Jurnal Skripsi ELLA FIX W 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

GAMBARAN PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA ZOO KEEPER DI KEBUN BINATANG MEDAN TAHUN 2019 Fitria Melisa1, Isyatun Mardhiyah Syahri2 1 Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU 2 Staf Pengajar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155 Email: [email protected] ABSTRACT Occupational Health and Safety is an effort to protect workers by applying hazard control at the workplace. Zoo keeper is worker whose job is to train and to take care of animals. This study is a descriptive study aimed to find out the overview of knowledge of health and safety at work of zoo keepers at kebun binatang Medan in 2019. Population of this study were 12 zoo keepers at kebun binatang Medan. Sample was taken using total purposive sampling. Data were collected using scale. The result showed that 6 zoo keepers (50%) has sufficient knowledge about health and safety at work, and another 6 zoo keepers (50%) has less knowledge. Zoo keepers is expected to increase the knowledge about health and safety at work by training constantly or making comparative study to other zoo. Keywords: Worker, Sitting, Low Back Pain. PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu aspek dalam melindungi pekerja dengan menerapkan teknologi pengendalian bahaya di tempat kerja. Pengendalian bertujuan mengendalikan penyakit akibat kerja, pencegahan kecelakaan, dan menyesuaikan alat kerja dengan karakteristik pekerja yang akan menggunakan alat tersebut. Dengan adanya kesehatan dan keselamatan kerja maka pekerja dapat terjaga daya tahan fisik pekerja dan meningkatnya produktifitas. Sehingga dapat menjamin kesehatan pekerja baik secara jasmani maupun rohani, sehingga para pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara aman, nyaman dan terhindar dari risiko bahaya di tempat kerja.



Menurut UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, salah satu dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja adalah perlindungan tenaga kerja. Dengan adanya kesehatan dan keselamatan kerja, diharapkan pekerja dapat meningkatkan ketahanan fisik, daya kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi. Berbagai kebijakan sudah ditetapkan pemerintah untuk mengatur keselamatan dan kesehatan kerja, namun praktiknya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, masih banyak tempat kerja yang tidak menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Jika tempat kerja saja tidak menerapkan, bagaimana para pekerja akan mengerti dan mengetahui apa saja yang bisa dilakukan untuk menghindari berbagai risiko yang ada disekitar mereka.



1



Pengetahuan adalah pengenalan terhadap sesuatu yang ingin dipelajari (Budiman, 2011). Pengetahuan merupakan kemampuan dalam memahami dan mendeskripsikan suatu informasi yang dilihat dan didengar, yang didapat melalui proses belajar maupun dari pengalaman pribadi seseorang. Pada tahun 2008, San Diego, California, dilaporkan adanya kasus infeksi kulit Methichillin-Resistant Staphylococcis Aureus (MRSA) yang pertama kali dilaporkan dan ditularkan dari seekor gajah ke zoo keeper yang memelihara dan merawatnya (Morbidity and Mortality Weekly Report, 2009). Adanya penyakit infeksi yang ditemukan pada pekerja zoo keeper ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pekerja terhadap pencegahan penyakit infeksi. Oleh karena itu hal yang harus dilakukan adalah : melatih karyawan tentang risiko bahaya di tempat kerja, membersihkan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan binatang, penggunaan alat pelindung diri (APD) ketika bekerja dengan hewan yang sakit atau terinfeksi, serta mendisinfeksi peralatan yang terkontaminasi. Berdasarkan hasil penelitian Yu dkk (2013) mengenai Risk Perception for Avian Influenza Virus Infection among Poultry Wolker di Beijing, Cina, mengatakan bahwa pengetahuan pekerja di ternak unggas mengenai penyakit yang dapat ditularkan oleh unggas perlu ditingkatkan terutama bagi pekerja yang sudah lama dan rendah pendidikan untuk mencegah penyakit Avian Influenza Virus Infection pada pekerja. Menurut Murtala (2014), pengetahuan zoo keeeper dapat ditingkatkan melalui penyuluhan dan pelatihan mengenai cara penanganan satwa yang baik sesuai dengan standar



