10 0 429 KB
KAJIAN MANFAAT RENCANA PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2018 I.
DATA ADMINISTRASI a. Pendahuluan 1)
Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena transportasi memiliki kontribusi yang besar pada kehidupan manusia dalam kaitannya dengan segala aktifitas manusia sehari-hari. Di era modern ini, aktifitas yang dilakukan oleh manusia lebih banyak dan beragam jenisnya untuk itulah keberadaan transportasi menjadi sangat penting untuk menunjang kebutuhan perpindahan dari suatu temat ke tempat lainnya. Dewasa ini perkembangan akan teknologi transportasi juga berdampak bagi kemajuan alat trasnportasi yang digunakan oleh masyarakat. Mulai dari kendaraan roda 2 (dua), roda 4 (empat) hingga kendaraan alat berat lainnya baik itu milik pribadi maupun milik industri pelayananan jasa. Banyaknya jenis kendaraan umum yang saat ini dirasa cukup membantu untuk mempermudah masyarakat mencapai tempat tujuan mereka seharihari. Namun pesatnya perkembangan teknologi transportasi tidak diiringi dengan kemajuan di bidang pelayanannya. Mulai dari ketersediaan sarana angkutan umum yang kurang memadai, ketidakpastian waktu operasi angkutan umum, keselamatan, keamanan, serta kenyamanan yang sangat minim menjadi permasalahan yang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat produktifitas para pelajar karena pelajar merupakan salah satu pengguna jasa transportasi umum. Dalam kasus lain, seringkali para operator angkutan umum enggan untuk mengangkut para pelajar pada jamjam sibuk pagi karena tarif yang ditentukan oleh pemerintah bagi para pelajar dianggap sangat murah dan merugikan operator angkutan umum. Dengan adanya perkembangan teknologi transportasi saat ini, jumlah sarana transportasi yang digunakan yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan adalah pengguna kendaraan bermotor. Pengguna kendaraan bermotor tersebut beragam mulai pelajar hingga orang tua.
Meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor juga diiringi dengan meningkatnya angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas setiap tahunnya hingga muncul istilah jalan raya sebagai pembunuh nomor satu di Indonesia. Meskipun aturan untuk membatasi pengguna jalan telah banyak diterbitkan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, namun pada kenyataannya pelanggaran masih saja tetap terjadi tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya dimana mobil dan truk besar sering melintas di daerah ini. Kecelakaan maupun pelanggaran lalu lintas cenderung didominasi oleh kendaraan roda dua dimana para pelaku ataupun yang menjadi korban salah satunya adalah anak di bawah umur. Salah satu alasan terbesar penggunaan kendaraan bermotor oleh pelajar di bawah umur adalah karena kesulitan untuk mendapatkan akses untuk menuju ke sekolah karena kurangnya sarana transportasi umum dan kecelakaan umumnya terjadi di luar jam masuk dan pulang sekolah. Selain itu berbagai macam permasalahan yang ada pada angkutan umum seperti yang telah dijelaskan di atas menjadi penyebab lain maraknya penggunaan kendaraan bermotor oleh pelajar di bawah umur. Jika alasan penggunaan kendaraan bermotor oleh pelajar di bawah umur ke sekolah adalah karena kesulitan mendapatkan akses menuju ke sekolah, hal ini bisa diatasi dengan menyediakan angkutan sekolah atau bus sekolah yang memadai terutama secara gratis tanpa memungut biaya kepada para pelajar seperti halnya dalam ketetapan Dirjen Perhubungan Darat dalam Pedoman Teknis Penyelengaraan Angkutan Sekolah Dirjen Perhubungan Darat tentang penyesuaian tarif yang diberikan sepenuhnya kepada kebijakan dari Pemerintah Daerah berlandaskan pada kepentingan operasionalnya dan membuat kebijakan menyeluruh yang melarang para pelajar di bawah umur untuk berkendara di jalan raya sehingga angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas bisa diminimalisir. Layanan transportasi sekolah merupakan kegiatan pemberian fasilitas untuk melayani antar jemput peserta didik dengan tujuan memudahkan transportasi dari dan menuju sekolah. Peserta didik akan dapat datang atau pulang sekolah dengan tepat waktu, sehingga disiplin waktu peserta didik
akan meningkat. Layanan transportasi ini dapat diwujudkan dengan mengadakan atau menyediakan bus sekolah. Bus sekolah merupakan kendaraan berdaya tampung banyak yang digunakan untuk mengangkut para pelajar ke sekolah. Bus sekolah tentunya menjadi salah satu bagian dari sistem transportasi publik di berbagai Negara termasuk di Indonesia yang dikelola dan disubsidi penuh oleh pemerintah. Di samping itu, dengan meningkatnya biaya pendidikan pada masa sekarang ini, layanan bus sekolah gratis dapat dijadikan sebagai salah satu bagian dari fasilitas pendidikan yang memberikan alternatif solusi untuk mengatasi peningkatan biaya pendidikan. Selain itu bus sekolah tentu saja memiliki banyak manfaat lainnya yaitu : 1.
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya kendaraan roda dua oleh para pelajar yang memang belum cukup umur untuk mengunakan kendaraan roda pribadi.
2.
Mengurangi kemacetan
3.
Mengurangi polusi
4.
Hemat biaya
5.
Orang tua tidak perlu repot mengantar jemput anak sekolah.
6.
Anak dapat bersosialisasi dengan murid sekolah lain di dalam bus sekolah.
7.
Angka kecelakaan pada remaja/pelajar dapat diminimalisir.
8.
