Kadar Aspirin [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Riska
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONDUKTOMETRI ABSTRAK Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar aspirin dalam sampel menggunakan metode konduktometri. Titrasi konduktometri biasa digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa, berdasarkan pada perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion pada setiap temperatur mempengaruhi konduktivitas suatu larutan elektrolit. Konduktivitas suatu larutan diukur dengan cara larutan tersebut Metaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya sudah ditetapkan dengan kalibrasi, suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat. Dari hasil percobaan ini diperoleh kadar aspirin dalam tablet yang dianalisis adalah Kata Kunci : Konduktometri, Konduktivitas dan Sel konduktansi. PERCOBAAN V KONDUKTOMETRI 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah : Menentukan kadar tablet aspirin dalam sampel menggunakan metode konduktometri. 5.1.2 Latar Belakang Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi serta menganalisa suatu sampel. Salah satu metode tersebut adalah konduktometri. Salah satu metode ini merupakan sebuah analisa kuantiatif yang didasarkan pada perbedaan harga konduktansi masing-masing ion. Titrasi ini berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda dan metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionic yang terlalu tinggi. Metode konduktometri ini dapat digunakan dalam penentuan kadar suatu zat dalam sampel. Selain itu juga dapat digunakan dalam memisahkan zat-zat logam yang berbahaya yang ada dalam air. Oleh karena itu percobaan ini sangat penting sehingga dapat dilakukan pada pengaplikasian sehari-hari. 5.2 Dasar Teori Konduktometri biasanya merupakan prosedur tritasi, sedangkan konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaannya antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reager. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak eletroda harus tetap, tetapi pengenceran akan mengakibatkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentransi (Khopkar, 2003). Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tidak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan. Tergantung apakah ada atau tidak terjadinya reaksi-reaksi ionic. Jika tidak terjadi reaksi ionic, konduktans dapat naik atau turun : begitulah pada penambahan suatu basa pada suatu asam kuat, hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hydrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Ini adalah prinsipprinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas lain (Baset, 1994). Pada hokum ohm, I = E/R ; dimana ; I = arus dalam ampere, E = tegangan dalam volt, R = tahanan dalam ohm. Hokum ini berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah ohm. Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas



permukaan elektroda α. Konsentrasi ionic persatuan volume larutan Ci, pada hantaran ekivalen ionic λ, tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga : Tanda ∑ menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi besarnya bersifat aditif, karena a, dan d dalam satuan cm, maka konsentrasi C tentunya ml. Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan factor 1000. Nilai a/d = 0 merupakan factor pengganti geometri selnya dan nilainya constant untuk suatu sel tertentu sehingga disebut sebagai tetapan sel (Khopkar, 2003). Konduktivitas suatu larutan elektrolit, pada setiap temperature hanya bergantung pada ionion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah (Basset, 1994). Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak eletroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada konsentrasi tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linier lagi dengan konsentrasi (Khopkar, 2003). Perhitungan konduktivitas secara langsung dari tahanan. Sampel dan dimensi sel I dan A tidak dapat diandalkan karena distribusi arusnya rumit. Dalam prakteknya, sel dikalibrasikan dengan sampel yang diketahui konduktivitasnya. Konduktivitas larutan bergantung pada jumlah ion yang ada dan biasa dikenal sebagai konduktivitas Molar L (Anonim, 2009). Pengukuran-pengukuran hantaran biasanya dilakukan pada larutan berair (H2O adalah penghantar buruk, L H2O = 5 x 10-8 mho/cm) pada 25 0C. Pada konsentrasi tinggi, kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara linier. Ini akan memiliki maksimum, untuk selanjutnya menurun (Khopkar, 2003). Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin. Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil, yaitu aspirin



Aspirin digunakan secara luas, dalam bentuk murni atau campuran dengan obat lain (Hart,1987). Dalam pembuatan aspirin, asam salisilat sebagai alcohol dan reaksinya dengan anhidrida asetat berlangsung pada gugus hidroksil. Aspirin adalah antipiretika (penurun demam) dan analgetika (penawar nyeri). Aspirin biasanya dijual sebagai garam natriumnya, yaitu natrium asetil salisilat



5.3 Metodologi Percobaan 5.3.1 Alat dan Deskripsi Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah : - Konduktometer - Gelas Ukur - Pengaduk Magnet - Gelas Arloji - Pipet tetes - Hol Plate - Buret 50 ml - Statif & klem - Beaker glass 500 ml



