12 0 278 KB
KAJIAN RISIKO PENCEGAHAN INFEKSI KEWASPADAAN TERHADAP KEMUNGKINAN INFEKSI AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI
1. 2. 3. 4. 5.
NO. KAJIAN NAMA PROYEK TANGGAL KAJIAN PETUGAS YANG MELAKSANAKAN KAJIAN VERIFIKASI OLEH
02/ PPI/ RSU-BW/ 2019 Pembuatan ruang VK 05 s/d 07 Maret 2019 Eva Fikriyah, S.Kep. Ns dr. Roni Dwi Eko Hari waluyo, Sp.THT KL M.Kes, M.Hum
LANGKAH PERTAMA : Type Kegiatan Renovasi. Menggunakan table berikut ini, melakukan identifikasi type aktifitas proyek konstruksi (Type A – D) Type A
Kegiatan pemeriksaan konstruksi dengan resiko rendah. Pemeriksaan dan kegiatan pemeliharaan umum. Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : -
Mengangkat papan langit-langit untuk inspeksi visual terbatas pada 1 papan per 50 square feet.
-
Pengecatan (tetapi bukan pengamplasan dan plesteran).
-
Instalasi penutup dinding.
-
Pekerjaan jaringan listrik, pemasangan pipa air yang ringan.
-
Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau membutuhkan pemotongan dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan visual.
Type B
Kegiatan non invasiveskalakecil, durasi aktivitas pendek dengan resiko debu minimal. Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : -
Instalasi kabel untuk telepon dan komputer
-
Akses untuk ke ruangan
-
Memotong dinding atau langit-langit dimana penyebaran debu dapat dikontrol
Type C
Kegiatan pembongkaran gedung dan perbaikan yang menghasilkan debu tingkat tinggi dengan resiko sedang sampai tinggi, Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : -
Melakukan plesteran dinding untuk pengecatan atau pelapisan dinding
-
Pemindahan untuk pemasangan lantai dan plafon.
-
Pengangkatan lapisan/ wallpaper, plafon dan case work.
-
Pembongkaran atau pengakatan komponen bangunan built-in atau rakitan.
-
Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding.
-
Konstruksi dinding baru
-
Pekerjaan pipa kecil atau pemasangan listrik diatas plafon.
-
Kegiatan pemasangan kabel besar.
-
Kegiatan type A, B atau C yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift
Type D
Kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan pembongkaran gedung dengan skala besar. Termasuk, tetapi tidak terbatas pada : -
Kegiatan yang menuntut pembongkaran gedung secara besar-besaran.
-
Adanya kegiatan pemasangan/ pemindahan sistem perkabelan yang lengkap.
-
Penghapusan sistem plafon yang lengkap.
-
Konstruksi baru atau pembangunan gedung baru.
Hasil Kajian Langkah Pertama : Identifikasi tipe aktifitas proyek konstruksi pada: Pembuatan Ruang VK termasuk kategori Type C.
LANGKAH KEDUA : Identifikasi Pengendalian Risiko Infeksi Berdasarkan Lokasi. Menggunakan tabel berikut ini, melakukan identifikasi kelompok Pasien Berisiko. Bila terdapat lebih dari satu kelompok yang berisiko maka harus dipilih kelompok yang paling tinggi berisiko. Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Resiko Rendah
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Resiko Sangat Tinggi - Setiap area yang
-
Area Kantor
-
Tanpa pasien/
-
Instalasi Rawat
-
IGD.
Jalan.
-
Radiologi.
merawat pasien
-
Ruang
dengan
Maternitas/ VK.
imunokompromise.
area resiko
-
Laundry.
rendah yang
-
Cafetaria.
tidak
-
Instalasi Gizi.
terdaftardiman
-
Manajemen
apun
Material.
-
-
High Dependency
- Unit Luka Bakar.
Unit.
- Cathlab Jantung.
Laboratorium
- ISSB.
-
Fisioterapi
Mikrobiologi
- ICU.
-
Penerimaan/
(spesimen).
- NICU/ PICU
Perawatan Bayi
- Unit Penyakit
Pemulangan. -
-
Laboratorium tidak
Baru Lahir.
Dalam.
spesifik seperti
-
Poli Bedah.
- Kamar Isolasi
kelompok 3.
