Jurnal Total Staion Maxi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFI ACARA 3 TOTAL STAION



LAPORAN



OLEH : MAXI WILLIAM LAKABA D061191098



GOWA 2019



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Dengan mengetahui kondisi geologi, suatu wilayah dapat dikembangkan



dan ditata secara bijaksana, sehingga secara optimal dapat memberikan kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan kepada para penghuninya, baik manusia maupun makhluk hidup yang lain secara berkesinambungan. Untuk dapat mengetahui kondisi geologi di suatu daerah, ahli geologi harus memiliki dasar geologi yang kuat, menyeluruh dan terintegrasi, serta mampu memanfaatkan pengetahuan dasar tersebut untuk melakukan pemetaan geologi. Total



station



banyak



digunakan



dalam



pemetaan



lahan,



seperti



pemetaan topografi untuk konstruksi jalan dan bangunan. Total station juga digunakan di situs arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian, dan oleh kepolisian untuk melakukan investigasi tempat kejadian perkara.berada di bawah permukaan atau sumber daya energy yang terkandung didalamnya. Total station banyak digunakan dalam pemetaan kawasan pertambangan. Teknologi ini dapat digunakan di dalam tambang tertutup untuk mengukur kedalaman dan jarak tambang dari permukaan dan mulut tambang, juga kedalaman penggalian pada tambang terbuka. Total station yang digunakan dalam bidang konstruksi umumnya untuk melakukan pengukuran lokasi pembangunan sebelum dilakukan perataan tanah dan peletakan pondasi, juga mengukur tingkat kemiringan dan kerataan lantai yang dikehendaki serta posisi bangunan tertentu terhadap bangunan lainnya.



Selain itu, pemasangan perpipaan dan kabel juga membutuhkan teknologi ini; terutama perpipaan untuk meningkatkan efisiensi pemompaan fluida. Maksud dengan Tujuan Maksud dari praktikum acara ini adalah agar peserta dapat membuat peta topografi berdasarkna interpolasi antar titik ada poligon tertutup dengan menggunakan total station. Sedangkan tujuan dari praktikum acara ini adalah : 1.



Peserta dapat menentukan koordinat setiap titik patok pada poligon



2.



Peserta dapat menentukan besar kesalahan pembacaan data pada



alat total station 3.



Peserta dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pengukuran topografi dengan menggunakan total station dibandingkan dengan theodolite maupun dengan metode taping kompas



1.1



Waktu dan Lokasi Praktikum acara 3 total station dilaksanakan pada hari Minggu, 15



September 2019, pukul 13.00 – 17.30 WITA di Bukit Samata, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa Provensi Sulawesi Seletan



1.2



Alat dan Bahan Alat dan bahan pada praktikum acara 3 total station meliputi :



1. Total station 2. Tripod 3. Prisma reflector dan tongkat stand prisma 4. Pta meter



5. Kompas bruton atau kompas bidik 6. Alat tulis 7. Payung 1.3



Prosedur Praktikum Adapun langah-langkah pengukuran sibagi menjadi beberapa tahapan sebelum tahap pengambilan koordinat tiap titik patok. Tahapan tersebut adalah persiapan alat dan bahan, pemesangan alat di lokasi, setting up posisi dan orientasi alat, hingaa tahap akuisisi data



1.3.1 Setting up alat 1.



Dirikan tripod pada patok acuan, dalam hal ini patok 1 yang telah diambil



koordinat X, Y, Z misalnya patok utama 1. Dan pastikan tempat dudukan tribrach relative standar 2.



Tempatkan TS diatas dudukan tribrach pada tripod, kunci dengan



pengunci tribrach 3.



Lakukan centering alat dengan memutar pemutar tribrach hinga nivo telah centering. Alat siap untuk membidik target



4.



Siapkan target dengan memesang prisma reflector pada standnya, catat



posisi tinggi prisma pada tongkat stand 5.



Alat siap digunakan pada patok 1, untuk membidik arah utara dan patok-



patok lain. 6.



Setelah pengukuran dari patok awal selesai, dan alat dipindahkan kepatok yang lebih tinggi. Misal , patok detail 1 agar semua patok dapat dibidik. Lalu



lakukan kembali centringalat pada langkah awal hingga semua patok dapat tercover 1.3.2 Setting up method 1.



Hidupkan TS dengan menekan tombol power selama 3 detik, dan tunggu hingga muncul halaman untuk menyentringkan alat. Lakukan penyentringan alat dan pengisian Job baru. Jika sudah selesai akan muncul halaman awal



2. 3.



