pengetahuan secara inheren bersifat bebas nilai9.
Mungkin
saat
itu
HMI
mempunyai daya tarik tersendiri, bisa juga karena HMI mampu memberikan
C. Peran HMI Memeta Peradaban
kebutuhan student need dan student interest ,bisa juga pada saat itu waktu
Prospek HMI ke Depan
kuliahyang itempuh sangat longgar
Ketika didirikan,anggota HMI hanya terdiri dari lima belas mahsiswa, belum ada komisariat,belum ada cabang.
Namun
pertumbuhan
organisasi yang didirikan Lafran Pane dan
teman-temannya
berkembang
pesat, reoutasinya menanjak dan namanya tersohor. Anggota HMI terus berkembang.Hampir di seluruh perguruan tinggi,baik negeri maupun swasta, terdapat organisasi HMI. Di awal geliatnya aktivis HMI terdiri dari para mahasiswa dari perguruan tinggi seperti Universitas Gadjah Mada
(UGM),Universitas
Islam
Indonesia (UII), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP),Institut Agama
Islam
Negeri
(IAIN),
Universitas Indonesia (UI),Institut
sehingga
berorganisasi
tidak
menganggu kuliah dan demikian juga sebaliknya. Menurut
sebagian
memasuki
tahun
pengamat,
1980-an,
HMI
mengalami penurunan, baik secara organisatoris,
aktivistas,
dan
pemikiran. Ada kecenderungan HMI bergerak menuju organisasi masif. Prof.Dr.H.Ahmad
Syafii
Maarif
melihat kemunduran yang terjadi sejak tahun 1980-an adalah karena konflik internal
yang
cenderung
lama
penyelesaiaannya. Bagi mantan ketua umum PP Muhammadiyah yang juga alumni HMI ini, kemelut HMI pada tahun 1985 cukup menguras energi keua
belah
pihak
yang
berbeda
pandangan. Akhirnya, menurut14Syafii
Maarif,
kekuatan
intelektual
HMI
dikembangkan Sedangkan kemunduran organisasi
moral tidak
dan
Dalam konteks ideologis,HMI jelas
mungkin
mewakili kalangan Islam terutam
optimal.
Islam modernis di Indonesia, maka
secar
menurut HMI ini
Fachry adalah
tidak
Ali, akibat
mampun
adalah suatu hal yang wajar terjadi ketika
pada
demokrasi
jaman
pemerintahan
terpimpin
dibawah
menjembatani kebutuhan sosiologis
Soekarno,HMI
masyarakat sebagaimana dilakukan di
tuduhan
awal-awal berdirinya. Sementara ini
revolusi. Tersirat di dalam berbagai
Prof.Dr.H.
Azra,M.A,
upaya pembubaran HMI oleh kaum
kemunduran
komunis adalah ketika menemukan
HMI akibat dalam hal beragama lebih
semacam musuh ideologis yang sama
banyak mengedepankan akal bukan
yakni Islam.
qolbu sebagaimana kebutuhan anak
Perkembangan pemikiran keislaman
muda
HMI, baru mendapatkan ruang publik
M.Phil
Azyumardi
memandang
pada
umumnya,
sehingga
mendapat
sebagai
kekuatan
yang
berhimpun.
mengembangkan wacana keislaman
demikian,redupnya
untuk
kontra
dipandang tidak pas untuk tempat
Namun
luas
berbagai
kembali
HMI
secara kontekstual adalah ketika Orde
adalah bagian dari dinamika, yaitu
Baru muncul pasca revolusi yang
hidup terkadang pasang naik dan
gagal pada tahun 1945. HMI seakan
terkadang pasang surut.Yang jelas
mendapatkan
hingga saat ini,HMI masih hidup
mengekspresikan
(eksis) meskipun dengan sisa-sisa
pemikiran Islam yang terpendam
tenaga. Keberadaan ini tetap harus
sebelumnya. Di saat inilah, Kemal
disyukuri,sekaligus
menjadi
Hasan menyebut peranan HMI awal
tantangan bagi paraa kader untuk
Orde Baru sebagi respon ideologis
membangun
terhadap
HMI
menjadi
lebih
momentum
masalah
untuk
pemikiran-
modernisasi.
bertenaga dan lebih berdaya guna
Pemerintah menghadapi tugas berat
dalam rangka menjalankan misinya10.
melakukan perbaikan ekonomi dan
2
publik, ditengah krisis ekonomi dan 6
Baedhowi,M.Ag, Humanisme Islam:Kajian terhadap Pemikiran Filosofilis Muhammad Arkoun; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 205-206 7 Nurcholish Madjid , Islam Agama Kemanusiaan; Yogyakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1995, hlm. 65-66 8 Nurcholis Majid, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Penerbit Mizan, 1987, hlm.
171 9 Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu:Epistemiologi,Metodologi dan etika, Yogyakarta,Tiara Wacana Cet-2, 2006, hlm. 113-114
15
kecenderungan besar inflasi tinggi
SWT). Mereka itu manusia-manusia
warisan Orde Lama berupa strategi
beriman berilmu dan beramal soleh
global untuk membangun dunia baru.
secara totalitas (insan kamil).
