KANBAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

KANBAN [PDF]

KANBAN Definisi Kanban Kanban adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang artinya serupa denganvisible record or signa

12 0 557 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

KANBAN Definisi Kanban Kanban adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang artinya serupa denganvisible record or signal (catatan yang kelihatan atau tanda). Pada umumnya alat kanban yang dipergunakan adalah kartu, sehingga sering disebut sebagai kartu kanban. Apabila stasiun kerja pengguna (using work station) membutuhkan material dari stasiun kerja pemasok (supplying work station), stasiun kerja pengguna mengirimkan suatu kartu kanban kepada stasiun kerja pemasok. Tidak boleh ada material yang dipindahkan atau dikirim ke stasiun kerja berikutnya, tanpa ada kartu kanban ini. Dengan demikian kanban ini digunakan sebagai tanda (signal) kepada stasiun pemasok bahwa stasiun pengguna sedang membutuhkan material, sehingga stasiun pemasok harus segera mengirim material itu sesuai dengan kebutuhan yang tertera dalam kartu kanban tersebut (Gaspersz, 2004). Kanban adalah suatu alat untuk mencapai produksi JIT (Just In Time). Kanban berupa suatu kartu yang biasanya ditaruh dalam amplop vinil berbentuk empat persegi panjang. Dua jenis kanban yang sering digunakan ialah kanban perintah produksi atau biasa di sebut kanban produksi dan kanban pengambilan. Kanban pengambilan menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus diambil dari proses terdahulu ke proses berikutnya, sementara kanban produksi menspesifikasikan jenis dan jumlah produk yang harus dihasilkan oleh proses terdahulu (Monden, 1995). Menurut Ohno 1995, kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi yang digunakan dalam mengendalikan setiap aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu. Sistem Kanban Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara serasi mengendalikan jumlah produksi dalam setiap proses. Meskipun sistem kanban digunakan, Just In Time(JIT) akan sukar dicapai jika berbagai syarat sistem kanban tidak benar-benar dilaksanakan, yaitu rancangan proses, pembakuan operasi, pelancaran produksi, dan lain-lain. Kartu kanban beredar dalam setiap pabrik Toyota, antara Toyota dengan berbagai perusahaan yang bekerja sama dengannya, serta dalam pabrik-pabrik dari perusahaan yang bekerja sama dengan Toyota. Dengan cara ini, kanban dapat menyampaikan informasi mengenai jumlah pengambilan dan jumlah produksi untuk mencapai produksi JIT. Sistem Dorong dan Sitem Tarik Dalam sistem dorong perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan dengan cara mendorong material dari satu proses ke proses berikutnya dengan dimulai dari proses paling awal menuju ke proses paling akhir. Sekali beroperasi, maka pekerjaan akan mengalir terus dari satu proses ke proses berikutnya tanpa mempertimbangkan bagaimana dan apa yang akan terjadi pada proses paling akhir. Aktivitas ini akan berlangsung terus menerus meskipun proses-proses sesudah



