Jurnal Skripsi Chorio II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pembuatan Dan Optimalisasi Kinerja Shakan (Sluice Box) Dalam Proses Pemisahan Bijih Timah Sekala Laboratorium Dengan Teknik Gravity (Manufacture and Performance Optimazion Shakan (Sluice Box) in Tin Ore Separation Process With Enginering Laboratory Scale Gravity)



1



Chorio Ryiandi Arif 1, Irvani1 Guskarnali1 Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung



Abstract Tin ore leaching process has an important role in the activities of production, so that the washing process needs to be performed optimally in order to concentrate obtained in accordance with the wishes of the market that have economic value. Separation of tin ore from mineral impurities can be done with the use of a sluice box (Shakan). The design tool Shakan with laboratory scale needs to be done to get the performance of a good tool to be able to produce a concentrate that is optimal. bbbbbData to determine the dimensions obtained from the calculation capacity Shakan dilate the adjusted number of assumptions sample of 40 kg, as well as make comparisons with actual Shakan. Concentrat value calculation criteria and mineral impurities are used to determine the likelihood of separation with gravimetric technique, while to determine the value of Sn from washery used methods of chemical analysis on 10 samples. Determining the value of recovery for each sample is done by calculating the concentration and weight gain is generated for each sample of the washing process. The variables used were Shakan slope of 3 °, 4 ° and 5 ° and the speed of the water flow of 35.3 L / minute, 30 L / minute and 22.22 L / minute. Based on the capacity calculation dilate, didapatlah Shakan dimensions with a width of 40.6 cm, 162 cm long, 10 cm high side box and riffle use as much as 2 pieces. Mineral - minerals with high CC value will very easily be separated by gravimetric techniques. Obtaining the highest recovery value obtained on the sample 3 in the amount of 91.76% with Shakan 3 ° slope and speed of the water at the discharge 22.22 L / min, while the highest levels of Sn obtained on the sample 7 at 37.13%, with a slope of 5 ° and a velocity of water in the discharge of 35.3 L / minute. Keywords: shakan, criteria concentrat, recovery. prinsip gravity dapat dilakukan dengan menggunakan alat jig, shaking table dan shakan (sluice box). Shakan (sluice box) umumnya digunakan pada tambang semprot bijih timah dengan lapisan aluvial untuk mendapatkan hasil pemisahan yang baik, maka perlu diketahui desain teknis alat shakan untuk skala laboratorium sebagai alat percobaan pemisahaan konsentrat dan pengotornya, sehingga harus diketahui desain ukuran alat seperti panjang, lebar, tinggi riffle dan jarak riffle yang akan diterapkan serta kemiringan alat tersebut maupun kinerja alat dalam proses pemisahan dengan teknik gravity. Pemisahan bijih timah dengan shakan dapat dilaksanakan dengan baik jika kinerja shakan dalam proses pemisahan bijih timah menghasilkan mineral konsentrat yang diinginkan.



1. Pendahuluan Proses pengolahan bahan galian mempunyai peran penting dalam kegiatan produksi bijih timah yang dilakukan oleh PT Timah (Persero) Tbk maupun Mitra Penambangan. Keadaan instalasi pencucian yang kurang baik akan mengakibatkan kehilangan mineral-mineral berharga yang terkandung dalam tanah yang merupakan hasil dari proses kegiatan penggalian yang dilakukan di darat maupun di laut. Proses pengolahan pencucian bijih timah dari hasil penambangan bertujuan untuk memisahkan mineral yang diinginkan (konsentrat) dari mineral pengotor (tailing) agar didapatkan hasil konsentrat sesuai dengan permintaan pasar yang bernilai ekonomis dan dapat memenuhi persyaratan yang diminta sebagai bahan baku industri ataupun untuk proses peleburan ketahap selanjutnya. Proses pemisahan bijih timah pada



Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan sekala penelitian mandiri, untuk pengambilan sampel dilakukan di Desa Air Putih, Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat dan pengujian sampel dilakukan di Laboratorium.



* Korespodensi Penulis: ( Chorio R. Arif) Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung. Jl Kampus Terpadu Balunijuk, E-mail: [email protected] Hp: 082282310527



1



2 – 2 % dan menggunakan penyekat (riffle) setinggi 10 cm dengan jarak 4 m.



