Jurnal Review 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FILSAFAT, ETIKA DAN ILMU: Upaya Memahami Hakikat Ilmu dalam Konteks Keindonesiaan Oleh: Sri Rahayu Wilujeng Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro



ABSTRACT



Philosophy emerged in the Greek region about two thousand five hundred years ago as an effort to seek the truth. This is an important moment for the birth of science. Philosophy is the mother of science. Science is essentially an attempt to help human solve the problem. Science should benefit humans’ life. However, due to the development of science is very rapid paradigm change, not more science to human, but human for the sciences. Science separated from its ethical dimension, so that science became lost it’s substantially. Francis Bacon motto that knowledge is power has led to the loss of Sciences essentially, in turn, will lead to the destruction and human misery. Keywords: philosophy, ethics, science, human



A. PENDAHULUAN



Kepercayaan dan memujaan akal yang berlebihan masih terus berlangsung



Setinggi-tinggi bintang di langit



sampai sekarang. Francis Bacon seorang



masih tinggi moralitas di dada



Empirisme



manusia.



semboyan “Knowledge is power”. Aktivitas



(Immanuel Kant 1724-1802)



akal yang menghasilkan ilmu pengetahuan



Inggris



mengagungkan



dan teknologi memang telah kemajuan bagi Kalimat di atas merupakan kata mutiara yang tertulis di batu nisan makan Immanuel Kant. Kant adalah salah satu dari sedikit filsuf (ilmuwan) yang yang intens membicarakan masalah moral di tengahtengah euforia pengagungan akal di jaman modern. Menurut Kant kelebihan dan keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah pada moralnya. Pada morallah manusia menemukan hakekat kemanusiaannya.



kehidupan manusia. Kehidupan manusia semakin



mudah,



tingkat



kemakmuran



semakin tinggi. Inilah hasil dari representasi manusia sebagai Animal Rasionale. Namun ada pertanyaan yang mendasar sehubungan dengan hal ini, apakah benar yang menjadi keunggulan manusia itu adalah akalnya, sehingga aspek-aspek manusia yang lain tidak perlu dihiraukan? Bagaimana dengan dampak negatif dari ilmu pengetahuan. Di dalam pengembangan ilmu



pengetahuan



dan dunia akademis di Indonesia semboyan



Francis



Bacon



knowledge



is



power



Filsafat mempunyai dua pengertian:



sebaiknya direvisi menjadi knowledge is



Pertama



filsafat



sebagai



produk:



power but moral is more.



mengandung arti filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan, konsep-konsep, teori, sistem aliran



yang



nerupakan



hasil



proses



B. PEMBAHASAN



berfilsafat. Ke dua filsafat sebagai suatu



1. FILSAFAT



proses, dalam hal ini filsafat diartikan sebagai bentuk aktivitas berfisafat sebagai



Kata filsafat berasal dari bahasa



proses



Yunani “philosophia” dari kata “philos” artinya



cinta



dan



“Sophia”



adalah ilmu pengetahuan dengan objek material adalah: yang “Ada” mencakup



pendobrakan terhadap jaman mitos pada Terjadi



revolusi



manusia, alam,Tuhan (anthropos, cosmos,



pemikiran



Theos) beserta problematika di dalamnya,



terhadap dominasi jaman mitos atas klaim



sedangkan objek formal filsafat adalah



kebenaran. Masa ini merupakan masa



menelaah



penting dimana akal mulai digunakan



mendalam



dalam upaya mencari kebenaran, akal



sumber



kebenaran.



berfilsafat.



science.



perkembangannya



filsafat



sampai



secara



ditemukan



Kegiatan



berpikir



secara



kefilsafatan (dalam arti sebagai) ilmu



jamam Logos. Filsafat dikatakan sebagai of



materialnya



kegiatan berpikir itu adalah suatu aktivitas



Sejarah



pemikiran memasuki jaman baru yaitu



mother



objek



hakekat/intisari permasalahan. Tidak semua



sebagai sarana mencari kebenaran, akal sebagai



dengan



(Kaelan: 6-7) Sebagai sebuah ilmu Filsafat



filsafat pada abad ke 5 SM merupakan



itu.



masalah



menggunakan cara dan metode tertentu.



artinya



pengetahuan yang bijaksana. Kemunculan



masa



pemecahan



memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Kritis-



Dalam



Radikal-Konseptual-Koheren-Rasional-



melahirkan



Spekulatif-Sistematis-Komprehensif-Bebas-



cabang-cabang ilmu, yang berkembang



Universal



menjadi ranting-ranting ilmu, sub-ranting ilmu.



Dalam



perkembangannya



Di



ilmu



samping



filsafat



telah



menjadi semakin spesifik dan teknis yang



berkembang menjadi ilmu-ilmu khusus, di



bergerak sendiri-sendiri yang tidak saling



dalam filsafat sendiri mempunyai cabang-



menyapa. Dalam perkembangannya banyak



cabang yang terus berkembang sesuaia



sekali permasalahan mendasar muncul yang



dengan perkembangan permasalahan yang



menyebabkan ilmu semakin jauh dari



dihadapi. Cabang filsafat yang pokok



hakekatnya.



adalah: Ontologi-Epistemologi-Metodologi-



2



Logika-Etika-Estetika.



Cabang-Cabang



Etika



Jawa



dalam



hal



cakupan



filsafat ini merupakan lingkaran pertama,



pembahasannya. Banyak pendapat tentang



selanjutnya masih adal lingkaran ke dua



etika, dalam tulisan ini sengaja hanya



seperti: filsafat sosial, filsafat politik,



dikutip sedikit pendapat yang memadai.



filsafat kukum, filsafat ekonomi, filsafat



“Ethic



agama, dan lingkaran ke tiga seperti:



Ethos



of the nature of value concept,



bahasa, filsafat lingkungan.



„good‟, „bad‟, „ought‟, „right‟ ,



2. ETIKA (FILSAFAT MORAL)



wrong, etc. and of the general principles which justify us in



Etika adalah cabang dari filsafat



applaying them to anything; also



yang membicarakan tentang nilai baik-



called



buruk. Etika disebut juga Filsafat Moral.



„moral



philosophy‟.







