Jurnal PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG PENDIDIKAN [PDF]

  • Author / Uploaded
  • agnes
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jurnal PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG PENDIDIKAN



1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak kritikan terhadap sistem pendidikan yang pada dasarnya mengatakan bahwa perluasan kesempatan belajar cenderung telah menyebabkan bertambahnya pengangguran tenaga terdidik dari pada bertambahnya tenaga produktif yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Kritik ini tentu saja beralasan karena data sensus penduduk memperhatikan kecenderungan yang menarik bahwa proporsi jumlah tenaga penganggur lulusan pendidikan yang lebih tinggi ternyata lebih besar dibandingkan dengan proporsi penganggur dari lulusan yang lebih rendah . Dengan kata lain persentase jumlah penganggur tenaga sarjana lebih besar dibandingkan dengan persentase jumlah pengganggur lulusan SMA atau jenjang pendidikan yang lebih rendah. Namun, kritik tersebut juga belum benar seluruhnya karena cara berfikir yang digunakan dalam memberikan tafsiran tersebut belum tentu benar dan menyesatkan . Cara berfikir yang sekarang berlaku seolah-olah hanya memperhatikan pendidikan sebagai satu-satunya variabel yang menjelaskan masalah pengangguran. Cara berfikir seperti cukup berbahaya, bukan hanya berakibat pada penyudutan sistem pendidikan, tetapi juga cenderung menjadikan pengangguran sebagai masalah yang selamanya tidak dapat terpecahkan. Berdasarkan keadaan tersebut, penjelasan secara konseptual terhadap masalah-masalah pengangguran tenaga terdidik yang dewasa ini banyak disoroti oleh masyarakat, sangat diperlukan. Penjelasan yang bersifat konseptual diharapkan mampu mendudukkan permasalahan pada proporsi yang sebenarnya, khususnya tentang fungsi dan kedudukan sistem pendidikan dalam kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan. Maka berdasarkan dari asumsi bahwa bertambahnya tingkat pengangguran disebabkan karena kegagalan sistem pendidikan, maka diperlukan adanya pendekatan-pendektan tertentu dalam pendidikan.dan peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan adalah memberikan motivasi dan melakukan hal yang dapat membangun masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan . 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait konsep peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan, yaitu: 1. Bagaimana konsep dasar peran pemuda dalam pendidikan? 2. Pendekatan-pendekatan apa saja yang digunakan untuk mewujudkan peran pemuda dalam pendidikan? 3. Bagaimana hubungan antara pendidikan dan pemberdayaan masyarakat?



1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kondisi obyektif Bagaimana Peranan Pemberdayaan Masyrakat terhadap Pendidikan 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya Permasalahan dalam bidang pendidikan di lingkungan masyarakat 3) Untuk mengetahui Sejauh mana peranan pemuda daerah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersekolah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sebagai bahan kemajuan ilmu, khususnya kajian ilmu sosial yang berkaitan dengan peranan pemuda daerah dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan terutama dalam pengentasan anak putus sekolah. 2) Hasil dari penulisan ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemuda daerah untuk lebih memberdayakan masyarakat terutama di bidang pendidikan. 3) Hasil penulisan ini dapat dijadikan bahan bagi pemuda daerah dalam mengatasi permasalahan dalam pendidikan terutama dalam mengatasi angka anak putus sekolah. 4) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk bisa lebih mandiri dan terus mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. 1.5 Prosedur Pemecahan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang kami buat , prosedur pemecahan masalah yang akan kami gunakan adalah dengan melakukan survey kepada beberapa pemuda dan quisioner kuantitatif yang di lakukan dan disebarkan di sekitar Kp.Cikoneng Desa Ubrug Kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi. 1.6 Sistematika Penulisan Di dalam sistemtika penulisan ini yang pertama kami buat pada bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika penulisan. Lalu dalam bab II menyajikan review literatur ,lalu dalam bab III menyajikan metodologi,di dalam bab IV terdapat pembahasan,dan dalam bab terakhir yaitu bab V terdapat kesimpulan hasil dari semua tulisan.



BAB II PERAN PEMUDA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG PENDIDIKAN



2.1 Definisi Peran Menurut Parah Ahli Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. 2.1.1 Stres Peran Stres peran terjadi jika suatu struktur sosial, seperti keluarga menciptakan tuntutantuntutan yang sangat sulit, tidak mungkin atau tuntutan-tuntutan yang menimbulkan konflik bagi mereka yang menempati posisi dalam struktur sosial masyarakat. 2.2.2 Struktur Peran Struktur peran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Peran Formal ( Peran yang Nampak Jelas ) Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istriibu adalah peran sebagai provider ( penyedia ); pengatur rumah tangga; memberikan perawatan; sosialisasi anak; rekreasi; persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal ); terapeutik; seksual. b. Peran Informal ( Peran Tertutup ) Yaitu suatu peran yang bersifat implisit ( emosional ) biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu dan didasarkan pada atribut-atibut. kepribadian anggota keluarga individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal. 2.2 Generasi Muda Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertianpengertian generasi muda mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang



yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner. Bahkan revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya. Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan Olah raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu berdasarkan umur atau semangat. Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda. 2.3 Pengertian Pemuda Pemuda adalah generasi yang diharapkan terhadap bangsa dan negaranya untuk meneruskan generasi sebelumnya. Tapi terkadang pemuda zaman sekarang tidak menyadari bahwa didiri mereka terbebani menjadi pengganti generasi sebelumnya. Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya. 2.3.1 Sosialisasi Pemuda Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi. 2.3.2 Proses sosialisasi Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi. 2.3.3 Media Sosialisasi • Orang tua dan keluarga



• Sekolah • Masyarakat • Teman bermain • Media Massa.