Pada halaman awal, pilih menu “ Go to work”, kemudian pilih “Setup” Pada menu “Setup Method” ada beberapa pilihan untuk method, pilih “



set oriention “ dan pilih Next 4.



Pada pilihan “ Station point from “ pilih “ Enter new point “ karena titik



pada patok telah diketahui dan belum pernah dimasukan sebelumnya 5. 6.



Masukan tinggi instrument pada “ Instument height” kemudian pilih OK Pada menu new point, masukan koordinat X,Y,Z dari patok 1, serta beri nama pada kolom “ Point ID”. Dan pilih Store maka titik akan tersimpan



7.



Selanjutnya adalah melakukan pengukuran target arah utara dengan bantuan prisma, masukan nama target pada “Backsight ID”, tinggi target, serta orientasinya. 00º00’00”



Apabila target berada pas di utara, maka orientasi bernilai pilih Dist, maka alat akan melakukan pengukuran jarak dan



perbedaan ketinggian serta kordinat target. Jika sudah cata data-data tersebut pada table backup lapangan. Kemudian pilih set. Akan muncul menu kamera, pilih Yes jika ingin mengambil gambar panorama, pilih No jika tidak 8.



Alat siap digunakan untuk survey



1.4.3 Pengambilan Data



Setelah dilakukan set orientasi, alat siap untuk digunakan dengan langkah sebagai berikut 1.



Dari halaman awal, pilih “Go to work “ , dan pilih “Survey”



2.



Masukan nama target pada kolom “point ID” missal P1, dan tinggi target pada “target Height”



3.



Lakukan pengukuran jarak dengan memilih Dist, catat sudut horizontal, vertical, jarak horizontal, dan beda tinggi pada table backup lapangan.



4.



DUntuk menyimpan data, pilih Meas, patok P1 akan tersimpan, dan Point ID otomatik berubah menjadi P2



5.



Lakukan pengukuran pada patok lain yang masih dalam jangkauan, misalnya patok detail 1



6.



Jika sudah selesai, pindahkan alat pada patok detail1, agar pengukuran bisa menjangkau sisia patok yang belum diukur



7.



Lakukan kembali proses set orienttasi sebwlum melakukan pengukuran



8.



Catat semua data yang terakam sebagai back-up



9.



Pengukuran selesai dilakukan, lalu periksa dan amankan semua peralatan yang digunakan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Peta Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal antara sipengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat kompleks, tetapi pada umunmya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu: 1.



Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta).



2.



Atribut, informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan. Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif diantara objekobjek ruang, Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang.



3.



Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya



alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang disajikan. 4.



Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta. Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian



unsur permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya. 2.2 Total Station Total Station atau TST (Total Station Theodolite) merupakan sebuah instrumen optis elektronik yang digunakan untuk melakukan pemetaan secara modern dan perencanaan konstruksi bangunan. Total Station menggunakan



sebuah teodolite elektronik modern yang terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik (Electronic Distance Meter atau EDM) untuk membaca jarak dan kemiringan dari titik instrumen ke titik tertentu. Harga Total Station sendiri sangat beragam, muali dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Total Station adalah theodolite elektronik atau angkutan yang terintegrasi dengan Elektronik Jarak Meter/ Electronic Distance Meter (EDM) Untuk membaca jarak kemiringan dari instrument ke titik tertentu. 2.2.1 Sejarah Sebagai konsekuensi dari pekerjaan ini, pemikir Yunani mulai mengembangkan ilmu geometri. Mereka sangat mengutamakan kemajuan dari ilmu tersebut. Seorang penemu kebangsaan Yunani bernama Heron berusaha menerapkan ilmu pengetahuan untuk melakukan survei di sekitar 120 SM. Ia adalah penulis dari beberapa buku tentang surveyor. termasuk dioptra, yang menceritakan Métode survei  di lapangan, menggambar perencanaan, dan membuat perhitungan. Ini juga termasuk menjelaskan salah satu bagian yang pertama dari peralatan survey yang terekam, yaitu Diopter. Bertahun-tahun Heron berkuasa di kalangan surveyor Yunani dan Mesir. Perkembangan yang signifikan dalam seni survei berasal dari pemikirpemikir praktis Romawi, yang paling terkenal tulisan di survei adalah tulisan Frontinus. Meskipun naskah asli menghilang, sebagian karyanya telah  tersimpan. Berikut video penggunaa groma di masa romawi kuno



Frontinus adalah seorang insinyur romawi  di bidang survey dan tercatat hidup pada abad pertama, adalah seorang pelopor di lapangan, dan tulisannya menjadi acuan selama bertahun-tahun. Kemampuan keteknikan bangsa Romawi telah didemonstrasikan oleh pekerjaan proses konstruksi yang luas untuk membangun



kekaisaran.