Teknik Pertambangan. Penelitian ini dilakukan selama 121 hari atau kurang lebih selama lima bulan, terhitung dari Tanggal 2 Agustus – 20 Desember 2016.



Shakan (Sluice Box) Menurut Rahmanudin (2010), sluice box adalah proses konsenterasi ataupun proses pemisahan berdasarkan berat jenis melalui suatu aliran air yang tipis pada deck dengan alat tambahan riffle. Penentuan lebar desain shakan dapat digunakan berikut (Lubis, 2011) :



Tinjauan Pustaka Pengertian Timah Menurut Graha (1987), timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan kekasaran dan kekuatan (strength) yang rendah, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.



L



W



...........................................



(2)



Keterangan : L = lebar palong (cm) 3 Q = volume pulp (cm /detik) W = kapasitas per lebar (cm3/detik/cm)



Ganesa Endapan Timah Menurut Sujitno (2007), ganesa endapan timah dibagi menjadi dua yaitu : endapan timah primer yang merupakan penerobosan granit yang mengandung unsur timah dimana butir kasiterit masih terikat pada batuan dasarnya (Sudrajat, 1996) dan endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang teralapukan kemudian terangkut oleh air dan terkonsentrasi secara selektif (Sujitno, 2007).



3



W



(ρ  g (sin θ) D )



.......................



3υ Keterangan : ʋ = visikositas air (0,01 poice) ⍴ = berat jenis cairan θ = kemiringan palong ( 3° - 5°) D = tebal lapisan (2 – 5 cm)



Dasar-dasar Pengolahan Bahan Galian Menurut Wills (1980) dalam Arief (2014), pengolahan bahan galian merupakan proses untuk memisahkan konsentrat dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan sifat-sifat fisik, tanpa mengubah identitas kimia dan fisik dari produk tersebut.



(3)



Riffles (Penyekat) Menurut Rahmanudin (2010), riffles memiliki fungs utama sebagai penahan partikel berat dan pembuat aliran turbulen agar partikel berat dan ringan dapat terpisahkan. Riffles yang umumnya diggunakan adalah riffle memanjang dan riffle melintang.



Gravity Concentration Burt (1984) dalam Arief (2014), gravity concentration adalah proses pemisahan mineral berharga dengan mineral kurang berharga, berdasarkan perbedaan berat jenis. Perhitungan criteria concentration dapat menentukan penggunaan teknik gravity dengan persamaan berikut : ρ - ρ h f .................................. (1) CC  ρ -ρ i f Keterangan : CC = criteria concentration ⍴f = berat jenis fluida ⍴h = berat jenis mineral berat ⍴i = berat jenis mineral ringan



Mekanisme Pemisahan Konsentrat Menurut Rahmanudin (2010), keberhasilan proses pemisahan konsentrat dengan cara sluicing dipengaruhi hal-hal sebagai berikut : 1. Kecepatan aliran air Menurut Rahmanudin (2010), bila kecepatan fluida terlalu besar, maka banyak mineral yang looses. Penentuan kecepatan aliran digunakan persamaan berikut (Harsokoesoemo, 1983) : S V  ............................................ (4) t Keterangan : V = Kecepatan aliran (m/detik) s = Jarak (m) t = Waktu (detik) 2. Kemiringan sluice box Kemiringan deck yang umum digunakan dalam proses pemisahan bijih timah adalah 3 – 5°, sedangkan untuk menetukan kemiringan deck dapat digunakan persamaan berikut (Lubis, 2010) :



Awal Penggunaan Sluice Box Pada Pencucian Bijih Timah Menurut Sujitno (2007), sluice box merupakan alat pencucian yang paling tua digunakan dalam penambangan mineral berat yaitu penambangan timah (aluvial) yang disebut dengan palong, memiliki dimensi panjang 32 m, lebar 3 – 4 m, tinggi dinding box 1 m , kemiringan



© Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



Q



Sin α 



Panjang kemiringan deck Ketinggian deck



2



...... (5)



dalam proses pemisahan bijih timah sekala laboratorium dengan teknik gravity yaitu nilai variabel kemiringan box dan kecepatan aliran air yang berbeda-beda pada tiap percobaan, dengnan tujuan mendapatkan nilai recovery dan kadar Sn tertinggi pada setiap uji coba yang dilakukan, sedangkan untuk menentukan dimensi panjang shakan dilakukan perhitungan perbandingan data lapangan terhadap lebar yang telah ditentukan sebelumnya.