- Pengaduk kaca - Neraca analitik - Erlenmeyers 125 ml 5.3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : - Tablet aspirin - Akuades - Etanol - Larutan standar NaOH 0,1 M 5.3.3 Prosedur Kerja 1. Menimbang 1 tablet aspirin dan memasukkannya ke dalam beaker glass. 2. Menambahkan 15 ml aquadest, mengaduk hingga larut. 3. Menambahkan 30 ml etanol, mengaduknya hingga tablet larut sempurna. 4. Mengencer hingga volume 250 ml dan mengaduknya hingga homogen. 5. Memipet 100 ml larutan tersebut dan memasukkannya kedalam erlenmeyers. 6. Menitrasi dengan larutan stndar NaOH dengan penambahan 0,5 ml hingga penambahan menjadi + 20 ml. 7. Membuat grafik hubnungan antara konduktansi VS volume NaOH yang dipakai. 8. Menghitung berat contoh asli. 9. Menghitung berat aspirin dalam sampel asli. 5.4.2 Pembahasan 5.4.2.1 Analisa Tablet Aspirin Percobaan ini didasarkan pada pertukaran ion dan perbedaan konduktivitasnya. Pada prosesnya, sampel yang digunakan adalah 1 tablet aspirin dengan berat 0,1980 gram yang dicampurkan dengan aquadest. Fungsi penambahan aquadest ini adalah untuk membuat aspirin sebagai sebuah larutan sehingga dapat bereaksi dengan NaOH pada saat titrasi. Jika tablet asprin tidak dilarutkan dalam air, maka tablet tersebut masih berbentuk padatan sehingga tidak bias dilakukan titrasi dengan larutan NaOH. Setelah dicampur dengan aquadest, larutan dicampurkan lagi dengan etanol. Fungsi penambahan etanol ini adalah agar aspirin dapat melarut lebih sempurna dalam larutan tersebut. Setelah melarut sempurna, larutan aspirin dititrasi dengan larutan NaOH. Tujuan titrasi ini adalah untuk mengetahui nilai konduktansi larutan aspirin. Pengamatan ini dilakukan setiap bertambahnya 0,5 ml larutan NaOH pada buret. Pada pengamatan nilai konduktansi terjadi penurunan nilai konduktan pada awal titrasi. Yaitu pada saat 0 ml NaOH konduktansi bernilai 0,34 ms/cm dan pada 0,5 ml NaOH terjadi perubahan menjadi 0,30 ms/cm. penurunan ini disebabkan oleh adanya proses pembentukan garam asetil asetat. Namun pada titrasi selanjutnya, setiap bertambah 0,5 ml larutan NaOH, semakin bertambah pula nilai konduktansinya. Hal ini karena setelah tercapainya titik ekivalen maka tidak terjadi lagi pembentukan garam sehingga konsentrasi NaOH saja yang tersisa. Selain itu, NaOH murni mempunyai nilai konduktivitas yang tinngi sehingga penambahan NaOH akan meningkatkan konduktansi. Nilai konduktansi aspirin juga tinggi. Reaksi penetralan asam asetil Dalam teori tentang konduktometri disebutkan bahwa ada penambahan suatu basa pada suatu asam hantaran, maka akan terjadi penurunan nilai hantaran. Hal ini terbukti pada saat penambahan NaOH pertama kali, nilai konduktansi aspirin mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya penggantian ion hydrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Selama reaksi penetralan aspirin terjadi perubahan nilai konduktansi yang tinggi yaitu pada volume 0,5 ml NaOH dengan nilai konduktansi sebesar 0,30 ms/cm. Sehingga nilai ini merupakan nilai pada titik ekivalen titrasi. Proses titrasi ini dapat digambarkan dengan grafik hubungan antara volume NaOH (ml) dan nilai konduktansi (ms/cm).



Berdasarkan data pengamatan pada percobaan, dapat diperoleh nilai kandungan aspirin dalam sampel, yaitu sebesar 0,009 gram. Sedangkan nilai kandungan aspirin dalam tablet pada hasil perhitungan yaitu sebesar 0,0792 gram. Besarnya nilai kandungan aspirin dalam tablet ini berbeda dengan nilai kandungan aspirin dalam tablet yang sebenarnya (yang tertera pada bungkus tablet), yaitu sebesar 80 mg (0,08 gram). Hal ini dapat dikarenakan pada saat pelarutan aspirin dengan aquadest pada beaker gelas, pelarutan tersebut tidak sempurna sehingga masih banyak aspirin yang tertinggal di beaker gelas dan tidak ikut bereaksi



5.5 Penutup 5.5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah : 1. Prinsip konduktometri didasarkan pada harga hantaran atau konduktivitas dari ion. 2. Pada pengamatan nilai konduktansi aspirin dengan penitrasian dengan NaOH terdapat penurunan nilai saat volume 0,5 ml NaOH. Hal ini disebabklan karena pada awal titrasi tersebut terjadi proses pembentukan garam asetil asetat. 3. Pada titrasi setelah 0,5 ml NaOH sampai dengan 20 ml NaOH, secara simultan nilai konduktansi mengalami kenaikan. 4. Kadar aspirin dalam sampel adalah sebesar 0,009 gram. 5. Kadar aspirin dalam tablet adalah sebesar 0,495 gram. 5.5.2 Saran Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah agar peralatan praktikum dapat lebih dipersiapkan lagi sehingga tidak memperlambat proses praktik.



http://dwitaariyanti.blogspot.com/2010/07/abstrak-tujuan-percobaan-ini-adalah.html