(Encyclopedia Britanica: 752)



Etika membicarakan tentang pertimbangantentang



Greek



„character‟ is the systematic study



filsafat ilmu, filsafat kebudayaan, filsafat



pertimbangan



(from



“The term „Ethics is used in three



tindakan-tindakan



baik buruk, susila tidak susila dalam



different



hubungan antar manusia. Etika dari bahasa



signifying 1) a general pattern or



Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan



way of life, 2) a set rules of conduct



atau adat. Sedangkan moral dari kata mores



or moral code, 3) inquiry about way



yang berarti cara hidup atau adat. Ada



of life of rules of conduct”.



perbedaan antara etika dan moral. Moral



(Edwards,



lebih tertuju pada suatu tindakan atau



Philosophy: 81)



but



related



Encyclopedia



ways,



of



perbuatan yang sedang dinilai, bisa juga Secara umum etika diklasifikasikan



berarti sistem ajaran tentang nilai baik



menjadi dua jenis; pertama etika deskriptif



buruk. Sedangkan etika adalah adalah



yang menekan pada pengkajian ajaran



pengkajian secara mendalam tentang sistem



moral yang berlaku, membicarakan masalah



nilai yang ada, Jadi etika sebagai suatu ilmu



baik-buruk tindakan manusia dalam hidup



adalah cabang dari filsafat yang membahas



bersama. Yang ke dua etika normatif, suatu



sistem nilai (moral) yang berlaku. Moral itu



kajian terhadap ajaran norma baik buruk



adalah ajaran system nilai baik-buruk yang



sebagai suatu fakta, tidak perlu perlu



diterima sebagaimana adanya, tetapi etika



mengajukan alasan rasional terhadap ajaran



adalah kajian tentang moral yang bersifat



itu, cukup merefleksikan mengapa hal itu



kritis dan rasional. Dalam perspektif ilmu,



sebagai suatu keharusan. Etika normatif



istilah ajaran moral Jawa berbeda dengan



3



terbagi menjadi dua: etika umum yang



sebagai manusia, tidak ada sangsi yang



membicarakan tentang kebaikan secara



nyata mulai ditinggalkan.



umum,



dan



etika



khusus



yang Esensi pembeda antara manusia dan



membicarakan pertimbangan baik buruk



makhluk lain adalah pada aspek moralnya.



dalam bidang tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari



pengertian



etika



Pada morallah manusia menemukan esensi



sering



kemanusiaannya, sehingga etika dan moral



disamakan dengan moral, bahkan lebih jauh



seharusnya menjadi landasan tingkah laku



direduksi sekedar etiket. Moral berkaitan



manusia



dengan penilaian baik-buruk mengenai hal-



pergaulan,



dengan



sopan



sikap



santun,



tolok



kesadarannya.



ditakuti/dihargai maka masyarakat akan



dengan nilai kemanusiaan, sedang etika berkaitan



segala



Ketika norma moral (moralitas) tidak



hal yang mendasar yang berhubungan



/etiket



debgan



kacau. Moralitas mempunyai nilai yang



dalam



universal, dimana seharusnya menjadi spirit



ukur



landasan tindakan manusia. Norma moral



penilaiannya adalah pantas-tidak pantas.



muncul sebagai kekuatan yang amat besar dalam hidup manusia. Norma moral lebih



Di samping itu ada istilah lain yang berkaitan dengan moral, yaitu



besar pengaruhnya dari pada norma sopan



norma.



Norma berarti ukuran, garis pengarah,



santun



aturan, kaidah pertimbangan dan penilaian.



umumnya), bahkan dengan norma hukum



Norma adalah nilai yang menjadi milik



yang merupakan produk dari



bersama dalam suatu masyarakat yang telah



Atas



tertanam dalam emosi yang mendalam



mengambil sikap dan menilai norma lain.



sebagai suatu kesepakatan bersama (Charis



Norma lain seharusnya mengalah terhadap



Zubair: 20) Norma ada beberapa macam:



norma moral. (Magnis Suseno: 21) Thomas



norma sopan santun, norma hukum, norma



Aquinas berpendapat bahwa suatu hukum



kesusilaan (moral), norma agama. Masing-



yang bertentangan dengan hukum moral



masing norma ini mempunyai sangsi.



akan kehilangan kekuatannya.



Fenomena yang terjadi dalam masyarakat Indonesia



dewasa



ini



adalah



(pendapat



dasar



masyarakat



norma



pada



penguasa.



morallah



orang



Mengapa manusia harus beretika/bermoral?



bahwa



masyarakat hanya takut pada norma hukum



Dalam tulisan ini selanjutnya istilah



yang mempuyai sangsi yang jelas dan tegas



etika dan moral mempuyai arti yang sama



yang pelaksanaannya berdasarkan kekuatan



untuk merujuk pada penilaian perbuatan



memaksa. Sedang norma moral yang



baik-buruk dengan alasan rasional. Kenapa



pelaksanaannya



manusia



berdasarkan



kesadaran



4



dalam



kehidupannya harus



beretika. Kenapa segala tindakan manusia



Evolusi kehidupan yang digambarkan oleh



tidak



sementara



Darwin tersebut lebih didasarkan pada



makhluk lain tidak? Untuk menjawab



pertimbangan biologi. Akan lebih baik jika



pertanyaan ini sebaiknya kita telusuri



proses evolusi ini dilanjutkan dengan



bebarapa anggapan dasar tentang hakekat



didasarkan pertimbangan humanis-filosofis.



manusia. Menurut ahli biologi Inggris



Dengan



Charles Robert Darwin yang juga senada



kehidupan ini akan



dengan



sebagai manusia baik yang terdiri



lepas



dari



penilaian,



Aristoteles



bahwa



ada



demikian



akhir



dari



menggambarkan



perkembangan dari taraf-taraf kehidupan



unsur:



yaitu,



(berkembang)+nafsu+akal+moral.



benda



mati-tumbuh-tumbuhan-



evolusi



benda



dari



mati+hidup



binatang-manusia. (Sunoto, 63-65 ) Kekuatan moral dibutuhkan untuk Benda mati = tidak hidup (berkembang)



mengendalikan akal dan nafsu sehingga



hanya mengalami perubahan karena proses



kehidupan



manusia



menjadi



lebih



tertentu.



bermakna.