Menjadikan anak lebih mandiri dan sehat (ada unsur jalan kaki untuk menuju ke halte bus sekolah)
2)
Maksud dan tujuan a. Maksud
diselenggarakannya angkutan bus sekolah gratis bagi
pelajar adalah sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam melaksanakan
program Wajib Belajar 12 Tahun, dan menekan
kepadatan lalu lintas, mengurangi tingkat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kalangan para
pelajar
pelajar,
serta mengembalikan
minat
untuk memanfaatkan pelayanan angkutan bus
sekolah gratis b. Tujuan utama dengan adanya Bus sekolah yaitu :
1) Untuk memberikan layanan transportasi bagi seluruh siswa, karena alasan jarak antara sekolah dan rumah 2) Untuk melengkapi kemungkinan keamanan transportasi 3) Untuk menciptakan kondisi yang lebih positif, baik mental, moral, dan fisik dari siswa-siswa 4) Pengoperan transportasi agar dapat diperoleh efisiensi dan ekonomis 5) Menunjukan simpati masyarakat bahwa transportasi dimaksudkan untuk keamanan, efisiensi, dan merupakan terstandard. b. Gambaran Umum 1) Letak Geografis Kondisi fisik dasar Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 7°02'29" -7°49'08" Lintang Selatan dan 107°54'10" -108°26'42" Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tasikmalaya memiliki batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tasikmalaya,Majalengka dan Kab. Ciamis; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut; dan d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sebesar 2.708,81 km2 atau 270.881 ha, secara administratif terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Tiga kecamatan merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah pesisir
dan
lautan
yaitu
Kecamatan
Cikalong,
Cipatujah
dan
Karangnunggal. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar antara 0 – 2.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Secara umum wilayah tersebut dapat dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu : bagian Utara merupakan wilayah dataran tinggi dan bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 meter dpl. Kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Tasikmalaya berturut-turut yaitu: Sangat Curam (> 40 %) sebesar1,39 %dariluasKabupaten Tasikmalaya, Agak Curam(15 % - 40 %) sebesar 25,35 %, Curam (5 % - 15 %) sebesar
27,11 %, Landai (2 % - 5 %) sebesar 13,27 %, dan Datar ( 0 % - 2 %) sebesar 32,87 % dari luas Kabupaten Tasikmalaya.Dari data kemiringan lahan terlihat bahwa sebagian besar bentang alam Kabupaten Tasikmalaya didominasi oleh bentuk permukaan datar sampai dengan agak curam, dengan kondisi kemiringan lahan tersebut kurang menguntungkan untuk pengembangan prasarana dan sarana wilayah. 2) Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2009 berdasarkan Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2016 adalah sebesar 1.754.128 jiwa yang tersebar di 39 kecamatan.Jumlah penduduk terbanyak dari seluruh kecamatan berada di Kecamatan Karangnunggal sebanyak 84.728 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan Karangjaya sebesar 12.954 jiwa Sebaran penduduk Kabupaten Tasikmalaya belum merata. Hal ini disebabkan terkonsentrasinya penduduk pada kecamatan-kecamatan dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi. Sebagian besar penduduk masih terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian Utara. Kepadatan penduduk Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan pada tahun 2019 adalah sebesar 648 jiwa/KM2. Penduduk paling padat di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2019 terdapat di Kecamatan Singaparna sebanyak 2.766 jiwa/ KM2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Pancatengah sebesar 231 jiwa/ KM2 .Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL 1 LUAS DAERAH, JUMLAH PENDUDUK DAN RATA – RATA KEPADATAN PENDUDUK TAHUN 2019 N o 1 2 3 4 5 6 7
KECAMATAN Cipatujah Karangnunggal Cikalong Pancatengah Cikatomas Cibalong Parungponteng
LUAS WILAYAH 246,67 136,33 139,66 201,85 132,68 58,58 47,27
JUMLAH PENDUDUK 65.797 84.728 64.049 46.706 49.962 31.911 35.040
KEPADATA N 267 621 459 231 377 545 741
Bantarkalong 59,83 Bojongasih 38,58 Culamega 68,32 Bojonggambir 169,29 Sodonghilir 93,11 Taraju 55,85 Salawu 50,5 Puspahiang 34,9 Tanjungjaya 36,69 Sukaraja 43,08 Salopa 121,76 Jatiwaras 73,37 Cineam 78,79 Karangjaya 47,9 Manonjaya 39,41 Gunungtanjung 36,31 Singaparna 24,82 Sukarame 19,92 Mangunreja 29,64 Cigalontang 119,75 Leuwisari 53,26 Sariwangi 49,66 Padakembang 37,71 Sukaratu 57,13 Cisayong 59,4 Sukahening 28,42 Rajapolah 21,45 Jamanis 21,28 Ciawi 45,32 Kadipaten 45,79 Pagerageung 66,74 Sukaresik 17,8 JUMLAH 2.708,82 Sumber : BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2018
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
35.846 20.078 23.987 40.137 65.516 39.111 60.214 34.206 44.319 51.074 50.594 50.067 34.851 12.954 63.069 28.856 68.653 40.780 38.480 70.831 38.199 31.732 37.251 45.929 55.197 30.747 46.560 33.761 60.288 34.290 53.619 34.739 1.754.128
3) Pola Tata Guna Lahan Penggunaan lahan eksisting berdasarkan pola ruang di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel berikut ini : kawasan budidaya dan kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya, pola ruang di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel berikut.