yang berlaku, terutama mengenai personal hygiene, penggunaan alat-alat, pemberian makanan, cara pencegahan dan penanggulangan penyakit. Menurut Anonimus (2005) dalam Murtala (2014), pengetahuan akan pencegahan penyakit dan pelaporan dini sangat menentukan pencegahan penyakit antara hewan dan pekerja. Kebun Binatang Medan pada awalnya berada di Jalan Brigjend Katamso Nomor 712, Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun. Namun pada tahun 2005 Kebun Binatang Medan di relokasi ke jalan Bunga Rampe IV No. 100, Kelurahan Simalingkar B. Kebun Binatang Medan adalah salah satu tempat rekreasi yang ada di kota Medan. Selain sebagai tempat rekreasi, kebun binatang juga berfungsi sebagai tempat pendidikan dan penelitian serta tempat perlindungan bagi satwa yang hampir punah. Untuk dapat menarik minat pengunjung maka satwa yang ada perlu dirawat dan dilatih oleh tenaga kerja yang terlatih. Tenaga kerja yang merawat dan melatih binatang ini dikenal dengan istilah Zoo Keeper. Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan berjumlah sebanyak 12 orang yang sudah mempunyai hewan yang sudah menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Zoo Keeper tersebut sudah mempunyai pengalaman bekerja selama dua tahun hingga berpuluh tahun. Salah satu masalah yang ditemukan di Kebun Binatang Medan ini adalah kurangnya pengetahuan pekerja terhadap tingginya risiko bahaya dan penyakit yang dapat terjadi di lingkungan kerja. Hal ini dapat dilihat dari ketidaktahuan pekerja terhadap pentingnya penggunaan alat pelindung diri yang apabila diabaikan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Pemakaian masker 2



yang seharusnya digunakan untuk menghindari penularan penyakit hanya digunakan di bagian harimau. Padahal penyakit menular pada binatang tidak hanya tertular dari harimau saja, tapi juga ada kemungkinan dari hewan lain seperti unggas, monyet, ataupun gajah. Dan juga pengetahuan pekerja mengenai pengendalian infeksi dinilai sangat kurang, hal ini dapat dilihat ketika adanya kejadian luka goresan dari binatang, pekerja membiarkan luka tersebut sembuh dengan sendirinya tanpa melaporkan kejadian tersebut sebagai kecelakaan kerja. Hal ini membuat peneliti berasumsi bahwasanya pekerja zoo keeper juga tidak mengetahui apa saja bahaya yang bisa terjadi di lingkungan kerja mereka. Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melihat gambaran pengetahuan keselamatan kerja dan kesehatan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019.



2. Pengetahuan keselamatan dan kesehatan pekerja mengenai identifikasi bahaya, pencegahan bahaya dan pengendalian infeksi, hierarki kontrol, serta pelatihan zoo keeper pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019



Manfaat Penelitian. 1. Memberikan informasi sebagai masukan data dan deskripsi pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja zoo keeper kepada pihak pengelola Kebun Binatang Medan. 2. Sebagai masukan bagi para pekerja mengenai risiko bahaya ada di Kebun Binatang Medan beserta pengendalian risiko bahaya di kebun binatang. 3. Menambah bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Bagi peneliti dapat menambah wawasan penulis dalam aplikasi keilmuan.



Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan keselamatan kerja dan kesehatan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019.



METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan dan waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2019 - September 2019.



Tujuan Penelitian Tujuan umum. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan keselamatan kerja dan kesehatan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019. Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Karakteristik individu, yaitu usia dan masa kerja pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019.



Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019 yang berjumlah 12 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan yaitu sebanyak 12 orang. 3



hasil kuesioner pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan dan akan diolah menggunakan statistik deskriptif. Selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.



Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner yang telah disusun berdasarkan pedoman Zoo Keeper dari The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) Tahun 2018. Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh langsung dari Kebun Binatang Medan berupa data jumlah pekerja, data profil Kebun Binatang Medan dan data-data yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.



HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Karakteristik Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan Zoo keeper adalah pekerja yang bertugas memelihara dan merawat binatang. Zoo keeper di Kebun Binatang Medan berjumlah sebanyak 12 orang, dan semuanya berjenis kelamin laki-laki. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur pada Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019



Metode Pengukuran Pengetahuan responden diukur dengan memberikan skor terhadap semua jawaban dari aspek pengetahuan dalam kuesioner yang tersedia. Menurut Arikunto (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dnegan skala yang sifatnya kualitatif, yaitu : a. Baik, apabila hasil presentase 76-100% dari seluruh pertanyaan. b. Cukup, apabila hasil presentase 5675% dari seluruh pertanyaan. c. Kurang, apabila hasil presentase 11 Total



Frekuensi (orang) 10 2



Persen (%) 75,0 25,0 100



Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa jumlah responden berdasarkan kelompok masa kerja kurang sama 10 tahun yaitu sebanyak 9 orang (75%) dan lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 3 orang (25orang). Masa kerja sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah. Pengalaman dalam bekerja memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional selama bekerja sehingga dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan daam bidang kerjanya (Notoatmodjo, 2010).



Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan pada Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan Tahun 2019



5



Sebanyak 12 orang (100%) mengetahui apa yang harus dilakukan seorang Zoo Keeper apabila terjadi bahaya fisik yaitu melakukan evaluasi medis dan perawatan. Gambaran Pengetahuan Hierarki Kontrol Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan. Sebanyak 9 orang (75%) mengetahui manfaat dari penggunaan masker, sarung tangan atau sepatu boots saat menangani binatang yaitu untuk Untuk terhindar dari adanya kemungkinan kejadian kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tidak ada satupun responden yang mengetahui hierarki kontrol yang dapat dilakukan seorang pekerja Zoo Keeper berupa untuk terhindar dari adanya kemungkinan kejadian kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Sebanyak 3 orang (75%) mengetahui hierarki kontrol pengendalian administratif berupa vaksinisasi prarabies untuk pekerja yang berisiko. Sebanyak 5 orang (41,7%) mengetahui hierarki kontrol pengendalian eliminasi berupa tidak menerima hewan yang fasilitasnya tidak dilengkapi dengan baik. Sebanyak 6 orang (50%) mengetahui hierarki kontrol teknik pada pekerja Zoo Keeper yaitu pemberian kandang untuk menghindari adanya bahaya.



Jenis Frekuensi Persen Pekerjaan (orang) (%) Unggas 2 16,7 Elang 1 8,3 Kuda 2 16,7 Monyet 1 8,3 Harimau 3 25 Gajah 2 16,7 Total 12 100 Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa jumlah responden pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang berdasarkan jenis pekerjaan paling terbanyak adalah zoo keeper harimau sebanyak 3 orang (25%) dan yang paling sedikit adalah zoo keeper elang sebanyak 1 orang (8,3%) dan kuda sebanyak 1 orang (83,3%). Gambaran Pengetahuan Pencegahan Bahaya dan Pengendalian Infeksi Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan. Dari hasil analisa data tentang pengetahuan responden maka diketahui bahwa sebanyak 4 orang ( 33,3%) mengetahui tugas yang tidak harus dilakukan seorang Zoo Keeper adalah mencintai dan membangun chemistry yang baik agar mudah dalam merawat binatang. Sebanyak 2 orang (16,7%) mengetahui cara pertama yang harus dilakukan dalam menghindari risiko terjadinya bahaya adalah menghilangkan bahaya dengan merawat hewan yang telah dilengkapi fasilatas keamanan yang memadai. Sebanyak 12 orang(100%) mengetahui apa hal-hal yang harus dilakukan seorang Zoo Keeper yaitu evaluasi dan peningkatan program kesehatan dan keselamatan kerja serta mengembangkan dan mengimplementasikan program keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah disepakati.



Gambaran Pengetahuan Pelatihan Zoo Keeper Pekerja Zoo Keeper di Kebun Binatang Medan. Sebanyak 2 orang (16,7%) mengetahui informasi yang tidak perlu didapatkan pada pelatihan Zoo Keeper yaitu pembagian posisi kerja Zoo Keeper . Sebanyak 3 orang (25%) mengetahui potensi bahaya ditempat kerja adalah pengendalian bahaya untuk mengurangi risiko bahaya di tempat kerja. Sebanyak 7 orang (58,3%) mengetahui risiko penularan penyakit dari binatang ke Zoo 6



Keeper termasuk salah satu jenis risiko bahaya biologis. Sebanyak 8 orang (66,7%) mengetahui risiko ergonomis yang dapat terjadi pada pekerja Zoo Keeper berupa strain, keseleo, cedera punggung dan cedera akibat gerakan yang dilakukan berulang kali. Sebanyak 11 orang (91,7%) mengetahui informasi yang didapatkan pada pelatihan kerja Zoo Keeper adalah penanganan hewan yang



gambaran pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik pekerja zoo keeper berdasarkan jenis kelamin yakni semua pekerja zoo keeper di Kebun Binatang semuanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (100%). 2. Karakteristik pekerja zoo keeper berdasarkan kelompok umur terbanyak yaitu pada kelompok umur 20-29 tahun yaitu sebanyak 7 orang (58,3%).



baik dan benar.