Mengapa



manusia



harus



bermoral/beretika? Tumbuh-tumbuhan = benda mati+hidup



adalah



karena manusia makhluk yang berakal,



(berkembang) Binatang =



Jawabannya



segala perbuatan, tindakan, dan perkataan benda



mati



+



manusia



hidup



Perbuatan



(berkembang) + nafsu



harus



dipertanggungjawabkan.



makhluk



berakal



senantiasa



dinilai. Perbuatan yang bernilai itulah yang Manusia =



benda



mati+



hidup



menjadikan kehidupan manusia menjadi



(berkembang) + nafsu + akal



bermakna. Hidup manusia tidak hanya sekedar



Secara umum yang membedakan



melangsungkan



spesies,



tetapi



manusia dengan binatang adalah pada



bagaimana ia dapat bertanggung jawab



akalnya. Akal merupakan unsur pembeda,



terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat



bukan unsur yang membuat manusia lebih



bangsa/Negara dan kemanusiaan secara



unggul



Akal



umum. Tuntuntan tanggung jawab ini



dalam



meyangkut kegiatan manusia dalam segala



dengan



memnpunyai



makhluk dua



lain.



aspek



bidang.



penggunaannya jika digunakan secara benar akan meningkatkan taraf kemanusiaaannya,



Kenapa hanya manusia yang harus



tetapi jika digunakan secara tidak benar



bermoral? Norma moral itu berlaku mutlak,



akan menurunkan derajat manusia menjadi



tetapi tidak memaksa. Norma moral berlaku



binatang bahkan lebih rendah dari binatang.



bagi semua manusia, tidak berlaku bagi



5



hewan, karena hanya manusia yang berakal.



di hadapannya ada makanan lezat ia tidak



Semua tindakan manusia dalam segala



akan langsung menyantapnya. Berbagai



bidang itu senantiasa menghadapi penilaian.



macam pertimbangan akan menjadi dasar



Tindakan manusia selalu dinilai, dan setiap



apakah ia akan menyantap makanan di



saat iapun selalu menilai. Apakah semua



depannya, apakah ia berhak menyantapnya,



manusia sebagai makhluk yang berakal



apakah



dikenai



bagaimana cara menyantapnya dan lain-



norma



moral/etika?



Jawabnya



makannya



lain.



dikenakan pada manusia yang akalnya



memakan apa yang bukan haknya, manusia



berfungsi,



bermoral akan mampu



yang



mempunyai



bermoral



sekarang,



adalah tidak. Moral dan etika hanya



manusia



Manusia



harus



tidak



akan



mengendalikan



kesadaran (kesadaran dalam hal ini tidak



nafsu untuk makan, manusia juga akan



dalam



menggunakan kaidah kepantasan dalam hal



arti



medis,



tetapi



psikologis-



filosofis).



cara melakukan sesuatu. Mungkin hal ini dianggap sepele, justru inilah harus disadari



Penilaian hanya ditujukan bagi



bahwa untuk hal yang kecil dan aktivitas



manusia yang mempunyai akal dan sudah



sehari-hari



mempunyai kesadaran. Penilaian moral



kesadarannya



anak



belum



kecil



tumbuh.



koruptor secara hakiki bisa dikatakan bukan



yang



manusia, tetapi seperti binatang, karena ada



Manusia



beberapa spesies binatang yang mempunyai



dengan kriteria ini tidak dikenai tanggung



otak



jawab terhadap atas segala tindakannya, kalau



dikenai



tindakan



maka



sekali



lebih besar dan mendasar. Sebagai contoh



ingatan, gila, sehingga tidak mempunyai atau



banyak



pertimbangan, apalagi untuk masalah yang



tidak dikenakan pada orang yang hilang



kesadaran



saja



memadai



sehingga



mempunyai



kecerdasan, bahkan lebih rendah dari



harus



binatang. Binatang tidak bisa membedakan



disesuaiakan dengan taraf kesadarannya.



yang mana yang menjadi haknya dan yang



Alasan dasar dan rasional mengapa manusia



mana



harus menggunakan moral/etika sebagai



bukan,



namum



koruptor



bisa



membedakan hanya saja ia tidak mau tahu.



landasan segala tindakannya adalah karena Moral



dia berakal dan mempunyai kesadaran.



mutlak



berlaku



bagi



Sebagai contoh: Ada seekor kucing yang



manusiadalam hidup bersama. Manusia



lapar, di depannya ada makanan yang biasa



adalah



dimakannya, tanpa banyak pertimbangan



Kebudayaan ini hanya bisa tumbuh dalam



dia



segera menyantapnya.



hidup bersama. Manusia adalah Animal



Berbeda dengan manusia, walaupun ia lapar



Sociale/Zoon Politicon. Manusia adalah



tentu akan



6



makhluk



yang



berbudaya.



makhluk yang hidup bersama-sama dengan



4. Universal, ilmu diasumsikan berlaku



manusia lain, Ia membutuhkan manusia



secara menyeluruh, tidak meliputi tempat



lain.



tertentu



Makhluk



berbudaya



merupakan



resultante dari hakekat manusia sebagai



atau



waktu



tertentu.



Ilmu



diproyekasikan berlaku seluas-luasnya.



Animal Sociale, Animal Rasionale dan Adapun ilmu pengetahuan memilki



makhluk yang bermoral.



beberapa sifat: 1.terbuka: ilmu terbuka bagi C.



ILMU



PENGETAHUAN



kritik, sanggahan atau revisi baru dalam



DAN



suatu dialog ilmiah sehingga menjadi



ETIKA



dinamis. 2.milik umum, ilmu bukan milik Sekilas tentang Ilmu Pengetahuan Ilmu



pengetahuan



yang



individual tertentu termasuk para penemu teori atau hukum. Semua orang bisa



dalam



bahasa Inggris science, bahasa lati scientia



menguji



berarti mempelajari atau mengetahui. Ilmu



menyebarkannya.



pengetahuan berbeda dengan pengetahuan



ilmu sifatnya objektif. Kebenaran suatu



(episteme). Ilmu pengetahuan bisa berasal



teori,



dari



semua



didukung oleh fakta-fakta yang berupa



pengetahuan itu adalah ilmu. Ada beberapa



kenyataan. Ilmu dalam penyusunannya



syarat suatu pengetahuan dikategorikan



harus terpisah dengan subjek, menerangkan



ilmu. Menurut I.R. Poedjowijatno ilmu



sasaran



pengetahuan memiliki beberapa syarat:



adnya. 4.relatif: walaupun ilmu bersifat



(Abbas Hamami: 4)



objektif, tetapi kebenaran yang dihasilkan



pengetahuan



tetapi



tidak



kebenarannya,



memakai,



3.objektif:



paradigma



atau



perhatiannya



dan



kebenaran



aksioma



harus



sebagaimana



apa



bersifat relative/tidakl mutlak termasuk 1.Berobjek: objek material sasaran/bahan



kebenaran ilmu-ilmu alam. Tidak ada



kajian, objek formal yaitu sudut pandang



kebenaran



pendekatan suatu ilme terhadap objeknya



yang



terbantahkan,



absolut



tidak



suatu ilmu dalam usaha mencari kebenaran



probabilitas yang tinggi.



