14 0 594 KB
JURNAL PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN FARMASI DASAR
KELOMPOK Nama Anggota
SOAL :
:9 : 1. Hendrawan 2. Nurhaliza 3. Sri Murni Asih 4. Retno Sulistyaningrum 5. Fina Ari Ibah
Reguler : A (A1) (I1021191009) (I1021191018) (I1021191027) (I1021191036) (I1021191045)
Pembuatan Sediaan Suspensi Paracetamol 200 mg/5ml
I. Latar Belakang Perkembangan teknologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan produksi obatobatan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sediaan yang disesuaikan dengan karakteristik zat aktif obat sehingga obat dapat dibuat tanpa mengurangi fungsinya. Berdasarkan bentuk sediaannya, obat dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu bentuk sediaan padat/solida, bentuk sediaan semipadat/semisolida, dan bentuk sediaan cair/liquida.(1) Contoh dari bentuk sediaan cair/liquida yaitu suspensi, larutan, dan emulsi.(2) Suspensi merupakan salah satu contoh sediaan obat yang berbentuk cair terdiri atas bahan padat tidak larut namun dapat tersebar merata ke dalam pembawanya. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-para-aminofenol adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer digunakan..(3) Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Obat ini mampu meringankan atau meredakan rasa nyeri tanpa mempengaruhi atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Parasetamol tergolong obat yang agak sukar larut dalam air, kelarutannya dalam air 1:70,(4) sehingga paracetamol cocok untuk dibuat dalam bentuk sediaan suspensi. Tujuan dari praktikum ini adalah dapat membuat sediaan farmasi dengan zat aktif yang sukar larut dalam air. Sediaan suspensi dibuat agar dapat memudahkan dalam pengunaannya. Selain itu, sediaan suspense dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, mudah diberikan pada anak-anak, serta dapat menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak dari zat aktif obat
II. Preformulasi a. Zat Aktif : Paracetamo๐(๐) Struktur kimia
Rumus molekul Nama kimia Sinonim Berat molekul Pemerian
pH larutan Pka
C8H9NO2 4โ-Hidroksiasetanilida Paracetamolum, Asetaminofen. 151.16 Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit. Larut dalam air mendidih, dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. 3.8 โ 6.1 9.46
Titik leleh
ฬ โ 172 C ฬ Titik didih/leleh : 168 C
Bobot jenis
1.263 g/cmยณ
KD
-
Kelarutan
Stabilitas Pada suhu lebih dari 40ฬC akan lebih mudah terdegredasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dan cahaya dari luar, pH jauh ๏ท Panas ๏ท Hidrolisis/oksidasi dari rentang ph optimum akan menyebabkan zat terdegredasi karena hidrolisis. ๏ท Cahaya Kegunaan Obat penurun panas dan penahan sakit Inkompatibilitas Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya penyimpanan Kesimpulan : Acetaminophen memrupakan serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa yang sedikit pahit. Acetaminophen dapat disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan berwarna gelap agar tidak mudah teroksidasi. Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Suspensi (krim/salep) : Kemasan : Wadah kaca coklat agar tidak mudah teroksidasi
b. Eksipien (zat tambahan) Sirupus Simple(๐,๐) Struktur kimia
Rumus molekul
C12H22O11
Nama kimia
ฮฒ-D-fructofuranosyl-ฮฑ-D-glucopyranoside
Sinonim
Sakarosa
Berat molekul (BM)
342,30
Pemerian
Hablur putih atau tidak berwarna, berbentuk kubus atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
pH larutan
-
PKa
-
Titik didih, leleh,
Titik leleh: 160-186โ
beku Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
1,6 g/cm3
Stabilitas
Memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan kelembapan
๏ท Panas
yang sedang.
๏ท Hidrolisis/oksidasi ๏ท Cahaya
Kegunaan
Dasar gula-gula, agen pelapis, agen suspensi, zat pemanis, pengikat tablet dan pengencer kapsul, pengisi tablet, agen terapi, agen penambah viskositas.
Inkompatibilitas
Sukrosa bubuk dapat terkontaminasi dengan bekas logam berat, yang dapat menyebabkan ketidakcocokan dengan bahan aktif, misalnya asam askorbat. Sukrosa juga dapat terkontaminasi dengan sulfit dari proses pemurnian. Dapat dilihat dengan perubahan warna yang terjadi. Sukrosa dapat menyerang penutup aluminium.
