14 0 92 KB
KERANGKA ACUAN INOVASI GEDOR TB
Nomor
:
Revisi ke
:
/
/
Berlaku mulai tanggal :
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN
Jl. Krajan Semawung Daleman Kec.Kutoarjo Telp. (0275) 641866
KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI GEDOR TB A.
PENDAHULUAN Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya .TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi. Kontak dengan pasien yang telah terbukti memiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.5001.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab. Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan,
memutuskan
rantai
penularan
dan
mencegah
terjadinya
resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis. Pengobatan
TB
Paru
membutuhkan
waktu
6-8
bulan
sehingga
dimungkinkan pasien tidak patuh dalam menelan obat.Untuk menanggulangi masalah
tersebut
peran
masyarakat
sebagai
Pengawas
Menelan
Obat
sangatlah penting.Diharapkan dengan peran aktif Pengawas Menelan
Obat dalam pendampingan di
Masyarakat akan menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan kesembuhan. out/default.Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat
sesuai
aturan,
mendampingi
dan
memberikan
dukungan
moral,
mengingatkan pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta memberikan penyuluhan.PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak gagal.Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT.Pengobatan TB MDR membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan obat yang di lakukan oleh PMO.
B. LATAR BELAKANG Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif, aktif, dan masif. Upaya penemuan pasien TB harus didukung dengan kegiatan promosi yang aktif, sehingga semua yang terduga TB dapat ditemukan secara dini. Kementrian kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no. 67/2016 tentang penanggulangan TB yang mengatur strategi penemuan terduga dan pasien TB. Kegiatan
penemuan
aktif
yang
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
penemuan pasien TB di wilayah yang penemuan kasusnya masih sangat rendah. Puskesmas bekerjasama dengan aparat desa, kader, dan potensi masyarakat melakukan skrining gejala TB secara masif di masyarakat, dan membawanya ke layanan kesehatan luar gedung. C. TUJUAN a. Tujuan Umum Meningkatkan cakupan temuan dan deteksi dini pasien TBC dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. b. Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan penjaringan suspek TB dan penemuan kasus baru TB 2. Mengobati secara dini penderita TB paru
D. KEGIATAN 1. Kegiatan Pokok Kegiatan pokok program TB paru yaitu melakukan deteksi dini dan diagnosis pasien suspek TB. 2. Rincian kegiatan Penemuan kasus secara dini atau pemeriksaan TCM. Kegiatan ini dilakukan di luar gedung dan dilakukan oleh pemegang program TB , bidan desa dan kader kesehatan.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Menentukan desa/ kelurahan yang akan menjadi sasaran kegiatan GEDOR TB 2. Melakukan koordinasi dengan kepala desa/ kelurahan tentang rencana kegiatan
3. Mengadakan pelatihan kader dari setiap RT dari desa yg akan menjadi sasaran GEDOR TB 4. Melaksanakan kegiatan GEDOR TB F. SASARAN Sasaran kegiatan ini adalah penduduk dengan tanda dan gejala batuk lama lebih dari 2 minggu atau pasien dengan gejala TB. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN H. KEGIATA JA N 1
Pemerik
N
FE MAR AP
ME JU JU AG SE OK NO
DE
B
I
T
R
N
L
S
P
T
V
S
√
√
√
saan specime n dahak dari setiap suspek
I.
MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Monitoring dilakukan dari perolehan suspek dahak dan di evaluasi, jika ditemukan pasien dengan hasil TCM positif di lakukan tindak lanjut pengobatan, pendampingan pengobatan sampai dengan evaluasi pengobatan.
J . PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Untuk pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap hari dengan pengisian SITB.