Jurnal Permukiman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Kualitas Layanan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Semeru dengan Menggunakan Metode Importance Performance Analysis (IPA) (Sudi Kasus : Rumah Susun (Rusunawa) Semeri Desa Triwungkidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo) Yovita Inggar Mawardi1, Ratri Wulandari2, Gusti Kinanti Wahyu Istiqomah3,Rheynaldi Lintang Susila4, Aulia Ilecsi5 a



Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember



ABSTRAK Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar dari manusia yang mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Perumahan dan permukiman yang bagus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan mutu lingkungan hidup dalam peningkatan kualitas dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif untuk menangani permasalahan kebutuhan perumahan dan permukiman yang ada di kota yang cenderung memiliki peningkatan penduduk yang cukup pesat. Rumah susun merupakan solusi alternatif yang cukup efektif karena pembangunan rumah susun dapat menghemat penggunaan tanah, membuat peremajaan kota bagi daerah yang kumuh, dan memberikan bantuan terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Kebutuhan hunia untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) semakin meningkat, untuk mengatasi masalah hunian bagi MBR, salah satu kebijakan dan strategi Pemerintah Kota Probolinggo dalam membantu masyarakat untuk menyediakan tempat tinggal bagi keluarga kurang mampu adalah dengan adanya penyediaan Rumah Susun (Rusunawa) Semeru. Fungsi Rusunawa diharapkan dapat mampu memberikan hunian yang nyaman dan bisa meningkatkan kualitas hidup penghuni Rusunawa kenyataannya belum tercapai karena hanya melihat bentuk fisik tanpa melihat persepsi dari penghuni. Maka dari itu, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas layanan di Rusunawa Semeru berdasarkan sudut pandang penghuni dan mengetahui prioritas kualitas layanan untuk diperbaiki dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan deskriptif kualitatif serta memberikan perbaikan dalam meningkatkan kualitas layanan. Kata kunci: Rusunawa, Kualitas Pelayanan dan Importance Performance Analysis (IPA) ABSTRACT Housing and settlements are the basic needs of humans who have an important role in people's lives. Good housing and settlements can improve the quality of human resources and improve the quality of the environment in improving the quality and equitable distribution of people's welfare. Flats construction is one alternative to overcome the problem of housing and settlement needs in cities that require a fairly rapid increase in population. Flats are an alternative solution that is quite effective because the construction of flats can be used, make urban rejuvenation for slums, and provide assistance to Low-Income Communities. The needs of the community to obtain low income (MBR) are increasing, to overcome the problem of shelter for MBR, one of the policies and strategies of the Rusunawa Function is expected to provide comfortable housing and can improve the quality of life for residents of Rusunawa improve but have not succeeded in



only seeing physical form without seeing the perception of occupant. Therefore, this study aims to determine the quality of service in Rusunawa Semeru based on the viewpoint of residents and find priority services to be improved by using the Importance Performance Analysis (IPA) and qualitative descriptive methods that provide improvements in improving service quality. Keywords: Housing and settlements, Service Quality and Importance Performance Analysis (IPA) PENDAHULUAN Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar dari manusia yang mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Perumahan dan permukiman yang bagus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan mutu lingkungan hidup dalam peningkatan kualitas dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Perumahan dan pemukiman tumbuh dan berkembang berdasarkan Undang Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28 huruf H, dinyatakan “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal,dan juga mendapatkan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan”. Dan sesuai dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia Nomer 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pasal 3 Huruf F menyatakan “Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni serta terjangkaunya dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu dan berkelanjutan”. Perumahan dan permukiman diharapkankan dapat menciptakan lingkungan dan tatanan hidup yang berkualitas baagi masyarakat dan mampu menampakan citra yang bagus bagi masyarakat yang menempatinya. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif untuk menangani permasalahan kebutuhan perumahan dan permukiman yang ada di kota yang cenderung memiliki peningkatan penduduk yang cukup pesat. Rumah susun merupakan solusi alternatif yang cukup efektif karena pembangunan rumah susun dapat menghemat penggunaan tanah, membuat peremajaan kota bagi daerah yang kumuh, dan pemerintah dapat mengembangkan konsep perumahan vertikal. Menurut Undang Undang Nomer 20 Tahun 2011 Pasal 1 Rumah susun adalah “bangunan gedung bertingkat yang di bangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian yang di strukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing masing dapat di miliki dan di gunakan secara terpisah,terutama untuk tempat hunian yang di lengkapi dengan bagian bersama,benda bersama dan tanah bersama”. Kota Probolinggo adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut jumlah penduduk. Kota ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Luas wilayah Kota Probolinggo yaitu 56,667 Km². Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6