3.Sistematis, ilmu pengetahuan seringkali



Nilai-Nilai dalam Ilmu Pengetahuan Dalam



sejarah



tidak



kepastian



kebenaran,



merupakan satu kesatuan. Ada hubungan,



ada



ada



2.Bermetode, yaitu prosedur/cara tertentu



terdiri dari beberapa unsur tapi tetap



yang



yang



hanya



tingkat



perkembangan



ilmu



pengetahuan terdapat masalah mendasar



keterkaitan antara bagian yang satu dengan



yang sampai sekarang menjadi perdebatan



bagian yang lain.



panjang yaitu masalah apakah ilmu



7



itu



bena nilai atan tidak. Ada dua sikap dasar.



Ke dua kubu yang bertentangan ini



Pertama kecederungan puritan-elitis, yang



mempunyai asumsi yang berbeda, tetapi



beranggapan bahwa ilmu itu bebas nilai,



bukannya tidak dapat dipadukan. Jalan



bergerak sendiri (otonom) sesuai dengan



keluar dari kemelut ini adalah sintesis ke



hukum-hukumnya.



ilmu



duanya. Berkaitan dengan ilmu harus



pengetahuan adalahuntuk ilmu pengetahuan



dibedakan Context of justification dan



itu



ilmu



context of discovery. Context of justifiction



pengetahuan adalah memenuhi rasa ingin



adalah konteks pengujian ilmiah terhadap



tahu dengan tujuan mencari kebenaran.



hasil penelitian ilmiah dan kegiatan ilmiah.



Sikap seperti ini dimotori oleh Aristoteles



Dalam konteks ini pengetahuan harus



yang kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan-



didasarkan



ilmuwan ilmu alam. Ilmu harus otonom,



pertimbangan murni yang objetif dan



tidak boleh tunduk pada nilai-nilai di luar



rasional, tidak boleh ada pertimbangan lain.



ilmu sseperti nilai agama, nilai moral, nilai



Satu-satunya yang berlaku dan dipakai



sosial, kekuasaa. Jika ilmu tunduk pada



untuk pertimbangan adalah nilai kebenaran.



nilai-nilai di luar dirinya maka tidak akan



Ia tidak mau peduli terhadap pertimbangan-



didapatkan kebenaran ilmiah objektif dan



pertimbangan lain di luar dirinya. Ilmu



rasional.



Ilmu



bersifat otonom. Ilmu yang berdialog dalam



pengetahuan tidak akan berkembang. Ia



dirinya sendiri itu bebas nilai. Ia berada di



hanya sekumpulan keyakinan-keyakinan



bawah pertimbangan ilmiah murni. (Sony



tanpa didukung argument yang objektif dan



Keraf, 155-156)



sendiri.



Tujuan



Motif



(Sony



dasar



Keraf:



dari



150)



pada



pertimbangan-



rasional. Context of discovery adalah konteks Yang



ke



dua



kecenderungan



di mana ilmu pengetahuan itu ditemukan.



pragmatis. Ilmu pengetahuan tidak hanya



Dalam konteks ini ilmu tidak bebas nilai.



semata-mata



mencari



Ilmu



Ilmu pengetahuan selalu ditemukan dan



pengetahuan



harus



untuk



berkembang dalam konteks ruang dan



kebenaran. berguna



memecahkan persoalan hidup manusia.



waktu



Kebenaran



logis-



tertentu. (Sony Keraf: 154) Kegiatan ilmiah



rasional, empiris, tetapi juga pragmatis.



mempunyai sasaran dan tujuan yang lebih



Kebenaran tidak ada artinya kalau tidak



luas dari sekedar menemukan kebenaran



berguna bagi manusia. Semboyan dasar



ilmiah. Ilmu pengetahuan muncul untuk



dasar dari sikap pragmatis ini adalah bahwa



memenuhi kebutuhan manusia sehingga



ilmiah



tidak



hanya



ilmu pengetahuan itu untuk manusia.



8



tertentu,



dalam



konteks



social



sejak awal ilmu pengetahuan mempunyai



nilai humanitas, nilai integritas kebangsaan,



motif dan nilai tertentu.



nilai demokrasi dan nila keadilan sosial. (Sri Rahayu Wilujeng, 2012, Draf materi



Ilmu



pengetahuan



dalam kontek



Filsafat Ilmu dalam Pendidikan Kharakter



keIndonesiaan Tradisi



bagi Mahasiswa Baru 2012)



kegiatan



ilmiah



di



Indonesia



memang belum mapan sebagaimana tradisi



Sila Ketuhanan Yang Maha Esa



di dunia Barat. Justru itu masalah nilai dan



mengandung makna bahwa manusia tidak



ilmu ini harus dipahami sejak awal sebagai



hanya



suatu koridor bagi kehidupan ilmiah di



menghargi



Indonesia. Bangsa Indonesia mempunyai



manusia semata tetapi juga menginsyafi



sistem



bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar.



nilai



berbagai



sendiri



bidang



yang



kehidupan



melandasi



semata-mata



mengakui



kemampuan



rasionalitas



Manusia tidak hanya dihargai



termasuk



dan



karena



kehidupan ilmiah. Pancasila sebagai core



aktifitas akalnya saja tetapi juga aspek-



value dalam kehidupan ilmiah adalah suatu



aspek



imperative Ilmu dalam konteks pengujian,



kemanusiaan



dalam proses dalam dirinya sendiri memang



mengandung



harus bebas nilai, objektif rasional, namun



pengetahuan



di



dan



fungsi semula utuk kemanusiaan, tidak



penerapannya ilmu tidak bebas nilai. Ilmu



hanya untuk kelompok atau sector tertentu



harus memperhatikan nilai-nilai yang ada



(T. Jacob: 42-43) Sila Persatuan Indonesia,



dan berlaku di masyarakat. Ilmu harus



mempuyai makna bahwa ilmu pengetahuan



mengemban misi yang lebih luas yaitu demi



walaupun bersifat universal harus juga



peningkatan harkat kemanusiaan.