-
Farmasi.
-
Cardiologi.
-
Unit Perawatan
- Unit Onkologi.
-
Echocardiography.
Post Anestesi.
- IBS.
-
Endoscopy.
-
Unit Bedah.
- Departemen Proses
-
Kedokteran Nuklir.
-
Unit Sub-akut
-
Radiologi/ MRI.
-
Terapi Respiratori.
-
bertekanan negatif.
Sterilisasi.
jangka panjang.
- Area Klinis.
-
Dialisis.
- Terapi Radiasi.
Koridor Umum
-
Endoskopi.
- Chemo Infusion.
(yangtidak
-
Area
- Transplant.
Bronchoskopi.
- Pharmacy
dilewatipasien, suplai danlinen).
Admixture- Ruang Bersih.
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Resiko Rendah
Resiko Sedang
Resiko Tinggi
Resiko Sangat Tinggi - Kamar Prosedur Invasif pasien rawat jalan. - Area Anestesi dan Pompa Jantung.
Kajian Hasil Langkah Kedua : Identifikasi
pengendalian
resiko
infeksi
berdasarkan
lokasi
pada
proyek
konstruksi : Pembuatan Ruang VK termasuk Kelompok 3 Resiko Tinggi. LANGKAH KETIGA : Matriks Aktifitas Konstruksi. Matrik pengendalian infeksi untuk menentukan kelas kewaspadaan dari proyek bangunan dengan pasien yang beresiko. KelompokPasienBeresiko Type A
Type B
Type C
Type D
Resiko Rendah
I
II
II
III/ IV
Resiko Sedang
I
II
III
IV
Resiko Tinggi
I
II
III/IV
IV
Resiko Sangat Tinggi
II
III/IV
III/IV
IV
Kajian Hasil Langkah Ketiga : Berdasarkan Matriks Aktifitas Konstruksi pada proyek konstruksi :Pembuatan Ruang Ipal termasuk dalam kategori Klas IV.
LANGKAH KEEMPAT : Pedoman Pencegahan Dari Infeksi Kontrol. Aktifitas Pencegahan Infeksi yang dibutuhkan berdasarkan kelas : Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
Kelas I
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan metode
1. Pembersihan lingkungan area kerja.
meminimalkan debu dari lokasi konstruksi. 2. Segera mengganti plafon yang dilepas untuk pemeriksaanvisual. Kelas II
1. Menyediakan sarana aktif
1. Bersihkan permukaan kerja
untuk mencegah penyebaran
dengan cairan pembersih/
debu ke udara.
desinfektan
2. Memberikan kabut air pada
2. Letakkan limbah konstruksi
permukaan kerja untuk
dalam wadah yang tertutup
mengendalikan debu saat
rapat sebelum dibuang.
memotong. 3. Segel pintu yang tidak digunakan dengan lakban. 4. Segel dan tutup ventilasi udara. 5. Menutup sistem Heating Ventilation Air Conditioning ( HVAC). 6. Pel basah dan/ atau vakum dengan filter HEPA pada area kerja.
3. Lakukan pengepelan basah dan/ atau vakum dengan HEPA filter sebelum meninggalkan area kerja 4. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem HVAC di area kerja
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
Kelas II
7. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
Kelas III
1. Mengisolasi sistem HVAC di area
1. Pembatas area kerja harus
kerja untuk mencegah
tetap dipasang sampai
kontaminasi sistem saluran.
dengan proyek selesai di
2. Siapkan pembatas area kerja
periksa oleh Tim K3 dan Tim
(gypsum, triplek, plastik) atau
PPI dan dilakukan
terapkan Lengkapi atau terapkan
pembersihan seluruhnya
metode kontrol kubus (menutup
oleh petugas kebersihan.
area kerja dengan plastik dan
2. Lakukan pembongkaran
menyegel dengan menggunakan
bahan-bahan pembatas area
vakum HEPA untuk menyedot
kerja dengan hati-hati
debu keluar) sebelum konstruksi
untuk meminimalkan
dimulai.
penyebaran kotoran dan
3. Menjaga tekanan udara negatif di dalam area kerja
puing-puing konstruksi. 3. Material barrier harus
menggunakan unit penyaringan
diseka basah, di vakum atau
HEPA atau metode lain untuk
di semprot air sebelum di
mempertahankan tekanan
buang.
negatif. 4. Letakkan limbah konstruksi dalam wadah tertutup rapat sebelum dibuang. 5. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah. 6. Tempatkan keset di pintu
4. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA. 5. Lakukan pengepelan basah dengan cairan pembersih/ desinfektan. 6. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem HVAC di area kerja.