(subsequent process) tidak mengkonsumsi jumlah material pada tingkat yang sama dengan material yang didorong dari proses sebelum (preceding process). Sistem dorong merupakan proses beraliran tunggal (single flow process), dimana aliran jadwal yang disusun dan aliran material dalam proses berada pada arah yang sama (Gaspersz, 2004). Sistem tarik adalah suatu sistem pengendalian produksi dimana proses paling akhir dijadikan sebagai titik awal produksi. Dengan demikian rencana produksi yang dikehendaki, dengan jumlah dan tanggal yang telah ditentukan, diberikan kepada proses paling akhir. Dalam sistem tarik, proses sesudah akan meminta atau menarik material dari proses sebelum dengan berdasarkan pada kebutuhan aktual dari proses sesudah. Dalam hal ini proses sebelum tidak boleh memproduksi dan mendorong atau memberikan komponen kepada proses sesudah sebelum ada permintaan dari proses sesudah. Dengan cara ini rencana proses produksi akan berjalan dari departemen produksi akhir ke departemen produksi paling awal. Dalam sistem tarik jumlah persediaan diusahakan sekecil mungkin dan biasanya disimpan dalam lot yang berukuran standar dengan membatasi jumlah dari lot tersebut. Sistem Tarik merupakan proses beraliran ganda (double flow process), dimana aliran material berada pada arah yang berbeda dengan aliran jadwal yang disusun (Gaspersz, 2004). Perbedaan yang lebih spesifik antara sistem dorong dan sistem tarik adalah dimana Sistem Dorong mengendalikan hasil produksi (output) dengan mengendalikan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan “pesanan yang diperkirakan”, kemudian mengukur tingkat persediaan work in process (WIP). Sedangkan Sistem Tarik mengendalikan WIP dengan cara mengendalikan lantai produksi baru kemudian mengukur tingkat persediaan WIP (Gaspersz, 2004). Fungsi Sistem Kanban Terdapat beberapa fungsi mengapa perlu diterapkanya sistem kanban pada suatu perusahaan. Fungsi diterapaknya sistem kanban dalam suatu perusahaan beserta penjelasan dari setiap fungsinya adalah sebagai berikut (Monden, 2000): 1. Sebagai Perintah Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Bila komponen perlu diambil, atau perintah pengangkutan dikeluarkan, suatu alamat dituliskan padakanban. Alamat itu menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses sesudah tempat komponen yang dibutuhkan. 2. Mencegah Produksi Berlebihan Setiap proses harus dikendalikan secara otonom, untuk memastikan bahwa tiap proses hanya memproduksi produk yang dapat dijual, dalam jumlah yang dapat dijual, pada waktu yang dapat dijual sesuai dengan waktu siklusnya. Pengendalian otonom ini menjamin bahwa produksi tidak berlangsung dalam kecepatan produksi yang berlebihan. Sistem kanban juga merupakan mekanisme pengendalian diri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.



3. Pengendalian Visual Sistem kanban berlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban. 4. Memperbaiki Proses dan Operasi Manual Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas memberikan perbaikan keuangan, sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan. 5. Pengurangan Biaya Pengelolaan Sistem kanban berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangik jumlah ahli peramalan. Sifat sistem tarik kanban yang dirangkaikan dengan aliran informasi penjualan, berlaku sebagai petunjuk kapan dan berapa banyak bahan yang diperlukan. Secara ringkas kanban berfungsi untuk memberikan informasi pengambilan dan pengangkutan, memberikan informasi produksi, mencegah kelebihan produksi atau kelebihan pengangkutan, berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada komponen, mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat, mengungkapkan masalah yang ada, dan mempertahankan pengendalian persediaan (Ohno, 1995). Pendukung Sistem Kanban Terdapat beberapa hal yang menjadi syarat dalam penerapan sistem kanban pada perusahaan Toyota. Penerapan dalam sistem produksi toyota, sistem kanban didukung hal-hal sebagai berikut (Monden, 1995): 1. Pelancaran Produksi Pelancaran produksi merupakan syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu menganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.



2. Pembakuan Pekerjaan Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang berurutan yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda. Keseimbangan lini dapat dicapai diantara pekerja dalam bagian ini karena tiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus. 3. Pengurangan Waktu Penyiapan



Untuk menghemat waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan. Fase penyiapan eksternal yaitu seperti menyiapkan “terlebih dahulu” mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan, serta memindahkan cetakan dan mal yang telah dilepaskan “setelah” cetakan baru dipasang dan mesin mulai berjalan. Sedangkan fase penyiapan internal, yaitu fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya “sementara mesin berhenti”. Hal yang terpenting adalah mengubah sebanyak mungkin penyiapan internal menjadi penyiapan eksternal. 4. Aktivitas Perbaikan Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberi saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja. 5. Rancangan Tata Ruang Mesin Menurut sistem produksi toyota, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem penanganan proses ganda, dimana pekerja menjadi pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu. Pekerjaan di tiap proses akan berlangsung bila pekerja menyelesaikan pekerjaan dalam waktu siklus yang ditentukan, sehingga masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus. 6. Autonomasi Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses yang berikut, dan aliran ini harus berirama tanpa putus. Oleh karena itu, pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem kanban. Konsep pembelian dengan Sistem JIT JIT merupakan sistem manajemen yang mulai dikembangkan sekitar tahun 1970 di Jepang dan diperkenalkan Taiichi Ohno. Filosofi dasar sistem JIT adalah menyediakan barang yang tepat dalam jumlah dan kualitas yang sesuai, pada waktu dan tempat yang tepat. Konsep mengenai JIT tidak hanya terbatas pada sistem produksi saja. Penerapan JIT pada dasarnya dapat dilakukan di semua fungsi perusahaan, salah satunya dalam hal pembelian bahan baku atau material. Adapun filosofi pembelian dengan sistem JIT adalah menyediakan kebutuhan material atau barang pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan, sehingga adanya beban biaya tambahan akibat pengadaan material dapat dihindari (Van Weele, 2002).