3. Berat jenis mineral yang akan dipisahkan Adanya perbedaan density yang besar, maka operasi pemisahan akan semakin mudah dan kadar konsentrat yang dihasilkan akan semakin tinggi. 4. Banyaknya air (fluida) Penggunaan air yang terlalu sedikit akan membuat kadar konsentrat yang dihasilkan rendah tetapi jumlah konsentrat tinggi. 5. Ketinggian riffle Ketinggian riffel harus sebanding dengan ketebalan aliran air paling tidak harus melebihi 0,5 cm dari permukaan riffle. 6. Kekasaran butir dan kekasaran deck Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga partikel berat akan mudah tertahan. 7. Panjang box Panjang box sangat menentukan karena semakin panjang akan semakin besar kemungkinan (recovery tinggi) material itu untuk tersangkut pada riffle..



Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi : studi literatur, pengamatan di lapangan, pengelompokan data primer maupun data sekunder. Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data dan analisisa data. Hasil akhir dari penelitian ini adalah perolehan nilai kadar Sn dan recovery hasil pencucian tertinggi berdasarkan variabel kemiringan box dan kecepatan laju air .



3. Hasil dan Pembahasan



Recovery Pencucian Bijih Timah Desain Shakan (Sluice Box) dan Criteria Concentrat



Meneurut Lubis (2010), recovery menyatakan jumlah atau persentase mineral berharga yang dapat diambil. Perhitungan recovery dapat digunakan persamaan berikut : Cc R  100% ............................... (6) Ff Keterangan : F = banyaknya Feed (gr) C = Konsentrat (gr) c = kadar konsentrat (%) f = kadar feed (%)



Dimensi Shakan (Sluice Box) Dimensi shakan didapatkan dari perhitungan serta perbandingan shakan aktual di lapangan, lebar shakan ditentukan berdasarkan kapasitas per lebar serta kapasitas pulp asumsi sebesar 40 kg, sehingga nilai lebar shakan sebesar 40,6 cm, sedangkan panjang shakan dihitung berdasarkan data panjang shakan aktual yang akan dibandingkan dengan panjang shakan teoritis, sehingga didapatkan panjang shakan sebesar 162 cm. Desain riffle yang terpasang digunakan sebanyak dua buah dengan dimensi panjang 40,6 cm, lebar 3,0 cm dan tinggi 1,8 cm. Jarak antara riffle 1 dengan riffle 2 sejauh 50 cm (Gambar 1).



2. Metode Penelitian Objek Penelitian Beberapa objek penelitian pada pembuatan dan optimalisasi kinerja shakan (sluice box)



Panjang box



Lebar box



Gambar 1. Desain teknis shakan (Sluice Box) © Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



3



Desain shakan dilengkapi feed box (kotak umpan) yang digunakan untuk memasukkan feed dengan bahan alumunium, memiliki dimensi luas bukaan atas 60 cm2, luas bukaan bawah 6 cm2 dan tinggi 30 cm yang mampu menjatuhkan sampel (feed) seberat 2 kg, dengan rata-rata waktu 7,6 detik. Desain box yang telah siap digunakan akan dilengkapi dengan pipa jenis PVC yang mempunyai diameter dalam 2,3 cm yang memiliki aksesoris pipa elbow 90° dan katup (valve) diameter 2,3 cm. Suplay air yang digunakan dalam proses pencucian digunakan alat bantu berupa pompa celup (submersible pump) dengan kapasitas volume 4000 L/H serta bak penampung air yang dilengkapi dengan selang penghubung pada pompa, sehingga sistem air yang digunakan merupakan sistem sirkulasi air tertutup.



