Kajian Pembangunan Terminal Purabaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



LATAR BELAKANG MASALAH Sarana transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki kondisi sosial demografis wilayah yang memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut (Susantoro & Parikesit, 2004:14). Terminal Purabaya sebagai salah satu sarana transportasi umum di Surabaya setiap harinya melayani kebutuhan masyarakat dalam melakukan perpindahan tempat. Terminal ini berada di desa Bungurasih Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo dengan luas ± 12 Ha. Letak terminal ini sangat strategis dimana hanya 20 menit dari Airport Juanda Internasional dekat dengan jalan tol Surabaya-Gempol (Profil Kota Surabaya, 2007). Adanya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai upaya perwujudan otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, khususnya pendapatan yang bersumber dari retribusi daerah perlu ditingkatkan sehingga kemandirian daerah dalam hal pembiayaan pemerintahan di daerah dapat terwujud dengan baik (Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009). Retribusi terminal Purabaya merupakan salah satu sumber retribusi daerah yang potensial dan perlu dikembangkan untuk dapat memberikan kontribusi yang maksimal. Hingga Mei 2013, kegiatan pembangunan guna revitalisasi dan pengembangan terminal Purabaya masih kian berjalan (purabayabusterminal.wordpress.com). Walaupun lokasi terminal Purabaya berada di Kabupaten Sidoarjo namun pengelolahan terminal dilakukan oleh Pemerintah Surabaya. Disisi lain, para pemangku kepentingan berlomba-lomba untuk turut serta berkontribusi melaksanakan pengembangan terminal Purabaya guna meningkatkan kualitas sarana transportasi umum di kota Surabaya. Proses pembangunannya dilakukan bertahap dimana dana yang telah digunakan untuk pembangunan adalah sebesar kurang lebih 7 Milyar Rupiah yang berasal dari Pemerintah Kota Surabaya. Hal ini sangat tidak sejalan apabila ditinjau dari lokasinya yang terletak pada Kabupaten Sidoarjo dimana menuntut pengaturan bagi hasil dimana dalam pengelolahannya dipegang penuh oleh Pemerintah Kota Surabaya. Untuk dapat meningkatkan peran terminal Purabaya ini maka dilakukan pembangunan dari segi fisik dan non fisik. Untuk itu diperlukan suatu langkah pembiayaan yang strategis dan terencana guna meningkatkan peran ketersediaan terminal Purabaya dalam meningkatkan transportasi dan meningkatkan pendapatan asli daerah kota Surabaya.



1



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan critical review ini adalah untuk mengkritisi permasalahan pembangunan terminal Purabaya ditinjau dari letak fisiknya serta memaparkan potensi ketersediaan terminal Purabaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.



TINJAUAN PUSTAKA Pembiayaan Pembangunan Dalam Penataan Ruang Suatu kota/wilayah akan senatiasa berkembang ditinjau dari berbagai aspeknya. Dalam hal ini diperlukan suatu upaya pembangunan guna merevitalisasi maupun publikasi suatu kawasan. Adanya kegiatan pembangunan tentunya membutuhkan peran serta dari pihak stakeholder yang bersangkutan. Adanya kebijakan serta regulasi yang mengatur dapat dijadikan sebagai pedoman guna meningkatkan kegiatan pembangunan yang ada. Sumber pembiayaan pembangunan terdiri atas dua jenis, yaitu sumber pembiayaan konvensional dan non-konvensional. Pembiayaan konvensional merupakan sumber-sumber penerimaan yang diperoleh dari pemerintah (pembiayaan publik) yaitu dari anggaran pemerintah (APBN/APBD) melalui: 



Pajak: suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah, pungutan tersebut didasarkan pada UU, pemungutnya dapat dipaksakan kepada subjek pajak, tidak ada balas jasa langsung yang ditujukan kepada penggunanya. Contohnya seperti pajak penghasilan, PBB, PPN, dll







Retribusi: pungutan pemerintah karena pembayar menerima jasa tertentu dari pemerintah. Contohnya seperti retribusi parkir, retribusi air/listrik, retribusi perijinan







Transfer: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah pembagian hasil sebagai sumber pembiayaan akibat. Contohnya seperti DAU, DAK, dana otonomi khusus, dll







Hutang: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah dengan kewajiban mengembalikan pada jangka waktu tertentu kepada pemberi hutang. Contohnya seperti hutang luar negeri, hutang antar daerah, dll







Laba perusahaan: sejumlah uang yang diterima pemerintah pusat/daerah yang berasal dari laba perusahaannya. Contohnya seperti laba BUMN, BUMD.