2.3.4 Tujuan Pokok Sosialisasi • Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat. • I ndividu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. •Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. • Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum. 2.3.5 Hubungan pemuda dan Sosialisasi Pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa. Jika dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66, dengan masing-masing ciri khasnya. 2.3.6 Dua Regenerasi a. Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau dipublikasikan. b. Regenerasi berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan, dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga dapat yang disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi seperti ini lebih tepat disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system regenerasi-kaderisasi adalah



proses tempat para kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya. Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang. 2.4 Menurut Princeton Mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya. Dalam sebuah pidatonya, Soekarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power. Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemuda harus memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia menciptakan sebuah iklim perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki kemampuan sosialisasi ditengah kehidupan dimasyarakat agar ia mampu memecahkan sebuah polemik dan mampu beradaptasi dengan kehidupan social dan memberdayakan pendidikan dalam masyarakat. 2.5 Definisi Pemberdayaan Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia. Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal yaitu: • Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.



• •Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis. Berikut akan disampaikan beberapa pengertian tentang pemberdayaan yaitu : • Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung . • Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial . • Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadiankejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya . 2.6 Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Istilah pemberdayaan masyarakat atau empowerment merupakan istilah yang diangkat dari hasil penelitian seorang sarjana pendidikan nonformal Suzanne Kindervatter dalam bukunya Nonformal as An Empowering process, memiliki makna agar orang-orang yang diberdayakan itu mempunyai “daya” atau mempunyai kemampuan untuk hidup layak sama dengan temannya sesama manusia. Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa berarti memberdayakan setiap warga negara agar mampu berbuat seimbang baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, antara hak dan kewajiban, menjadi warga negara yang bersikap dan berbuat demokratis terhadap sesama manusia menuju masyarakat yang memahami akan hak, kewenangan dan tanggungjawab mereka dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Chambers menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial yakni bersifat peoplecentered, participatory, empowering and sustainable. Pengertian lain yang disampaikan oleh Tjokrowinoto konsep ini lebih luas dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic need) akan tetapi juga menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety need). Sumodingrat menyatakan memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri memiliki ketrampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.



Proses pemberdayaan masyarakat berarti kemampuan seseorang untuk memahami dan mengendalikan keadaan sosial, ekonomi dan kemampuan politiknya yang sangat diperlukan dalam upaya memperbaiki keduduknnya dimasyarakat, dengan kata lain proses pemberdayaan adalah setiap usaha pendidikan yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran/pengertian dan kepekaan pada warga masyarakat terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan/atau politik sehingga pada akhirnya warga masyarakat memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat, atau menjadi masayarakat yang berdaya. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang hidup dalam suatu masyarakat madani (civil society), yakni suatu masyarakat yang percaya atas kemampuan para anggotanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik serta masyarakat yang menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaan akan terwujud apabila anggota masyarakat memperoleh kesempatan agar semakin berdaya. Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri, karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal adalah usaha memberdayakan manusia, memampukan manusia, mengembangkan talentatalenta yang ada pada diri manusia agar dengan kemampuan potensi yang di milikinya dapat dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran.Proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal, sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan segala keberadaanya dapat memberdayakan dirinya. Dengan pusat aktivitas harusnya berada di tangan masyarakat itu sendiri dengan bertitik tolak dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan manfaatnya untuk masyarakat atau dengan istilah lain pendidikan berbasis pada masyarakat.. Dalam kaitannya dengan hal ini, menurut Yunus ada lima prinsip dasar yang patut diperhatikan: • keperdulian terhadap masalah, kebutuhan dan potensi/sumberdaya masyarakat • kepercayaan timbal balik dari pelayan program dan dari masyarakat pemilik program • fasilitasi (pemerintah) dalam membantu kemudahan masyarakat dalam berbagai proses kegiatan; • adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan semua komponen lembaga atau individu terutama warga masyarakat dalam proses kegiatan dan • mengayomi peranan masyarakat dan hasil yang dicapai. Agar proses pembelajaran yang dilakukan melalui Pendidikan Luar Sekolah, dapat terjadi proses pemberdayaan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:



• Need oriented, yaitu pendekatan yang berorientasi dan didasarkan pada kebutuhan warga masyarakat; • Endegenious, yaitu pendekatan yang berorientasi dan mengutamakan kesesuaian nilai-nilai keaslian lokal, dengan cara menggali dan menggunakan potensi yang dimiliki warga belajar • Self reliant, yaitu pendekatan yang membangun rasa percaya diri atau sikap mandiri pada setiap warga masyarakat • Ecologically sound, ialah pendekatan yang berorientasi, memperhatikan dan mempertimbangkan aspek perubahan lingkungan • Based on structural transformation, yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada perubahan struktur sistem, baik yang menyangkut hubungan sosial, kegiatan ekonomi, penyebaran keuangan, sistem manajemen maupun partisipasi masyarakat setempat. 2.7 Definisi Pendidikan Menurut Para Ahli 2.7.1 Langeveld Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. 2.7.2 John Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. 2.7.3 Rousseau Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti. 2.7.4 Ki Hajar Dewantara Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.