Separation possible



Separation impossible



Size Microns



Gambar 2. Grafik ploting batas ukuran pemisahan dengan teknik gravity Hasil ploting data pada Gambar 2 menunjukan adanya perbedaan nilai Criteria Concentrat pada setiap mineral ikutan timah, yang dibedakan berdasarkan warna. Garis berwarna merah yang berada di bawah garis batas pemisahan menunjukan bahwa mineral tersebut sulit untuk dipisahkan (separation impossible), sedangkan untuk garis berwarna biru menunjukan bahwa mineral tersebut dimungkinkan untuk dapat dipisahkan dengan teknik gravity, sehingga untuk mineral galena sulit dilakukan pemisahani karena memiliki Cc yang rendah, sedangkan untuk mineral ilmenit, rutil dan xenotime dapat dipisahkan dengan syarat ukuran butir >250 µm, mineral monazit, pyrite, zirkon dan hematite sayarat ukuran butir >350 µm, dan untukmineral tourmaline, quartz, siderite, limonite, dan topas memiliki nilai Cc yang tinggi, sehingga memungkinkan untuk dipisahkan.



Criteria Concentrat (Cc) Penentuan nilai Cc untuk mengetahui mineral ikutan timah apa saja yang memungkinkan untuk dapat dipisahkan dengan teknik gravity. Mineral utama dari bijih timah adalah cassiterite dengan berat jenis 6,9 gr/cm3, proses pemisahan ini diperlukan pengurangan dengan berat jenis air yaitu 1 gr/cm3. Perhitungan nilai Cc cassiterite dengan mineral ikutan timah ilmenit yang memiliki nilai berat jenis 4,5 gr/cm3, sehingga memiliki nilai Cc sebesar 1,6. Hasil keseluruhan nilai Cc mineral ikutan timah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Nilai Cc pada mineral ikutan timah



Ilmenit



Berat jenis (gr/cm3) 4,5



1,7



Monazite



4,8



1,6



Pyrite



4,8



1,6



Zircon



4,7



1,6



Tourmaline



3,1



2,8



Quartz



2,6



3,7



Siderite



3,8



2,1



Limonite



3,6



2,3



Rutile



4,5



1,7



Topas



3,5



2,4



Hematite



5



1,5



Xenotime



4,6



1,6



Galena



7,4



0,9



Mineral



Cc



Kadar Sn dan Recovery Pencucian pada Bijih Timah Proses pencucian bijih timah dengan sluice box menggunakan sampel sebanyak 10 kantong dengan berat masing-masing sampel 2 kg, dimana 9 sampel digunakan pada saat uji coba pencucian dengan alat, sedangkan satu sampel tidak dilakukan uji coba pencucian agar dapat digunakan sebagai arsip sampel (Gambar 3).



Berdasarkan Tabel 1 nilai Criteria concentrat yang didapat pada tigabelas mineral ikutan timah dapat dianalisis dengan mengeplotkan hasil perhitungan pada grafik acuan (Gambar 2 ).



© Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



Gambar 3. Sampel yang digunakan saat uji coba



4



Kegiatan pengambilan sampel dilakuan di Desa Air Putih, Muntok Bangka Barat, sampel yang dijadikan feed didapatkan dari Tambang Semprot (TS), sedangkan kegiatan pencucian bijih timah dengan sluice box dilakukan pada Tanggal 13 dan 14 Desember 2016 di Laboratorium Teknik Pertambangan. Persiapan teknis dalam proses pencucian untuk mendapatkan nilai perhitungan recovery pencucian bijih timah dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Menentukan kemiringan box Kemiringan box yang akan digunakan adalah 3°, 4° dan 5°, untuk menentukan kemiringan box tersebut maka perlu dilakukan perhitungan terhadap tinggi penyangga dan panjang box yang tersedia sehingga untuk data ketinggian penyangga dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :



Gambar 4. Kegiatan pencucian bijih timah Dari hasil pencucian bijih timah, maka akan dilakukan penimbangan berat sampel kering dan pengecekan kadar sampel yang dilakukan di Laboratorium PT DS Jaya Abadi, oleh petugas laboratorium setempat dengan menggunakan analisa kimia. Hasil analisa kadar Sn setelah pencucian pada 9 sampel dapat dilihat pada Tabel 4.



