14 0 167 KB
Penentuan Koefisien Distribusi Dan Persen Ekstraksi Pada Natrium Hidroksida (NaOH) Dedek Febbriani, Fayruza rifdha siahaan Prodi Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negri Medan Email : [email protected]
ABSTRAK
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Ekstraksi pelarut adalah proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Natrium Hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia NaOH. Senyawa ini merupakan senyawa ionik berbentuk padatan putih yang tersusun dari kation natrium Na+ dan anion hidroksida OH−.Natrium hidroksida merupakan basa dan alkali yang sangat kaustik, mampu menguraikan protein pada suhu lingkungan biasa dan dapat menyebabkan luka bakar bila terpapar. Senyawa ini sangat larut dalam air, dan dengan mudah menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien distribusi zat terlarut NaOH dalam hexane air berdasarkan ekstraksi pelarut. Bahan yang digunakan adalah NaOH 0,1 M, HCl 0,1 M, C6H14, C20H14OH. Pada saat dimasukkan 25 ml NaOH kedalam corong pisah dan 25ml n-Heksana maka terjadilah larutan yang terpisah, atau 2 fasa. Kemudian diambil 10 ml fraksi NaOH ditambah HCl 0,1 M dan di titrasi, 10 ml fraksi n-Heksana ditambah HCl 0,1 M dan dititrasi, NaOH mula-mula di tambah HCl dan di titrasi, maka hasil yang didapatkan Fasa Air = 9,15 ml, Fasa Organik 0,25ml, dan NaOH Murni 9,3ml.
Kata Kunci : Ekstraksi, Ekstraksi pelarut, Natrium Hidroksida,
1
ABSTRACT Extraction is a process of separating a substance based on differences in its solubility in two different immiscible liquids, usually water and another organic solvent. Solvent extraction is the process of separating a component from a mixture based on the distribution process of two kinds of solvents that do not mix with each other. Sodium Hydroxide is an inorganic compound with the chemical formula NaOH. This compound is an ionic compound in the form of a white solid composed of sodium cations Na+ and hydroxide anions OH−. Sodium hydroxide is a very caustic base and alkali, capable of decomposing proteins at ordinary ambient temperatures and can cause burns when exposed. This compound is very soluble in water, and easily absorbs moisture and carbon dioxide from the air. This experiment aims to determine the distribution coefficient of NaOH solutes in hexane water based on solvent extraction. The materials used were 0.1 M NaOH, 0.1 M HCl, C 6H14, C20H14OH. When 25 ml of NaOH is added to the separating funnel and 25 ml of n-hexane, a separate solution occurs, or 2 phases. Then 10 ml of the NaOH fraction was taken plus 0.1 M HCl and titrated, 10 ml of the n-Hexane fraction added 0.1 M HCl and titrated, NaOH was first added with HCl and titrated, so the results obtained were the Water Phase = 9 .15 ml, 0.25 ml Organic Phase, and 9.3 ml Pure NaOH.
Keywords : Extraction, Solvent extraction, Sodium Hydroxide.
2
Lamanya waktu ekstraksi akan menghasilkan
PENDAHULUAN
ekstrak yang lebih banyak, karena kontak antara Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat
zat terlarut dengan pelarut lebih lama. Secara
dari campurannya dengan menggunakan
umum definisi ekstraksi pelarut/cair-cair adalah
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
proses pemisahan suatu komponen/solut dari
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
larutan fase air menggunakan pelarut organik
melarutkan material lainnya. Ekstraksi secara
tertentu.
umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu
Dalam proses ekstraksi dihasilkan dua jenis larutan
ekstraksi padat cair dan ekstraksi cair-cair.
yaitu larutan fase organik dan fase air. Larutan fase
Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang
organik yang dihasilkan dari proses ekstraksi
dipisahkan terdapat dalam campuran yang
adalah larutan yang kaya dengan solut yang
berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair
diinginkan dan sering disebut ekstrak sedangkan
adalah suatu metode pemisahan senyawa dari
larutan fase air adalah larutan yang miskin dengan
campuran yang berupa padatan.
solut disebut rafinat (Istianah,2017).
faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi. Jenis pelarut, Jenis pelarut mempengaruhi
Natrium hidroksida merupakan salah satu senyawa
senyawa yang tersari, jumlah zat terlarut
kimia yang bersifat alkali/basa dan berfungsi untuk
yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi.
menghilangkan atau membersihkan zat-zat dan
Suhu, Secara umum, kenaikan suhu akan
kotoran-kotoran yang melekat pada serat sisal.
meningkatkan jumlah zat terlarut kedalam
Disamping itu, alkali natrium hidroksida dapat
pelarut. Rasio pelarut dan bahan baku Jika
memodifikasi bentuk kristal dari penguat sehingga
rasio pelarut-bahan baku besar maka akan
dapat mereduksi sifat hidrofilik dan meningkatkan
memperbesar pula jumlah senyawa yang
kristalisasifibersehinggadapatmengoptimalkanadh
terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan
esiseratdenganmatriks (Kusmiran,dkk.2020).