Survey



yang



diperlukan



untuk



konstruksi



ini



mengakibatkan terbentuknya organisasi serikat surveyor. Peralatan canggih terus dikembangkan dan dipergunakan. Diantaranya yaitu Groma, dipergunakan untuk pengamatan; LIbella; dengan pemberat (unting-unting) untuk pengukuran kedataran;  Chorobates,  terbuat dari kayu, berbentuk  horisontal / lurus, memiliki ketinggian sekitar 20 kaki (6 meter) dengan dukungan 4 buah lengan dan bagian atas digenangi air untuk menunjukan ketinggian. Salah satu naskah latin tertua yang ada adalah naskah kuno Acerianus, yang ditulis pada sekitar abad keenam. Ini berisi hitungan survei seperti yang dilakukan oleh Romawi dan termasuk beberapa halaman dari risalah Frontinus itu. Naskah ini ditemukan pada abad kesepuluh oleh Gerbert dan naskah tersebut sebagai dasar untuk panduan mempelajari geometri, tentang survei. Selama abad pertengahan, ilmu bangsa Arab, yunani dan romawi  terus berkembang. Sedikit kemajuan dibuat dalam seni survei, dan  semua tulisan-tulisan yang berhubungan dengan hal tersebut disebut “geometri praktis.”. Pada abad 13, Von Piso menulis sebuah buku yang berjudul Practica Geometri,



berisi



petunjuk



tentang



survei.



Dia



juga



menulis LIber



Quadratorium yang membahas tentang  kwadran, dengan menciptakan sebuah alat berupa bingkai kuningan berbentuk persegi  dengan sudut 900 dan skala yang



berbeda-beda. Dengan menggunakan pointer yang bergerak  untuk penunjuk. Astrolabe adalah sebuah Instrumen lainnya yang diciptakan. Astrolabe berupa lingkaran logam dengan berengsel pointer di pusatnya terdapat cincin di atas, jalur pembidik. Alat ini dipergunakan untuk mengukur jarak dan sudut. Pada awal peradapan bumi diasumsikan seperti permukaan datar, tetapi tapi dengan mencatat bumi bayangan melingkar bumi di bulan selama gerhana bulan dan melihat kapal berangsur-angsur hilang saat mereka berlayar ke arah cakrawala, perlahan disimpulkan bahwa planet ini sebenarnya melengkung ke segala arah.Menentukan ukuran dan bentuk bumi secara tepat telah menjadi topik yang menarik untuk dipelajarai selama berabad-abad. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes adalah di antara yang pertama untuk menghitung dimensi bumi secara ilmiah, yang terjadi sekitar 200 sm.



Eratosthenes menyimpulkan bahwa kota-kota Mesir dan Iskandariyah  itu terletak pada meridian yang sama, dan dia juga mengamati bahwa di tengah hari pada titik balik matahari dikala musim panas, matahari berada tepat di atasnya, (Ini jelas karena pada saat hari itu, citra matahari bisa terlihat mencerminkan dari bagian bawah vertikal sumur di sana). Dia beralasan bahwa pada saat itu, matahari didaerah Iskandariyah berada di sebuah jalur meredian umum, dan jika ia dapat mengukur panjang busur antara dua kota, dan sudut itu cenderung di pusat bumi, ia bisa menghitung lingkar bumi. Dia menentukan sudut dengan mengukur panjang bayangan di Alexandria dari st vertikal panjang dikenal ditemukan dari mengalikan jumlah hari kafilah antara Syene dan Alexandria dengan jarak rata-