Gambaran Tambahan Khusus bagi Zoo Keeper Harimau. Pekerja zoo keeper harimau adalah pekerja yang telah bekerja dan berpengalaman di Kebun Binatang Medan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun. Sebanyak 1 orang (33,3%) mengetahui yang bukan merupakan cara untuk menghindari terjadinya luka goresan atau gigitan yaitu mendapatkan evaluasi medis dan perawatan adanya risiko infeksi.Tidak ada satupun responden yang mengetahui Hal yang tidak harus dilakukan Zoo Keeper untuk menghindari potensi bahaya di tempat kerja yaitu mendapatkan evaluasi medis dan perawatan adanya risiko infeksi. Tidak ada satupun responden yang mengetahui tugas yang harus dilakukan Pekerja Zoo Keeper terkait keselamatan dan kecelakaan kerja yaitu penyelamatan dan tanggap darurat bencana. Semua pekerja mengetahui untuk menghindari terjadinya penyakit infeksi pada harimau, maka pekerja Zoo Keeper harus melakukan pengawasan terhadap binatang setiap kali ramai pengunjung.



3. Karakteristik pekerja zoo keeper berdasarkan masa kerja didapatkan masa kerja mayoritas yaitu kelompok kerja kurang sama dari 10 tahun yaitu sebanyak 9 orang (75%). 4. Karakteristik pekerja zoo keeper berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak yaitu pada tingkat pendidikan SMA yaitu semanya 10 orang (83,3%). 5. Karakteristik jenis pekerjaan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan terbanyak yaitu pekerja harimau yaitu sebanyak 3 orang (25%). 6. Pengetahuan pekerja zoo keeper terhadap keselamatan dan kesehatan mayoritas dengan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (50%) , sebanyak 6 orang (50%) tidak mengetahui dengan tepat mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. 7.



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan mengenai



7



Pekerja zoo keeper di Kebun Binatang Medan mayoritas berpendidikan terakhir SMA dan mempunyai masa kerja berkisar dari 2-20 tahun tidak menjamin baiknya pengetahuan pekerja terhadap



kesehatan dan keselamatan kerja, hal ini karena kurangnya informasi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang didapat dari lingkungan kerja.



Indonesian Society Animal Welfare. (2013, Agustus). Diakses 7 Oktober 2019dari https://www.isaw.or.id-/standardasar-praktek-kebun-binatang/ Kusumawatu, N.N. (2011). Gambaran tingkat pengetahuan perawat TENTANG perawatan metode kanguru DI rsab harapan kita. Diakses pada 1 Oktober 2019 dari https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2 ahUKEwj4rWjhf7kAhUMQY8KH YVnDGIQFjAAegQIAhAC&url=ht tp%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile %3Ffile%3Ddigital %2F20334269S44114Gambaran %2520tingkat.pdf&usg=AOvVaw2 hzyzLk7YzPY0T_s39EBp Kuswana, W.S. (2014). Ergonomi dan K3 kesehatan dan keselamatan kerja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mallapiang, F dan Samosir, I.A. (2014). Analisis potensi bahaya dan pengendaliannya dengan metode hirac. Al-Shihah : Publich Health Journal 6(2),350-365. Diakses 7 Oktober 2019, dari https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2 ahUKEwiq6NrpkYzlAhVMiXAKH aaDBOQQFjAAegQIBRAC&url=h ttp%3A%2F %2Fjournal.uinalauddin.ac.id %2Findex.php%2FAlSihah %2Farticle%2Fdownload %2F1612%2F1564&usg=AovVaw3 Phh7E_ZtKk38P1vbXutd8 Maulana, H.D.J. (2014). Promosi kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Mukono, H.J., & Wasono, Penta. B. (2002). Pertolongan pertama pada



Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian diatas maka penulis memberikan saran sehingga penelitian ini dapat dijadikann acuan dalam perkembangan keilmuan, diantaranya : 1. Pihak manajamen Kebun Binatang Medan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pekerja zoo keeper dengan cara memberikan pelatihan zoo keeper terkait kesehatan dan keselamatan kerja berupa informasi potensi bahaya di tempat kerja baik berupa bahaya fisik, bahaya biologi, bahaya kimia, dan bahaya ergonomis serta apa yang harus dilakukan apabila terjadi bahaya di tempat kerja, pencegahan bahaya dan pengendalian infeksi, serta hierarki kontrol pada pekerja zoo keeper. 2. Pekerja zoo keeper diharapkan lebih meningkatkan lagi pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dengan terus menghadiri kegiatan pelatihan zoo keeper. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta Harrianto, R. (2013). Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: Kedokteran EGC.



