K3 - PBB 18 - Laporan Praktikum Pengukuran Berat Badan Dan Tinggi Badan - Anatomi Fisiologi Manusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN



Disusun oleh: Kelompok 3 Aisyah Wardatul Jannah



1304618072



Dina Melasari



1304618045



Nanda David P



1304618016



Dosen Pengampu : Drs. Refirman DJ, M.Kes. Sri Rahayu, M.Biomed.



PENDIDIKAN BIOLOGI B 2018 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020



A. Tujuan 1. Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan. 2. Mengetahui cara menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index). 3. Mengetahui cara menghitung berat badan ideal 4. Mengetahui berat badan ideal dari setiap OP 5. Mengetahui Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) setiap OP. B. Tinjauan Pustaka Istilah berat badan digunakan dalam bahasa sehari-hari, dalam ilmu biologi dan medis untuk merujuk kepada massa atau berat badan seseorang. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terhadap dua kemungkinan perkembangan barat badan, yaitudapat berkembang cepat atau lambat dari kedaan normal. Berat badan harus selalu dimonitor agar memberikan informasi yang memungkinkan intervensi gizi yang preventif sedini mungkin guna mengatasi kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang tidak dikehendaki. Berat badan harus selalu dievaluasi dalam konteks riwayat berat badan yang meliputi gaya hidup maupun status berat badan yang terakhir. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang (Anggraeni, 2012).Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran masstubuh. Berat badan ideal adalah untuk tinggi badan tertentu yang seacara statistik dianggap paling tepat dan menjamin umur panjang (BKKBN, 2002). Berat badan adalah pengukuran yang paling sederhana, cepat, mudah diukur serta diulang. BB merupakan skala pengukuran yang terpenting dan tersering digunakan untuk skala pengukuran gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan. BB merupakan pengukuran yang penting karena BB sangat sensitif terhadap perubahan yang sedikit seperti pola makan, riwayat sakit, dan dari sisi pelaksanaan pengukuran BB membutuhkan alat berupa timbangan saja, pelaksanaan pengukuran mudah, murah, dan singkat. Selain pengukuran BB, pengukuran tinggi badan (TB) juga merupakan pengukuran yang penting, sederhana dan mudah untuk dilakukan, selain itu pengukuran TB juga cepat dan alat pengukuran menggukanan microtoise atau meteran yang dapat dibuat sendiri. Hasil pengukuran TB menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam proses lama (kronis), yang jika diukur berdasarkan umur (TB/U) berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau. Proses pertumbuhan tinggi badan yang berlangsung lama merupakan salah satu kekurangan dari pengukuran TB, dan pengukuran TB secara tepat sukar untuk dilakukan (Thok, 2013). Tinggi tubuh merupakan salah satu faktor antopometri yang memberikan informasi pertumbuhan tulang seseorang. Selain itu, merupakan ukuran yang memiliki hubungan massa tubuh terhadap tinggi tubuh. Tinggi badan merupakan ukuran posisi tubuh berdiri (vertical) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepal dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada di busungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat. Tinggi badan manusia bergantung pada faktor lingkungan dan genetik. Tinggi badan manusia beragam menurut pengukuran antropometri. Kelainan variasi tinggi badan (sekitar 20% penyimpangan darirata-rata) menyebabkan seseorang



mengalami gigantismeatau dwarfisme, bila tak lebih dari variasi tersebut masih bisa dikatakan normal. Pertumbuhan rata-rata untuk setiap jenis kelamin dalam populasi berbeda secara bermakna, di mana pria dewasa rata-rata lebih tinggi daripada wanita dewasa. Selain itu, tinggi badan manusia juga berbeda menurut kelompok etnis. Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika lempeng pertumbuhan (lempeng efifisis) di ujung tulang menutup. Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun pada wanita atau 18 tahun pada pria. Tetapi, kadang-kadang pada sebagian orang, baru menutup pada usia sekitar 20-21 tahun. Berat badan ideal adalah bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Rentang dari berat badan ideal seseorang dapat diperhitungkan berdasarkan berbagai macam faktor, di antaranya: ras, jenis kelamin, usia, serta tinggi badan. Perhitungan terhadap berat badan ideal memiliki kegunaan sebagai parameter keadaan kesehatan seseorang. Dengan mempertahankan berat badan sesuai dengan rentangan berat badan yang ideal, kita dapat mengoptimalkan kesehatan dan kebugaran tubuh serta menghindarkan kita dari potensi untuk munculnya penyakit – penyakit tertentu, terutama penyakit metabolik seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, ataupun juga penyakit lain yang melibatkan organ jantung dan pembuluh darah. Selain itu, memperhitungakan berat badan ideal juga berguna untuk menentukan pola makan dan aktifitas yang sesuai, menentukan dosis obat yang sesuai, serta mengetahui keadaan pertubuhan seorang anak, apakah pertumbuhannya sudah optimal atau tidak. Berat badan ideal diyakini sebagai berat badan maksimal untuk orang dikatakan sehat, didasarkan terutama pada tinggi badan tetapi dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, usia, derajat dan perkembangan otot. Berat badan ideal atau ideal body weight (IBW) awalnya diperkenalkan oleh dr. Devine pada tahun 1974 untuk memungkinkan penilaian dosis obat pada pasien obesitas, peneliti menunjukkan bahwa metabolisme obat-obatan tertentu lebih berhubungan dengan berat badan ideal seseorang. Istilah ini didasarkan pada penggunaan data asuransi yang menunjukkan angka kematian relatif untuk pria dan wanita sesuai dengan kombinasi tinggi-berat yang berbeda. Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI) adalah jumlah berat badan ideal yang dihitung dari berat dan tinggi badan seseorang. BMI merupakan indikator yang cukup handal untuk kegemukan tubuh bagi kebanyakan orang. BMI tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, namun penelitian telah menunjukkan bahwa BMI berkorelasi dengan lemak tubuh, seperti berat air dan dual energy x-ray absorptiometry. IMT dapat dianggap sebagai alternatif untuk langkah-langkah langsung mengukur lemak tubuh. Selain itu, metode IMT yang mudah dan murah. Dalam pengukuran, indeks massa tubuh didapatkan dari hasil pembagian antara berat badan dan kuadrat tinggi badan dalam meter (Marekensson, 2004). C. Metodologi Alat 1. Timbangan berat badan 2. Alat pengukur tinggi dengan skala centi meter (cm)