Kelurahan, Kecamatan Kedopok terdapat 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kanigaran terdapat 6 Kelurahan. Pada tahun 2017, kepadatan penduduk Kota Probolinggo sebesar 4.155,31 orang per km2. Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Probolinggo untuk menangani kawasan kumuh dan menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah dengan adanya penyediaan Rumah Susun. Upaya membantu keluarga yang kurang mampu untuk mendapatkan tempat tinggal yang aman, nyaman, sehat dan murah, maka yang dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo adalah penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa atau lebih dikenal RUSUNAWA. Upaya Pemerintah Kota Probolinggo tersebut dilakukan dalam rangka membantu warga masyarakat (utamanya yang sudah berkeluarga) Kota Probolinggo yang membutuhkan rumah tempat tinggal. Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus di RUSUNAWA Semeru yang terletak di Triwung Kidul, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pemilihan lokasi tersebut di arahkan pada lokasi atau kawasan yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan dalam penanggulangan kawasan kumuh perkotaan dan di tunjukan pada masyarakat berpenghasilan rendah yang berada atau tinggal di Kota Probolinggo. Di Kota Probolinggo, ada tiga rusunawa yang semuanya dibangun pusat. Mulai dari Rusunawa Bestari di Jalur Lingkar Utara (JLU), Rusunawa Bayuangga di Jl Brantas, dan yang terakhir Rusunawa Semeru di Jl Semeru. Salah satu rusunawa yaitu rusunawa Semeru yang memiliki luas 5.589 m2 dengan jumlah 5 lantai serta jumlah unit 94 unit/ 40 m2 dan tiga diantaranya diperuntukan untuk penyandang disabilitas yang berada di Jl. Semeru, Keluarahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan. Pembangunan Rusunawa bukan tanpa masalah, beberapa masalah mulai muncul mengenai kondisi rumah susun di Indonesia pada tahun 2007 mendapatkan bahwa masalah kualitas bangunan rusunawa menjadi permasalahan utama. Hal tersebut dikarenakan pembangunan rusunawa tidak memperhatikan kualitas dan perawatan bangunan dengan baik serta keberlanjutan pemanfaatan bangunan tersebut yang mengakibatkan penurunan kualitas bangunan. Masalah lain yang ada di rusunawa juga berupa pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan fungsi ketentuan pemakaian, kondisi prasarana dan sarana umum (PSU) yang kurang memenuhi kebutuhan srtandart minimal dan sering terjadi kerusakan, fisik bangunan yang kurang terawat, dan kekumuhan karena pemanfaatan ruang yang tidak sesuai fungsi. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi pasca huni terhadap kualitas rusunawa sebagai penyediaan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sehingga dapat mengetahui kualitas yang terdapat di Rusunawa Semeru, evaluasi ini merupakan alat untuk mengkaji peningkatan nilai keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan suatu rasa kepuasan yang dapat memberikan dukungan kepada penghuni dalam memenuhi kebutuhan dari penghuni Rusunawa Semeru Desa Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. TINJAUAN PUSTAKA  UU NO 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal



maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.  Penyelenggaraan rumah susun berasaskan pada : Kesejahteraan, Keadilan dan pemerataan, Kenasionalan, Keterjangkauan dan kemudahan, Keefisienan dan kemanfaatan, Kemandirian dan kebersamaan, Kemitraan, Keserasian dan keseimbangan, Keterpaduan, Kesehatan, Kelestarian dan berkelanjutan, Keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan, Keamanan, ketertiban dan keteraturan.  Penyelenggaraan rumah susun bertujuan untuk : a. Menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial dan budaya. b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. c. Mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh d. Mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efisien dan produktif. e. Memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi MBR. f. Memberdayakan para pemangku kepentingan dibidang pembangunan rumah susun. g. Menjamin terpenuhinya kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau, terutama bagi MBR dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan dalam suatu sistem tata kelola perumahan dan permukiman yang terpadu h. Memberikan kepastian hokum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan dan kepemilikan rumah susun.  PERMEN PUPR No. 1 TH 2018 tentang Bantuan Pembangunan Dan Pengelolaan Rumah Susun a. Bantuan pembangunan Rumah Susun adalah pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun Negara yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Anggaaran dan Belanja Negara. b. Peraturan menteri ini bertujuan untuk mewujudkan rumah susun yang layak huni dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan serta pengelolaan rumah susun yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 