2



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



Sedangkan pembiayaan non-konvensional pada dasarnya merupakan inovasi sumbersumber penerimaan yang tidak dibatasi oleh sumber penerimaan pajak dan bukan pajak dimana terdiri atas kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Secara teoritis, modal bagi pembiayaan pembangunan dapat diperoleh dari 3 sumber dasar yakni pemerintah/public, swasta/private, dan gabungan antar keduanya.



Proyek Pembangunan Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dari sudut pandang investor, proyek adalah konversi uang pada saat sekarang dengan perhitungan untuk memperoleh arus dana di masa yang akan datang. Proyek proyek investasi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 



Proyek penghasilan arus dana,







Proyek penghematan biaya, dan







Proyek dengan manfaat jangka panjang. Dalam suatu proyek pembangunan akan dihasilkan keuntungan atau disebut benefit.



Benefit yang berdasarkan evaluasi proyek umunya lebih bersifat social benefit daripada financial benefit. Untuk perhitungan studi kelayakan bisnis lebih menekankan pada financial benefit daripada social benefit. Disisi lain, besar kecilnya dampak proyek terhadap perekonomian masyarakat, berhubungan erat dengan besar kecilnya jumlah investasi yang ditanam pada suatu proyek. Semakin besar proyek yang dikerjakan, semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian masyarakat.



Retribusi Daerah Sebagai Optimalisasi Pemabngunan Daerah Retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Retrbusi terbagi atas 3, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum terdiri atas pemanfaatan pelayanan kesehatan, pendidikan, persampahan, parkir, pasar, dan sebagainya. Retribusi jasa usaha terdiri atas pertokoan, terminal, tempat rekreasi, olahraga, dan lain sebagainya. Sedangkan retribusi perizinan tertentu diperoleh dari izin mendirikan bangunan, trayek, usaha, dan sebagainya.



3



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



Dalam menentukan jumlah dana investasi secara keseluruhan disesuaikan dengan jenis proyek, dan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 



Dana untuk investasi fisik (bersifat jangka panjang, lebih dari satu tahun),







Dana untuk investasi modal kerja (modal yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bersifat jangka pendek, maksimal satu tahun).



Untuk kebutuhan dana dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 



Biaya langsung







Biaya tidak langsung



PEMBAHASAN Pembangunan Terminal Purabaya Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Masyarakat Kota Surabaya Terminal Purbaya sebagai salah satu sarana transportasi di kota Surabaya memiliki peran yang besar tidak hanya dalam bidang transportasi melainkan juga dalam memberikan kontribusi pada retribusi daerah. Setiap harinya terminal ini mengantarkan ribuan bus dalam memfasilitasi masyarakat dalam berpindah tempat dimana terdapat besar tarif yang harus dibayar oleh setiap penggunanya. Terminal Purabaya sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya di kota Surabaya. Dengan adanya terminal Purabaya sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian, maupun transit bagi perpindahan penumpang dan barang sebagai akses mobilitas memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi terutama pada kawasan Surabaya sehingga dapat meningkatkan perekonomian kawasan Surabaya. Terminal Purabaya merupakan terminal tipe A terbesar di Jawa Timur, terminal ini menampung dan memberangkatkan angkutan umum melayani rute jarak dekat, menengah, dan jauh. Terminal bus yang berada di Kabupaten Sidoarjo dan dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya ini berperan sebagai pintu gerbang kota Surabaya dimana berpotensi menjadi sebuah icon/landmark di Indonesia khususnya bagi bagian tegah dan timur. Berbagai permasalahan yang sering timbul di terminal Purabaya seperti kondisi ruang tunggu yang kurang nyaman bagi pengunjung, penuhnya parkir kendaraan pribadi dan taksi, kurang terawatnya kondisi termina sehingga menyebabkan kondisi terminal terlihat kumuh dan kotor merupakan kondisi yang juga ditemui di terminal Purabaya ini. Untuk meningkatkan kualitas terminal Purabaya, UPTD Purabaya telah melakukan berbagai