Bahan 1. Probandus yang akan di ukur tinggi dan berat badannya Cara Kerja 1. Mengukur Berat Badan a. Siapkan alat penimbang dan lakukan kalibrasi b. Tanggalkan semua benda yang mungkin menambah berat badan c. Berdiri sesuai dengan posisi tubuh normal di atas timbangan, ukur dan catat hasil pengukuran 2. Pengukuran tinggi badan a. Siapkan alat pengukur tinggi badan dan lakukan kalibrasi b. Tangan menggunakan alas kaki, berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan serta tangan di samping c. Ukur jarak antara telapak kaki dengan bagian atas kepala. Usahakan garis jarak sejajar dengan poros tubuh d. Catat hasil pengukuran 3. Mengukur berat badan ideal dan indeks massa tubuh a. Berat badan ideal = (Tinggi badan – 100) ±10%) Berat badan(kg) b. Indeks Massa Tubuh (BMI) = Tinggi Badan2 (m)



D. Hasil Pengamatan OP



Usia



Jenis Kelamin



Berat Badan



Tinggi Badan



Ke-1



10



Laki-laki



50



150



Ke-2



7



Laki-laki



39



130



Ke-3



15



Perempuan



53



160



Berat Badan Ideal



BMI



45-55 kg



22.23 kg/m2



27-33 kg



23.08 kg/m2



54-66 kg



20.70 kg/m2



E. Pembahasan Pada praktikum yang dilakukan pada Senin, 9 November 2020 praktikan melakukan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan dari tiga OP. Dari ketiga OP ini kemudian dihitung berat badan ideal dan indeks masa tubuh dari setiap OP. Praktikan melakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan dengan skala kilogram (kg) diukur dengan melepaskan segala atribut yang dapat berpengaruh terhadap pengukuran, sedangkan untuk pengukuran tinggi badan kami menggunakan alat pengukur tinggi dengan skala centi meter (cm) diukur dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan kondisi badan tegak. Pengukuran ini akan menunjukkan keseimbangan antara kalori yang tersedia dengan pengeluaran energi, massa otot, lemak tubuh dan penyimpanan protein. Dari data berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pengukuran berat badan ideal dan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI). Dengan