RTRW Kota Probolinggo tahun 2009-2028



Rencana Pembangunan perumahan dalam RTRW Kota Probolinggo terdapat Rencana Pembangunan Rusunawa dan Rusunami.  Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14/ Permen/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa Dalam peraturan menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14/ Permen/M/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa pasal 1 yang dimaksud Rumah Susun Sederhana Sewa, yang selanjutnya disebut dengan Rusunawa, adalah pembangunan gedung bertingkat dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya, sewa serta dibangun dengan manggunakan dana Anggran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian.  Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun pasal 1 pengertian rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal yang merupakan satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang berfungsi untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama Rumah susun terbagi dalam dua bentuk yaitu rumah susun sederhana sewa, dan rumah susun sederhana milik artinya didapatkan dengan cara membeli. Sementara konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah susun sederhana sewa.  Evaluasi Pasca Huni Evaluasi pasca huni merupakan tindakan pengujian efektivitas sebuah lingkungan binaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik pengujian efektivitas bangunan dan juga efektivitas program pembangunan terhadap kebutuhan pengguna (Laurent, 2004). Sedangkan (Preiser, 1998), berpendapat bahwa evaluasi pasca huni (EPH) merupakan alat untuk mengkaji peningkatan nilai keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan suatu rasa kepuasan dan dapat memberikan dukungan kepada pemakai, terutama nilai-nilai dan kebutuhannya, sehingga fokus evaluasi pada EPH adalah pengguna bangunan beserta kebutuhan penghuni. Ada tiga kriteria dalam EPH (Preiser, dkk, 1998), yaitu fungsional yang berhubungan dengan dengan aktivitas yang ada di dalam gedung yang dipengaruhi oleh bentuk/setting ruang gedung; teknis yang berkaitan dengan kesesuaian lingkungan binaan dengan tuntutan keinginan dari pemakai (manusia) gedung untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan berumur panjang; dan perilaku yang fokus pada kesejahteraan sosial dan psikologis pemakai yang dipengaruhi oleh rancangan bangunan.



METODE PENELITIAN Dalam mencapai tujuan penelitian ini, maka diperlukan desain penelitian untuk memudahkan memperoleh hasil penelitian. Secara garis besar, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif melalui penelitian survey dan analisis. Langkah-langkah pada penelitian ini akan dijelaskan pada table berikut ini.



No. 1



Tahapan Penelitian Menentukan atribut kepuasan penghuni rusunawa



2



Survey Pendahuluan



3



Pengukuran kepuasan penghuni rusunawa







Tabel 1 Langkah – langkah penelitian Data yang Teknik Metode dibutuhkan Pengumpulan Data Analisis Pelayanan Deskriptif - Peraturan yang pengelolaan berlaku terkait rusunawa pengelolaan rusunawa - Kajian Literatur Hasil Wawancara Uji Validitas penentuan Survey dan atribut Reliabilitas sementara Hasil Kuesioner penentuan atribut akhir



IPA



Hasil Atribut kepuasan penghuni (sementara) Atribut kepuasan penghuni Kepuasan penghuni rusunwa



Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder yaitu siteplan, dokumen kontrak, gambar situasi dan peta citra lokasi rusunawa. Data primer berupa pengisian kuisioner kepada responden penghuni Rusunawa. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah warga penghuni yang ada di Rusunawa Semeru Probolinggo. Dengan tingkat ketelitian +- 20% dari jumlah responden sekitar 50 orang.



Latar Belakang



Perumusan Masalah



Tujuan Penelitian



Data Sekunder



Identifikasi Atribut Kepuasan Penghuni



Pengukuran Kepuasan Penghuni Rusunawa dengan metode IPA



Kuesioner Penghuni



Uji Validitas & Reliabilitas



Analisis Kepuasan Penghuni



Strategi Pengembangan Gambar 1 Bagan Alur Pikir



Studi Pustaka



PEMBAHASAN Rusunawa Semeru merupakan salah satu Rusunawa percontohan di Kota Probolinggo memiliki kondisi bangunan yang telah didesain dengan baik dan benar. Tampak depan kondisi rusun terlihat cukup baik karena hanya menampilkan nama rusun serta bangunan dan tidak ada kegiatan lain di area tampak depan, selain itu tampak depan terdapat taman yang menambah keindahan rusunawa. Namun terdapat permasalahan di tampak depan rusunawa, dikarenakan kurang adanya vegetasi sehingga menyebabkan kawasan rusunawa semeru terlihat tandus.