599 520 351 237 704 700 1.192 980 1.208 1.186 416 682 442 270 1.600 795 2766 2047 1298 591 717 639 988 804 929 1082 2171 1587 1330 749 803 1952 644
TABEL POLA TATA GUNA LAHAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Kawasan Budidaya Enclave HutanProduksiTetap HutanProduksiTerbatas Kaw. PermukimanPerkotaan Kaw. PermukimanPedesaan LahanBasah LahanKering Perkebunan Luas Total Kawasan Budidaya
No.
Kawasan Lindung
1 2 3 4 5 6
Luas (Ha)
Prosentase
788.28 2,735.20 25,502.80 2,051.70 8,559.72 49,556.00 1,195.56 6,170.56 96,559.82
0.29 1.01 9.41 0.76 3.16 18.29 0.44 2.28 35.65
Luas (Ha) 483.11 16,882,61 6,974.94 1,831.52 42,651.68
Prosentase 0.18 6.23 2.57 0.68 15.75
Hutan Konservasi HutanLindung Kaw. Gn Berapi Daerah Bahaya Kaw. Gn Berapi Daerah Terlarang Kaw. Rawan Gerakan Tanah Rendah Kaw. Rawan Gerakan Tanah 63,744.80 Menengah 7 Kaw. Rawan Gerakan Tanah Tinggi 12,241,23 8 Kaw. Resapan Air 13,417,02 9 Kaw. Rawan Tsunami 5,525,88 10 SempadanPantai 450.28 11 Sempadan Sungai 10,118,83 Luas Total Kawasan Lindung 174,321.90 Luas Wilayah KabupatenTasikmalaya 270,881.72
23.53 4.52 4.95 2.04 0.17 3.74 64.35 100.00
Sumber : RTRW Kabupaten Tasikmalaya 2011-2031 4) Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren di antaranya Pondok Pesantren Cipasung, Miftahul Huda Manonjaya, KH. Zainal Musthafa Sukamanah dan Sukahideng dan Pondok Pesantren lainnya yang hampir merata ada disetiap desa. Adapun daftar sekolah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
Tabel Jumlah ruang kelas sekolah Negeri dan Swasta jenjang pendidikan dari 39 Kecamatan Tahun 2018 TINGKATAN SEKOLAH No
MI/SD
KECAMATAN SEKOLA H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
SMP/MTS
MURID
GURU
SEKOLA H
MURID
JUMLAH TOTAL
SMA/SMK/MA GURU
SEKOLAH
MURID
GURU
Cipatujah
56
7450
415
18
3488
213
5
1520
103
Karangnunggal
63
8399
477
17
3810
268
9
3077
163
Cikalong
55
7434
410
21
2939
236
6
1469
Pancatengah
44
5455
323
18
2058
195
4
1027
69
Cikatomas
40
5236
299
19
3003
258
5
1787
101
Cibalong
33
2984
254
9
1695
115
5
732
58
Parungponteng
32
3391
263
13
1563
173
3
634
46
Bantarkalong
30
3876
239
12
2077
175
6
2649
165
Bojongasih
22
2113
137
10
827
92
5
380
36
Culamega
20
2532
156
8
728
63
1
69
9
Bojonggambir
44
4232
244
17
2166
159
5
900
51
Sodonghilir
61
6922
453
14
3322
224
7
1460
117
Taraju
29
4919
216
10
1838
123
2
955
46
Salawu
43
6140
318
15
3055
214
7
1443
104
Puspahiang
26
3180
171
8
1566
103
2
629
39
Tanjungjaya
31
4769
227
12
2483
167
6
2862
137
Sukaraja
34
5560
247
9
2429
149
3
348
37
Salopa
38
5634
297
18
4609
241
6
1908
86
Jatiwaras
45
5378
295
15
2050
144
4
1203
65
Cineam
24
2786
222
9
1393
140
3
705
56
Karangjaya
10
997
77
4
362
45
1
686
22
Manonjaya
45
6682
397
13
3132
262
8
3983
231
Gunungtanjung
21
3166
194
6
923
83
3
811
50
Singaparna
42
8090
438
16
3426
296
15
7034
402
Mangunreja
27
4073
168
9
1453
122
4
375
38
Sukarame
26
4499
247
11
2495
227
6
1790
115
Cigalontang
62
7540
381
24
2512
309
12
2033
150
Leuwisari
25
4643
202
13
1512
145
7
2685
128
Sariwangi
23
3418
174
16
2012
230
6
2984
163
Padakembang
23
3760
220
10
1481
128
7
2253
162
Sukaratu
29
5366
276
16
2262
189
9
1065
111
Cisayong
47
5760
316
10
1896
144
7
1827
95
Sukahening
20
3005
170
9
1452
143
4
826
54
Rajapolah
34
5337
264
8
3360
186
5
2941
152
Jamanis
23
3769
218
8
1175
120
3
233
32
Ciawi
38
6713
319
8
2865
188
5
3733
200
Kadipaten
22
4835
210
10
1445
114
3
1045
63
Pagerageung
39
5698
363
11
1885
179
6
2527
157
103
SEKOLAH
MURID
GURU
79
12.458
731
89
15.286
908
82
11.842
749
66
8.540
587
64
10.026
658
47
5.411
427
48
5.588
482
48
8.602
579
37
3.320
265
29
3.329
228
66
7.298
454
82
11.704
794
41
7.712
385
65
10.638
636
36
5.375
313
49
10.114
531
46
8.337
433
62
12.151
624
64
8.631
504
36
4.884
418
15
2.045
144
66
13.797
890
30
4.900
327
73
18.550
1.136
40
5.901
328
43
8.784
589
98
12.085
840
45
8.840
475
45
8.414
567
40
7.494
510
54
8.693
576
64
9.483
555
33
5.283
367
47
11.638
602
34
5.177
370
51
13.311
707
35
7.325
387
56
10.110
699
39
Sukaresik
23
JUMLAH
1349
3896
222
189637
10519
7
855
481
83.602
99
6.661
2
207
428
65.016
35
32
3.951
2.037
5) Kondisi Transportasi Saat Ini a) Kondisi Lalu Lintas Kondisi lalu-lintas di Kabupaten Tasikmalaya saat ini lambat laun mulai mengkhawatirkan, kemacetan bukan hal yang aneh. Hampir setiap hari jalan di ibukota Kabupaten Tasikmalaya mengalami kemacetan. Kondisi tersebut dikarenakan pertumbuhan
kendaraan