2.8 Pengertian Sosiologi Secara etimologis, sesungguhnya sosiologi berasal dari kata Latin “Socius” yang berarti kawan ( dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan kata Yunani “Logos” berarti kata atau pembicaraan sehingga akhirnya berarti Ilmu. Jadi secara sederhana sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antara teman dan teman. Secara lebih luas, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama. Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat). 2.8.1 Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. 2.8.2 Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk perubahan sosial. 2.8.3 Soejono Sukamto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. 2.8.4 William Kornblum Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi. 2.8.5 Allan Jhonson



Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut. 2.9 Obyek Kajian Sosiologi Obyek studi atau kajian sosiologi adalah manusia ( manusia adalah multidimensi ) namun sosiolodi mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut masyarakat, yakni hubungan antara manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Istilah masyarakat sering digunakan untuk menyebut kesatuan hidup manusia,misalnya masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Bali dan masyarakat lainnya. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Adat istiadat : tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Ciri-ciri masyarakat : Adanya manusia yang hidup bersama yang dalam ukuran minimalnya berjumlah dua orang atau lebih. Adanya pergaulan (hubungan) dan kehidupan bersama antara manusia dalam waktu yang cukup lama. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan suatu kesatuan Adanya sistem hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. a) Astrid S. Susanto membedakan Obyek Sosiologi menjada dua macam yaitu : Obyek materi dari sosiologi adalah kehidupan sosial manusia, dan gejala serta proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup bersama. b) Obyek Formal adalah ; pengertian terhadap lingkungan hidup manusia dalam kehidupan sosial, meningkatkan kehidupan harmonis masyarakatnya, meningkatkan kerja sama antar manusia. Sosilogi merupakan suatu ilmu karena : Obyeknya jelas, masyarakat terutama mengenai jaringan hubungan antara manusia, Menggunakan metode ilmiah. Tersusun secara sistematis dan logis antara variabel. Sosiologi telah memenuhi syarat-syarat ilmu seperti di atas dan merupakan ilmu yang berdiri sendiri karena memenuhi segenap unsur dan sifat ilmu pengetahuan yaitu menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut : 2.9.1 Empiris



Yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). 2.9.2 Teoritis Yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret dilapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab-akibat sehingga menjad iteori. 2.9.3 Komulatif Yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki,diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.



2.9.4 Nonetis Yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. 2.10 Manfaat Sosiologi Sosiologi membantu kita memahami pola-pola interaksi sosial, dan control sosial. Sosiologi membantu kita mamahami nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat-masyarakat lain. Konflik antar budaya yang sering terjadi. Sosiologi membantu kita bersikap tanggap, kritis dan rasional terhadap setiap kenyataan sosial dalam masyarakat, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat terhadap berbagai kenyataan sosial. Dikaitkan dengan sosiologi hukum maka kegunaan sosiologi hukum adalah Sosiologi hukum berguna untuk memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum di dalam konteks social. Dapat memberikan kemampuan-kemampuan untuk mengadakan analisa terhadap efektivitas hukum dalam masyarakat, baik sebagai sarana pengendalian sosial, sarana untuk mengubah masyarakat dan sarana untuk mengatur interaksi sosial, agar mencapai keadaan sosial tertentu. Dapat mengidentifikasi unsur-unsur kebudayaan manakah yang mempengaruhi isi atau substansi hukum. Lembaga-lembaga manakan yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan hukum dan penegakannya. Golongan manakah di dalam masyarakat yang beruntung atau sebaliknya malahan dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Waktu Dan Tempat Metode yang kami gunakan ialah quisioner kuantitatif ini melakukan survey pada 8 pemuda di lingkungan Kampung Cikoneng RT 02 RW 12 Desa Ubrug Kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi pada tanggal 24 Januari 2013 . 3.1.2 Pendekatan Penelitian Dalam karya tulis ini penulis menggunakan pendekatan empiris, yaitu pendekatan dengan menggunakan fakta yang objektif, secara hati-hati diperoleh, dan benar-benar terjadi, yang didapat dari lapangan, yakni data yang diperoleh dari responden. 3.1.3 Penelitian Survai Dalam survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya, pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survai adalah “penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survai adalah individu. Untuk penelitian tertentu, unit analisa mungkin pasangan suami istri, pasangan yang sudah bercerai atau rumah tangga sebagai keseluruhan tetapi satu wawancara untuk kuesioner tetap ditujukan kepada satu orang. Penelitian survai dapat digunakan untuk maksud: (1) Penjajagan (eksploratif) (2) Deskriptif (3) Penjelasan (explanatory atau confirmatory), yakni untuk menjelaskan hubungan kasual dan pengujian hipotesa (4) Evaluasi (5) Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) Penelitian operasional (7) Pengembangan indikator-indikator sosial. Penelitian penjajagan atau eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-cari. Pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan studi deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran, keadaan gizi, preferensi terhadap politik tertentu, dan lain-lain.



Kegunaan lainnya dari penelitian survai adalah untuk mengadakan evaluasi. Disini yang menjadi pengertian pokok adalah : sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai. Secara umum Terdapat dua jenis penelitian evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Evaluasi formatif biasanya melihat dan meneliti pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut. Sedangkan evaluasi summatif biasanya dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur apakah tujuan program tersebut tercapai. Hasil survai juga dapat pula digunakan untuk mengadakan prediksi mengenai fenomena sosial tertentu. 3.1.4 Proses Penelitian Survai Salah satu metode penelitian sosial yang amat luas penggunaannya adalah penelitian survai. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. Proses penelitian survai tidak terlalu berbeda dari penelitian ilmiah lainnya dan merupakan usaha yang sistematis untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial yang menarik perhatian peneliti. Oleh Wallace penelitian survai digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis. Komponen-komponen informasi ilmiah tersebut adalah: 1.Teori 2 .Hipotesa 3.Observasi 4.Generalisasi Empiris 5. Penerimaan atau penolakan hipotesa. Kontrol metodologisnya adalah: 1. Deduksi logika 2. interpretasi, penyusunan instrumen, penyusunan skala, dan penyusunan sampel 3. pengukuran penyederhanaan data, dan perkiraan parameter 4. pengujian hipotesa, inferensi logika 5. formulasi konsep, formulasi proporsi, dan penataan proposisi. Penelitian survai dimulai dengan munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena sosial tertentu. Minat itu kemudian disusun menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan lebih sistematis dengan menggunakan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam literatur, yakni teori. Dari langkah-langkah metodologis tadi, peneliti memperoleh



sejumlah informasi yang relevan untuk penelitiannya. Informasi itu disebut observasi atau data. Observasi atau data yang dikumpulkan tadi kemudian diolah dengan metode pengolahan data yang teliti. Penelitian survai adalah proses yang dapat dimulai dari manapun tergantung dari keahlian dan kemampuan peneliti. Yang jelas, si peneliti mulai dari adanya minat untuk memahami suatu fenomena sosial. Setelah itu, imaginasi, kreativitas dan kerja keras penelitilah yang lebih menentukan baik tidaknya hasil penelitian.