Ilmu



mengakomodasikan yang lokal sehingga



manusia,



berjalan harmonis. Ilmu pengetahuan yang



masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia.



dikembangkan tidak boleh menghancurkan



Namun demikian tolok ukur manfaat itu



dan



tidak hanya sekedar manfaat



bangsa



dalam



harus



proses



bermanfaat



penemuannya



bagi



pragmatis



lain



yang yang



irrasional. adil



makna harus



membahayakan Indonesia.



dan



beradab,



bahwa



ilmu



dikembalikan



integritas Sila



pada



nasional



ke bahwa



empat



yang sesaat atau untuk kepentingan tertentu,



mengandung



sehingga ilmu kehilangan idealismenya.



pengetahuan yang dikembangkan tidak



Ilmu yang dikembangkan harus tetap



boleh hanya diputuskan atau dikendalikan



objektif bermanfaat bagi seluruh umat



segelintir orang. Berbagai pendapat para



manusia dan tidak boleh bertentangan



pakar di bidangnya harus dipertimbangkan,



dengan nilai Pancasila, yaitu nilai teositas,



sehingga menghasilkan suatu pertimbangan



9



pengertian



Sila



ilmu



yang



representatif



untuk



harus



Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap



mengakomodasi rasa keadilan bagi rakyat



ilmuwan. Perlu di sadari bahwa



banyak. Ia tidak boleh mengabdi pada



ilmiah ini ditujukan pada dosen, tetapi



sekelompok



apalagi



harus juga ada pada mahasiswa yang



kepentingan



merupakan out put dari aktivitas ilmiah di



hanhya



kecil



masyarakat,



mengabdi



pada



penguasa



lingkungan akademis. (Ibid.)



Lingkungan tempat



dimana



akademis



ilmu



adalah



pengetahuan



1. Sikap ilmiah pertama yang harus dimiliki oleh setiap ilmuwan adalah kejujuran dan kebenaran. Nilai kejujuran dan kebenaran ini merupakan nilai interinsik yang ada di dalam ilmu pengetahuan, sehingga harus integral masuk dalam etos semua aktor ilmu pengetahuan di dalam lembaga akademis. Kejujuran ini menyangkut proses dalam kegiatan ilmiah, klaim kebenaran yang dihsilkan dari proses ilmiah, maupun dalam penerapan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa kejujuran tidak akan di dapat kebenaran sebagaimana apa adanya, sedangkan motif dasar ilmu pengetahuan adalah memenuhi rasa ingin tahu untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Sikap jujur &



itu



disemaikan. Dunia akademis di Indonesia mempunyai tugas yang lebih berat dari sekedar kehidupan ilmiah yang hanya menekankan



aspek



rasionalitas.



Dunia



akademis Indonesia mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar. Dosen bukan hanya sebagai guru



(teacher)



sebagai tukang transfer pengetahuan. Dosen adalah



bertugas



untuk



membimbing anak didik menjadi



insan



pendidik yang



yang pintar dan bermoral. (Sri Rahayu



obyektif. Sikap ilmiah tercermin pada sikap jujur dan objektif dalam mengumpulkan faktor dan menyajikan hasil analisis fenomena alam dan sosial melalui cara berpikir logis. Sikap jujur dan objektif menghasilkan produk pemikiran berupa penjelasan yang lugas dan tidak bias karena kepentingan tertentu.



Wilujeng, 2012, Draft Materi Filsafat Ilmu dalam



sikap



Pendidikan



Kharakter



bagi



Mahasiswa Baru UNDIP 2012). Di lain pihak ia adala seorang ilmuwan yang



menjalankan



kegiatan



ilmiah. Seperti di paparkan di atas bahwa ilmu itu bebas nilai, tetapi kegiatan



2. Tanggung jawab. Sikap ini mutlak dibutuhkan berkaitan dengan kegiatan penelitaian maupun dalam aplikasi ilmu serta, di dalam aktivitas ilmiah akademis. 3. Setia. Seorang ilmuwan harus setia pada profesi dan setia pada ilmu



keilmuan itu dilaksanakan oleh ilmuwan di bawah suatu lembaga/otoritas akademis yang menyangkut berbagai kepentingan, maka harus ada nilai-nilai yang menjadi ruh yang mengendalikannya. Dibutuhkan suatu etika ilmiah bagi ilmuwan, sehingga ilmu tetap berjalan pada koridornya yang benar.



10



yang ditekuni. Ia harus setiap menyebarkan kebenaran yang diyakini walaupun ada resiko.



pikirannya bersifat terbuka, baik terhadap pendapat yang berbeda, maupun pikiran-pikiran baru yang dikemukakan oleh orang lain. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya. Seorang cendekiawan akan mengedepankan sikap bahwa ilmu, pengetahuan, dan pengalaman bersifat tidak terbatas dan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Dia tidak akan selalu belajar sampai “ke negeri China”bahkan sampai akhir hayat. 8. Sikap rela menghargai karya& pendapat orang lain Seeorang cendekiawan bersedia berdialog secara kontinyu dengan koleganya dan masyarakat sekitar dalam keterlibatan yang intensif dan sensitif. 9. Sikap menjangkau kedepan. Cendekiawan adalah pemikirpemikir yang memiliki kemampuan penganalisisan terhadap masalah tertentu atau yang potensial dibidangnya. “Change maker” adalah orang yang membuat perubahan atau agar perubahan di dalam masyarakat. Mereka memiliki tanggung jawab untuk mengubah masyarakat yang statis menjadi masyarakat yang dinamis dan berusaha dan berkreasi dalam bentuk nyata dengan hasil-hasil dari buah pemikiran dan penelitian untuk mengubah kondisi masyarakat dari zero to hero.



4. Sikap



ingin tahu.Seorang intelektual/cendekiawan memiliki rasa ingin tahu (coriousity) yang kuat untuk menggali atau mencari jawaban terhadap suatupermasalahan yang ada di sekelilingnya secara tuntas dan menyeluruh, serta mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan masyarakat awam. karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya. 5. Sikap kritis. Bagi seorang cendekiawan, sikap kritis dan budaya bertanya dikembangkan untuk memastikan bahwa kebenaran sejati bisa ditemukan. Oleh karena itu, semua informasi pada dasarnya diterima sebagai input yang bersifat relative/nisbi, kecuali setelah melewati suatu standard verifikasi tertentu. 6. Sikap independen/mandiri. Kebenaran ilmu pengetahuan pada hakekatnya adalah sesuatu yang obyektif, tidak ditentukan oleh imajinasi dan kepentingan orang tertentu. Cendekiawan berpikir dan bertindak atas dasar suara kebenaran, dan oleh karenanya tidak bisa dipengaruhi siapapun untuk berpendapat berbeda hanya karena ingin menyenangkan seseorang. Benar dikatakan benar, salah dikatakan salah, walaupun itu adalah hal yang pahit. 7. Sikap terbuka. Walaupun seorang cendekiawan bersikap mandiri, akan tetapi hati dan



11



penjelasan ini, maka dapat diartikan



D. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan



dalam



bahwa



penelitian ini adalah etnografi. Etnografi



metode



adalah pendekatan empiris dan teoritis



Ilmu



Konteks Keindonesiaan penelitian



lapangan



suatu



Sebagai proses, etnografi melibatkan



yang intensif.