pribadi dan sepeda motor yang sangat tinggi. Sedangkan fasilitas angkutan umum sangat terbatas dan juga kurang dapat diandalkan. Bus sekolah merupakan sarana transportasi alternatif bagi para pelajar
yang
disediakan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Tasikmalaya sebagai wujud nyata kepedulian
dari
pemerintah
Daerah Kabupaten Tasikmalaya terhadap perjalanan anak sekolah. Bus
sekolah merupakan
Bantuan
Langsung
Pelayanan
(BLP)
untuk meringankan biaya pendidikan. Pemerintah Pusat melalui Kementrian Perhubungan memberikan bantuan Bis Sekolah dengan tujuan
sebagai
sarana
edukasi
yang
memberikan kemudahan,
kelancaran dan kenyamanan bagi pelajar pengguna angkutan sekolah. Dengan adanya bus sekolah, para pelajar diharapkan dapat lebih aman selain itu dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor yang pada akhirnya dapat mengurangi kemacetan lalu-lintas di Ibukota Kabupaten Tasikmalaya. Saat ini pelajar/mahasiswa sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju sekolahnya dengan alasan harus berganti kendaraan dari rumah menuju sekolah ataupun waktu tunggu angkutan umum yang terlalu lama padahal mayoritas dari para pelajar belum memenuhi syarat untuk mengendarai kendaraan pribadi. Dengan banyaknya pelajar yang menggunakan kendaraan pribadi, akan berdampak kepada kepadatan lalu lintas, dan para pelajar belum sepenuhnya memahami tata cara berlalu lintas mengakibatkan banyaknya tingkat kecelakaan lalu lintas seperti pada tabel dibawah ini Jumlah
Jumlah Korban
Faktor
5.179
356
338.25 5
21.13 1
No.
Tahun
Jumlah Lokasi
Kejadian Kecelakaan
MD
LB
LR
Jumlah
1.
2018
83
83
46
26
84
156
2.
2017
109
109
77
12
92
181
3.
2016
109
109
89
-
93
182
Penyebab Kecelakaan Batas Kecepatan Batas Kecepatan Batas Kecepatan
Sumber : Satlantas Polres Tasikmalaya
Dari data di atas bahwa sekitar 50 % merupakan usia produktif antara usia 16 Tahun s.d. 35 Tahun hal ini menjadi tantangan bagi Pemerintah untuk
mengurangi
tingkat
kecelakaan
berupaya
yaitu
dengan
dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan, dan Milenial Road Safety Festival
sebagai
upaya
pemerintah
untuk
mengurangi
tingkat
kecelakaan.
b). Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Tasikmalaya a. Jaringan Jalan Kabupaten Tasikmalaya (panjang jalan, kelas jalan) Jumlah kesuluruhan panjang jalan di Kabupaten
Tasikmalaya adalah
1303,33 km yang kondisinya baik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Status kewenangan pengelolaan dan pemeliharaan jalan dijelaskan pada Tabel
dibawah ini, Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status
Kewenangan Mengelolanya di Kabupaten Tasikmalaya (km) Tahun 2018 dibawah ini. Beberapa ruas jalan akan dibangun dan ditingkatkan kualitasnya diantaranya pembukaan jalur jalan yang menghubungkan Ciawi ke Singaparna yang sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian. Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Kewenangan Mengelolanya di Kabupaten Tasikmalaya (km) Status Jalan Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
2018
2017
2018
2017
2018
80,65
123,65
123,65
1.110,41
1.012,46
b. Kerikil
125,38
125,38
c. Tanah
67,54
67,54
0
97,92
Keadaan Jalan
Jalan Negara 2017
Jenis Permukaan a.
Diaspal
d. Lainnya
80,65
JUMLAH
80,65
80,65
123,65
123,65
1303,33
1303,33
Sumber BPS Kabupaten Tasikmalaya
b. Data Inventarisasi Kondisi Jaringan Jalan Dan Kelas Jalan Di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya Panjang jalan Tingkat kewenangan Kabupaten di Kabupaten Tasikmalaya sepanjang 1.303,33 km yang kondisinya baik mengalami peningkatan 3,8 % pada tahun 2019 seperti ditunjukkan pada Tabel 5 Panjang Jalan (Km) Menurut Daerah Kewenangan dan Kondisi Tahun 2019. Kondisi tersebut berpengaruh pada daya saing dalam pengembangan perekonomian daerah karena menghambat arus barang dan jasa serta mengurangi minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Tasikmalaya. Pemerintah Daerah berusaha untuk terus memperbaiki jalur jalan yang rusak dan membuka jalur jalan ke daerah-daerah
yang
dianggap
cukup
bisa
mengembangkan
potensi
perekonomian. Tabel 5 Panjang Jalan (Km) Menurut Daerah Kewenangan dan Kondisi Tahun 2019 Status Jalan Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
2018
2019
2018
2019
2018
2019
80,65
80,6
123,65
123,6
553,96
575,62
306,6
306,99
c. Rusak Ringan
215,832
198,32
d. Rusak Berat
226,005
222,39
1303,33
1303,33
Keadaan Jalan Kondisi Jalan a.