3.2 Sumber Data Sumber data terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung didapat langsung oleh penulis tanpa perantara, yaitu data yang didapat langsung dari responden yang didapat dilapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang didapat oleh perantaraan dalam artian data yang didapat sudah tersedia sebelumnya tanpa harus terjun langsung pada responden. 3.2.1 Unsur-unsur Penelitian Survai Sebagai suatu metode penelitian ilmiah yang telah berkembang, penelitian survai memiliki dasar pemikiran, prosedur dan tekhnik-tekhnik khusus yang membedakannya dari metode lainnya. Walaupun demikian, tetap ada kesamaan yang amat besar antara metode ini dengan metode-metode penelitian ilmiah lainnya, yakni dalam unsur-unsur ilmu yang digunakan. Unsur-unsur ini adalah konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesa dan definisi operasional. Unsur-unsur ini adalah perangkat pokok ilmiah pengetahuan, dan karena itu merupakan alat penelitian survai yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan aktivitasnya. Penelitian survai terdiri dari dua tahap, yakni proses teoritisasi dan proses empirisasi. Agar dapat melakukan proses-proses penelitian tersebut secara baik, maka penelitian perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai unsur penelitian. Dengan adanya pengetahuan tentang konsep, proporsi, dan teori, penelitian akan merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik. Pada tahap empirisasi pengetahuan tentang variabel, hipotesa dan definisi operasional juga diperlukan agar penelitian mempunyai gambaran yang jelas tentang data yang hendak dikumpulkannya dalam suatu penelitian. Berikut ini adalah unsur-unsur penelitian survai, yaitu : 3.2.1 Konsep Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Yang disebut konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, yaitu : kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan



menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya. 3.2.2 Proposisi Dalam ilmun sosial, realitas sosial biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara dua konsep. Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi tidak mempunyai format yang tertentu. Biasanya disajikan dalam bentuk suatu kalimat pernyataan yang menunjukan hubungan antara dua konsep. Misalnya, proposisi Harris dan Todaro yang banyak digunakan dalam studi mobilitas penduduk berbunyi “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”. Proposisi Jaccard dan Davidson menyatakan “niat menggunakan kontrasepsi moderen bervariasi menurut status sosialekonomi”. Beberapa contoh proposisi dalam penelitian sosial adalah, selain hubungan ekonomi yang mendesak, perpindahan penduduk dari desa asalnya dipengaruhi oleh hubungan sosial dan kekerabatan, pemilikan tanah, jaringan persahabatan, dan persepsi tentang daerah tujuan (Mantra) . 3.2.3 Teori Unsur penelitian yang paling besar peranannya dalam penelitian adalah teori. Karena dengan unsur ilmu inilah peneliti mencoba menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Menurut definisi ini, teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar-konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. 3.2.4 Variabel Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Dalam penelitian sosial, dikenal dua bentuk variabel, yaitu: variabel kategorikal (categorical variables) dan variabel bersambungan (continuous variables). Variabel kategorikal adalah variabel yang membagi responden menjadi dua kategori (variabel dikotomi) atau beberapa kategori (variabel politomi). Contoh variabel dikotomi seperti jenis kelamin (pria/wanita), status pekerjaan (bekerja/tidak bekerja), dll. Sedangkan contoh variabel politomi seperti jenis pendidikan (SD/SLTP/SMA/S1), jenis pekerjaan (PNS,Wiraswasta, Pedagang, dll). Variabel bersambungan adalah variabel yang nilainilainya merupakan suatu skala, baik bersifat ordinal maupun rasio. Contohnya, umur, jumlah pendapatan, jumlah pengeluaran, dll. 3.2.5 Hipotesa



Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan instrumen kerja dari teori. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Syarat hipotesa selain harus menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih, hipotesa harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut; positif atau negatif. Hipotesa yang baik juga harus memberikan petunjuk bagaimana cara pengujiannya. 3.2.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.



3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini mengggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi (studi pustaka) dan studi lapangan dengan teknik wawancara. Wawancara yang digunakan yaitu wawancara terpimpin, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan responden dengan menggunakan panduan wawancara yang berupa kumpulan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Selain itu, tekhnik pengumpulan data juga bisa berupa : 3.3.1 Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 1996: 139). Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pola perilaku hidup sehat masyarakat. 3.3.2 Metode Observasi Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Rachman, 1999: 7). Observasi ini digunakan untuk mengetahui kebersihan rumah dan tempat tinggal responden. 3.3.3Metode Dokumentasi Adalah suatu bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti (Moleong, 2001: 161). Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara mengutip suatu dokumen atau catatan yang sudah ada yaitu memperoleh data monografi, demografi dan lain sebagainya. 3.4 Pembuatan Kuesioner Pada penelitian survai, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-



tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner tersebut. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk (a) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai, dan (b) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, maka senantiasa perlu diingat agar pertanyaan-pertanyaan harus berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian tersebut. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam analisa. Sebelum atau ketika membuat kuesioner, ada baiknya dipelajari kuesioner yang sudah ada, dan relevan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Perlu juga ditambahkan, bahwa data yang terhimpun melalui kuesioner hanyalah merupakan satu dimensi dari penelitian sosial. Kemudian, hasil kuesioner juga senantiasa terbatas, mengingat kompleksnya fenomena sosial dan proses sosial, diperlukan pula berbagai informasi lainnya. Disamping data sekunder yang relevan, informasi yang diperoleh dengan cara lain, yaitu wawancara bebas, observasi berpartisipasi, studi kasus, dan lain-lain, akan sangat membantu. 3.4.1 Isi Pertanyaan 1) Pertanyaan tentang fakta. Umpamanya umur, pendidikan, agama, status perkawinan. 2) Pertanyaan tentang pendapat dan sikap. Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu. 3) Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh mana hal tersebut diketahuinya. 4) Pertanyaan tentang persepsi sendiri. Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang lain. Umpamanya, kerapnya kunjungan sosial yang dilakukannya atau pengaruh terhadap orang lain.