pengamatan



melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti



memberikan angket kepada mereka. “menulis



mengenai



mempelajari arti atau makna dari setiap



berarti



perilaku, bahasa, dan interaksi dalam



sekelompok



kelompok,



orang”. Menurut Creswell (2012: 473)



kualitatif



menggambarkan berbagai



dan



kelompok



untuk memahami



untuk



suatu



kelompok



1. Instrumen Penelitian Instrumen



Dilihat dari asal katanya istilah



informasi melalui pemberian angket



jadi etnografi bertujuan menguraikan



Di dalam penelitian ini, peneliti



suatu budaya secara menyeluruh, yakni baik



menggunakan pendekatan antar orang



yang



per orang, artinya selama proses



bersifat material seperti artefak budaya (alat-alat, pakaian, bangunan,



penelitian



dan



pengalaman,



akan



lebih



banyak



mengadakan kontak dengan orang-



sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti



dalam



yang terjun ke lapangan untuk mencari



(bangsa) dan “graphy” (menguraikan),



budaya,



utama



penelitian ini adalah peneliti sendiri



etnografi berasal dari kata “ethno”



aspek



orang-orang



A. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data



masyarakat dari waktu ke waktu”.



semua



cara



hari.



dan bahasa yang berkembang dan oleh



dasarnya



fenomena teramati kehidupan sehari-



yang



menafsirkan pola perilaku, keyakinan



digunakan



pada



berinteraksi dan bekerjasama melalui



menganalisis budaya



karena



etnografi merupakan kegiatan peneliti



“desain etnografi merupakan prosedur penelitian



panjang



dalam keseharian hidup responden atau



pada siswa dengan mengamati dan



etnografi



cukup



pengamatan tersebut peneliti terlibat



pada pengetahuan kebangsaan yang ada



harfiah



yang



terhadap suatu kelompok, dimana dalam



holistik



subyek penelitian dengan penekanan



Secara



mengidentifikasi



hal-hal yang sifatnya khusus.



berdasarkan



gambaran



menjelaskan,



dari hal yang sifatnya umum sampai



dalam



Tujuan penelitian etnografi adalah untuk memberi



suatu



berbagai karakteristik manusia (bangsa)



dan analisis mendalam tentang Upaya Hakikat



merupakan



yang



menggambarkan,



yang bertujuan mendapatkan deskripsi



Memahami



etnografi



orang di sekitar lokasi penelitian yaitu



kepercayaan,



di Kota Surabaya. Dengan demikian



norma dan sistem nilai kelompok yang



peneliti



diteliti. Berangkat dari istilah dan 12



lebih



leluasa



mencari



informasi dan data yang rinci tentang



dibutuhkan dalam penelitian. Data dan



berbagai hal yang diperlukan dalam



keterangan



penelitian.



dengan menentukan teknik pengumpulan



tersebut



data yang



Sejalan dengan hal tersebut



dapat



diperoleh



sesuai dengan permasalahan



menurut pendapat Nasution (2003:



yang



55-56) tentang instrumen penelitian



bertindak sebagai instrumen utama (key



kualitatif/naturalistik



bahwa



instrument) yang menyatu dengan sumber



“dalam penelitian naturalistik tidak



data dalam situasi yang alamiah (natural



ada pilihan lain daripada menjadikan



setting).



yaitu



akan



diteliti



dimana



peneliti



Menurut pendapat Lincoln dan Denzin



manusia sebagai instrumen penelitian bahwa



(2009: 495) bahwa “teknik pengumpulan



segala sesuatu belum mempunyai



data pada penelitian kualitatif adalah



bentuk yang pasti. Segala sesuatu



teknik observasi, angket.



masih



perlu



Data yang terkumpul kemudian diolah



sepanjang



penelitian



utama”.



Alasannya



ialah



dikembangkan Dalam



berdasarkan penilaian jumlah jawaban benar



keadaan yang tidak pasti dan tidak



tiap kuisioner yang dibagikan.Terdapat 8



jelas itu maka tidak ada pilihan lain



pertanyaan dalam kuisioner yang diberikan



selain peneliti itu sendiri yang dapat



dengan 6 pertanyaan kuantitatif dan 2



menghadapinya.



pertanyaan kualitatif.



itu.



Selanjutnya



menurut



Creswell (2010: 264) bahwa “peneliti terlibat



dalam pengalaman



berkelanjutan



dan



yang



terus-menerus



dengan para partisipan”. Selama proses penelitian, penulis akan lebih banyak mengadakan kontak dengan orang-orang



di



sekitar



lokasi



penelitian yaitu di Kota Surabaya. Dengan



demikian



penulis



lebih



3. Analisa Data Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari jawaban kuisioner yang tidak lengkap. 2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban dalam kuisioner. 3. Menghitung presentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase, dengan menggunakan rumus:



leluasa mencari informasi dan data



𝒇 𝑷 = ⁄𝑵 × 𝟏𝟎𝟎%



yang rinci tentang berbagai hal yang diperlukan



untuk



kepentingan



P = Presentase 𝒇 = Frekuensi data N = Jumlah sampel yang diolah



penelitian.



2. Teknik Pengumpulan Data Teknik



pengumpulan



data



(Warsito, 1992:59)



merupakan cara untuk memperoleh data dan



keterangan-keterangan



yang 13



1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Tetapi pada kenyataanya, ada beberapa siswa yang menganggap pancasila sebagai lambang negara, padahal seperti yang kita ketahui lambang negara Indonesia adalah Garuda. Dari pertanyaan nomor 1, responden yang menjawab pilihan D. Dasar negara dari SMP Giki 2 Surabaya sebanyak 16 dari 19 responden (84,2%) dibanding SMP Negeri 6 Surabaya sebanyak 18 dari 19 responden (94,7%). Dari sini kita harapkan penanaman pengetahuan dan penerapan nilai nilai pancasila mulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah, yang harusnya menjadi wadah penguatan karakter berbangsa bagi pelajarnya. Dapat kita simpulkan bahwa mayoritas siswa SMP Swasta Giki 2 dan SMP Negeri 6 Surabaya sudah cukup paham tentang sifat dasar Pancasila.



BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Analisa Data 1 Hasil pengambilan data uji sampel kuisioner di SMP Giki 2 Surabaya dan SMP Negeri 6 Surabaya dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut: 1.1.1 Hasil kuisioner nomor 1 Pertanyaan kuisioner nomer 1 ” Menurut kamu pancasila itu apa?” a. Lambang negara b. Perangkat negara c. Sumber hukum tertinggi kedua setelah UUD’45 d. Dasar negara



1 20 SMP Swasta Giki 2 Surabaya



15 10



1



5 0 a



b



c



d



1 20



SMP Negeri 6 Surabaya



15 10



1



5 0 a



b



c



d



Berdasarkan grafik 1.1 dan 1.2 di atas dapat dijelaskan dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 3 responden menjawab A dan 16 responden menjawab D, sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 1 responden menjawab A dan 18 responden menjawab D.



1.1.2



Pembahasan kuisioner nomor 1 Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 14



responden (57,8%) memilih option B. Cukup tahu dan memiliki 6 responden (31,5%) yang tidak tahu sedangkan SMP Negeri 6 Surabaya mayoritas memilih option A. sangat tahu sebanyak 12 dari 19 responden (63,1%) dan menjawab cukup tahu sebanyak 7 responden (36,8%). Dapat kita lihat bahwa SMP Giki 2 masih kurang mengerti mengenai sejarah perumusan pancasila sedangkan SMP Negeri 6 Surabaya telah cukup mengerti sejarah perumusan pancasila.



4.2 Hasil dan Analisa Data 2 4.2.1 Hasil kuisioner nomor 2 Pertanyaan kuisioner nomer 2 ” Tahukah anda siapa yang merumuskan pancasila?” a. Sangat tahu b. Cukup tahu c. Tidak tahu Sebutkan jika tahu:



2



20



SMP Swasta Giki 2 Surabaya



10



4.3 Hasil dan Analisa Data 3



2



4.3.1 Hasil kuisioner nomor 3 Pertanyaan kuisioner nomer 3 “Mana yang termasuk penerapan sila ke 3?” a. Merendahkan bangsa sendiri b. Menghargai keanekaragaman bangsa c. Tidak mengikuti upacara d. Membayar pajak negara



0 a



b



c



d



2



15



SMP Negeri 6 Surabaya



10 2



5



3



0



SMP Swasta Giki 2 Surabaya



a



b



c



20



d



Dari grafik 2.1 dam 2.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 2 responden menjawab A, 11 responden menjawab B, 6 responden menjawab C sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 12 responden menjawab A, 7 responden menjawab B.



15 10



3



5 0 a



4.2.2 Pembahasan kuisioner nomor 2 BPUPKI mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang, yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar negara Indonesia. Dari pertanyaan nomor 2 dapat dilihat bahwa SMP Giki 2 Surabaya cukup tahu tentang perumus pancasila yang dibuktikan dengan 11 dari 19



b



c



d



3 20



SMP Negeri 6 Surabaya



15 10



3



5 0 a



b



c



d



Dari grafik 3.1 dan 3.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 19 responden menjawab B dan di SMPN 6 Surabaya juga 19 responden menjawab B 15



4.3.2 3



4



Pembahasan kuisioner nomor 20



Dari pertanyaan nomor 3, yang berisi tentang penerapan sila ketiga pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Semua siswa SMP Giki 2 maupun SMPN 6 Surabaya menjawab B. Menghargai keanekaragaman bangsa sebanyak 19 dari 19 responden (100%) setiap sekolah. Penerapan sila ketiga ‘Persatuan Indonesia’ adalah mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Dapat kita lihat bahwa siswa SMP Swasta maupun SMP Negeri telah mengerti dan paham akan penerapan dari sila ketiga. 4.4 Hasil dan Analisa Data 4



15 10 0 a



4.4.2 4



SMP Swasta Giki 2 Surabaya



10 4



0



a



b



c



c



d



Pembahasan kuisioner nomor



Dari pertanyaan nomor 4, yang berisi tentang penerapan sila keempat pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Jawaban yang benar adalah option A. Ikut pemilu dengan tertib. Pemilu merupakan alat demokrasi pemilihan wakil rakyat yang langsung melalui suara rakyat. SMP Giki 2 memiliki jawaban benar sebanyak 14 dari 19 responden (73,6%) dan SMP Negeri 6 memiliki jawaban benar 18 dari 19 responden (94,7%). Dapat kita lihat bahwa SMP Giki 2 Surabaya masih kurang mengerti akan penerapan sila ke empat dibanding SMP Negeri 6 Surabaya.



4



5



b



Dari grafik 4.1 dan 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 14 responden menjawab A, 3 responden menjawab B, 3 responden menjawab C , 1 responden menjawab D sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 18 responden menjawab A, 1 responden menjawab B.



4.4.1 Hasil kuisioner nomor 4 Pertanyaan kuisioner nomer 4 ” Manakah yang termasuk contoh penerapan dari sila ke 4 ?” a. Ikut pemilu dengan tertib b. Ikut membantu korban bencana c. Ikut demo di balaikota d. Ikut menjaga lingkungan



15



4



5



d



16



pancasila adalah membebaskan beragama dan menghormati agama lain. SMP Giki 2 memiliki jawaban benar 12 dari 19 responden (63,1%) kemudian SMPN 6 memiliki jawaban benar 17 dari 19 responden (89,4%). Dapat kita lihat bahwa SMPN 6 lebih mengerti penerapan dari sila pertama.



4.5 Hasil dan Analisa Data 5 4.5.1 Hasil kuisioner nomor 5 Pertanyaan kuisioner nomer 5 ” Dari sila pertama, mana yang bukan termasuk penerapan nilai dalam kehidupan sehari hari?” a. Malas belajar b. Ingin menang sendiri c. Memaksa beragama d. Membeda bedakan ras



4.6 Hasil dan Analisa Data 6 4.6.1 Hasil kuisioner nomor 6 Pertanyaan kuisioner nomer 6” Dari sila ke 5, penerapan nilai yang benar adalah……” a. Memberikan upah pegawai karena fisik b. Memberikan upah pegawai karena kerabat c. Sedikit mengambil uang untuk kesejahteraan keluarga d. Memberi upah pegawai karena kerja keras



5



SMP Swasta Giki 2 Surabaya 15



10 5



5 0 a



b



c



d



6



5 20



20 SMP Swasta Giki 2 Surabaya



SMP Negeri 6 Surabaya



10



15



10



6



0



5



5



a



b



c



d



0 a



b



c



d



6



Dari grafik 5.1 dan 5.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 4 responden menjawab A, 1 responden menjawab B, 12 responden menjawab C , 2 responden menjawab D sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 1 responden menjawab A, 17 responden menjawab C, 1 responden menjawab D.