Wadah dan
Dalam wadah tertutup
penyimpanan Sorbito๐(๐) Struktur kimia
Rumus molekul
C6H14O6
Nama kimia
D-Glusitol
Sinonim
Sorbitol; 1,2,3,4,5,6-hexanahexol
Berat molekul (BM)
182,17
Pemerian
Sorbitol muncul sebagai bubuk higroskopis yang tidak berbau, putih atau hampir tidak berwarna. Empat polimorf kristal dan satu bentuk sorbitol amorf telah diindentifikasi memiliki sifat yang berbeda, misalnya titik lebur. Sorbitolis tersedia dalam berbagai tingkatan dan bentuk polimorfik, seperti butiran, serpih, atau pelet yang cenderung lebih sedikit dibandingkan bentuk bubuk dan memiliki karakteristik kompresi yang lebih diinginkan. Sorbitol
memiliki rasa manis, dingin, manis dan sekitar 50-60% dari sukrosa. Kelarutan
pH larutan
-
PKa
-
Titik didih, leleh, beku
Titik leleh: bentuk anhidrat: 110-112โ; Gamma
Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
1,507 g/cm3
Stabilitas ๏ท Panas ๏ท Hidrolisis/oksidas i ๏ท Cahaya
Sorbitol secara kimiawi relatif lembam dan kompatibel dengan
Polimorph:97,7โ; bentuk metastabil: 93โ
sebagian besar eksipien. Stabil diudara tanpa adanya katalis dan dalam dingin, asam encer dan alkali. Sorbitol tidak menjadi gelap atau terurai pada suhu tinggi dengan adanya amina. Sorbitol tidak mudah terbakar, tidak korosif, dan tidak mudah menguap
Kegunaan
Hukmektan; plasticize; zat penstabil; zat pemanis; pengencer tablet dan kapsul.
Inkompatibilitas
Sorbitol akan membentuk kelat yang larut dalam air dengan banyak ion logam divalen dan trivalen dalam kondisi sangat asam dan basa. Penambahan cairan polietilen glikol ke larutan sorbitol, dengan agitasi yang kuatm menghasilkan lilin, larut dalam air gel dengan titik leleh 25-40โ. Larutan sorbitol juga bereaksi dengan oksida besi menjadi berubah warna.
Sorbitol meningkatkan tingkat degradasi penisilin dalam larutan netral dan air. Wadah dan penyimpanan
Solusi dapat disimpan dalam wadah kaca, plastik, alumunium, dan stainless steel. Bahan curah higroskopis dan harus disimpan dalam wadah kedap udara ditempat yang sejuk dan kering.
Polisorba๐(๐) Struktur kimia
Rumus molekul
C64H124O26
Nama kimia
Polysorbatum-80
Sinonim
Polisorbat 80, tween 80
Berat molekul (BM)
1310
Pemerian
Cairan kental seperti minyak, jernih dan kuning,bau asam lemak khas.
Kelarutan
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P,dalam etil asetat P, dan dalam metanol P, sukarlarut dalam parafin dan minyak biji.
pH larutan
-
PKa
-
Titik
didih,
leleh, -
Beku Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
-
Stabilitas
Polisorbat stabil terhadap elektrolit dan asam dan basa lemah;
๏ท Panas
saponifikasi bertahap terjadi dengan asam dan basa kuat.
๏ท Hidrolisis/oksidasi ๏ท Cahaya Kegunaan
Agen dispersi; agen pengemulsi; surfaktan nonionik; agen suspensi; agen pembasah.
Inkompatibilitas
Perubahan warna dan atau presipitasi terjadi dengan berbagai zat, terutama fenol, tanin, tar, dan bahan lain seperti tar. Aktivitas antimikroba dari pengawet paraben berkurang akibat adanya polisorbat. (3)
Wadah
dan Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
CMCNa Struktur kimia
-
Rumus molekul
-
Nama kimia
-
Sinonim
-
Berat molekul (BM)
-
Pemerian
Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.