Orde
HMI seringkali melibatkan diri dalam
Baru
memulai
dengan
pembangunan dan stabilitas politik
peran
mutlak perlu diberi prioritas utama
keterlibatannya hanya makelar politik
oleh negara menurut Kemal bahwa
bagi kepentingan kekuasaan. Prinsip
pemerintah baru itu mengajukan
HMI yang tak lagi mendorong ide-ide
konsep modernisasi dalam kehidupan
konseptual bagi kepentingan umat dan
masyarakat
Ketika
bangsa, namun HMI justru terjebak
semua golongan politik, termasuk
dalam bingkai politik kekuasaan.
HMI sepakat bahwa modernisasi
Sehingga dari ini HMI menuai kritik
sebagai
bagi
terpinggirkan dari elan gerakannya.
penyelesaian berbagai masalah yang
Bahkan HMI disinyalir terpuruk dari
dihadapi Indonesia, Maka muncul
moment
berbagai
perbedaan
pandangan
modernisasi. Tradisi intelektualisme
mengenai
masalah
modernisasi
yang menjadi ranah perjuangan HMI
dan
obat
negara.
mujarab
tidak
populis,
arus
karena
globalisasi
dan
tersebut11.
yang dibangun dari Nilai Dasar
Tantangan HMI di Masa Depan
Perjuangan (NDP) praktis kehilangan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
pengaruhnya.
dalam harus kembali dalam berbagai
Refleksi sejarah HMI bahwa, kita
khittah
juga
tujuan,
perjuangannya, NDP
seperti
menilai
penyebab
Dasar
perpecahan
sikap
Bagaimanapun harus diingat bahwa
independen HMI yang ditegaskan
HMI lebih merupakan organisasi
dalam pasal 6 Anggaran Dasar HMI,
politik
sertra memengang teguh Konstitusi
berorientasi
HMI,
pernah diungkapkan oleh Nurcholish
Perjuangan)
(Nilai-Nilai
dapat
HMI
dan
daripada
organisasi
keagamaan.
HMI.
yang Bahkan
agar
HMI
bertransformasi
sebagai
man
of
Madjid, kalau HMI seakan berada
pelopor),
man
of
diujung tanduk. Sebab kedekatan
future
(insan
Innovator idea
(duta-duta of
dapat
kalangan
pembaharu),
progress
HMI
dengan
kekuasaan
serta
(insan
ketidakmampuan untuk menemukan
berkepribadian imbang dan padu,
formula visi dan operasional yang
kritis, dinamis, adil dan jujur tidak
tegas, telah menjadikan organisasi ini
takabur dan bertakwa kepada Allah
kiat redup bahkan keropos 16ditelan
zaman. Gerakan intelektual bagi HMI secara internal
juga
sangat
dibutuhkan
untuk kembali mempersentuhkan ide dan gagasan intelektual HMI dengan masyarakat ilmiah akademik (dunia kampus). Dengan demikian HMI akan
mampu
membangun
basis
akademik sekaligus intelektualisme ditengah ranah dialektis pemikiran mahasiswa dan ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentu saja sesuai dengan tuntutan zaman, dan mengaktifkan
setiap
LPP
sebagaimana
tujuan
dan
fungsi
didirikannya,
agar
LPP
dapat
bersaing, baik di ranah organisasi lain, nasional dan tentunya bangsa asing yang kini hamper keseluruhan menghemoni Indonesia dari setiap dimensi, serta memasukkan materi LPP dan materi seuai konteks zaman dari LKI, LK2, LK3.12 3 4
10
Solichin, HMI Candradimuka Mahasiswa, Sinergi Persadatama Foundation Cet-1, 2010, hlm. 67-71 11 Sidratahta Mukhtar, HMI dan Kekuasaan:Kaderisasi HMI dalan Mengisi Struktur Kekuasaan,Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, 2006, hlm. 51-52 12 Tanja, HMI, Sejarah dan Kedudukanya di Tengah Gerakan-gerakan Muslim Pembaharu di Indonesia Jakarta, sh, 1978, hlm 42-43
17
“kebenaran” yang ada dalam D. PENUTUPAN 1. Kesimpulan A. Kemoderenan
aliran
agama-agama
atau
budaya
lain.Eksklusivitas
dengan kehidupan keserbadaan.
“teologis”
yang
Sedangkan
dalam
selalu
identik
modernisasi
wadah
merupakan salah satu ciri dari
semacam
peradaban
Arkoun,telah
maju.
Modernisasi
dikemas ideologis itu,menurut
menimbulkan
selalu diartikan sebagai suatu
sistem budaya yang saling
proses yang melaluinya manusia
menyingkirkan.
menjadi mampu menguasai alam
C.