20



SMP Negeri 6 Surabaya



15 10



6



5 0 a



4.5.2



Pembahasan kuisioner nomor 5 Dari pertanyaan nomor 5, ditanyakan yang bukan merupakan penerapan sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan yang maha esa. Jawaban yang benar adalah C. memaksa beragama. Penerapan sila pertama



b



c



d



Dari grafik 6.1 dan 6.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 1 responden menjawab B, 1 responden menjawab C, 17 responden menjawab D sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 19 responden menjawab D



17



4.6.2 6



responden menjawab A, 17 responden menjawab D sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 19 responden menjawab D18



Pembahasan kuisioner nomor



Dari pertanyaan nomor 6, yang berisi tentang penerapan sila kelima pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jawaban yang benar adalah D. memberi upah sesuai kerja keras. Penerapan sila kelima adalah adil dalam terhadap sesama tanpa memandang kasta/golongan. SMP Giki 2 memiliki jawaban benar 17 dari 19 responden (89,4%) dan SMPN 6 memiliki jawaban benar 19 dar 19 responden (100%). Dapat kita lihat bahwa SMP Giki 2 cukup mengerti akan penerapan sila kelima sedangkan SMPN 6 sudah sangat mengerti akan penerapannya.



4.7.2 7



Dari pertanyaan nomor 7, yang berisi tentang penerapan sila kedua pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Jawaban yang benar adalah D. membantu fakir miskin. Penerapan sila kedua adalah mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Jawaban benar dari SMP Giki 2 sebanyak 17 dari 19 responden (89,4%) dan SMPN 6 sebanyak 19 dari 19 responden (100%). Dapat kita ketahui bahwa SMP Giki 2 cukup tahu akan penerapan sila ke kedua sedangkan SMPN 6 sudah sangat tahu akan penerapannya.



4.7 Hasil dan Analisa Data 7 4.7.1 Hasil kuisioner nomor 7 Pertanyaan kuisioner nomer 7 “Manakah contoh penerapan dari sila ke 2?” a. Membantu sahabat dekat dalam ulangan b. Sedikit mencela karya seseorang c. Hanya membantu keluarga dekat d. Membantu fakir miskin



7



20



SMP Swasta Giki 2 Surabaya



15 10 7



5 0 a



b



c



d



7



SMP Negeri 6 Surabaya 20 15 10



7



5 0 a



b



c



Pembahasan kuisioner nomor



d



Dari grafik diatas 7.1 dan 7.2 dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 2 18



sebanyak 8 responden (42,1%). Dapat kita lihat bahwa SMP Negeri 6 lebih sering menerapkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari dibanding SMP Giki 2.



4.8 Hasil dan Analisa Data 8 4.8.1 Hasil kuisioner nomor 8 Pertanyaan kuisioner nomer 8” Apakah anda telah menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari?” A. Sering B. Jarang C. Belum Sebutkan contoh:



E. KESIMPULAN Ada hubungan yang sangat erat antara filsafat, etika dan ilmu. Ilmu yang bergerak otonom tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya. Landasan filosofis ini menjadikan ilmu masih tetap pada hakekat keilmuannya. Ilmu sebagaii bidang yang otonom tidak bebas nilai. Ia selalu berkaitan dengan nilai-nilai etika terutama dalam penerapan ilmu. Etika sebagai salah satu cabang dalam filsafat akan memberikan arahan (guiedence) bagi gerak ilmu, sehingga membawa kemanfaatan bagi manusia.



8 15



SMP Swasta Giki 2 Surabaya



10 8



5 0 a



b



c



d







8 15



SMP Negeri 6 Surabaya



 10



8



5 0 a



b



c



d







Dari grafik 8.1 dan 8.2 diatas dapat dijelaskan bahwa : Dari 19 responden di SMP Giki 2 Surabaya, 3 responden menjawab A, 11 responden menjawab B, 5 responden menjawab C sedangkan di SMPN 6 Surabaya, 11 responden menjawab A, 8 responden menjawab B.



4.8.2 8







Pembahasan kuisioner nomor



Dari pertanyaan nomor 8, yang berisi tentang seberapa sering menerapkan nilai nilai pancasila. SMP Giki 2 memiliki jawaban ‘sering’ sebanyak 3 responden (15,7%), ‘Jarang’ sebanyak 11 responden (57,8%) dan ‘belum’ sebanyak 5 responden (26,3%). SMPN 6 memiliki jawaban ‘sering’ sebanyak 11 responden (57,8%) dan jarang 19



SMP Swasta Giki 2 agak kurang mengerti akan pancasila dan SMP Negeri 6 sudah cukup mengerti apa yang dinamakan pancasila. Mayoritas SMP Swasta Giki 2 kurang mengerti tokoh perumusan pancasila sedangkan mayoritas SMP Negeri 6 Surabaya sangat mengerti tokoh perumusannya. Mayoritas SMP Giki 2 cukup mengerti penerapan nilai nilai pancasila sedangkan mayoritas SMP Negeri 6 Surabaya sudah mengerti penerapan nilai nilai dalam kehidupan sehari hari. Mayoritas SMP Giki 2 jarang menerapkan nilai nilai pancasila sedangkan Mayoritas SMP Negeri 6 Surabaya sering menerapkan nilai nilai pancasila.



DAFTAR PUSTAKA



Abbas Hamami Mintarejda, 1987, Epistemologi, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Achmad Charis Zubai, 1987, Kuliah Etika, Rajawali, Jakarta Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, 2010, Filsafat Ilmu, Rineka Cipta, Jakarta Harun Hadiwijono, 1987, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta Kaelan, 1987, Pancasila Kenegaraan, Liberty, Yogyakarta



Yuridis



Kuhn, Thomas S.,1993, The Structure of Scientific Revolution, terjemahan Tjun Sujarman, Remaja Rosdakarya, Bandung Noor Ms. Bakry, 1997, Orientasi Filsafat Pancasila, Liberty, Yogyakarta Magnis-Suseno, Franz, Etika Dasar, 1990, Kanisius, Yogyakarta Notonagoro, 1974, Pancsila Dasar Falsafah Negara, Pantjuran Tujuh, Jakarta , 1987, Pancasila Ilmiah Populer, Bina Aksara Jakarta Sony Keraf dan Mikhael Dua, 2001, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, Kanisius, Yogyakarta Sunoto, 1987, Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekata melalui Metafisika, Logika dan Etika, Hadinata, Yoyakarta T. Jacob, 1993, Manusia Ilmu dan Teknologi, Tiara Wacana Yogyakarta The Liang Gie, 1999, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta Tim Penyusun Fakultas Filsafat UGM, 1997, Filsafat Ilmu, Intan Pariwara, Klaten



20