Karakteristik dasar sistem pembelian JIT adalah adanya pengiriman material secara teratur dan berulang kali, sehingga pihak supplyer harus mengetahui rencana produksi mendatang perusahaan yang menjadi tujuan supply (produsen). Dengan demikian pihak supplyer mampu mengantisipasi fluktuasi permintaan dan merencanakan produksi serta kebutuhan material secara lebih efektif. Karakteristik lain sistem pembelian JIT dalam hubungannya dengan jaminan kualitas bahwa material yang dikirim supplyer harus sesuai dengan prinsip zero defects dalam JIT. Supplyer dituntut untuk memenuhi standar kualitas tertentu, sehingga pemeriksaan penerimaan material di tingkat produsen dan pengadaan buffer stock dapat dikurangi (Van Weele, 2002). Pemilihan supplyer dalam sistem pembelian JIT mempertimbangkan beberapa hal. Salah satu pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan supplyer adalah lokasisupplyer. JIT menekankan pemilihan supplyer lokal dalam radius relatif dekat dari produsen untuk memenuhi supply kebutuhan bahan baku. Dengan demikian berbagai kendala transportasi seperti biaya pengiriman dapat dikurangi. Pertimbangan pemilihansupplyer juga didasarkan pada performansi supplyer. Supplyer harus mampu mengirimkan material sesuai permintaan (jumlah dan spesifikasi), pada waktu yang tepat serta memenuhi prinsip zero defects. Berbagai pertimbangan tersebut digunakan produsen untuk menilai dan menentukan hubungan antara keduanya (Van Weele, 2002). Penerapan sistem pembelian JIT dibutuhkan dukungan, kerjasama dan komitmen antara supplyer dan produsen. Supplyer dalam hal ini adalah mitra kerja sama yang mendukung perusahaan produsen dalam mencapai produksi yang efektif dan efisien. Kerjasama dan hubungan yang baik antara supplyer dan produsen merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem pembelian JIT yang efektif. Secara ideal sistem pembelian JIT mampu menekan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Penekanan biaya tersebut terjadi sebagai akibat pengurangan inventory, pengurangan kebutuhan ruang untuk persediaan material, efisiensi material handling serta penurunan lead time pengadaan material. Disamping itu implementasi sistem pembelian JIT akan memudahkan pengendalian sistem persediaan material (Van Weele, 2002).



2.7



Keuntungan Penerapan Sistem Pembelian JIT



Penerapan Sistem pembelian JIT memiliki beberapa keuntungan bagi supplier. Beberapa keuntungan penerapan sistem pembelian JIT bagi supplier antara lain (Van Weele, 2002) : 1.



Memungkinkan supplier mengetahui permintaan dan waktu pengiriman secara lebih efektif. Dalam hal ini supplier dapat merencanakan produksi dan kebutuhan material secara lebih baik.



2.



Memudahkan pengelolaan administrasi transaksi permintaan dan pengiriman material bagi supplier serta efisiensi penanganan material yang cacat. Adanya pertukaran informasi dengan



teknologi tinggi dengan aplikasi EDI (Electronic Data Interchange) akan memudahkan hubungan dan komunikasi antara supplier dan produsen. 3.



Adanya komunikasi yang efektif antara supplier dan produsen dalam perbaikan kualitas dan harga akan menciptakan inovasi produk dan proses secara signifikan. Hal tersebut akan menguntungkan pihak supplier dan memperluas pasar bagi supplier.



4.



Sistem pembelian JIT menerapkan kontrak jangka panjang terhadap supplier, sehingga memberikan keuntungan kebijakan investasi bagi supplier. Apabila hubungan antara produsen dan supplier dapat terjalin baik maka akan terjadi ikatan ketergantungan yang saling membutuhkan.



2.8



Kerugian Penerapan Sistem Pembelian JIT



Penerapan Sistem pembelian JIT memiliki beberapa kerugian bagi supplier. Beberapa kerugian penerapan sistem pembelian JIT bagi supplier antara lain (Van Weele, 2002) : 1.



Penerapan prinsip zero defects menuntut tanggung jawab dan jaminan kualitas yang tinggi supplier. Hal itu menuntut biaya dan usaha keras pihak supplier.