3.4.2 Beberapa Cara Pemakaian Kuesioner 1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tahap muka dengan responden. Cara ini yang lazim kita lakukan. 2) Kuesioner diisi sendiri oleh kelompok. Umpamanya, seluruh murid dalam satu kelas dijadikan responden dan mereka mengisi kuesione rsecara serentak. 3) Wawancara melalui telepon. Cara ini sering dilakukan di Amerika Serikatdan negaranegara maju lainnya. Prosedur ini lebih murah daripada wawancara tatap muka dan adakalanya orang tidak tersedia didatangi tapi bersedia diwawancarai melalui telepon. 4) Kuesioner diposkan, dilampiri amplop yang dibubuhi perangko, untuk dikembalikan oleh responden setelah diisi. Cara ini dapat dilakukan untuk kuesioner yang pendek dan



mudah dijawab, tetapi mungkin cukup besar proposisi yang tidak dikembalikan oleh responden.



3.4.3 Jenis Pertanyaan



1. Pertanyaan Tertutup. Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban yang lain. 2. Pertanyaan Terbuka. Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban. 3. Kombinasi tertutup dan terbuka. Jawabannya sudah ditentukan, tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. 4. Pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. 3.4.4 Susunan Pertanyaan Pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian, dimulai dengan identitas yang berisi : 1. Nama Responden 2. Tempat Tinggal 3. Nama Pewawancara 4. Tanggal Wawancara Ini disusul dengan pertanyaan tentang ciri-ciri demografi, yaitu : umur, status kawin dan jumlah anak (jika sudah menikah). Namun demikian, ada juga penelitian yang tidak memakai sistem cara pemilihan demikian dan tidak memerlukan kuesioner rumah tangga.



3.4.5 Bentuk Fisik Kuesioner Kuesioner sebaiknya rapi, jelas dan mudah digunakan. Menyusun kuesioner yang baik memerlukan lebih banyak waktu tetapi secara keseluruhan akan menghemat waktu. 3.4.6 Pretest Pretest diadakan untuk menyempurnakan kuesioner.melalui pretest akan diketahui berbagai hal, misalnya :



- Apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan, karena pertanyaan tersebut tidak relevan untuk masyarakat yang diteliti. - Apakah pertanyaan tertentu perlu ditambah, adakalanya terlupa memasukkan pertanyaan yang perlu dimasukkan. - Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden, dan apakah pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan mudah. - Apakah urutan pertanyaan perlu diubah. - Apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperlunak dengan mengubah bahasa. - Beberapa lama wawancara memakan waktu. 3.4.7 Pedoman Pengisian Kuesioner dan Penggunaan Bahasa Pedoman pengisian kuesioner merupakan pegangan bagi pewawancara. Dalam pedoman pengisian kuesioner, tiap pertanyaan diajukan diberi keterangan yang jelas dan terinci. Kuesioner di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini perlu ditinjau karena kebanyakan responden terutama di pedesaan, tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik, dan pewawancara tidak dapat diharapkan menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Pertanyaan-pertanyaan memang terjawab, tetapi sampai di manakah reliabilitas dan validitas dari responden tersebut. 3.5 Teknik Wawancara Salah satu metode pengumpulan data ialah dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survai. 3.5.1 Konsep Wawancara Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut ialah : pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara. Pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya. Syarat menjadi pewawancara yang baik ialah keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan tidak takut untuk menyampaikan pertanyaan. Selain itu, responden juga dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat serta bersedia menjawabnya dengan baik.



3.5.2 Peranan Wawancara Sejalan dengan pentingnya wawancara dalam pelaksanaan survai, peranan pewawancara pun sangatlah menentukan. Meskipun daftar pertanyaan telah dibuat dengan sebaik mungkin oleh peneliti, namun kunci keberhasilan dari suatu proses wawancara tetap terletak pada para pewawancara. Keberhasilan pengumpulan data sangat tergantung pada pewawancara, mengingat hal-hal berikut : 1. Dapatkah pewawancara menciptakan hubungan baik dengan responden sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar? 2. Dapatkah pewawancara menyampaikan semua pertanyaan dalam daftar pertanyaan kepada responden dengan baik dan tepat? 3. Dapatkah pewawancara mencatat semua jawaban lisan dari responden dengan teliti dan jelas maksudnya? 4. Apabila jawaban responden tidak jelas, dapatkah pewawancara menggali tambahan informasi dengan menyampaikan pertanyaan yang tepat dan netral? Sikap yang simpatik atau kesan yang baik yang diberikan oleh pewawancara sangat penting untuk mencapai hasil yang baik dalam pengumpulan data, kesan yang positif tersebut lebih penting daripada keterangan tujuan ilmiah dari penelitian yang biasa diajukan pada permulaan wawancara. 3.5.3 Persiapan Wawancara - Penelitian Persiapan Wawancara Sebelum peneliti melaksanakan tugas lapangan, beberapa hal harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu dengan matang. Syarat-syarat responden sudah ditentukan dan sudah ditetapkan cara mencari ganti(substitusi) responden yang karena sesuatu hal tidak dapat ditemui. Kemudian, kuesioner juga sudah disusun dengan baik dan sudah ditentukan bahasa apa yang akan digunakan untuk melakukan survai. - Pewawancara dan Persiapan Wawancara Latihan wawancara dan penjelasan tentang masalah lapangan merupakan bagian yang penting dalam survai wawancara (Interview Survey). Meskipun pewawancara sudah berpengalaman, namun penyelenggaraan latihan dan penyampaian intruksi lapangan tetap perlu diadakan. Latihan wawancara diadakan untuk memberikan bekal keterampilan kepada wawancara untuk mengumpulkan data dengan hasil baik. Sifat, materi dan lamanya program latihan disesuaikan dengan kebutuhan survai yang akan dilakukan. 3.5.4 Beberapa Pedoman Sebelum wawancara dimulai, pewawancara harus mampu menciptakan hubungan baik dengan responden, atau mengadakan rapport. Rapport ialah suatu situasi psikologis