4



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



perbaikan fasilitas, pengaturan, dan pembangunan baru pada terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah peumpang hingga 12.000 per hari). Pada tahun 2012 pembangunan optimalisasi terminal Purabaya tengah berlangsung dan berlanjut dengan 16 gate bus baru. Dana yang dikeluarkan oleh Pemerintah tengah mencapai tujuh milyar rupiah. Dana yang digunakan berasal dari Pemerintah Kota Surabaya. Hal demikian bertentangan dimana ketersediaan terminal Purabaya berada diatas Kabupaten Sidoarjo. Dalam pembiayaannya, Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk memaksimalkan pembiayaan pembangunan terminal dimana sebagian besar pengguna terminal Purabaya adalah masyarakat Kota Surabaya dibandingkan dengan Kabupaten Sidoarjo apabila ditinjau terkait jumlah masyarakatnya. Akibatnya terjadi tuntutan hak antara kedua wilayah tersebut dalam hal pembagian hasil retribusi. Selain itu, kurangnya peran dari para pemangku kepentingan lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam melakukan optimalisasi menjadikan permasalahan tersendiri yang mengakibatkan kurang optimalnya hasil serta pengelolahan nantinya. Dengan adanya peran stakeholder lainnya nantinya akan dapat eksplorasi terkait pengembangan pembangunan dengan peningkatan nilai APBD yang optimal. Menurut Miller, et al (2000), adanya peran pihak swasta dalam suatu kegiatan pengembangan pembangunan adalah lebih efisien, suntikan dana yang lebih besar, serta memiliki keahlian, manajemen, dan inovasi teknologi yang lebih baik.



Gambar 1. Instrumen Pembangunan Terminal Purabaya Surabaya



Memicu Konflik



(+) Meningkatkan APBD



(-) Kurang optimal pengelolahan hasil, dan terbatasnya pihak-pihak yang berperan.



Sumber: Penulis, 2013.



5



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



Dengan mengetahui berbagai potensi keberadaan terminal Purabaya, Pemerintah Kota Surabaya tengah mengoptimalkan pembangunan terminal. Berikut ini merupakan tabel jenis kendaraan yang beroperasi pada terminal Purabaya yang menunjukkan potensi bagi pemasukan pendapatan. Tabel 1. Potensi Pemasukan Terminal Purabaya



No



Jenis Kend.



Kendaraan Datang



2010



Berangkat



Penumpang Datang



Berangkat



14.300



13.960



157.300



195.440



2011 13.980 2012 15.890 Bus 2010 109.500 2 Kota 2011 113.560 2012 119.800 Bus 2010 460.900 3 Antar 2011 490.320 Kota 2012 401.063 Jumlah 2010 584.700 2011 618.100 2012 536.753 Sumber: BPS Kota Surabaya 2012



13.670 14.880 105.200 110.760 111.400 460.300 500.400 367.124 579.460 623.470 493.404



164.250 240.320 2.299.000 2.456.000 2.698.300 8.510.500 9.806.400 10.797.557 10.966.800 12.668.950 13.736.177



200.700 276.000 2.419.600 2.712.000 2.991.400 10.713.920 11.509.200 10.282.185 13.328.960 14.700.670 13.549.585



1



Bus Malam Cepat



Thn



Untuk menentukan kinerja dari keberhasilan dalam pemungutan retribusi terminal di Kota Surabaya dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain: 1. Tingkat kontribusi retribusi terminal penumpang terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya yang dapat dihitung dengan membandingkan antara penerimaan retribusi terminal penumpang dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah. 2. Tingkat upaya pemungutan retribusi terminal penumpang Kota Surabaya yang dapat dihitung dengan membandingkan penerimaan retribusi terminal penumpang dengan kemampuan masyarakat Kota Surabaya yang menggunakan PDRB atas dasar harga konstan sebagai tolak ukurnya. 3. Tingkat efektivitas dari pemungutan retribusi terminal penumpang yang di hitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan retribusi terminal dan target retribusi terminal yang telah ditetapkan. 4. Tingkat efisiensi dari pemungutan retribusi terminal, yang dapat diketahui dengan membandingkan besarnya biaya retribusi terminal dengan realisasi penerimaan retribusi terminal.