2.



Sistem pembelian JIT menuntut keseriusan dan perhatian supplier pada suatu produsen tertentu. Supplier dapat menjadi sangat tergantung pada suatu produsen tertentu dan merupakan ancaman bagi supplier apabila produsen memutuskan kontrak. Supplier harus mampu menjaga performansi dan kompetensi, sehingga produsen tidak akan memutuskan kontrak.



2.9



Electronic Kanban



Belakangan ini perusahaan otomotif Toyota semakin banyak menggunakan sistem komputer untuk penjadwalan. Sebagai contoh, ketika memesan komponen dari pemasok, Toyota sekarang memakai kanban elektronik dari pada hanya menyortir dan mengirimkan kembali kartu kanban. Dalam hal ini, tidak perlu harus memilih sistem tertentu, sistem terkomputerisasi atau sistem manual. Toyota akan sering menggunakan sistem komputer untuk menjadwalkan beberapa operasi (Liker, 2006). Selain meningkatkan jumlah informasi yang tersedia kepada pemasok, sistem baru akan memangkas lead time. Dengan proses kartu kanban, dilaporkan bahwa dibutuhkan tujuh sampai delapan jam jika menggunakan kartu kanban untuk mencapai titik produksi. Di bawah sistem baru, pemasok akan menerima instruksi pemesanan secara online, mencetaknya, dan melampirkan ekanban ke bagian yang memerintah, kemudian dikirim ke Toyota. Menurut salah satu perkiraan, jika Toyota mengirimkan semua transaksi dengan pemasok tertentu secara elektronik, supplier akan menghemat 2.000 sampai 3.000 jam per bulan. (Mazel dan Dubin, 2002).



Pengertian : Konsep dan Metode Kanban



ASAL-USUL Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang. Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan prosesproses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu "pembeli" Restocking spesifik lokasi. "Kanban" menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja DEFINISI KANBAN Kanban dalam bahasa jepang berarti "Visual record or signal". Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan" dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi", yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu. Persiapan Pra Kanban Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi: 1. Pelancaran Produksi Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan. Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan



terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang. 2. Memperpendek Waktu Penyiapan Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu: a. Fase Penyiapan Eksternal Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan. b. Fase Penyiapan Internal Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya. 3. Tata Letak Proses Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus. 4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus. 5. Autonomasi Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban. 6. Aktivitas Perbaikan Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja. FUNGSI KANBAN DAN ATURAN KANBAN Fungsi Kanban Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan.



Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi. Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut: Perintah Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production. Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan. Pengendalian Visual Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban. Perbaikan Proses dan Operasi Manual Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan. Pengurangan Biaya Pengelolaan Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.



Sekilas tentang Just In Time (JIT) Just In Time (JIT) adalah sebuah filosofi manajemen dari Jepang yang telah diterapkan sejak awal tahun 1970an di berbagai organisasi manufaktur Jepang. JIT pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno. JIT akan menyediakan produk yang diminta oleh konsumen dengan delay seminimum mungkin. Taiichi Ohno juga sering disebut sebagai bapak JIT. Toyota telah dapat bertahan dalam segala tantangan selama bertahun-tahun melalui sebuah pendekatan yang memfokuskan pada manusia, plant, dan sistem. Perusahaan Toyota menyadari bahwa JIT hanya akan mencapai kesuksesan jika setiap orang dalam organisasinya terlibat dan memegang komitmen yang kokoh, proses dan plan dirancang agar mencapai efisiensi dan output maksimum, serta jika kualitas dan program produksi dijadwalkan tepat sesuai permintaan yang ada. Continue reading → Republished by Blog Post Promoter Written by SSCX No comments Posted in Heijunka, Kanban, Lean, Tools Tagged with jit, just, kanban, lean, pull, time



MAY 26, 2017



Kanban (Lanjutan, Bagian 3) Ini adalah bagian ketiga dari 3 tulisan tentang Kanban. Link Tulisan 1 dan Tulisan 2. Setiap proses area atau work cell di line produksi memiliki dua kotak pos kanban. Satu untuk withdrawal dan satu untuk production kanban. Dengan interval yang telah ditentukan operator akan mengambil withdrawal kanban yang sudah terkumpul di kotak pos, dan kotak atau bin yang sudah kosong, ke lokasi dimana barang jadi berupa komponen atau hasil assembly dari proses sebelumnya disimpan.