Kelarutan
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
pH larutan
-
PKa
-
Titik
didih,
leleh, -
Beku Konstanta Dielektrik
-
Bobot jenis
0,52 gr/ml
Stabilitas
Stabil dan higroskopis, dibawah kondisi Kelembapan tinggi dapat
๏ท Panas
mengabsorpsi (>50%) air.
๏ท Hidrolisis/oksidasi ๏ท Cahaya
Kegunaan
Sebagai suspending agent
Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan larutan garam besi dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanol 95%.; Membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin.
Wadah dan
Dalam wadah tertutup rapat.
Penyimpanan
III. Permasalahan Farmasetika 1.
Paracetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah terhidrolisis dalam air
2.
Paracetamol memiliki rasa yang sedikit pahit sehingga memberikan ketidaknyamanan ketika dikonsumsi secara oral
3.
Bersifat sangat cair/encer sehingga mudah tumpah
IV. Penyelesaian Masalah 1.
Paracetamol dibuat dalam bentuk suspensi karena mudah terhidrolisis dalam bentuk air. Bentuk sediaan suspensi memerlukan eksipien berupa suspending agent dan wetting agent sehingga digunakan CMC-Na sebagai suspending agent dan sorbitol sebagai wetting agent
2.
Untuk menutupi rasa pahit pada paracetamol ditambahkan sirupus simplex sebagai pemanis.
3.
Ditambahkan CMC-Na untuk meningkatkan kekentalan dan membentuk suspensi yang ideal
V. Pendekatan Formula NO. Bahan
Jumlah
Fungsi Bahan
Alasan Penambahan
1
2,4 gr
Untuk
Sebagai zat aktif
Paracetamol
menurunkan panas dan penahan rasa sakit 2
Sirupus Simplex
18 ml
Pemanis
Untuk menutupi rasa pahit pada paracetamol dengan memberikan rasa manis.
3
Sorbitol
12 ml
Wetting agent,
Untuk
membasahi,
kosolven
melarutkan, dan dapat memberikan rasa manis pada sediaan
4
Polisorbat
0,6 ml
Wetting agent
Untuk membasahi zat aktif pada sediaan
5
CMCNa
0,9 ml atau 0,9 gr
Suspending agent
Untuk
meningkatkan
kekentalan
dan
membentuk yang
suspensi
ideal,
kompatibel
bersifat dengan
eksipien lain, dan tidak toksik. 6
Red color
Qs
Pewarna
Untuk warna
memberikan merah
pada
suspensi 7
Vanilla essens
Qs
Pemberi aroma
Untuk
memberikan
aroma khas/wangi pada suspense 8
Aquades
Ad 60 ml
Pelarut
Untuk bahan
melarutkan bahan
yang
dapat larut dalam air
VI.
Perhitungan
Sirupus Simplex
: 100 ร 60 ๐๐ = 18 ๐๐
Sorbitol
:100 ร 60 ๐๐ = 12 ๐๐
Polisorbat
: 100 ร 60 ๐๐ = 0,6 ๐๐
CMCNa
: 100 ร 60 ๐๐ = 0,9 ๐๐
5 ๐๐ 30
20
1
1.5
ad 60 ml
Penimbangan NO. Bahan
VIII.
ร 60 = 2400 ๐๐ = 2,4 ๐๐
:
Aquades VII.
200 ๐๐
Paracetamol 200mg/5ml
Jumlah dalam Jumlah formula penimbangan
1
Paracetamol
200 mg / 5 ml
2,4 gr
2 3 4 5 6 7 8
Sirupus Simplex Sorbitol Polisorbat CMCNa Red Color Vanilla essens Aquades
30% 20% 1% 1,5% Qs Qs Ad 100%
18 ml 12 ml 0,6 ml 0,9 gr Qs Qs Ad 60 ml
Prosedur Pembuatan 1. Siapkan alat dan bahan 2. Timbang dan ukur semua bahan 3. Botol dikalibrasi dengan cara aquadest dimasukkan pada gelas ukur sampai volume mencapai 60 ml, kemudian dimasukkan ke dalam botol lalu diberi tanda batas. 4. Panaskan Aquadest 5. Kembangkan 0,9 gr CMC-Na dengan air panas tadi dengan cara ditaburkan secara merata menggunakan mortir, digerus hingga membentuk mucilago
6. Serbuk parasetamol 2,4 gr dimasukan ke dalam mortir, gerus sampai halus lalu sisihkan. 7. Serbuk paracetamol 2,4 gr yang telah digerus dimasukkan kedalam mucilago sedikit demi sedikit. Gerus hingga homogen 8. Sorbitol 12 mL dimasukkan ke dalam mortir, gerus sampai homogen 9. Polisorbat 0,6 ml dimasukkan ke dalam mortir, kemudian dilanjutkan dengan Sirupus simpleks 18 ml sedikit demi sedikit. Gerus hingga homogen 10. Tambahkan vanilla Essense dan Red Color secukupnya. Gerus hingga homogen 11. Sediaan dimasukkan ke dalam botol obat. Tambahkan Aquadest hingga tanda kalibrasi 12. Botol dipasang etiket
IX.