yang menunjukan bahwa responden bersedia bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikirannya dan keadaan yang sebenarnya. 3.6 Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode yang menggunakan survei dengan cara kuesioner dan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data dari responden yang menjadi objek penelitian melalui wawancara dan kuesioner yang dilakukan penulis untuk melengkapi data dalam hasil penelitian. Subjek dan Objek pada penelitian ini adalah : 1. Warga daerah Kampung Cikoneng RT 02 RW 12 Desa Ubrug Kecamatan Warung Kiara Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi. 2. Berjenis kelamin Laki-laki dan Perempuan, terdiri dari 8 0rang. Subjek penelitian ini berdasarkan kriteria diatas, semua warga yang berada didaerah tersebut memiliki kesempatan dan peluang yang sama menjadi responden atau menjadi subjek penelitian pada karya tulis ini. 3.6.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ini dibuat untuk mengetahui bagaimana Peranan Pemuda Dalam Pemberdayakan Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan Kampung Cikonde Ubrug Kabupaten Sukabumi.Dengan itu, kami akan mengadakan survei ke daerah tersebut untuk mendapatkan data-data yang akurat dari para warga disana. 3.7 Prosedur 1. Yang pertama kami lakukan , Menyiapkan lokasi untuk melakukan survey 2. Yang kedua Mempersiapkan Sejumlah pertanyaan yang akan di ajukan ,Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan : • Apa yang anda ketahui tentang pemuda? • Anda sebagai pemuda,bagaimana peranan anda dalam masyarakat? • Menurut anda apakah penting pendidikan dalam kehidupan anda sendiri? • Setelah anda menjawab peting, apakah anda memperhatikan pendidikan dilingkungan anda sendiri !Bagaimana ? • Apa yang anda lakukan sebagai pemuda untuk meningkatkan pendidikan dalam masyarakat sekitar anda? • Pengaruh apa yang diberikan pemuda kepada masyarakat dalam bidang pendidikan?



• Apakah jenjang pendidikan mempengaruhi pola fikir pemuda tentang kemajuan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan? • Di lingkungan anda ini apa anda aktif dalam meningkatkan pendidikan untuk memperbaiki pola fikir masyarakat tentang pendidikan? 3. Langkah Terakhir Pengumpulan Data dan Analisa data dari keseluruhan narasumber yang kami berikan pertanyaan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Pengamatan Kami mengambil jawaban yang paling dominan dari 8 pemuda adalah: 1. Menurut mereka pemuda adalah orang dewasa yang berumur 20-25 Tahun, sosok generasi penerus bangsa,sebagai agen of change (gerakan perubahan),bahkan adapun yang menyebutkan bahwa pemuda itu sosok berjiwa demokratis , pribadi yang kadang egois yang merasa ingin diakui. 2. Peranan pemuda dalam masyarakat mencoba mengembangkan pemikiran yang kreatif dan inovatif, misalnya ikut berpartisipasi dalam organisasi yang ada dalam masyarakat, dan masyarakat itu sendiri menjadi wadah bagi para pemuda untuk menuangkan pemikiran yang kreatif yang inovatif. 3. Ya, jelas sangat penting karena pendidikan selain untuk menambah ilmu juga mengajarkan etika, tingakah laku, tatak rama, dan sopan santun dalam berkehidupan bermasyarakat. 4. Ya, jelas memperhatikan Pendidikan zaman sekarang tidak sesuai apa yang diharapkan. Ini disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal. faktor internalnya yaitu disekolah guru tidak memperhatikan murid, dan faktor eksternalnya yaitu berasal dari keluarga bias dari segi ekonomi maupun perhatian dari orang tua itu sendiri. 5. Dengan cara ceramah melalui pertunjukan-pertunjukan kesenian khususnya seni teater,memberi motivasi kepada anak-anak yang malas untuk bersekolah, membantu pihak sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana sehingga pendidikan berjalan dengan efektif sesuai dengan apa yang diharapkan



6. Ada 2 pengaruh yaitu pengaruh negatif dan pengaruh positif. Di saat pemuda arogan maka akan menimbulkan pengaruh negatif sehingga masyarakat tidak akan mendengar perkataan pemuda tersebut, dan saat pemuda memberikan pemikiran yang kreatif dan inovatif pada masyarakat maka pengaruh yang positif yang akan di terima oleh masyarakat sehinnga masyarakat bisa mengikuti pengaruh positif bahwa pentingnya pendidikan dalam kehidupan mereka. 7. Ya tentu mempengaruhi karena semakin tinggi jenjang pendidikan maka pola fikir pemuda akan lebih meningkat. 8. Ya aktif misalnya ketika rapat pemuda kita bisa menuangkan apa yang kita tahu tentang hal-hal mengenai peningkatan mutu atau kualitas pendidikan yang ada di masyarakat saya sendiri. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Peran Pemuda Dalam Pendidikan Tujuan dari pendidikan Indonesia termuat jelas dalam konstitusi. Lalu sudah sejauh mana upaya untuk memenuhi tujuan itu? Apakah bangsa ini sudah menyadari bahwa pendidikan merupakan proses terpenting untuk meningkatkan SDM di suatu Negara demi kemajuan negara itu disela bidang? Diusia yang lebih dari 62 tahun merdeka, ternyata pendidikan kita masih memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari antara lain belum terpenuhinya angggran pendidikan yang diamanatkan oleh konstitusi sebesar 20%, banyaknya sekolah-sekolah yang kondisinya sudah tidak layak, masih ada guru yang kualitasnya rendah, kontroversi UAN yang sampai sekarang masih belum selesai, dan yang masih hangat dibicarakan sekarang adalah beberapa Universitas terkemuka di Indonesia menolak masuk dalam perhimpunan SPMB, sistem pendidikan Indonesia yang kapitalistik, dan masih banyak lagi. Untuk sekarang penulis tidak akan membahas satu persatu permsalahan di atas. Namun di sini akan lebih terfokus mengenai bagaimana peran generasi muda terhadap masyarakat dalam dunia pendidikan. Dengan membidik permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan tersebut. Namun, sebelum itu tentu harus dipahami terlebih dahulu siapa pemuda itu? Apa yang membedakannya dari yang lain sehingga dia cukup mendapatkan tempat yang khusus di masyarakat.