Baik
5
5
b. Sedang
JUMLAH
80,65
80,6 5
123,65
123,6 5
Sumber BPS Kabupaten Tasikmalaya
Secara umum jaringan jalan di Kabupaten Tasikmalaya merupakan jaringan jalan kabupaten yang membentuk pola sistem jaringan jalan full motorization, dimana seperti yang telah diungkapkan pada gambaran umum, diketahui jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan kewenangannya terdapat jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa.
c. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya berdasar Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tasikmalaya 2017-2023 Penataan jaringan jalan dan jembatan menyangkut dua hal, yaitu melengkapi pola jaringan yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan atau jembatan yang kurang memenuhi syarat. Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola perhubungan ini adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing kawasan perkotaaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan kawasan perkotaaan Pusat Pelayanan Kawasan harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa melalui pusat pelayanan lainnya. Hal ini adalah untuk meningkatkan dan mendayagunakan interaksi antar pusat permukiman perkotaan tanpa harus membebani pusat kota dari segi lalu lintasnya.
2. Pada masing-masing PKL, PPK sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa melalui pusat kegiatan/pelayanan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional antar kawasan pada tingkat yang lebih rendah.
3. Undang –undang No 38 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah N0 34 tahun 2006 tentang Jalan, dimana pada undang-undang dan peraturan perundanan tersebut membahas tentang fungsi dan kelas jalan serta status jalan. Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta peningkatan jalan yang ada. Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya meliputi: a. Jaringan Jalan Nasional Rencana
pengembangan
jaringan
jalan
nasional
di
Kabupaten
Tasikmalaya meliputi :
1. Pembangunan Jaringan jalan bebas hambatan Pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) berupa jalan tol Cileunyi-Nagrek-Ciamis-Banjar melalui ruas jalan Raya Garut – Tasikmalaya berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
2. Pengembangan rencana jalan arteri primer
Meliputi ruas jalan ruas jalan Kadipaten – Rajapolah, ruas jalan Rajapolah – Cisayong, dan ruas jalan Ciawi – Kadipaten.
3. Pengembangan rencana jalan kolektor primer 1 (satu) Meliputi ruas jalan ruas jalan Rajapolah – Indihiang, ruas jalan Cibeureum – Manonjaya, ruas jalan Manonjaya – Cimaragas, ruas jalan Urug – Karangnunggal, ruas jalan Karangnunggal – Cipatujah, ruas jalan Salawu – Singaparna, ruas jalan Singaparna – Mangkubumi, ruas jalan Cikaengan – Cipatujah dan ruas jalan Cipatujah – Kalapagenep. b. Jaringan Jalan Provinsi Rencana
pengembangan
jaringan
jalan
provinsi
di
Kabupaten
Tasikmalaya meliputi pengembangan rencana jalan kolektor primer 2 (dua) meliputi ruas jalan ruas jalan Ciawi – Singaparna, ruas jalan Manonjaya – Salopa, ruas jalan Sukaraja - Karangnunggal- Cipatujah, ruas jalan Papayan -Cikalong dan ruas jalan Mangunreja - Sukaraja. c. Jaringan Jalan Kabupaten Rencana
pengembangan jaringan jalan kabupaten di
Kabupaten
Tasikmalaya meliputi;
1. Pengembangan jalan kolektor primer 3 (tiga) Meliputi ruas jalan ruas jalan Ciawi – Singaparna, ruas jalan Ciawi – Panumbangan, ruas jalan Ciawi – Pasirhuni, ruas jalan Cibalong – Derah, ruas jalan Cikatomas – Cimedang, ruas jalan Cilangkap – Cineam, ruas jalan Cineam -
Sirnajaya – Citalahab, ruas jalan
Cirenude – Cihanura, ruas jalan Cisaruni – Padakembang, ruas jalan Ciseda – Sayuran, ruas jalan Ciwatin – Kalapagenep, ruas jalan dalam kota Ciawi, ruas jalan dalam kota Rajapolah, ruas jalan dalam kota Singaparna, ruas jalan dalam kota Mangunreja, ruas jalan dalam kota Manonjaya, ruas jalan dalam kota Sukaraja, ruas jalan dalam kota Cikatomas, ruas jalan dalam Kota Taraju, ruas jalan Darawati – Culamega – Bojonggambir, ruas jalan Derah – Simpang Urmi, ruas jalan Eureunpalay – Bojongasih, ruas jalan Gunungsari – Cipanas, ruas jalan Terminal Ciawi, ruas jalan Kudang –Cibeuti, ruas jalan
Mangunraja – Sukaraja, ruas jalan Manonjaya – Salopa, ruas jalan Pagendingan – Cisayong, ruas jalan Pamoyanan – Suryalaya, ruas jalan Papayan – Cikalong, ruas jalan Pasirgintung – Lengkongbarang, ruas jalan Rajapolah – Kiarajangkung, ruas jalan Simpang – Arjasari – Cisaruni, ruas jalan Singaparna – Sariwangi, ruas jalan Singaparna – Cigalontang, ruas jalan Sindangreret – Cidadap, ruas jalan Taraju – Bojonggambir, ruas jalan Taraju – Sodonghilir – Derah, ruas jalan Warungpeuteuy- Taraju, ruas jalan Sukagalih – Ciponyo, dan ruas jalan Sariwangi – Parentas;
2. Pemeliharaan Jalan Lokal Rencana pemeliharaan jaringan jalan lokal kabupaten yang ada di Kabupaten Tasikmalaya sejumlah 176 ruas jalan