6



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Perusahaan Milik Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah yang sah merupakan komponen yang sangat penting dalam peningkatan keuangan daerah. Berikut Data tentang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Retribusi kota Surabaya: Tabel 2. Realisasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Dari Sektor Retribusi Jenis Retribusi 2010 Retribusi Parkir 7.923.120 Retribusi Terminal 4.778.807 Retribusi Pelayanan 3.885.901 Pasar Sumber : BPS Kota Surabaya 2012



2011 8.523.839 4.932.886 4.126.889



2012 9.152.163 5.321.775 4.421.990



Retribusi terminal penumpang adalah salah satu komponen Retribusi Daerah yang memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi Pendapatan Asli Daerah. Terminal Purabaya merupakan prasarana transportasi umum untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan penumpang antar sarana transportasi umum serta mengatur kedatangan dan keberangkatan kendaraaan umum bagi masyarakat. Kegiatan demikian senantiasa terjadi setiap harinya. Dengan potensi yang ditimbulkan atas ketersediaan terminal Purabaya, maka perlu adanya optimalisasi pengembangan baik dari segi fisik maupun non fisik. Untuk mengetahui seberapa besar peranan retribusi terminal penumpang terhadap PAD, menggunakan rasio antara realisasi penerimaan retribusi terminal penumpang, dengan PAD dikalikan 100 %. Semakin besar kontribusi retribusi terminal penumpang terhadap Pendapatan Asli Daerah, semakin dinilai baik. Besar kontribusi retribusi terminal penumpang terhadap PAD di Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Kontribusi Retribusi Terminal Terhadap PAD Kota Surabaya Realisasi Retribusi Realisasi PAD Kontribusi Terminal (Ribu Rp) (%) (Ribu Rp) 2010 4.778.807 893.487.345 0.53% 2011 4.932.886 1.514.674.287 0.32% 2012 5.321.775 2.653.991.221 0.20% Sumber: Dinas Perhubungan Kota Surabaya-Tata Usaha Terminal Purabaya 2012 Tahun Anggaran



Hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi retribusi terminal penumpang terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya terus mengalami penurunan dari tahun



7



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



2010 hingga 2012 dengan rata-rata tiap tahunnya sebesar 0.35%. Kontribusi terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0.53% dan kontribusi terkecil pada tahun 2012 yatu sebesar 0.20%. Kecilnya tingkat kontribusi retribusi terminal Purabaya terhadap Pendapatan Asli Daerah ini disebabkan karena, PAD Kota Surabaya meningkat secara pesat dan signifikan, sementara kenaikan Retribusi Terminal hanya sebatas pada pencapaian target semata, seharusnya Dinas Perhubungan dan Walikota Surabaya memberikan solusi terbaik agar kenaikan Retribusi Terminal juga dapat meningkat secara pesat, agar paling tidak kontribusi yang diberikan retribusi terminal bisa mencapai angka sekitar 3 %- 5%. Adanya optimalisasi peningkatan APBD yang dihasilkan atas ketersediaan terminal Purabaya dapat berpotensi untuk digunakan pembiayaan pembangunan sarana serta prasarana lainnya yang mendukung kebutuhan masyarakat kota Suarabaya. Diharapkan dengan adanya optimalisasi sarana serta prasarana kota Surabaya lainnya dapat menambah serta meningkatkan anggaran pendapatan daerah Kota Surabaya.