a) Generasi muda Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertianpengertian generasi muda mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner.



Bahkan revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya. Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan Olah raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu berdasarkan umur atau semangat. Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda. Di setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak sedikit. Pemuda menorehkan sejarah penting bagi negeri tersebut. Sebagai contoh gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia yang pernah terjadi sejak pra kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi. Yang mampu menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan Soeharto, semua itu diawali dari ide-ide segar dan semangat juang dari kaum muda yaitu mahasiswa. Melihat contoh di atas dapat dilihat betapa besarnya pengaruh generasi muda itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib bangsa ini diletakkan di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang anak muda bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak dan melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin negeri ini yang tidak berpihak kepada rakyat. Lalu pertanyaannya sekarang apa yang bisa dilakukan generasi muda terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan? b) Peran Pemuda Dalam Pendidikan. Setelah mengetahui siapa generasi muda dan bagaimana pengaruhnya dalam perubahan suatu bangsa, serta mengetahui permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan kita maka seharusnyalah pemuda ikut andil dalam perubahan bangsa ini dalam hal pendidikan. Haruslah pemuda menjadi pacuan terdepan yang memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh pendidikan, seperti diamatkan oleh UUD 1945 pasal 31. Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh H. Abd. Hamid Wahid M.Ag moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia menuliskan kalau kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau adalah peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah global. Dan peran dari pemuda untuk mempelopori persiapan dalam hal peningkatan kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan peningkatan kualitas SDM tentu saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas pendidikan. Pemuda yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang konkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups terhadap pemerintah. Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang sekiranya dapat menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.



Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan gagasan-gagasan tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR, mengikuti seminar-seminar, diskusidiskusi, dan masih banyak lagi. Ada langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain, membangun sekolah alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa yang masuk sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa sekolah alternatif lebih memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah formal. Dan biasanya sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar belakangnya dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Tidak hanya itu, pemuda juga dapat berjuang melalui tulisan. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering kali menulis dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sadar bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan senjata media, pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait dengan fungsi dari media. Ada juga pemuda yang arah gerakannya lebih kepada turun langsung ke jalanan. Aksi menuntut pemerintah lebih memperhatikan nasib pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting dapat aspirasi masyarakat Dapat disampaikan kepada pemerintah dengan harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih baik. Selain itu pemuda juga bisa bergerak melalui jalan advokasi kepada masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung masuk ke sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.Contohcontoh di atas hanya beberapa dari arah atau sumbangsih pemuda terhadap upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apa pun arah dan cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau banyak, cepat atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama dalam hal pendidikannya. Di tengah krisis yang melanda negeri ini tentunya SDM-SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda harus bergerak. (latar belakang, tujuan, rumusan masalah), Isi (analisa & pembahasan). Sudiyo menyatakan bahwa ada kecenderungan para generasi muda untuk berpacu dalam dunia pendidikan yang menghasilkan hal-hal yang bersifat praktis dan efektif mendatangkan materi siap pakai, tanpa dilandasi rasa tanggung jawab untuk bela negara, yang sebenarnya mulai saat ini pula dapat dirasakan adanya tantangan yang sangat dahsyat untuk menghadapi berbagai kompetitif dalam era globalisasi.



4.2.2 Pendekatan yang digunakan Dalam Mewujudkan Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Pendidikan a. Pendekatan Individu Bahwasanya peran pemuda sangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi pembangunan suatu bangsa, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan hendaknya Pendekatan pembelajaran secara individual , karena lebih mengena terhadap objek. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mengajak masyarakat dari hati kehati untuk memahami arti pendidikan dan menyukai dunia pendidikan. b. Mengadakan acara-acara yang berhubungan dengan bidang pendidikan (seminar) c. Mengadakan perlombaan yang berhubungan dengan bidang pendidikan d. Memberikan kursus yang yang berhubungan dengan bidang pendidikan b. Pendekatan Sosial Pendekatan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan dan pada pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan. Menurut A.W. Gurugen pendekatan sosial merupakan pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas. Menurut Bohar Soeharto perencanaan sosial adalah proses cara menjelaskan dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan masyarakat atau berhubungan dengan aspek sosial dari kehidupan individu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien . Pendekatan yang dikemukakan Geruge ini bersifat tradisional dimana penekanan ini didasarkan kepada tujuan untuk memenuhi tuntutan atau permintaan seluruh individu terhadap pendidikan pada tempat dan waktu tertentu dalam situasi perekonomian, politik, dan kebudayaan yang ada pada waktu itu. Ini berarti bahwa sektor pendidikan harus menyediakan lembaga-lembaga pendidikan serta fasilitas untuk menampuk seluuruh kelompok umur yang ingin menerima pendidikan. 4.2.3 Hubungan Antara Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat hakikatnya untuk mewujudkan potensi masyarakat menjadi kekuatan yang mampu meningkatkan mutu hidup dan kehidupannya. Beberapa bentuk pendidikan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa/kota dalam kerangka “community education” dapat berupa pendidikan formal dan nonformal, penyuluhan pembangunan, komunikasi pembangunan, pendidikan