3. Pengembangan Jalan Lokal Adapun rencana pengembangan jaringan jalan lokal kabupaten yang ada di Kabupaten Tasikamalaya sejumlah 2178 jalan desa dari 341 Desa. b) Kondisi Angkutan Jalan Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya secara keseluruhan adalah 2.708,82 Km 2 , terdiri dari 39 Kecamatan yang terdiri dari 351 desa. Tiga kecamatan mempunyai wilayah pesisir dan lautan dengan luas total 200,72 Km 2 atau 7,41 persen dari luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tasikmalaya 2018, tercatat pada Tahun 2017 jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Cigalontang
sebanyak
70.558
orang
(4.04%)
dan
Kecamatan
Singaparna sebanyak 68.385 orang (3,91%). Adapun kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah Singaparna 2.775 orang per Km2 dan di Rajapolah dengan kepadatan 2,162 orang perk Km2 . (Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka, 2018) Dengan semakin bertambahnya jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah Singaparna, semakin bertambah juga pergerakan yang terjadi di ruas jalan Singaparna sebagai ibukota kabupaten ditambah dengan pergerakan antar wilayah yang melalui ruas jalan di Singaparna, yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan. Transportasi jalan masih menjadi
andalan utama, untuk melakukan perjalanan antar wilayah guna mendukung pembangunan daerah, dan transportasi yang efektif dan efisien menjadi harapan bagi masyarakat. Sistem transportasi Kabupaten Tasikmalaya yang berpusat di Terminal Singaparna menggambarkan bahwa pola rute yang umum digunakan adalah radial. Pola rute radial yang digunakan untuk sistem transportasi di Kabupaten Tasikmalaya, tentunya memiliki keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan dan kerugian dari pola rute radial adalah; 1. Keuntungan: a.
Perjalanan ke pusat suatu wilayah (Singaparna) dapat dilakukan dengan satu lintasan;
b.
Transfer di pusat suatu wilayah mudah.
2. Kerugian: a.
Perlu terminal yang besar di pusat suatu wilayah;
b.
Perjalanan antar sub urban perlu transfer;
c.
Beban lalu lintas di pusat suatu wilayah besar.
Angkutan umum yang memberikan pelayanan dalam trayek yang memiliki ijin, tetap, dan teratur di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari jenis mobil penumpang umum, bus kecil (ELF), bus kecil, bus sedang, dan bus besar. Sementara untuk angkutan umum dengan trayek tanpa ijin dilayani oleh ojek, becak, dan delman. Berbeda dengan keadaan kota besar ataupun sedang yang keseluruhan jaringan jalannya merupakan jaringan trayek, di Kabupaten Tasikmalaya hampir 41 % jaringan jalannya
bukan merupakan trayek angkutan
umum, hal tersebut dapat diakibat oleh berbagai macam hal, yang diantaranya adalah : 1. Kondisi jaringan jalan yang tidak memungkinkan untuk dijadikan jaringan trayek; 2. Kurangnya angkutan umum; 3. Kurangnya minat/kebutuhan masyarakat akan adanya trayek angkutan umum pada lokasi – lokasi tertentu;
4. Tata guna lahan di Kabupaten Tasikmalaya yang tidak menjadikan angkutan umum sebagai transportasi utama masyarakat dalam melakukan pergerakan. 5. Kondisi sekolah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar tidak dilalui angkutan umum, dan ada pula yang dilalui angkutan umum tetapi siswa harus menggunakan angkutan umum 2 kali. II.
DATA TEKNIS a. Permasalahan Angkutan dan Pemecahan Masalah 1) Permasalahan Dari hasil kajian yang dilakukan oleh Badan Penelitan dan Pengembangan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia Permasalahan yang dihadapi pada saar ini yaitu : a)
Kondisi Angkutan umum yang ada pada saat ini belum melintasi sekolah – sekolah yang berada pada ruas jalan baru.
b)
Waktu tempuh untuk sampai kesekolah terlalu lama
c)
Waktu tunggu yang lama dikarenakan angkutan umum yang ada masih sedikit
d)
Pelajar harus berganti kendaraan untuk menuju sekolah
e)
Penggunaan kendaraan pribadi sebagai alternative menuju sekolah
2) Upaya Pemecahan Masalah a) Upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah Upaya upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah khususnya Dinas Perhubungan adalah : (1) melakukan sosialisasi kepada Siswa untuk menggunakan angkutan umum (2) pengalihan rute angkutan umum pada waktu waktu tertentu (Buy the service) (3) pengadaan angkutan bis sekolah. b) Sejauh mana bantuan sarana dapat memecahkan masalah (1)
Dari hasil sosialisasi dengan pengusaha angkutan umum untuk saat ini menolak dialihkan rute angkutan umum pada waktu waktu tertentu dikarenakan pengusaha angkutan umum
sekaligus
pengemudi
angkutan
umum
sudah
memiliki
langganan penumpang yang harus diangkut dari asal ke tujuan maupun sebaliknya (2)
Akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi bagi para pelajar apabila ada pelayanan bis sekolah gratis.
(3)
Mengurangi tingkat kecelakaan untuk usia produktif
b. Analisis Permasalahan 1) Perhitungan besarnya jumlah permintaan penumpang Dari hasil analisa yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementian Perhubungan adalah sebagai berikut : Cross tab antara jarak rumah ke sekolah dan moda yang digunakan ≤ 1 km
2 - 5 km
6 - 9 km
≥ 10 km
Total
1
15
10
2
2
29
2
12
9
5
4
30
3
9
8
8
6
31
4
11
7
6
4
28
5
8
9
7
2
26
6
6
5
6
3
20
7
8
8
6
6
28
8
7
6
5
7
25
9
9
9
6
6
30
10
12
8
7
4
31
11
11
5
3
3
22
Total
108
84
61
47
300
Sumber : Hasil pengolahan data, 2017 1.