menghitung BMI maka akan terlihat kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan setiap OP. Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut  :    Nilai BMI      < 18.5 = Berat badan di bawah normal    Nilai BMI 18.5 – 22.9 = Normal    Nilai BMI 23.0 – 24.9 = Normal Tinggi    Nilai BMI 25.0 – 29.9 = di atas normal    Nilai BMI     ≥ 30.0 = Obesitas Setelah pada OP pertama berjenis kelamin laki-laki dengan usia 10 tahun., diperoleh hasil pengukuran berat badan 50 kg dan tinggi badan 150 cm, kemudian hasil dari perhitungan berat badan idealnya adalah pada kisaran berat badan 45 kg sampai dengan 55 kg. Dari perhitungan berat badan idela ini diketahui bahwa OP memiliki berat badan yang ideal yaitu 50 kg yang angkanya berada diantara nilai dari berat badan ideal yang telah di hitung. Selanjutnya pada indeks masa tubuh yang telah di hitung didapatkan indeks masa tubuh 22.23 kg/m2., kemudian dari nilai indeks tersebut praktikan mengkatagorikan nilai kedalam kalasifikasi BMI. Hasil nilai BMI OP pertama berada dalam katagoti nilai BMI Normal yaitu pada kisaran 18.5 – 22.9 kg/m2. Selanjutnya pada OP kedua dengan jenis kelamin laki-laki dengan usia 7 tahun memiliki berat badan 39 kg dengan tinggi badan 130 cm, kemudian dari hasil perhitungan berat badan idela yang seharusnya dimiliki OP adalah pada kisaran 27 kg sampai dengan 33 kg. Dari perhitungan berat badan idela tersebut dapat diketahui bahwwa OP memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan dengan berat idealnya yaitu 39 kg. Selanjutnya pada indeks masa tubuh yang telah di hitung didapatkan nilai indeks masa tubuh 23.08 kg/m2, kemudian dari nilai ideks tersebut paraktikan mengkategorikan nilai kedalam kalasifikasi BMI. Hasil nilai BMI OP kedua berada dalam katagori nilai BMI Normal Tinggi yaitu pada kisaran 23.0 – 24.9 kg/m2. Kemudian pada OP ketiga dengan jenis kelamin perempuan dengan usia 15 tahun memiliki berat badan 53 kg dengan tinggi badan 160 cm, kemudian dari hasil tersebut dihitung berat badan ideal yang harus dimiliki oleh OP yaitu pada kisaran berat 54 kg sampai 66 kg. Dari perhitungan diketahui bahwa berat badan yang dimiliki oleh OP berada dibawah dari berat badan ideal yang harus dimiliki yaitu 53 kg. Selanjutnya indeks massa tubuh yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah 20.70 kg/m2, kemudian dari nilai ideks tersebut paraktikan mengkategorikan nilai kedalam kalasifikasi BMI. Hasil Nilai BMI OP ketiga berada dalam Katagori nilai BMI Normal yaitu pada kisaran 18.5 – 22.9 kg/m2. Setelah melakukan pengukuran terhadap 3 orang OP berjenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan usia 7, 10 dan 15 tahun., diperoleh hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang berbeda-beda dari setiap OP.Perbedaan itu dikarenakan setiap OP memiliki aktivitas, usia, nutrisi yang dimakan dan kecepatan metabolisme dakam tubuh yang berbeda-beda. Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan metabolisme mencakup ukuran tubuh, umur, seks, iklim yang mencakup derajat panas, jenis pakaian yang dipakai, dan jenis pekerjaan. Faktor lain yang menyebabkan perbedaan berat badan dan tingi badan yaitu perbedaan asupan makanan dan gizinya. Masing-masing OP mungkin memiliki asupan gizi dan kebutuhan nutrisi sehari-hari yang berbeda. Kondisi yang



mempengaruhi kebutuhan gizi sehari-hari diantaranya bobot badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia serta aktivitas, perlu juga diperhatikan apakah seseorang sedang menderita penyakit. Selain itu pula faktor genetic bias menjadi penentu perbedaan berat badan dan tinggi badan. F. Kesimpulan 1. Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan dengan skala kilogram (kg) diukur dengan melepaskan segala atribut yang dapat berpengaruh terhadap pengukuran, sedangkan untuk pengukuran tinggi badan kami menggunakan alat pengukur tinggi dengan skala centi meter (cm) diukur dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan kondisi badan tegak. Pengukuran ini akan menunjukkan keseimbangan antara kalori yang tersedia dengan pengeluaran energi, massa otot, lemak tubuh dan penyimpanan protein.Mengetahui cara menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index). 2. Dari data berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pengukuran berat badan ideal dan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Index (BMI). Dengan menghitung BMI maka akan terlihat kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan setiap OP. 3. Berat badan ideal dari seetiap OP yang di dapat yaitu pada OP pertama berjenis kelamin laki-laki, usia 10 tahun., berat badan 50 kg dan tinggi badan 150 cm, berat badan idealnya adalah 45-55 kg. Pada OP kedua jenis kelamin laki-laki, usia 7 tahun, berat badan 39 kg dan tinggi badan 130 cm, berat badan idela OP adalah 27-33 kg. Kemudian pada OP ketiga dengan jenis kelamin perempuan, usia 15 ,berat badan 53 kg dan tinggi badan 160 cm, berat badan ideal OP yaitu 54 kg- 66 kg. 4. Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) setiap OP yaitu OP pertama didapatkan indeks masa tubuh 22.23 kg/m2 berada dalam katagoti nilai BMI Normal yaitu pada kisaran 18.5 – 22.9 kg/m2. OP kedua nilai indeks masa tubuh 23.08 kg/m2, berada dalam katagori nilai BMI Normal Tinggi yaitu pada kisaran 23.0 – 24.9 kg/m2. OP ketiga memiliki indeks masa tubuh 20.70 kg/m2, yang berada dalam Katagori nilai BMI Normal yaitu pada kisaran 18.5 – 22.9 kg/m2



DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan GizI; Nutritional Care Process.Yogyakarta: Graha Ilmu. Ganong. 2002. BUku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.Guyton and Hall. 2007. Bahan Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinarharapan. Mu’tadin, Zainun. 2002. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Risiko beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka OborPopuler