Tabel 2. Tinggi penyangga pada tiap kemiringan Kemiringan (°) 3 4 5



Panjang box (cm) 162 162 162



Ketinggian penyangga (cm) 8,5 11,3 14,2



Tabel 4. Hasil Kadar Sn pada tiap sampel



Tabel 3. Nilai kecepatan air rata-rata Kecepatan air rata-rata (m/s) sudut (°) Level 1 Level 2 Level 3 3



75 (sampel 1)



62,3 (sampel 2)



57,8 (sampel 3)



4



75,7 (sampel 4)



67,5 (sampel 5)



60 (sampel 6)



5



101,8 (sampel 7)



83,07 (sampel 8)



70,4 (sampel 9)



Berat



% Kadar



awal (gr)



kering (gr)



Sn



1



2000



750



26,21



2



2000



900



25,12



3



2000



1000



24,06



4



2000



570



30,23



5



2000



610



28,27



6



2000



860



24,42



7



2000



430



37,13



8



2000



480



35,45



9



2000



600



28,51



Berdasarkan Tabel 4 yang menyajikan nilai perolehan Kadar Sn dan berat kering pada tiap sampel, maka dapat diketahui nilai recovery hasil pencucian tiap sampel dari hasil perhitungan berdasarkan variabel kemiringan box 3°, 4° dan 5° serta variabel kecepatan laju air dengan debit 35,3 L/menit, 30 L/menit dan 22,22 L/menit. Hasil perhitungan nilai recovery ini didapatkan berdasarkan perbandingan nilai kadar awal dan berat feed dengan kadar konsentrat dan berat konsentrat dimana kadar Sn sebelum pencucian sebesar 13,11 %, hasil perhitungan recovery berdasarkan Variabel kemiringan dan Kecepatan laju air yang digunakan dilihat pada Tabel 5.



Berdasarkan data Tabel 3, dapat diketahui bahwa kecepatan air yang diberikan untuk melakukan uji coba pencucian pada sampel 1 pada kemiringan 3 ° yaitu sebesar 75 m/s dengan debit air sebesar 30 L/menit. 3. Perhitungan recovery pencucian bijih timah Proses kegiatan pencucian yang dilakukan dengan menggunakan seluice box (Gambar 4).



© Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



Berat



sampel



Berdasarkan Table 2 dapat diketahui bahwa nilai ketinggian penyangga yang diperoleh didapat dari nilai panjang box terhadap nilai kemiringan sudut pada box. 2. Menentukan laju kecepatan air Debit air yang digunakan memiliki nilai yang berbeda-beda dengan nilai sebesar 35,3 L/menit, untuk Level 1, 30 L/menit untuk Level 2 dan 22,22 L/menit untuk Level 3. Nilai kecepatan laju air yang digunakan dipengaruhi oleh kemirngan dan debit air yang diberikan sehingga nilai kecepatn laju air pada tiap kemiringan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :



5



Tabel 5. Nilai recovery berdasarkan variabel kecepatan dan kemiringan No. Sudut Kecepatan Recovery Sampel (°) (m/s) (%) 1 3 75 74,97 2 3 62,3 86,22 3 3 57,8 91,76 4 4 75,7 65,71 5 4 67,5 65,77 6 4 60 80,09 7



5



101,8



60,89



8



5



83,07



64,89



9



5



70,4



65,24



100



Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa debit air sebesar 35,3 L/menit pada kemirngan 3 ° menghasilkan nilai recovery sebesar 74,97 % (sampel 1), kemiringan 4 ° sebesar 65,71% (sampel 4) dan kemiringan 5° sebesar 60,89 % (sampel 7). Debit air 30 L/menit pada kemiringan 3° menghasilkan nilai recovery sebesar 86,22 % (sampel 2), kemiringan 4° sebesar 65,77 % (sampel 5) dan kemiringan 5 ° sebesar 64,89 % (sampel 8). Debit air 22,22 L/menit pada kemiringan 3° menghasilkan nilai recovery sebesar 91,76% (sampel 3), kemiringan 4° sebesar 80,09% (sampel 6) dan kemiringan 5 ° sebesar 65,24% (sampel 9). Perbandingan nilai recovery pada tiap sampel dapat dilihat pada Gambar 5.