Jarak < 1 km Pada jarak < 1 km, moda yang paling banyak digunakan adalah jalan kaki (66,67%), sepeda motor (6,667%+20,00%=26,67%), dan angkutan umum (6,67%).
2.
Jarak 2 – 5 km
Pada jarak 2 – 5 km, moda yang paling banyak digunakan adalah sepeda motor (10,14%+31,88%=42,29%), jalan kaki (27,54%), dan angkutan umum (24,64%). 3.
Jarak 6 – 9 km Pada jarak 6 – 9 km, moda yang paling banyak digunakan adalah sepeda motor (20,00%+30,00%=50,00%) dan angkutan umum (40,00%).
4.
Jarak > 10 km Pada jarak > 10 km, moda yang paling banyak digunakan adalah sepeda motor (57,14%+28,57%=85,71%) dan angkutan umum (14,29%).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada jarak dekat, jalan kaki merupakan moda yang paling banyak digunakan. Namun, pada jarak sedang dan jauh, moda yang paling banyak digunakan adalah sepeda motor. Pada uraian di atas, terdapat proporsi yang relatif besar untuk pengguna angkutan umum pada jarak sedang, meskipun proporsi pengguna angkutan umum tersebut masih di bawah proporsi pengguna sepeda motor. 2) Rencana kinerja pelayanan bus meliputi : a) Trayek yang direncanakan (1) Rencana Jaringan Trayek untuk Bis sekolah adalah Jalan Raya Cisinga (Ciponyo) – Muhtamar – Jalan Raya Timur – Kudang – Jalan Raya KHZ Mustofa – Jalan Raya Pemda (Mesjid Agung)Terminal Singaparna (2) Terminal Cipatujah - Ruas Jalan Nasional – Sindangkerta Ciawungading b) Jarak tempuh (1) Jarak Tempuh Jalan Raya Cisinga (Ciponyo) – Jalan Raya Pemda (Mesjid Agung) – Terminal Singaparna 11 KM (2) Jarak
Tempuh
Terminal
Ciawungading 18,4 KM c) Jam operasi
Cipatujah
–
Sindangkerta
-
Jam Operasional untuk angkutan bis Sekolah adalah dari jam 06.00 s.d. 08.00 dan jam 14.00 s.d. 16.00 d) Perhtiungan kebutuhan armada bus Jumlah pengguna angkutan umum saat ini adalah 192 apabila daya angkut
bis sekolah ssebanyak 45 termasuk berdiri maka kebutuhan
bis sekolah adalah sebanyak : 4 Armada
e) Biaya Operasi Kendaraan (BOK) 1
BIAYA LANGSUNG
a. Biaya Penyusutan
Rp
-
Seat - Km
b. Biaya Bunga modal
Rp
-
Seat - Km
c. Biaya Awak Bus
Rp
22,91
Seat - Km
d. Biaya B B M
Rp
107,95
Seat - Km
e. Biaya Ban
Rp
24,00
Seat - Km
f. Biaya Pemeliharaan kendaraan
1). Biaya Service Kecil
Rp
15,28
Seat - Km
2). Biaya Service Besar
Rp
8,56
Seat - Km
3). Biaya Pemeriksaan Umum
Rp
-
Seat - Km
4). Biaya Penambahan Olie Mesin
Rp
18,29
Seat - Km
5). Biaya Cuci Bus
Rp
6,46
Seat - Km
6). Biaya Penggantian Suku Cadang
Rp
-
Seat - Km
7). Biaya Overhaul Body
Rp
-
Seat - Km
8), Pemeliharaan dan Repair per bus-Km
Rp
-
Seat - Km
g. Retribusi terminal
Rp
-
Seat - Km
h. STNK
Rp
0,57
Seat - Km
i. Biaya kir kendaraan
Rp
0,18
Seat - Km
j. Biaya asuransi
Rp
-
JUMLAH
Rp
204,22
2
BIAYA TIDAK LANGSUNG Biaya Tidak Langsung
Rp
1,94
Seat - Km
BIAYA POKOK PER SEAT - KM
1.
Biaya langsung
Rp
204,22
Seat - Km
2
Biaya tidak langsung
Rp
1,94
Seat - Km
Rp
206,15
Seat - Km
A. BIAYA POKOK PER HARI
Rp
958.000
B. BIAYA POKOK PER BULAN
Rp 23.947.000
C. BIAYA POKOK PER TAHUN
Rp 287.360.000
TOTAL BIAYA POKOK PER SEAT - KM
f) Rencana Subsidi dan Penyediaan Anggaran Operasional
Subsidi untuk angkutan bis sekolah sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah daerah III.
