Kak Program Hivaids [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAYANAN HIV DI PUSKESMAS RANGKAPAN JAYA



A. PENDAHULUAN Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang saling berinteraksi yaitu, lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Khususnya bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, seperti program HIV/AIDS yang ada di puskesmas , perlu untuk menyelenggarakan pelayanan secara paripurna dan bermutu serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain itu juga penting untuk mengembangkan sarana dan mutu pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat sehingga apa yang diberikan menjadi tepat guna. Meningkatkan profesionalisme dan mengembangkan kompetensi SDM yang tersedia pada program HIV/AIDS juga perlu dalam upaya mewujudkan peningkatan pelayanan kesehatan. Program HIV/AIDS juga perlu untuk menjalin kemitraan dengan lintas sector dan mengembangkan potensi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Semuanya itu dapat diwujudkan dengan pemberian pelayanan yang RAMAH (Responsif, Amanah, Maju, Aman dan Harmonis). Sehingga pelaksanaan kegiatan program HIV/AIDS dilaksanakan sesuai tata nilai yang telah ditetapkan. B. LATAR BELAKANG Kasus epidemi HIV di Indonesia termasuk dalam kategori jumlah yang terus meningkat. Pada akhir tahun 2009, diperkirakan sebanyak 332.200 orang hidup dengan HIV. Jumlah penderita HIV di Indonesia hingga Juni 2012 mencapai 86.762 orang dan untuk penderita AIDS 32.103 orang Menurut laporan Departemen Kesehatan pada tahun 2006, prevalensi HIV terdapat pada level 5% secara konstan dan terkonsentrasi pada populasi berisiko tinggi yaitu pengguna Napza suntik (penasun), wanita penjaja seks (WPS) dan waria. Para pakar epidemiologi di Indonesia memperkirakan jumlah kasus AIDS pada tahun 2015 akan mencapai 1 juta orang dengan 350.000 kasus kematian. Tidak hanya itu, pada tahun tersebut akan terjadi sebanyak 38.500 anak dengan HIV positif sebagai akibat transmisi dari ibu pada anak. Provinsi dengan kasus tertinggi HIV-AIDS adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Kasus HIV & AIDS juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kota Depok. Populasi yang beresiko di Kota depok berusia 20-49 tahun. Jumlah Kumulatif kasus HIV & AIDS di Kota Depok tahun 2000- 2016 sebanyak



788 Kasus. Kasus dengan



perincian 36 AIDS dan HIV 752. Proporsi kasus HIV terbanyak ditularkan melalui penyalahgunaan NAPZA suntik dan heteroseksual. Jumlah penemuan kasus HIV (+) tahun 2016: 278 Kasus ( DINKES KOTA DEPOK ) C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS a.



Tujuan Umum : Mencegah dan mengendalikan epidemi HIV AIDS di Indonesia pada 2030



b.



Tujuan khusus : Menurunkan hingga mewujudkan “three zeros” yaitu : 1. Menurunkan hingga mengeliminasi kasus HIV baru 2. Menurunkan hingga mengeliminasi kematian akibat HIV AIDS 3. Menurunkan stigma dan diskriminasi kepada ODHA



D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. KEGIATAN POKOK : Pemeriksaan/ tes HIV 2. RINCIAN KEGIATAN : a. Penyuluhan HIV b. Koordinasi lintas program : Pemeriksaan HIV pada ibu hamil & penderita TB Paru c. VCT & PITC, d. Mobile VCT e. Kegiatan dukungan dan penguatan : Peer Grup Konseling ODHA E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Membentuk Tim 2. Menyusun rencana kegiatan 3. Menetapkan jadwal kegiatan 4. Membuat undangan 5. Pelaksanaan kegiatan 6. Membuat laporan hasil kegiatan 7. Melakukan Evaluasi hasil kegiatan dan tindak lanjut F. SASARAN 1. Populasi umum : ibu rumah tangga, anak-anak, anak sekolah, calon penganten 2. Populasi sasaran : Ibu hamil, Penderita TB, Penderit IMS, Pasangan Risti



3. Populasi kunci : 



Pengguna napza suntik;







Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung maupun tidak langsung;







Pelanggan/ pasangan seks WPS







Waria, dan Laki pelanggan/ pasangan Seks dengan sesama Laki (LSL)







Warga binaan lapas/rutan.



E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Jadwal pelayanan Klinik VCT dalam gedung : Senin & Rabu , jam 08.00 s/d selesai WIB Kegiatan pelayanan VCT disesuaikan dengan rencana kegiatan yang telah disusun. NO



KEGIATAN



1



Pemeriksaan VCT/PITC



2



Penyuluhan



3



Mobile VCT



4



Peer grup



5



Pencatatan &pelaporan



BULAN



KET



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V V



V V



V V



V



V



V



V



V V



V



V



V



V V



V



V



V



6



Monitoring



7



Evaluasi



V



V



V



V V



V



V



V



V



V



V



V



V



V V



F. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Monitoring : Pemantauan terhadap pelaksanaan program/kegiatan dilakukan setiap bulan oleh Pj Program HIV Evaluasi



: evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 4 bulan oleh Dinas Kesehatan



G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN



1. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dilakukan menggunakan form SIHA dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap akhir bulan melalui Online maupun Hard copy 2. Evaluasi Kegiatan Evaluasi tiap 4 bulan dengan Dinas Kesehatan Kota Depok. H. PENUTUP Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan Layanan HIVAIDS di Puskesmas Rangkapan Jaya, Depok. Kasus HIV/AIDS merupakan” fenomena gunung es” yang penyelesaiannya bukan dari sisi medis saja melainkan membutuhkan intervensi psikososial. Dukungan multisektoral dibutuhkan dalam pengendalian masalah HIV/AIDS. Pendampingan dari tenaga kesehatan, kelompok dukungan sebaya serta anggota keluarga merupakan elemen penting bagi ODHA dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Peran serta masyarakat khususnya Tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat membantu menurunkan stigma dan diskriminasi, sehingga proses rehabilitatif dapat berjalan dengan optimal