Gambar 1 Peta Lokasi RUsunawa Semeru Sumber : ArcGIS Desain di dalam rusunawa semeru memiliki kondisi yang baik dengan jumlah lantai adalah 5 lantai dengan ketentuan lantai yang lebih tinggi (lantai 5) dihuni oleh penghuni yang berusia lebih muda. Selain itu, di dalam rusunawa telah dilengkapi dengan adanya pengaturan peletakkan kabel yang menyebabkan view terlihat indah, desain penyediaan tempat sampah di lantai atas yang bisa langsung ke lantai 1 juga memudahkan penghuni rusunawa di bagian atas. Di lantai 5 terdapat pencahayaan alami sehingga memudahkan dalam menjemur pakaian, di depan pintu masuk terdapat tangga bagi penghuni maupun mengunjung biasa dan terdapat pula jalur bagi penyandang disabilitas yang dapat memudahkan aksesibilitas keluar masuk rusunawa, parkiran sendiri terletak di lantai satu dan terdapat 2 titik lokasi yang disediakan sebagai parkiran. Penghuni rusunawa semeru merupakan warga asli dari Kota Probolinggo yang rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000, 00 per bulan. Jumlah penduduk di Rusunawa Semeru terdiri dari 94 KK dimana 1 KK diasumsikan terdiri dari 4 orang sehingga dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Rusunawa Semeru berjumlah 376 jiwa. 



Hasil Analisis IPA



Untuk mengetahui kualitas layanan di Rusunawa Semeru serta memastikan usulan perbaikan tentang elemen/atribut pelayananan yang dianggap penting oleh pelanggan namun memiliki kinerja rendah, maka dilakukan langkah yaitu menempatkan seluruh atribut pelayanan pada



kuadran-kuadran yang bersesuaian di matriks IPA. Sumbu didapatkan dari rata-rata nilai kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan sumbu y diperoleh dari rata-rata nilai kepentingan atribut pelayanan bagi pelanggan. Berikut merupakan bentuk diagram IPA yang dapat dilihat pada gambar 3. 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 0.00



1.00



2.00



3.00



4.00



5.00



Kualitas Permukaan Jalan Ketersediaan Saluran Drainase Pemeliharaan Saluran Drainase Ketersediaan Air Bersih Sistem Pengelolaan Air Limbah Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Sistem Pengelolaan Persampahan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengelolahan Persampahan Ketidakteraturan Bangunan Estetika Bangunan Prasarana Proteksi Kebakaran Tingkat Kenyamanan Tingkat Keamanan Kondisi RTH Tingkat Vegetasi Kondisi Taman Bermain



Gambar 2 Pemetaan Atribut Pada Diagram IPA Berdasarkan pemetaan tersebut terdapat 7 atribut yang perlu mendapatkan prioritas yaitu prasarana proteksi kebakaran, ketersediaan saluran drainase, pemeliharaan saluran drainase, sistem pengelolaan air limbah, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, tingkat vegetasi, dan kondisi taman bermain. Atribut-atribut yang terletak di kuadran I merupakan atribut-atribut yang penting, akan tetapi performanya masih rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem.



Untuk kuadran II terdapat atribut-atribut yang memiliki kategori dipertahankan kegiatan serta kinerjanya karena sudah sesuai dengan keinginan penghuni Rusunawa Semeru, berikut merupakan atribut yang terdapat di kuadran II : 1. Ketersediaan Air Bersih; 2. Tingkat Keamanan; 3. Tingkat Kenyamanan; 4. Estetika Bangunan; 5. Pemeliharaan Prasarasan dan Sarana Pengelolaan Persampahan; 6. Kualitas Permukaan Jalan, dan; 7. Sistem Pengelolaan Persampahan. Tabel. Rekap Penilaian Kuisioner Aspek



Variabel



Kondisi Jalan



Bahaya Kebakaran Keamanan dan Kenyamanan



Kualitas Permukaan Jalan Ketersediaan Saluran Drainase Pemeliharaan Saluran Drainase Ketersediaan Air Bersih Sistem Pengelolaan Air Limbah Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Sistem Pengelolaan Persampahan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengelolahan Persampahan Ketidakteraturan Bangunan Estetika Bangunan Prasarana Proteksi Kebakaran Tingkat Kenyamanan Tingkat Keamanan



RTH



Kondisi RTH



Kondisi Drainase Penyediaan Air Bersih Pengelolaan Air Limbah



Pengelolaan Persampahan



Kondisi Bangunan



Nilai Nilai RataNilai Nilai Rata-rata rata Kepuasan Kepentingan Kepuasan Kepentingan 209