Analisis titik kritis pembuatan sediaan 1. Pada suspensi paracetamol zat aktif yang digunakan ialah paracetamol. Pemilihan paracetamol karena disesuaikan dengan sifat dan kestabilannya.Paracetamol dibuat dalam bentuk suspensi karena mudah terhidrolisis dalam bentuk air. 2. Bentuk sediaan suspensi memerlukan eksipien berupa suspending agent dan wetting agent sehingga digunakan CMC-Na sebagai suspending agent dan sorbitol sebagai wetting agent -
Suspending agent adalah untuk meningkatkan kekentalan dan membentuk suspensi yang ideal, bersifat kompatibel dengan eksipien lain, dan tidak toksik.
-
Wetting agent adalah sebagai agen pembasah zat aktif pada sediaan.
3. Sediaan paracetamol memiliki rasa yang pahit,maka perlu ditambahkan sirupus simplex untuk memberikan rasa manis. 4. Kemudiaan ditambahkan CMC-Na untuk meningkatkan kekentalan dan membentuk suspensi yang ideal , karenak jika tidak di tambahkan sediaan akan mudah tumpah karena bersifat encer.
X.
Evaluasi Sediaan No 1
Jenis Prinsip evaluasi evaluasi Uji Pengamatan organoleptis secara visual (penglihatan, penciuman, dan perasa)
2
Uji pH
Berdasarka n perubahan warna pada kertas pH indikator yang
Jumlah Hasil sampel pengamatan 1 Menghasilkan warna dan bau yang sesuai dengan syarat yaitu warna merah muda dan bau khas vanilla essens. Namun, untuk rasa yang dihasilkan tidak sesuai syarat karenamemiliki rasa yang kurang manis (hambar) dan agak pahit. 1 Dihasilkan pH sesuai dengan syarat, yaitu 6.
Syarat Warnanya menarik , rasanya manis, baunya yang harum
Rentang pH 3,86,1
kemudian
1
dibandingkan dengan warna standar 3
Uji bobot jenis/densitas
Menentukan
1
Tidak dilakukan
bobot jenis Dengan pembagian bobot zat dan bobot air dengan piknometer dengan suhu 25ฬC .(4)
menggunakan
piknometer 4
Uji viskositas
Dengan melihat
1
Menghasilkan larutan yang sedikit kental
1
Tidak dilakukan
1
Tidak dilakukan
1
Tidak dilakukan
kekentalan larutan berdasarkan kecepatan aliran cairan 5
Uji redispersi
Menghitung waktu endapan yang terbentuk setelah suspensi dikocok
6
Uji volume sedimentasi
Perbandingan anatara volume sedimentasi akhir terhadap volume mula mula suspensi sebelum mengendap
7
Uji distribusi ukuran partikel
Dengan menurunkan temperature sampai titik
-
beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali.
XI. Hasil Percobaan (untuk Laporan)
No Perlakuan
Pengamatan
1.