8



kecelakaan kerja. Surabaya : Airlangga University Press. Murtala, A, Ferasyi, TR, Rahmi, E. (2014). Analisis Peran Keeper Sebagai Faktor Risiko Infeksi Parasit Nematoda Gastrointestinal Pada Orangutan Sumatera Yang Dikandangkan Di Stasiun ReIntroduksi Jantho. Jurnal Medika Veterinaria. Diakses 5 Juli 2019, dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2 ahUKEwjU4vmJp43lAhVX8HMB HXOzCOcQFjABegQIARAC&url =http%3A%2F %2Fjurnal.unsyiah.ac.id%2FJMV %2Farticle%2Fdownload %2F3363%2F3153&usg=AOvaw2 hpL35Py16eV1S7HDwFOp6 Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Perdana. (2019, Maret 24). Kurangi ancaman dengan pelatihan keeper. Radar Jawa Pos. Diakses 7 Oktober 2019, dari https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/03/24/127192/k urangi-ancaman-dengan-pelatihankeeper Pranamyaditia, C.D. (2016). Risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja peternakan sapi di pt x cabang kota kediri. Diakses pada 2 Oktober 2019 dari https://media.neliti.com/media/publications/143477 -ID-risiko-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-p.pdf



Rinawati, S, Widowati, N.N, Rosanti, N. (2016). Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap pelaksanaan pemakaian alat pelindung diri sebagai upaya pencapaian zero accident di pt. X. Diakses pada 2 Oktober 2016 dari https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2 ahUKEwiSjOX62_3kAhUFiXAKH fYmCroQFjABegQIABAB&url=htt ps%3A%2F %2Fejournal.unida.gontor.ac.id %2Findex.php%2FJIHOH %2Farticle%2Fview %2F606&usg=AOvVaw1yY_zbYb ZsmdXwIX0AKQ1x Santoso, G. (2004). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka . Saryono dan Mekar. A. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sucipto, C.D. (2014). Keselamatan dan kesehatan kerja. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Suma’mur P.K. (2013). Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), (edisi kedua). Jakarta : CV Sagung Seto. Sumampouw, M.F, Doda, D.V, Sitanggang, E.P. (2017). Analisis potensi bahaya dan tingkat risiko dengan menggunakan metode job safety analysis (jsa) pada bagian produksi salah satu industri tepung kelapa. Diakses 7 Oktober 2019, dari https://www.google.com-/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=2 ahUKEwirxyi4zlAhWJo48KHUeP BkIQFjAEegQIAhAC&url=https %3A%2F%2Fejournalhealth.com 9



%2Findex.php%2Fparadigma %2Farticle%2Fdownload %2F582%2F570&usg=AOvVaw0Y gEWoILeLGDZvKPeJIo0S Susi. (2014, 30 Oktober 2014). Indonesia Zoo Aquarium Association. Diakses 7 Oktober 2019, dari http://www.izaa.org/kegiatanizaa.php? id=86&cat_ id=1&p=1&p=3#ontitle Susi. (2014, 7 Desember). Indonesia Zoo Aquarium Association. Diakses 7 Oktober 2019, dari ttp://www.izaa.org/pkpelatihan.php? id=90&cat_id=14&- p=2#ontitle Tarwaka (2012). Dasar-dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakaan di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press The National Institute for Safety and Health (NIOSH). (2018). Veterinary Safety And Health. Diakses 27 Juni 2019, dari https://www.cdc.gov/niosh/topics/v eterinary/work.html The National Institute for Safety and Health (NIOSH. (2009). Methicillin-resistant staphylococcus aureus skin infections from an elephant calf, san diego, california. Morbidity and Mortality Weekly Report. Diakses 27 Juni 2019, dari https://www.cdc.gov/mmwr/previe w/mmwrhtml/mm5808a3.htm Widayana, I.G dan Wiratmaja, I.G. (2014). Kesehatan dan keselamatan kerja. Yogyakarta : Graha Ilmu. Yu, Qi, dkk. (2013). Studi Tentang Risk Perceptions for Avian Influenza Virus Infection among Poultry Workers, China. China: Emerging Infectious Diseases. Diakses 27 Juni 2019, https://www.cdc.gov/eid//article/19/2/12-0251_article Hidayah. (2013). Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja



dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan di pt tirta investama wonosobo. (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta Diakses dari eprints.uny.ac.id



10