PENUTUP a. Kesimpulan Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya bus sekolah gratis akan memberikan banyak manfaat untuk para pelajar. Mulai dari menghemat transport hingga mencegah datang telat menjadi keuntungan yang dirasakan pelajar yaitu : 1. Menghemat biaya transportasi Sudah pasti ongkos transport ke sekolah akan jauh lebih hemat. Para siswa atau pelajar SD, SMP, SMA, dan SMK sederajat yang berseragam yang awalnya harus bayar menjadi gratis. Bahkan, bagi mereka yang tadinya harus isi bensin untuk motornya kini bisa menyimpan uang bensinya untuk ditabung dan digunakan untuk kebutuhan sekolah lainnya. 2. Lebih on time Datang ke sekolah dan pulang ke rumah terlambat biasanya menjadi hal yang sering dialami oleh pelajar. Kondisi jalan yang macet menjadi faktor utama mengapa hal itu kerap terjadi. Dengan bus sekolah gratis ini, para pelajar bisa mengukur waktu mereka untuk bisa sampai ke sekolah atau sampai ke rumah. Adapun Jam Operasi bus sekolah gratis ini umumnya tiba pada pagi hari pukul : 05.30 - 07.00, Siang pukul : 11.00 - 16.00, dan sore pukul : 17.00 18.30. 3. Bisa belajar sebelum ulangan Nah, kalau kamu naik bus gratis pelajar ini, kamu pastinya bisa belajar sebelum ulangan dari dalam bus. Begitu sampai di sekolah, materi ulangan yang diujikan sudah pasti bisa kamu kerjakan dengan mudah. 4. Aman dan nyaman Dengan bus sekolah gratis ini, pelajar akan lebih aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan pelajar akan terhindar dari yang namanya berdesak-desakan, bebas copet, bebas dari tangan - tangan jahil lainnya, dan yang pasti para siswa akan mendapat kursi duduk. Hal ini dikarenakan semua yang naik adalah khusus pelajar 5. Santai bareng teman
Dengan bus gratis pelajar ini, para siswa bisa bersantai bersama teman sebayanya di dalam kendaraan. Bisa saling bercerita bahkan bercanda pun mereka lakukan bersama. Jadi, jangan heran jika mereka lebih suka bersama teman dibandingkan diajak pergi bersama ayah-bundanya. b. Saran Dengan luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang luas dan angkutan umum yang belum merata bagi pengguna jasa angkutan umum, maka pemerintah Kabupaten Tasikmalaya perlu adanya pengadaan bus sekolah dan pelayanannya bukan hanya berada di wilayah Ibukota Kabupaten Tasikmalaya akan tetapi kewilayah-wilayah yang belum dilayani oleh angkutan umum dan melakukan penambahan armada bus sekolah, memperluas rute dari bus sekolah, melaksanakan sosialisasi yang inovatif dan kreatif agar pelajar tertarik menggunakan bus sekolah, serta hendaknya dibuat Peraturan khusus tentang program bus sekolah di Kabupaten Tasikmalaya seperti Peraturan Bupati, sehingga program bus sekolah bisa berjalan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. IV.
LAMPIRAN -
Peta Jaringan Trayek yang diusulkan
Jalan Raya Cisinga (Ciponyo) – Muhtamar – Jalan Raya Timur – Kudang – Jalan Raya KHZ Mustofa – Jalan Raya Pemda (Mesjid Agung)Terminal Singaparna
Terminal Cipatujah – Sindangkerta - Ciawungading
-
Photo – photo kegiatan siswa
-
Pendidikan merupakan aspek yang berperan dalam meningkatkan hidup masyarakat. Kegiatan peningkatan kualitas pendidikan oleh pemerintah salah satunya memberikan bantuan untuk kegiatan siswa di sekolah. Selain bantuan tersebut, pemerintah juga harus meningkatkan layanan pendidikan lainnya, seperti layanan angkutan sekolah. Transportasi tidak bisa dipisahkan dengan pelajar karena merupakan alat penunjang untuk beraktivitas kesekolah. Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta, dengan jumlah pelajar sebanyak 534.936 pelajar, penting adanya angkutan sekolah khusus pelajar. Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perhubungan memiliki inovasi kebijakan transportasi publik bagi pelajar, program tersebut bernama program bus sekolah. Program bus sekolah sudah ada sejak 2003 namun berhenti sementara karena mendapat penolakan dari supir angkutan umum saat itu. Program yang diberikan untuk pelajar tingkat SD sampai SMA bisa menggunakan bus sekolah ini.. Tujuan program bus sekolah yaitu mengurangi kemacetan, mengurangi angka kecelakaan pelajar. Manfaat dari program bus sekolah, seperti menghemat biaya transport dan memberikan rasa aman bagi pelajar yang menggunakan bus sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan evaluasi pelaksanaan program bus sekolah di Kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini yaitu menggunakan 6 kriteria evaluasi menurut William N. Dunn yaitu efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, ketepatan. Narasumber penelitian ini terdiri dari Staf Bidang Angkutan, Staf Bagian Umum dan Kepegawaian dan pelajar pengguna bus sekolah sebanyak 4 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa program bus sekolah di Kota Surabayamasih belum efektif dalam pelaksanaannya selama ini. Pada segi efisiensi sudah baik program bus sekolah Dalam hal kecukupan masih belum tercukupi karena terbatasnya armada karena hanya empat unit bus yang dimiliki, dalam hal perataan masih belum merata, karena masih terbatasnya rute yang dilewati. masih adanya penolakan dari para supir angkutan umum di Kota Surabaya. Pada responsivitas program bus sekolah mendapat respon yang positif dari pengguna bus sekolah. Dasar hukum Bus Sekolah menggunakan Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No: SK.967/AJ.202/DRJD/2007 tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan sekolah sehingga dalam ketepatan sudah tepat serta sasaran yaitu pelajar di Kota Surabaya. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah melakukan penambahan armada bus sekolah, memperluas rute dari bus sekolah, melaksanakan sosialisasi yang inovatif dan kreatif agar pelajar tertarik menggunakan bus sekolah, serta hendaknya dibuat Peraturan khusus tentang program bus sekolah di Kota Surabaya seperti Peraturan Walikota, sehingga program bus sekolah bisa berjalan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.