Larutan berbentuk mucilago
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kembangkan CMCNa dalam air panas Tambahkan paracetamol sedikit demi sedikit Ditambahkan sirupus simplex Di tambahkan sorbitol Tambah polisorbat Di tambahkan pewarna sebanyak 3 tetes Di tambahkan pengaroma secukupnya Diencerkan dengan ditambahkan aquadets Pengujian pH
Warnanya lebih putih, menyerupai putih susu larutan berupa mucilago Tercampur dan larut serta menjadi lebih encer Tercampur Tercampur Suspensi berubah warna menjadi merah muda seperti yang diinginkan Suspensi menghasilkan aroma khas vanilla Tercampur Menghasilkan pH 6
XII. Pembahasan Pada praktikum kali ini, zat aktif yang digunakan adalah paracetamol yang akan dibuat dalam bentuk suspensi. Parasetamol dibuat dalam bentuk suspensi karena mudah terhidrolisis dalam air. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair Sistem terdispers terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent. Tahap pertama yang pertama yang kami lakukan adalah memberikan air panas kedalam mortar alu karena CMCNa merupakan serbuk yang mudah larut dalam air hangat. Selain itu CMCNa juga berfungsi sebagai suspending agent. CMCNa merupakan suspending agent yang paling banyak digunakan, karena hasil yang diperoleh jika menggunakan CMCNa tidak mudah mengendap dan dapat terdispersi kembali dengan kocokan ringan. Selanjutnya, suspense ditambahkan sorbitol sebagai wetting agent. Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan ( wetting agent ) sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak, sehingga pembasahan
akan dipermudah. Parasetamol atau Acetaminophenum adalah zat aktif yang memiliki rasa yang pahit dan tidak berbau Sehingga dalam pembuatannya harus ditambahkan pemanis seperti sirupus simplex. Tujuan dari penambahan sirupus simplex yaitu agar dapat menutupi rasa pahit pada paracetamol. Selain itu, supensi paracetamol juga dapat ditambahkan zat tambahan pengaroma dan pewarna, seperti vanilla essens dan red color agar suspensi yang dihasilkan lebih enak dan mudah untuk dikonsumsi oleh anak anak. Dalam penyimpanannya, suspensi paracetamol menggunakan wadah coklat atau wadah gelap yang tertutup rapat. Setelah melakukan pembuatan sediaan dengan zat aktif paracetamol dan beberapa eksipien yang sudah dijelaskan diatas suspensi yang sudah jadi di evaluasi terlebih dahulu mulai dari organoleptiknya yaitu warna merah muda, bau khas vanilla dan rasa yang pahit. Suspensi yang didapat memiliki kekentalan dengan sedikit kental. Pada pengujian pH, dihasilkan pH yang sesuai syarat yaitu 6, dimana syarat dari pH paracetamol adalah 3,8 โ 6,1. Beberapa hasil evaluasi sediaan sudah menunjukkan hasil yang sesuai dengan syarat, namun ada juga yang tidak sesuai syarat.
XIII. Kesimpulan 1. Pembuatan larutan suspensi memiliki kelebihan dan kekurangan di harapkan agar dapat mempertahankan kelebihan nya serta dapat meminimalisir kekurangan nya 2. Bentuk sediaan suspensi yang kami buat berwarna merah muda, serta beraroma vanilla 3.Paracetamol di buat dalam sediaan suspensi karena susah larut dalam air. 4. Dalam pembuatan suspensi Parasetamol ini harus ditambahkan zat pendispersinya yaitu CMC โ Na sebagai suspending agent yang digunakan untuk melarutkan zat agar terdispersi secara sempurna. Bahan eksipien lainnya penambahan sirupus simplex sebagai pemanis dan meningkatkan viskositas serta sorbitol sebagai wetting agent. 5.Sediaan suspensi disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan berwarna gelap agar suspensi tidak mudah teroksidasi.
XIV. Daftar Pustaka 1. Priyambodo B. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta : Global Pustaka Utama. 2. Suena NMDS. EVALUASI FISIK SEDIAAN SUSPENSI DENGAN KOMBINASI SUSPENDING AGENT PGA (Pulvis Gummi Arabici) DAN CMC-Na (Carboxymethylcellulosum Natrium). Medicamento. 2015 ; 1(1) ; 35. 3. Noviza D, Febriyanti N, Umar S. Solubilasi Parasetamol dengan Ryotoยฎ Sugar Ester dan Propilen Glikol. J Sains Farmasi & Klinis. 2015 ; 1(2) : 133. 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia (Edisi IV). Jakarta: Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia 5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia (Edisi III). Jakarta: Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia
LAMPIRAN