Tingkat Efisiensi Retribusi Terminal dalam Meningkatkan Pendapatan Daerah Efisiensi retribusi terminal penumpang dapat dihitung



dengan membandingkan



antara biaya pemungutan retribusi dengan realisasi penerimaanya. Apabila hasil perhitungan semakin kecil maka semakin efisien pemungutan retribusi tersebut. Dengan semakin efisien pemungutan retribusi terminal penumpang, maka kinerja pemungutannya akan semakin baik. Besarnya biaya pemungutan retribusi terminal penumpang di Kota Surabaya adalah sebesar 10% dari target penerimaan retribusi terminal penumpang yang ditetapkan. Hal itu dikarenakan biaya pemungutan yang tidak bisa dihitung secara rinci, karena banyaknya biaya yang tidak dapat dinominalkan sehingga ketidaksesuaian biaya yang telah ditetapkan dengan biaya sesungguhnya diabaikan. Tingkat efisiensi retribusi terminal penumpang Kota Surabaya dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4. Efisiensi Retribusi Terminal Purabaya Tahun 2010-2012 Tahun Anggaran



Biaya Pemungutan 590.000



Realisasi Retribusi Terminal (Ribu Rp) 4.778.807



Efisiensi Retribusi Terminal (%) 12.35%



2010 2011



489.100



4.932.886



9.92%



2012



510.000



5.321.775



9.59%



Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya-Tata Usaha Terminal Purabaya 2012



8



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



Hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi Retribusi Terminal dari tahun 2010-2012 menurun tiap tahunnya, penurunan tingkat efisiensi tersebut dikarenakan dampak kenaikan BBM, sehingga transportasi umum terutama bus AKDP, mengurangi jumlah armadanya yang beroperasi. Dan juga sekarang masyarakat lebih memilih transportasi udara, dibanding dengan menggunakan bus AKAP, dikarenakan harga maskapai penerbangan sudah sangat murah, sehingga masyarakat lebih nyaman menggunakan maskapai penerbangan. Selain itu, penurunan efisiensi juga disebabkan karena target Retribusi Terminal pada tahun 2010-2011 terjadi penurunan yang cukup signifikan, hal tersebut menyebabkan biaya pemungutan yang ikut menurun, sehingga berdampak pada efisiensi retribusi terminal.



KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut: 1. Terdapat instrumen pembiayaan pembangunan terminal Purabaya dalam pengadaan pembangunan yang kurang optimal. 2. Pembangunan pengembangan terminal Purabaya termasuk dalam proyek dengan manfaat jangka panjang dengan jenis retribusi jasa usaha yang berpotensi menghasilkan pemasukan dalam mendukung kegiatan pembangunan secara berkala. 3. Minimnya peran stakeholder dan pihak pihak-pihak lain (kecuali Pemerintah Kota) yang bersangkutan dalam mendukung pembiayaan pengembangan pembangunan terminal Purabaya yang berakibat pada kurang optimalnya hasil yang dicapai.



Lesson Learned Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan pembelajaran dalam meningkatkan efektifitas pembangunan yang ada. Lokasi terminal Purabaya yang ada menyebabkan permasalahan tersendiri dimana terletak pada Kabupaten Sidoarjo namun dengan pembiayaan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Sehingga diperlukan suatu upaya kerjasama antar kedua belah pihak agar dapat menghasilkan manfaat khususnya dalam memaksimalkan anggaran pendapatan daerah kedua wilayah tersebut. Selain itu, dengan adanya kerjasama dengan para stakeholder terkait dan piha-pihak lain (kecuali Pemerintah) dalam mengembangkan suatu pembangunan dapat dijadikan strategi



9



Pembiayaan Pembangunan Terminal Purabaya



utama untuk memaksimalkan hasil yang akan dicapai khususnya dalam meningkatkan pendapatan daerah.



SUMBER REFERENSI Galang Prayedha W. 2007. Strategi Pengembangan Terminal Joyoboyo Berdasarkan Penilaian Pengguna Terminal. Surabaya: Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pembiayaan Pembangunan Daerah. Jakarta: Gudang Penerbit. Berita Metro. 2013. http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/sharing-terminal-purabayasurabaya-merasa-tuntutan-sidoarjo-tak-berdasar. Diakses pada 20 September 2013 Pukul 19.50 WIB. Sudharma Adi. 2012. http://surabaya.tribunnews.com/2012/05/17/pembangunan-terminalpurabaya-dikucuri-rp-7-m. Diakses pada 20 September pukul 20.04 WIB. Informasi Sidoarjo. 2013. http://www.infosda.com/?p=7480. Diakses pada 20 September 2013 pukul 20.12 WIB. Terminal Purabaya. 2013. http://purabayabusterminal.wordpress.com/category/rencanapengembangan/. Diakses pada 21 September 2013 pukul 09.22 WIB



10