semakin meningkat. Ukuran partikel, Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran
Pemilihan pelarut atau cairan Penyari yang baik
partikel bahan baku semakin kecil. Dalam
harus mempertimbangkan beberapa kreteria yaitu
arti lain, rendemen ekstrak akan semakin
murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisik dan
besar bila ukuran partikel semakin kecil.
kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap tidak
Pengadukan, Fungsi pengadukan adalah
mudah terbakar dan mudah dipisahkan. Jenis
untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
pelarut dapat digolongkan menjadi dua yaitu
pelarut dengan zat terlarut. Lama waktu, 3
pelarut polar (etanol, asseton dan metanol)
pembersih pada tekstil, mebel, dan industri
dan
percetakan. Selain itu juga digunakan untuk
non-polar
(n-heksana)
(Oktaviana,dkk.2022).
industrifarmasi. N-Heksana juga banyak digunakan dalam proses ekstraksi minyal berbasis tumbuh-
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut
yang
mempunyai
tumbuhan. Proses ekstraksi minyak adalah sebuah
daya
proses pemisahan satu atau beberapa zat yang dapat
melarutkanyang tinggi terhadap zat yang
larut dari suatu kesatuan yang tidak bisa larut
diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini
dengan bantuan bahan pelarut kimia dan suhu
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran
senyawa
yang
panas untuk memisahkan minyak dari berbagai tipe
diekstraksi.
kacang-kacangan,
Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar
larut
dalam
pelarut
polar
dan
ekstraksi seperti ekstraksi dengan ditekan atau diuap. Namun, metode yang umum digunakan saat
ringan dalam mengangkat minyak yang
ini adalah dengan pelarut kimia, sebagai contoh n-
terkandung dalam biji–bijian dan mudah memudahkan
Heksana yang kemudian dicampur dengan produk
untuk
yang akan diekstraksi. Setelah minyak berhasil
refluk. Pelarut ini memiliki titik didih antara
diekstraksi, suhu panas dinyalakan untuk merebus
65–70 °C. Heksana atau bisa juga disebut n-
pelarut dan campuran tumbuh-tumbuhan sehingga
Heksana (isomer utama memiliki rumus
setelah pelarut kimianya menguap, yang tersisa
CH3(CH2)4CH3) adalah sebuah senyawa
adalah
hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
tersebut.
obat-obatan di Amerika (FDA), n-Heksana bersifat
mudah terbakar dengan titik didih sekitar 69
racun dan tidak dapat dikonsumsi. Paparan dalam
°C, dan uapnya bersifat mudah meledak. n-
jumlah besar dapat merusak system saraf. Jangan
Heksana secara umum digunakan sebagai
khawatir mengenai paparan dari makanan, karena
pelarut kimia yang murah, relatif aman, tidak mudah
tumbuh-tumbuhan
proses ekstraksi dan telah diakui badan pengawas
tidak berbau dalam bentuk bening, sangat
dan
minyak
Meskipun n-Heksana aman digunakan dalam
C6H14. Bentuknya cairan tidak berwarna,
reaktif,
tumbuh-
matahari, olive, atau kanola. Ada banyak metode
Heksana Merupakan pelarut yang paling
sehingga
atau
tumbuhan seperti minyak kanabidiol, bunga
sebaliknya. Salah satunya yaitu n-Heksana. n-
menguap
biji-bijian,
biasanya paparan timbul melalui udara pada
menguap.
minyak atau lingkungan kerja yang terpapar dengan
N-Heksana murni dapat berfungsi dan
n-Heksana(Leksono,dkk.2018).
diaplikasikan baik di laboratorium maupun industri. Digunakan sebagai pelarut kimia, zat 4
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
A. Alat dan Bahan
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk
Pada proses penelitian ini, alat yang
memisahkan gugus yang di inginkan dan termasuk
digunakan adalah Erlenmeyer, gelas ukur,
ke dalam gugus penganggu yang di ekstraksi secara
gelas beaker, corong pisah, buret, pipet
selektif.
tetes serta statif dan klem. Bahan yang
Teknik
pengerjaan
ini
meliputi
penambahan pelarut organik pada larutan air yang
digunakan adalah NaOH 0,1 M, HCl 0,1
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam
M, C6H14, C20H14OH.
pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling
B. Prosedur Kerja
bercampur satu sama lain. Selanjutnya proses Dimasukkan 25 mL NaOH ke dalam corong
pemisahan dilakukan di dalam corong pisah dengan
pisah kemudian tambahkan 25 mL n-heksana
pegojokan beberapa kali. Golongan ekstraksi
ke dalam corong pisah. Selanjutnya dikocok
berikutnya dikenali sebagai ekstraksi melalui
kuat secara horizontal dan biarkan selama 20-
solvasi sebab spesies ekstraksi disolvasi ke fase
30 menit hingga larutan benar-benar terpisah.
organik. Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair
Dimasukkan 10 mL fraksi NaOH ke
adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu dan
Erlenmeyer dan titrasi dengan HCl 0,1 M.
ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap
Kemudian masukkan 10 mL fraksi n-heksana
termasuk cara yang paling sederhana. Caranya
ke dalam Erlenmeyer kemudian titrasi dengan
cukup menambahkan pelarut pengekstraksi yang
HCl 0,1 M. Masukkan larutan NaOH mula-
tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian
mula sebanyak 10 mL ke dalam Erlenmeyer
dilakukan
dan di titrasi Kembali dengan HCl 0,1 M.
pengocokan
sehingga
terjadi
kesetimbangan konsentrasi yang akan di ekstraksi
Lakukan titrasi secara duplo dan dihitung
pada lapisan kedua setelah ini tercapai lapisan
nilai koefisien distribusi persen ekstraksi.
kemudian di diamkan dan dilakukan pemisahan.
REAKSI REAKSI
Rumus mencari konsentrasi NaOH air dan NaOH organik:
NaOH(aq) + C6H14(l) C6H13Na(aq) + H2O(aq) C6H13Na(aq) + HCl(aq) C6H14(l) + NaCl(aq) H2O(aq) + HCl(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq) NaOH(aq) + HCl(aq) C20H14O(aq) NaCl(aq) + 5H3O(aq) + CH2O(aq)
[HCl].V HCl
[NaOH]air = V NaOH air [NaOH]organik =
5
[HCl].V HCl V NaOH organik
Rumus mencari persen ekstraksi: %ekstraksi= [S]o.
[S]o. Vo Vo−[S]a. Va
terekstraksi bergantung pada volume kedua pelarut. Semakin besar volume zat pelarut maka semakin
x 100%
kecil nilai persen ekstraksi yang diperoleh.
Tabel 1.1 Hasil Titrasi Secara Duplo No
Prosedur
Titrasi
RataRata
KESIMPULAN
I II 1 Fasa Air 9,1 9,2 9,15 mL mL mL 2 Fasa 0,3 0,2 0,25 Organik mL mL mL 3 NaOH 9,2 9,3 9,3 Ml murni mL mL Prinsip Utama pemisahan ini adalah dengan
Pada penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwasanya saat penambahan NaOH dengan nHeksana, larutan tersebut tidak larut, atau di sebut terjadinya 2 fasa, itu dikarenakan NaOH bersifat polar, dan n-Heksana bersifat non-polar, yang
menggunakan metode ekstraksi NaOH yaitu
dimana jika polar dengan non-polar digabungkan,
ekstraksi pelarut yang berdasarkan pada
maka tidak akan larut. Namun jika polar dengan
prinsip
yang
polar, maka akan larut sempurna. Kemudian pada
menyatakan bahwa ke dalam dua pelarut yang
saat kami Kemudian ambil 10 ml fraksi NaOH
tidak saling bercampur dimasukkan solute
ditambah HCl 0,1 M dan di titrasi, 10 ml fraksi n-
yang dapat larut di dalam kedua pelarut
Heksana ditambah HCl 0,1 M dan dititrasi, NaOH
tersebut sehingga zat pelarutnya dapat di
mula-mula di tambah HCl dan di titrasi, maka hasil
transfer pada jumlah yang berbeda di dalam
yang kami dapatkan yaitu Fasa Air = 9,15 ml, Fasa
kedua
Organik 0,25ml, dan NaOH Murni 9,3ml.
hukum
fasa
digunakan
distribusi
pelarut.
untuk
Herst
Proses
ekstraksi
memisahkan
sejumlah
gugus yang di inginkan dan mungkin merupakan
gugus
penganggu
yang
REFERENSI
di Istianah,N. 2017. Ekstraksi. Jakarta: Rineka
ekstraksi secara selektiv. Proses pemisahan
Khopkar. (2003). Konsep Analitik. Jakarta : UI Press.
dilakukan di dalam corong pisah dengan pengocokan satu arah (horizontal) dan terjadi
Dasar
Kimia
pembagian solute. Perbandingan konsentrasi
Kusmiran, A., & Desiasni, R. (2020). Analisis
solute di dalam kedua pelarut adalah tetap.
Pengaruh Konsentrasi Natrium Hidroksida
Tetapan tersebut disebut dengan tetapan
terhadap
distribusi atau koefisien distribusi. Dimana
Berpenguat Serat Sisal. Jurnal Fisika, 10(2),
perbandingan distribusi tidak dipengaruhi
11-18.
oleh perbandingan volume pelarut yang dipakai tetapi fraksi zat terlarut yang 6
Sifat
Mekanik
Biokomposit
Leksono, W. B., Pramesti, R., Santosa, G. W., & Setyati, W. A. (2018). Jenis pelarut metanol
dan
N-Heksana
terhadap
aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut gelidium
sp.
dari
pantai
Gunungkidul–Yogyakarta.
drini Jurnal
Kelautan Tropis, 21(1), 9-16.
Oktaviana, R. R., Bulo, L., & Melawaty, L. (2022). Pengaruh Variasi Volume Pelarut Heksan dan Waktu Ekstraksi Terhadap Lemak Kakao yang Dihasilkan. Paulus Chemical Engineering Journal, 1(1),
7
8