kesejahteraan keluarga, pendidikan vokasional, dan lain-lain. Dalam kontes ini Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan provinsi vokasi dengan refleksi program pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dikenal dengan Bali Ndeso Mbangun Ndeso. Pendidikan Nonformal sebagai bagian integral dari pembangunan pendidikan nasional yang diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan berakhlak mulia sehingga memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan. Pembangunan Pendidikan Non Formal (PNF) secara bertahap terus dipacu dan diperluas guna memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mungkin dapat terlayani melalui jalur pendidikan formal (PF). Sasaran pelayanan PNF diprioritaskan pada warga masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah penganggur/miskin dan warga masyarakat lain yang ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya sebagai bekal untuk dapat hidup lebih layak. Dengan semakin meluasnya pelayanan program PNF yang bermutu, akan memberikan kontribusi besar dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sejak zaman pergerakan nasional Indonesia, peranan pemuda sangat besar, dan dalam perjuangannya banyak melalui pendidikan bangsa. Tengoklah misalnya perjuangan Budi Oetomo, Taman Siswa dan lainnya. Para Founding Fathers pun banyak melakukan pendidikan bangsa, misalnya Soekarno tidak henti-hentinya mendidik bangsa terutama untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa, semangat nasionalisme dengan pendidikan politik dan yang juga dikenal dengan nation and character building. Pada saat ini pemuda juga dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan. Tentu saja sesuai dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman. Para pendidik dituntut bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dapat berperan menjadikan anak didik menjadi manusia Indonesia yang maju, mandiri, bermartabat, bermakna dalam kehidupannya baik dalam hubungannya dengan masyarakat, alam dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disamping menjadi pendidik yang baik, para pemuda dapat menjadi volunteer yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa lalu ada mahasiswa yang dimobilisasi menjadi pendidik secara sukarela terutama di daerah terpencil. Pada saat ini pemuda dapat berinovasi bagaimana berperan untuk membangun bangsa. Bagaimanapun para pemuda saat ini, pada saatnya nanti akan menjadi pemimpin yang antara lain bertanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa, karena hal itu merupakan amanat konstitusi.



BAB V KESIMPULAN



5.1 Kesimpulan Pemuda merupakan pemegang tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, sekaligus sebagai generasi muda harapan bangsa. Mereka adalah anak bangsa yang memiliki potensi idealisme untuk mewujudkan Indonesia unggul yang menjadi cita-cita founding father kita 66 tahun yang lalu. Disinilah sebenarnya peran nyata pemuda dalam pendidikan yang pada akhirnya secara bersama-sama dapat kita selesaikan dengan menumbuhkan dahulu keinginan besar pada masyarakat agar sadar bahwa pentingnya pendidikan dalam kehidupan mereka,tidak lupa dengan memikirkan ekonomi masyarakat tersebut. Apabila masyarakat sudah berada dalam posisi makmur dan sejahtera, dengan sendirinya pendidikan menjadi sebuah kebutuhan. Jika semua elemen masyarakat sudah menjadi orang-orang terpelajar, proses politik akan terlaksana sesuai dengan aturan mainnya. Kita sebagai pemuda harapan bangsa, pemuda yang dirindukan ibu pertiwi marilah terus melakukan optimalisasi diri. Tidak perlu memulai dari hal-hal yang besar, tapi mulailah dari hal-hal yang kecil. Mulailah dari diri kita sendiri, kemudian ajaklah lingkungan sekitar kita. Teruskan sejarah perjuangan bangsa Indonesia karena kita, pemuda Indonesia, merupakan ahli waris cita-cita bangsa yang sah dan sekaligus sebagai generasi penerus. Peran kita saat ini adalah menjadi bagian dari masyarakat aktif mendorong kemajuan bangsa dengan melakukan berbagai kegiatan yang konstruktif, baik melalui organisasi kepemudaan maupun profesi yang digeluti. Peran masa depan dilakukan dengan membekali diri dan mengisi kompetensi. Sehingga ketika nanti mencapai tahap dewasa, pemuda dapat meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini dengan baik dan bertanggung jawab.



DAFTAR PUSTAKA



Drs. H. Ahmad Abu (2003) Ilmu Sosial Dasar: PT RINEKA CIPTA. Jakarta Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar. Makalah Penataran Dosen-dosen seIndonesia Timur, Solo, 1-13 Agustus 1983. Suparjaman, Jaja. Pemuda dan Masyarakat. Makalah Pada Penataran Dosen MKDU Ilmu sosial Dasar Universitas Padjajaran, Bandung, 1980. Sudharto, Frieda NRH, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1984. http://diananuramalina.ngeblogs.com/2011/10/03/pemuda-dan-sosialisasi/ http://biebi-habibi.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-pemuda-dan-sosialisasi.html



http://etrisetiowati.blogspot.com/2011/10/pengertian-pemuda-sosialisasi-dan.html http://oman19.blogspot.com/2010/10/perguruan-dan-pendidikan.html http://etrisetiowati.blogspot.com/2011/10/perguruan-dan-pendidikan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi http://dianherlinawati.com/2010/01/31/definisi-sosiologi-menurut-beberapa-ahli/ http://fkmutu.blogspot.com/2011/03/makalah-psikologi-sosial.html http://id.wikipedia.org/wiki/Psikolog http://muda.kompasiana.com/2011/01/12/sosiologi-latar-belakang-ruang-lingkup-dankegunaan-bagi-ilmu-hi/