203



4,18



4,06



191



205



3,82



4,10



168



207



3,36



4,14



217



227



4,34



4,54



166



198



3,32



3,96



163



192



3,26



3,84



206



202



4,12



4,04



197



207



3,94



4,14



203



168



4,06



3,36



201



178



4,02



3,56



174



207



3,48



4,14



208



207



4,16



4,14



210



202



4,20



4,04



145



164



2,90



3,28



Tingkat Vegetasi 149 194 2,98 3,88 Kondisi Taman 165 201 3,30 4,02 Bermain Selanjutnya merupakan atribut yang terletak di kuadran III yaitu atribut yang termasuk ke dalam kategori prioritas rendah dengan tingkat kepentingan yang relatif rendah dan kenyataan kinerjanya tidak terlalu istimewa dengan tingkat kepuasan yang rendah yaitu kondisi RTH (Ruang Terbuka Hijau). Atribut yang terletak di kuadran IV merupakan kategori yang berlebihan dengan tingkat kepentingan yang relatif rendah dan dirasakan penghuni rusunawa terlalu berlebihan dan tingkat kepuasan yang relatif tinggi yaitu ketidakteraturan bangunan. 



Uji Validitas dan Reliabilitas



Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan kuisioner terhadap variabel-variabel pertanyaaannya. Pada uji validitas ini, akan digunakan nilai koefisien pearson. Suatu item pertanyaan pada kuisioner dikatakan valid jika nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel. (r-hitung>rtabel). Pada penelitian ini, nilai r-tabel dapat diketahui yaitu sebesar 0,2787 yang diperoleh dari tabel dengan degree of freedom (df) sebesar 48 dari 50 kuesioner yang disebarkan sebagai uji coba dengan taraf kepercayaan (sig 50%). Dari perhitungan secara keseluruhan, semua item dinyatakan valid karena nilai r-hitung > r-tabel yaitu 1,00 > 0,279 sehingga semua item pertanyaan dapat digunakan untuk mengukur kinerja kontraktor dan melanjutkan penyebaran kuesioner. Setelah mengetahui validitas, kemudian dilihat tingkat reliabilitas variable yang digunakan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur kuesioner yang telah disebarkan dapat dipercaya atau dapat diandalkan karena kuesioner tersebut seharusnya memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas ini adalah teknik uji reliabilitas koefisien Cronbach’s alpha (α). Kuesioner dikatakan reliable jika nilai α > 0,60. Tabel Cronbach’s Alpha Variabel X Jumlah Item Koefisien Koefisien Koefisien Pertanyaan Crobach’s Alpha Crobach’s Alpha Crobach’s Alpha hitung pada tingkat hitung pada standar kepuasan tingkat kepentingan 16 1,00 1,00 0,60 Sumber : Hasil Analisis Data SPSS, 2019 Menurut Budi (2006), uji reliabilitas 5 kelas dengan range yang sama, maka tingkat menggunakan Crobach’s Alpha diukur kemantapan alpha dapat diinterpretasikan apabila skala tersebut dikelompokkan seperti table dibawah ini. Tabel. Kriteria Reliabilitas Crobach’s Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d 0,20 Kurang Reliable >0,20 s.d 0,40 Agak Reliable >0,40 s.d 0,60 Cukup Reliable >0,60 s.d 0,80 Reliable >0,80 s.d 1,00 Sangat Reliable



Sumber : Hasil Analisis Data SPSS, 2019 Interpretasi dari hasil uji reliabilitas pada table diatas yaitu bahwa kuesioner yang telah disebar dinyatakan reliabel karena memiliki nilai α = 1,00 pada masing-masing tingkatan yang berarti nilai α > 0,60 sehingga kuesioner dapat disebar kembali kepada responden.  Strategi Pengembangan



KESIMPULAN  Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Ketersediaan Air Bersih; Tingkat Keamanan; Tingkat Kenyamanan; Estetika Bangunan; Pemeliharaan Prasarasan dan Sarana Pengelolaan Persampahan; Kualitas Permukaan Jalan, dan; Sistem Pengelolaan Persampahan sudah dinilai baik oleh penghuni rusunawa Semeru. Namun untuk prasarana proteksi kebakaran, ketersediaan saluran drainase, pemeliharaan saluran drainase, sistem pengelolaan air limbah, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, tingkat vegetasi, dan kondisi taman bermain masih kurang, sehingga perlu adanya penambahan.  Strategi Pengembangan Rusunawa Semeru lebih difokuskan pada prasarana proteksi kebakaran, saluran drainase, saluran drainase, IPAL, RTH, dan taman bermain. Strategi pengembangan tersebut berupa konsep desain perencanaan rusunawa disesuaikan dengan kondisi eksisting dan hasil analisis IPA. Dan diharapkan konsep desain perencanaan tersebut dapat terealisasikan guna menunjang keberlangsungan hidup masyarakat Rusunawa Semeru Probolinggo. DAFTAR PUSTAKA