rata harian bepergian. Dari pengukuran ini Eratosthenes menghitung keliling bumi menjadi sekitar 25.000 mil. Pada abad 18 dan 19, seni survei maju lebih cepat. Kebutuhan untuk peta dan lokasi batas-batas nasional yang disebabkan kebutuhan Inggris dan Perancis untuk membuat titik-titik triangulasi yang akurat melahirkan periode survei geodetik. Survei pantai yang dilakukan AS (sekarang Survei Geodesi nasional dari Departemen Perdagangan AS) telah membuat monumen referensi posisi yang dapat diketahui secara tepat di seluruh negeri. Peningkatan harga nilai tanah dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan permintaan untuk perbaikan publik di kanal, kereta api, dan jalan tol, membawa survei ke posisi penting. Barubaru ini, pada pekerjaan seperti; konstruksi umum skala besar, pengelolaan lahan dengan subdivisi yang banyak dengan catatan yang lebih baik diperlukan, dan tuntutan yang ditimbulkan oleh bidang eksplorasi dan ekologi telah mensyaratkan betapa pentingnya peran survei dan pemetaan. Survei masih merupakan tanda kemajuan dalam, penggunaan, pelestarian, dan pengembangan sumber daya bumi. Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan sipil  yang terus berkembang, survei selalu memainkan peran penting dalam kegiatan pertahanan bangsa. Perang dunia I dan II, konflik Korea dan Vietnam, dan konflik yang lebih baru di timur tengah dan Eropa telah menciptakan tuntutan yang mengejutkan untuk pengukuran yang tepat dan peta yang akurat. Ini operasi militer juga memberikan stimulus untuk meningkatkan instrumen dan metode untuk memenuhi kebutuhan ini. Survei juga memberikan kontribusi, dan manfaat, program ruang di mana peralatan baru dan sistem yang diperlukan untuk memberikan kontrol yang tepat



untuk penyelarasan rudal dan untuk pemetaan dan memetakan bagian-bagian dari bulan dan planet-planet di dekatnya. Perkembangan peralatan survei dan pemetaan kini telah berkembang ke titik di mana instrumen tradisional yang digunakan sampai sekitar tahun 1960-an atau 1970 mengalami perubahan.  Teodolit, Dumpy Level, dan  beberapa peralatan lainnya kini telah hampir sepenuhnya digantikan oleh sebuah instrument teknologi tinggi. Ini termasuk Instrumen Stasiun elektronik Total, yang dapat digunakan untuk secara otomatis mengukur dan merekam jarak horizontal dan vertikal dan sudut horizontal dan vertikal: dan Positioning System global (GPS) yang dapat memberikan informasi lokasi yang tepat untuk hampir semua jenis survei. Laser scanning instrumen telah dikembangkan yang menyediakan gambar dalam bentuk digital, dan gambargambar ini dapat diolah untuk memperoleh informasi spasial dan peta baru menggunakan instrumen digital restitusi fotogrametri (disebut softcopy Plotter) Salah satu naskah latin tertua yang ada adalah naskah kuno Acerianus, yang ditulis pada sekitar abad keenam. Ini berisi hitungan survei seperti yang dilakukan oleh Romawi dan termasuk beberapa halaman dari risalah Frontinus itu. Naskah ini ditemukan pada abad kesepuluh oleh Gerbert dan naskah tersebut sebagai dasar untuk panduan mempelajari geometri, tentang survei. Selama abad pertengahan, ilmu bangsa Arab, yunani dan romawi  terus berkembang. Sedikit kemajuan dibuat dalam seni survei, dan  semua tulisan-tulisan yang berhubungan dengan hal tersebut disebut “geometri praktis.”. Pada abad 13, Von Piso menulis sebuah buku yang berjudul Practica Geometri,



berisi



petunjuk



tentang



survei.



Dia



juga



menulis LIber



Quadratorium yang membahas tentang  kwadran, dengan menciptakan sebuah alat berupa bingkai kuningan berbentuk persegi  dengan sudut 900 dan skala yang berbeda-beda. Dengan menggunakan pointer yang bergerak  untuk penunjuk. Astrolabe adalah sebuah Instrumen lainnya yang diciptakan. Astrolabe berupa lingkaran logam dengan berengsel pointer di pusatnya terdapat cincin di atas, jalur pembidik. Alat ini dipergunakan untuk mengukur jarak dan sudut.  Pada awal peradapan bumi diasumsikan seperti permukaan datar, tetapi tapi dengan mencatat bumi bayangan melingkar bumi di bulan selama gerhana bulan dan melihat kapal berangsur-angsur hilang saat mereka berlayar ke arah cakrawala, perlahan disimpulkan bahwa planet ini sebenarnya melengkung ke segala arah. Menentukan ukuran dan bentuk bumi secara tepat telah menjadi topik yang menarik untuk dipelajarai selama berabad-abad. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Yunani bernama Eratosthenes adalah di antara yang pertama untuk menghitung dimensi bumi secara ilmiah, yang terjadi sekitar 200 sm. Eratosthenes menyimpulkan bahwa kota-kota Mesir dan Iskandariyah  itu terletak pada meridian yang sama, dan dia juga mengamati bahwa di tengah hari pada titik balik matahari dikala musim panas, matahari berada tepat di atasnya, (Ini jelas karena pada saat hari itu, citra matahari bisa terlihat mencerminkan dari bagian bawah vertikal sumur di sana). Dia beralasan bahwa pada saat itu, matahari didaerah Iskandariyah berada di sebuah jalur meredian umum, dan jika ia dapat mengukur panjang busur antara dua kota, dan sudut itu cenderung di pusat bumi, ia bisa menghitung lingkar bumi. Dia menentukan sudut dengan mengukur panjang bayangan di Alexandria dari st