Setiap palet/bin yang penuh di production kanban akan di ambil dan ditaruh ke kotak pos production kanban. Operator sekarang akan meletakkan / melekatkan withdrawal kanban ke pallet atau bin dan membawanya ke proses miliknya. Saat pallet yang baru ini akan dipakai, maka withdrawal kanban ini akan di taruh lagi ke kotak pos withdrawal kanban. Pada setiap proses di line produksi, production kanban secara periodik diambil dari kotak pos untuk menentukan apa barang yang akan di produksi dan seberapa banyak harus diproduksi. Kapan paling efektif memakai Kanban? Kanban membantu mempermudah planning produksi untuk memenuhi perubahan demand pelanggan. Sistem memerlukan rencana bulanan dan mingguan, dan kaban menyederhanakan ke fleksibilitas hari ke hari, dan mengubah ke rencana produksi untuk diberikan ke proses assembly terakhir dan secara otomatis melakukan ke proses upstream-nya. Sistem kanban bisa diperbaiki secara jumlah dengan mengurangi jumlah kanban atau mengurangi jumlah part di bin (standard container quantity). Efeknya akan mempercepat flow di sepanjang proses dan mengurangi leadtimeproses. Tetapi ini juga membuat sistem lebih sensitif terhadap breakdown mesin. Dengan mengidentifikasi area yang sering menyebabkan gangguan berhenti, maka improvement bisa dilaksanakan disana. Sehingga overall efficiency line produksi bisa meningkat. Tipe kanban yang lain yaitu supplier kanban adalah untuk menarik barang dari eksternal supplier. Secara otomatis akan memulai produksi saat stock mencapai reorder point. Pada sistem kanban satu kartu, part di produksi dan dibeli sesuai schedule harian, dan pengantaran ke pemakai di kendalikan oleh withdrawal kanban. Kanban satu kartu mengendalikan pengantaran barang dengan ketat, sehingga tidak ada lebih dari satu container atau dua barang, dan stock point dihilangkan. Ini biasanya dipakai untuk perusahaan dengan variasi produk yang tidak terlalu banyak atau produk yang tidak mengalami perubahan mendadak dalam hal demand.    



Keuntungan Kanban: Transfer informasi dengan biaya rendah tidak menggunakan komputer Response yang cepat terhadap perubahan Mendelegasikan tanggungjawab ke operator Mengurangi leadtime Belum membaca bagian awal dari tulisan ini? Klik di sini: Link Tulisan 1 dan Tulisan 2. Republished by Blog Post Promoter



Written by sscxonline 1 Comment Posted in Kanban Tagged with kanban, lean, tools



APRIL 30, 2017



Apa Itu Kanban? (Seri Lanjutan) Ini adalah seri lanjutan dari artikel kanban sebelumnya. Situasi ideal yang diharapkan lean adalah menerima customer order yang memicu mulainya proses dan mengalirkan produk ke value stream tanpa delay. Pada kenyataannya keadaan continuous flow ini tidak bisa langsung terjadi di karenakan proses terpisah jarak dan relayout tidak bisa langsung dilakukan. Sehingga pendekatan yang dilakukan adalah penggunaan pull system. Pull system bermanfaat untuk mencegah terjadinya oversupply atau overstock terhadap proses berikutnya. Contohnya jika kita mensupply 100 barang padahal yang dibutuhkan hanya dibutuhkan 80 barang oleh pelanggan atau proses berikutnya, maka akan terjadi oversupply.



Pull system digunakan untuk menggerakkan produk di sepanjang value stream saat terjadi customer demand atau kebutuhan dari proses selanjutnya. Sehingga tidak ada proses berjalan tanpa terjadinya