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
Kelas
Masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti
III
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif. 7. Pel basah atau vakum 2x/ 8 jam pada kegiatan
7. Bersihkan area kerja dan permukaan
konstruksi, atau sebagaimana diharuskan untuk
horizontal pada
meminimalkan pelacakan
penyelesaian proyek.
Kelas IV
1. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 2. Siapkan pembatas area kerja seperti gypsum,
1. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
triplek, plastik untuk menyegel area kerja dari
dengan proyek
area perawatan atau gunakan metode kontrol
selesai diperiksa
kubus (menutup area kerja dengan plastik dan
oleh Tim K3 dan
menyegel dengan menggunakan vakum HEPA
Tim PPI serta telah
untuk menyedot debu keluar) sebelum
dilakukanpembersi
konstruksi dimulai.
han seluruhnya
3. Pertahankan tekanan udara negatif di dalam area kerja dengan menggunakan unit
oleh petugas kebersihan. 2. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas area kerja dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan puingpuing konstruksi. 3. Letakkan limbah konstruksi dalam wadah tertutup rapat sebelum
dibuang.
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
Kelas IV
penyaringan udara dengan filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif. 4. Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan. 5. Membuat anteroom (ruang antara/ serambi) dan
4. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah. 5. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA. 6. Lakukan pengepelan basah dengan cairan pembersih/ desinfektan. 7. Setelah pekerjaan selesai,
mewajibkan semua personil
rapikan kembali sistem
untuk melewati ruangan ini
HVAC.
sehingga mereka dapat di sedot
8. Vakum seluruh area
menggunakan vakum
berkarpet dengan HEPA
cleaner HEPA sebelum
setelah proyek selesai.
meninggalkan area kerja. 6. Semua personil memasuki area kerja diwajibkan untuk memakai sepatu kerja. Sepatu kerja harus di lepas setiap kali pekerja meninggalkan area kerja. 7. Material barrier harus diseka, di vakum atau disemprotkan air sebelum dipindahkan. 8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
9. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
Selama Proyek Konstruksi
Setelah Proyek Konstruksi Selesai
9. Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan membersihkan debris setiaphari. 10. Selama pembongkaran, untuk kerja yang menghasilkan debu atau pekerjaan di langit-langit sepatu sekali pakai dan baju harus dipakai dan diletakkan di serambi/ anteroom ketika meninggalkan area kerja.
Identifikasi area disekitar area proyek, mengkaji pengaruh potesial terhadap lingkungan sekitar : NO
LOKASI UNIT
NAMA UNIT
KELOMPOK RISIKO
1.
BAWAH
-
-
2.
ATAS
-
-
3.
SAMPING KANAN
Hemodialisa
Tinggi
4.
SAMPING KIRI
Tinggi
5.
DEPAN
Laboratorium
6.
BELAKANG
IGD
Tinggi
-
REKOMENDASI KHUSUS : Selain yang dijelaskan diatas, berikut ini perlu kami sampaikan berkaitan dengan Pembuatan Ruang VK, yaitu : 1. Ruangan yang direnovasi sebelum mulai pekerjaan ditutup. 2. Antara gedung yang akan di renovasi dengan gedung yang ditempati pasien dan petugas.
3. Memasang/ menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke atmosfer. 4. Lakukan penguapan pada permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat membongkar langit-langit. 5. Diluar lokasi renovasi harus terpasang tanda “SEDANG RENOVASI”. 6. Pekerja harus memakai baju kerja dan APD yang sesuai dan memakai kartu identitas. 7. Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, pengawas lapangan yang terlibat langsung harus mendapat edukasi mengenai pengendalian infeksi akibat konstruksi oleh Tim PPIRS. Demikian kajian risiko infeksi yang kami lakukan terhadap rencana Pembuatan Ruang VK.
Yang Melakukan Kajian Risiko :
Eva Fikriyah, S.Kep, Ns