vertikal panjang dikenal ditemukan dari mengalikan jumlah hari kafilah antara Syene dan Alexandria dengan jarak rata-rata harian bepergian. Dari pengukuran ini Eratosthenes menghitung keliling bumi menjadi sekitar 25.000 mil. Pada abad 18 dan 19, seni survei maju lebih cepat. Kebutuhan untuk peta dan lokasi batas-batas nasional yang disebabkan kebutuhan Inggris dan Perancis untuk membuat titik-titik triangulasi yang akurat melahirkan periode survei geodetik. Survei pantai yang dilakukan AS (sekarang Survei Geodesi nasional dari Departemen Perdagangan AS) telah membuat monumen referensi posisi yang dapat diketahui secara tepat di seluruh negeri. Peningkatan harga nilai tanah dan pentingnya batas-batas yang tepat, bersama dengan permintaan untuk perbaikan publik di kanal, kereta api, dan jalan tol, membawa survei ke posisi penting. Barubaru ini, pada pekerjaan seperti; konstruksi umum skala besar, pengelolaan lahan dengan subdivisi yang banyak dengan catatan yang lebih baik diperlukan, dan tuntutan yang ditimbulkan oleh bidang eksplorasi dan ekologi telah mensyaratkan betapa pentingnya peran survei dan pemetaan. Survei masih merupakan tanda kemajuan dalam, penggunaan, pelestarian, dan pengembangan sumber daya bumi. Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan sipil  yang terus berkembang, survei selalu memainkan peran penting dalam kegiatan pertahanan bangsa. Perang dunia I dan II, konflik Korea dan Vietnam, dan konflik yang lebih baru di timur tengah dan Eropa telah menciptakan tuntutan yang mengejutkan untuk pengukuran yang tepat dan peta yang akurat. Ini operasi militer juga memberikan stimulus untuk meningkatkan instrumen dan metode untuk memenuhi kebutuhan ini. Survei juga memberikan kontribusi, dan manfaat, program ruang di mana



peralatan baru dan sistem yang diperlukan untuk memberikan kontrol yang tepat untuk penyelarasan rudal dan untuk pemetaan dan memetakan bagian-bagian dari bulan dan planet-planet di dekatnya. Perkembangan peralatan survei dan pemetaan kini telah berkembang ke titik di mana instrumen tradisional yang digunakan sampai sekitar tahun 1960-an atau 1970 mengalami perubahan. Peralatan pengukuran jarak elektronik pada awalnya dikembangkan sekitar tahun 1940, dan tersedia secara komersial pada 1960-an. Total Stasiun pertama (teodolit elektronik dan EDM) dikembangkan pada akhir 1970-an. Kisah  lama yang terekam oleh sejarah pada saat ini, menunjukan  perkembangan ilmu dibidang survey  pertama kali di daerah Mesir.  Herodotus menjelaskan bahwa di era Sesostris (sekitar 1400 SM) dibagi tanah mesir ke dalam sebuah gambar untuk tujuan perpajakan.  sungai nil menyapu sebagian dari plot ini, dan surveyor ditunjuk untuk menggantikan batas. Pada awalnya surveyor disebut tali tandu, karena pengukuran mereka dibuat dengan tali yang memiliki penanda di setiap satuan jarak.  