pull dari customer baik secara internal ataupun secara external. Dalam system produksi, kanban akan berfungsi sebagai visual control yang memicu sinyal pengisian untuk memulai proses dan mengisi barang ke proses berikutnya. Kanban di terjemahkan secara langsung sebagai kartu sinyal. Pertama kali sebelum memutuskan apakah kita akan menggunakan kanban adalah kita melihat kemungkinan melakukan flow. Flow bisa tercapai dengan melakukan pembenahan berupa relayout yaitu mendekatkan antar satu proses ke proses berikutnya, dan material digerakkan satu persatu-satu dengan prinsip pull sesuai kebutuhan dari proses berikutnya. Kemudian pertimbangan kedua adalah menghitung koefisien variasi dari demand. Demand yang berfluktuasi akan menyebabkan variasi yang tinggi. Kita bisa menghitung besaran variasi ini dengan parameter standard deviasi. Koefisien variasi adalah membandingkan nilai rata-rata dari demand dengan standard deviasinya. Ada tiga macam tipe Kanban: 1. Withdrawal Kanban: kartu sinyal yang menjelaskan apa yang harus di pull dan darimana di pull. 2. Production Kanban: kartu sinyal yang memicu terjadinya proses produksi 3. Supplier Kanban: kartu sinyal yang dipakai untuk memicu supplier untuk mengisi secara batches. Kita perlu melakukan identifikasi value stream secara keseluruhan mulai dari barang diterima dari supplier sampai ke setiap proses produksi menuju ke gudang barang jadi. Kemudian kita bisa mengidentifikasi proses mana yang memiliki capacity aliran paling kecil dari keseluruhan langkah proses. Proses ini kita sebut sebagai pacemaker yaitu suatu proses yang memiliki rate terendah dan berfungsi sebagai penentu schedule untuk downstream pull. Pacemaker ini menentukan kecepatan dari proses upstream dan proses downstream. Republished by Blog Post Promoter Written by sscxonline No comments Posted in Kanban, Lean, Tools Tagged with definisi, kanban, tools



Konsep Kanban Kanban berasal dari bahasa Jepang yang artinya Signboard. Kanban ini adalah satu tool yang dipakai untuk menjalankan Just In Time. Kanban merupakan system scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak yang akan diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk



mengkontrol jumlah inventory. Kanban menjadi tool yang efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara keseluruhan. Prinsip Just in Time mengacu pada supermarket, dimana pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diiinginkan, dan jumlah yang diinginkan. Supermarket hanya mempunyai stock sesuai yang akan dijual, dan pelanggan hanya membeli yang dibutuhkan karena supply barang sudah dijamin. Disini JIT melihat sebuah proses adalah pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses sebelumnya sebagai sebuah rak supermarket. Pelanggan proses pergi ke proses sebelumnya untuk mengambil komponen yang dibutuhkan, dan menyimpan stock. Disini kanban dipakai sebagai alat untuk memandu pelanggan kepada stock yang dibutuhkan. Kanban menggunakan kecepatan demand untuk mengkontrol kecepatan produksi. Mulai dari end customer sampai melalui keseluruhan rantai proses. Kanban mengaplikasikan prinsip “pull”, dimana produk hanya dibuat setelah ada trigger dari pelanggan. Ini berlawanan dengan konsep lama yaitu “push” dimana produk bergerak dari proses satu ke proses lainnya meskipun tidak ada permintaan. Kanban memberi signal untuk proses sebelumnya untuk menggerakkan barang. Dipakai untuk memastikan bahwa stock di manage dengan jumlah lebih kecil. Dimana response supply tidak cukup cepat terhadap perubahan demand yang bisa berakibat kehilangan sales, maka stock perlu ada untuk menjamin. Ada enam aturan utama dalam implementasi kanban: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Jangan mengirim barang defect ke proses setelahnya Proses hanya mengambil barang sesuai kebutuhannya Produksi hanya sesuai kebutuhan dan jumlah yang diambil oleh pelanggan Kapasitas antar proses merata Kanban adalah alat untuk fine tuning Proses harus distabilkan Sistem kanban yang umum adalah 3 bin system. Satu bin untuk demand point, satu di pabrik, dan satu di supplier. Bin berisi kartu yang bisa di pindahkan yang berisi detail dari produk dan informasi yang relevan. Saat terjadi demand, maka bin kosong dan kanban diserahkan ke pabrik. Pabrik kemudian memproduksi dan mengisi bin dengan barang yang juga ada kartu kanban. Bin yang ada di pabrik menjadi kosong, maka pabrik akan menyerahkan bin kosong dan kanban kepada supplier. Supplier akan mengisi bin dan mengembalikan ke pabrik bersama dengan kanbannya. Proses ini melengkapi siklusnya. Produk akan selalu siap sedia dan berjalan berantai, sesuai jumlah yang dibutuhkan dan tidak akan terjadi oversupply. Spare bin dipakai untuk mengantisipasi fluktuasi dari supply. Sistem kanban yang baik adalah menghitung berapa jumlah kartu yang dibutuhkan untuk tiap produk. Heijunka Box digunakan untuk menampung kartu kanban.