Nilai Kadar Sn dan Recovery Tiap Sampel



80 60



Kadar Sn % Recovery



40 20 0



Nilai tiap sampel didasarkan pada variabel kemringan dan kecepatan



Gambar 5. Grafik nilai recovery hasil pencucian bijih timah pada tiap sampel Berdasarkan hasil grafik pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa nilai kadar Sn dan recovery yang didapat memiliki nilai yang berbeda-beda untuk tiap sampelnya, untuk sampel 1 didapatkan nilai kadar Sn sebesar 26,21 % dengan berat kering sampel hasil pencucian 750 gr, sehingga recovery yang dihasilkan sebesar 74,97 % berbeda dengan sampel 3 yang memiliki nilai recovery tertinggi sebesar 91,76 %. Perbedaan recovery tersebut dikarenakan perolehan berat kering sampel 3 lebih banyak dibandingkan dengan sampel 1 yaitu 1000 gr, namun untuk perolehan kadar Sn sampel 1 lebih tinggi dibandingkan sampel 3 yang hanya memiliki kadar Sn 24,06 %, sehingga dapat diketahui bahwa nilai recovery pencucian bijih timah tidak hanya didasarkan pada persen kadar Sn yang didapat, melainkan juga dipengaruhi oleh perolehan berat kering yang sesuai.



© Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



4. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil dari pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Desain shakan (sluice box) yang digunakan memiliki dimensi panjang 162 cm, lebar 40,6 cm dan ketinggian box samping 10 cm. Riffle sebanyak 2 buah berbentuk balok dengan dimensi panjang 40,6 cm, lebar 3 cm dan tinggi 2,5 cm, jarak riffle 1 dari pipa penyalir sejauh 72 cm dan jarak antar riffle 1 dan 2 50 cm. Untuk feed box memiliki luas bukaan atas 60 cm, luas bukaan bawah 6 cm dan tinggi 30 cm. Pada nilai Cc mineral quartz, tourmaline, topas, siderite,dan limonite tergolong dalam mineral yang memungkinkan bisa dipisahkan dengan teknik gravimeteri. sedangkan galena merupakan mineral yang sulit dipisahkan dengan teknik gravimetri.



6



2. Nilai recovery hasil pencucian pada 9 sampel, didapatkan nilai perhitungan pada variabel kemiringan 3° menghasilkan recovery pencucian tertinggi yaitu 74,97 %, 86,22% dan 91,76 %, sedangkan variabel kecepatan laju air menghasilkan nilai recovery tertinggi pada debit air sebesar 22,22 L/menit yaitu 91,76 %, 80,09% dan 65,62%. Berdasarkan analisa hasil perhitungan, maka nilai recovery tertinggi didapatkan pada sampel 3 dengan kemiringan 3° dan kecepatan laju air pada debit 22,22 L/menit, dengan recovery 91,76 %, sedangkan untuk kadar Sn tertinggi didapat pada sampel 7 sebesar 37,13%, dengan kemiringan 5° dan kecepatan air pada debit 35,3 L/menit



Harkoesoemo, Darmawan, 1983, Aliran Fluida Dalam Pipa, Buku Penataran Pengawas PT Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang. Lubis, Ichwan A., 2012, Penambangan Timah Alluvial di Darat PT Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang. Rahmanudin, 2010, Pengolahan Bahan Galian, Buku Ajar Praktikum Laboratorium Pengolahan Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Sartika, Desi, 2014, Pengaruh Ukuran Butir dan Karakteristik Umpan Bijih Timah Terhadap Peningkatan Kadar Konsentrat (SnO2) Setelah Proses Pemisahan Dengan Menggunakan Jig Hartz, Skripsi Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung, Bangka Belitung. Sudrajat, D, H., 1996, Geologi Endapan Mineral (Genesa Bahan Galian), Buku Ajar Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral ITB, Bandung. Sujitno, Sutedjo., 2007, Sejarah Pertambangan Timah Di Indonesia, Cempaka Publishing, Jakarta Sukandarrumidi, 2007, Geologi Mineral Logam, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.



Daftar Pustaka Arif, A.Taufik, 2014, Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing), Buku Ajar Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Sumatra Selatan. Graha, Dodi.S., 1987, Batuan dan Mineral, Nova, Bandung. Gupta, A dan Yan D., 2006, Mineral Processing Design and Operation, Dert, Australia.



© Teknik Pertambangan, Univ. Bangka Belitung



7