Teodolit, Dumpy Level, dan  beberapa peralatan lainnya kini telah hampir



sepenuhnya digantikan oleh sebuah instrument teknologi tinggi. Ini termasuk Instrumen Stasiun elektronik Total, yang dapat digunakan untuk secara otomatis mengukur dan merekam jarak horizontal dan vertikal dan sudut horizontal dan vertikal: dan Positioning System global (GPS) yang dapat memberikan informasi lokasi yang tepat untuk hampir semua jenis survei. Laser scanning instrumen telah dikembangkan yang menyediakan gambar dalam bentuk digital, dan gambar-



gambar ini dapat diolah untuk memperoleh informasi spasial dan peta baru menggunakan instrumen digital restitusi fotogrametri (disebut softcopy Plotter) 2.2.2 Fungsi Total Stations, dengan prosesor mikro mereka, dapat melakukan berbagai fungsi



dan



perhitungan,



tergantung



pada



bagaimana



mereka



diprogram.Kemampuan berbeda dengan instrumen yang berbeda, tetapi beberapa perhitungan standar termasuk: 1. Averaging beberapa sudut dan pengukuran jarak. 2. Mengoreksi elektronik diukur jarak dari prisma konstan, tekanan atmosfer, dan suhu. 3. Membuat kelengkungan dan refraksi koreksi ketinggian menentukan dengan meratakan trigonometri. 4. Mengurangi jarak kemiringan pada komponen horisontal dan vertikal mereka. 5. Menghitung titik ketinggian dari komponen jarak vertikal (dilengkapi dengan input keyboard instrumen dan reflektor ketinggian). 6. Komputasi koordinat titik survei dari sudut horizontal dan jarak horizontal. 1)



Rata-rata beberapa pengukuran sudut.



2)



Rata-rata pengukuran jarak beberapa.



3)



Menghitung jarak horizontal dan vertikal.



4)



Koreksi untuk suhu, tekanan dan kelembaban.



5)



Hitung invers, polars, reseksi.



6)



Menghitung X, Y dan Z koordinat.



2.2.3 Oprasi Total Station Karena Total Station berisi komponen elektronik yang halus mereka tidak kasar seperti Theodolite biasa. Mereka harus dikemas dan diangkut dengan hatihati, ditangani dengan lembut dan hati-hati dihapus membentuk kasus mereka. Pengaturan Total Station atas tanda stasiun ini mirip dengan Theodolite biasa. Ini termasuk 1. Berpusat 2. Levelling 3. Penghapusan paralaks Total Stations dikendalikan dengan entri yang dibuat baik melalui mereka built-in keyboard atau melalui keyboard data genggam collectors.Details untuk operasi masing-masing total station individu agak berbeda dan oleh karena itu tidak dijelaskan di sini. Keakuratan dicapai dengan total station terutama tergantung pada prosedur operator Hati-hati berpusat dan meratakan instrumen 1. Akurat menunjuk target. 2. Mengambil rata-rata dari beberapa pengukuran sudut yang dibuat di kedua posisi langsung dan sebaliknya Peralatan peripheral yang dapat mempengaruhi keakuratan meliputi 1. Tribrachs 2. Optical merosot 3. Prisma dan



4. Prism kutub Tribrachs harus memberikan cocok nyaman tanpa slip. Optical merosot yang di luar penyebab instrumen penyesuaian yang akan dibentuk keliru atas titik pengukuran. Tiang-tiang prisma harus sempurna vertikal dan prisma harus dipasang dengan baik pada itu. Prisma harus sering diperiksa untuk menentukan konstanta mereka.



BAB IV PENUTUP



4.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan serta pengolahan data dapat disimpulkan: 1. Pengukuran koordinat berguna untuk membentuk sebuah poligon. 2. Tingkat kesalahan pembacaan data pada alat total station sangat kecil. 3.



Kelebihan dari total station yaitu tingkat kesalahan pembacaan data sangat kecil dibandingkan semua alat ukur, tetapi memiliki kekurangan yaitu harganya sangat mahal



4.2 Saran Adapun saran untuk lab dan asisten yaitu sebagai berikut : 4.2.1 Untuk Laboratorium 1. Alatnya diperbanyak 2. H-1 acara, sebaiknya tempat dipersiapkan sebaik dan serapi mungkin 3. mencari tempat yang lebih luas lagi 4.2.2 Untuk Asisten



1. Praktikum harusnya menyenangkan bukan menegangkan 2. Lebih murah senyum 3. Lebih seru lagi



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2017. Pengertian total station, sejarah dan pengoprasian. www.indosurtamanado.com. Diakses pada 26 Oktober 2019 pukul 17.27 WITA Anonim. 2014. Total Station dan Aplikasi dalam survei. www. syafraufgisqu.wordpress.com . Diakses pada 26 Oktober 2019 pukul 18.26 WITA Yulmansyah, Rizky. 2019. Total Staion. 26Oktober 2019 pukul 17.56 WITA



www.academia.edu. Diakses pada