Himpunan Mahasiswa Islam
dengan memanfaatkan teknologi
(HmI)
modern.
modern
Masih
banyak
lagi
yang
lahir
ini,
di
dengan
era latar
pengertian modernisasi, namun
belakang pemikiran yang telah
intinya
dibahas diatas, membenarkan
menurut
Lerner,
modernisai itu mencangkup : 1)
argumen
pertumbuhan
bahwa HmI adalah salah satu
ekonomi
secara
yang
mandiri dan berkelanjutan, 2)
mata
partisipasi politik, 3) penyebaran
pembaruan
norma-norma, tingkat
4)
geografis,
5)
social
dan
Transformasi
dari di
Pemikiran
tingginya
mobilitas
rantai
mengatakan
HmI
Indonesia. pembaruan
bertujuan
bangsa
gerakan
Indonesia
membawa kepada
kepribadian.modernitas tersebut
kehidupan baru yang lebih
menurut
baik
Hardgrave
gejalanya
apat dilihat dalam tiga dimensi: teknologis, organisasional dan
dari
kehidupan
sebelumnya. Dengan demikian harkat martabatnya dapat terangkat
sikap. B. Wacana agama yang sejatinya
sejajar denga bangsa-bangsa
bertujuan sangat mulia, bukannya
yang lain. Kehidupan yang
dijadikan
proyek
dimaksud adalah kehidupan
pencerahan
yang seimbang dan terpadu
sebagai perisai ideologis masing-
antara pemenuhan kebutuhan
masing
pemeluknya
dunia dan akhirat, akal dan
menolak
dan
sebagai
pembebasan
dan
untuk
menyingkirkan
kalbu, iman dan ilmu dalam 18
mencapai kebahagian hidup didunia dan akhirat. 2. Saran a. Walaupun individu
kita
sebagai
yang
mengikuti
perkembangan zaman tetapi sebagai seorang muslim yang baik
kita
harus
tetap
menjadikan agama sebagai landasan hidup dan tidak menjadikan ego kita sebagai penuntun hidup, karena ego kita
seringkali
belakang
bertolak
dengan
norma
norma yang berlaku. b. Diharapkan dapat
para
pembaca
meningkatkat
pemikiran pembaruan HmI yang bangsa
bertujuan
membawa
Indonesia
kepada
kehidupan baru yang lebih baik
dari
kehidupan
sebelumnya.
19
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Nurcholis Majid. 1987. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Jakarta: Mizan. Rusli Karim. 1994. Agama, Modernisasi dan Sekulerisasi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, Cet. I . Nurcholish Madjid. 1995. Islam Agama Peradaban.Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta. Yayasan Wakaf Paramadina Drs. Azhari Akmal Tarigan,M.Ag. 2007. Islam Mazhab HMI:Tafsir Tema Besar Nilai Dasar Perjuangan (NDP). Jakarta: Kultura. Baedhowi,M.Ag. 2008. Humanisme Islam:Kajian terhadap Pemikiran Filosofilis Muhammad Arkoun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurcholish Madjid. 1995. Islam Agama Kemanusiaan. Yogyakarta: Yayasan Wakaf Paramadina. Kuntowijoyo. 2006. Islam sebagai Ilmu:Epistemiologi,Metodologi dan etika. Yogyakarta: Tiara Wacana Cet-2. Solichin. 2010. HMI Candradimuka Mahasiswa. Sinergi Persadatama Foundation Cet-1. Sidratahta Mukhtar. 2006. HMI dan Kekuasaan:Kaderisasi HMI dalan Mengisi Struktur Kekuasaan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Tanja. 1978. HMI, Sejarah dan Kedudukanya di Tengah Gerakan-gerakan Muslim Pembaharu di Indonesia. Jakarta: sh
CURICULLUM VITAE Nama : Akmal Kurniawan Tempat / Tanggal Lahir : Watansoppeng / 23 Juli 1998 Asal Cabang : HMI Cabang Makassar Inst/Fak / Dept. / Stambuk : Universitas Muslim Indonesia / Kesehatan Masyarakat / Kesehatan Masyarakat / 2016 Alamat : Jl. Sukamaju Raya No.51, Makassar No HP : 085340399524 Alamat email : [email protected] Jenjang Pendidikan 1. SD Negeri 07 Salotungo 2. SMP Negeri 01 Watansoppeng 3. SMA Negeri 04 Watansoppeng Jenjang Training Di HMI 1. LK I HMI Komisariat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Cabang Makassar tahun 2016 Pengalaman Organisasi Di HMI 1. Dept. Adminstrasi dan Kesekretariatan HMI Komisariat FKM-UMI Periode 2019-2020. Di Luar HMI 1. Anggota Bidang Data dan Informasi Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng UMI Periode 2017-2018. 2. Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng UMI Periode 2018-2019. 3. Ketua Bidang Kerohanian Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FKM UMI Periode 2018-2019 4. Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FKM UMI Periode 2019-2020 Motto hidup : “ Yakinkan dengan Iman,Usahakan dengan Ilmu,Sampaikan dengan Amal”