Kanker Serviks Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Cervical Cancer Kelompok 2 : Nurbaiti Rifka Uljannah



1211011004 1211011007



Sylvi Istiqhamah 1211011013 Arief Chandra Abbas



1211012006



Naura Prima Vidian



1211013025



Apa itu kanker Serviks? Kanker Serviks merupakan pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada bagian leher rahim atau bagian bawah rahim. 9 dari 10 kasus terjadi pada sel squamosa, yang disebut Squamous cell carcinomas yang sering terjadi pada daerah transformasi dimana ada penggabungan exocervix dan endocervix. Cervical adenocarcinoma berasal dari kelenjar penghasil mucus dari endoserviks dan adenosquamous carcinomas atau carcinoma campuran.



Jenis Kanker



Squamous cell carcinomas



Cervical adenocarcinoma



adenosquamous carcinomas



ETIOLOGY Infeksi HPV Diet buah dan sayuran



Over weight Penggunaa n pil kotrasepsi



ETIOLOGY



Infeksi chlamydi a Mempercepat kehamilan



Imunosupres i merokok



Penyebab utama adalah Human Papilloma Virus (HPV) Virus HPV (Human Papilloma Virus) onkogenik yang menyerang leher rahim. Virus HPV memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.



Faktor resiko lain 



Genetik Berhubungan dengan kemampuannya untuk melawan virus HPV







Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda Perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun. Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua







Berganti-ganti pasangan seksual Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih







Merokok Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.







Defisiensi zat gizi Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).







Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun







Infeksi HIV Memiliki HIV membuat sistem kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat memerangi infeksi HPV maupun kanker-kanker pada stadium awal







Diet Diet rendah sayuran dan buah-buahan dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker seviks. Juga, wanita yang obesitas/gemuk berada pada tingkat resiko lebih tinggi.







Pil KB Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil kontrasepsi







DES (diethylstilbestrol) DES adalah obat hormon yang pernah digunakan antara tahun 1940-1971 untuk beberapa wanita yang berada dalam bahaya keguguran. Anak-anak wanita dari para wanita yang menggunakan obat ini, ketika mereka hamil berada dalam resiko terkena kanker serviks dan vagina sedikit lebih tinggi



GEJALA 



Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas







Kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut : 1.Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. 2.Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. 3.Timbulnya perdarahan setelah masa menopause 4.Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. 5.Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis. 6.Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul 7.Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.



EPIDEMIOLOGY 



Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara.







Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 500 ribu kasus baru kanker leher rahim (cervical cancer), sebanyak 80 persen terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang.







Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Dari jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Hal itu terjadi karena pasien datang dalam stadium lanjut.







Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh Word Health Organitation (WHO), (2010) dilaporkan kejadian kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia. Kejadian kanker servik di Indonesia, dilaporkan sebesar 20-24 kasus kanker serviks baru setiap harinya.



PATOLOGI



Inveksi HPV



Onkoprotein virus gen E6 (dapat mengatur protein sel host)



Degradasi tumor supresor p53



Onkoprotein virus gen E7 (dapat mengatur protein sel host)



Inaktivasi protein retinoblastoma (pRB) yang terhipofosforilasi



Unregulasi P16INK4a pada lesi serviks



Kontrol feedback negative terhadap pRB dan meningkatkan kadar P16INK4a ( berfungsi sbg down regulator proliferasi sel)



Memblok pelepasan elongation 2 factor (E2f) sehingga P16INK4a tidak dapt menetralkan pelepasanE2F dan terjadi akumulasi P16INK4a



Gangguan siklus pRb -P16INK4a menyebabkan proliferasi sel yang tak terbatas dan ganas



KLASIFIKASI Infeksi HPV dideteksi pada seluruh lesi preneoplastik (cervical intraepithelial neoplasia, CIN) maupun neoplastik pada serviks uteri. Cervical intraepithelial neoplasia (CIN) adalah spektrum dari lesi servikal yang mewakili lesi prekursor dari squamous cell carcinoma yang dikategorikan menjadi bagan disamping: Bethesda system low-grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) yang sebanding dengan mild dysplasia/CIN1



high-grade squamous intraepithelial lesion yang sebanding dengan moderate dysplasia/CIN2



dan severe dysplasia/CIN3



Pembagian stadium kanker serviks berdasarkan FIGO 



Stadium 0



:karsinoma insitu, cervical intraepithelial neoplasia 3 ( CIN 3 )







Stadium I :karsinoma hanya terbatas pada serviks  Stadium la karsinoma preklinik, hanya dapat didiagnosis dengan menggunakan mikroskop.  







Ia1     :   Kedalaman invasi stromal < 3,0 mm, perluasan horisontal melebihi 7,0 mm Ia2       : Kedalaman invasi stromal > 3,0 dan < 5,0 mm, perluasan horisontal tidak melebihi 7,0 mm. Stadium Ib



tidak



Lesi-lesi yang tampak secara klinik terbatas pada serviks atau kanker preklinik yang lebih besar daripada stadium la+++    Ib1      : Lesi < 4 cm  Ib2      : Lesi > 4 cm







Stadium II   : Karsinoma meluas diluar serviks, tetapi belum sampai dinding pelvis; karsinoma tumbuh ke dalam vagina, tetapi tidak sampai sepertiga bagian bawah  Stadium Iia : Tidak ada perluasan kedalam parametrium  Stadium Iib : jelas ada perluasan ke parametrium







Stadium III  : Karsinoma telah meluas sampai dinding pelvis; tumor tumbuh sampai sepertiga bagian bawah vagina. Terjadi kerusakan ginjal  Stadium IIIa  : Tidak ada perluasan sampai dinding pelvis, tetapi pertumbuhan tumor sampai sepertiga bagian bawah vagina  Stadium IIIb : Perluasan sampai dinding pelvis atau hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi







Stadium IV    : Karsinoma telah meluas sampai diluar pelvis minor atau secara klinik telah tumbuh ke dalam mukosa kandung kencing atau rektum 



Stadium IVa  : Pertumbuhan tumor ke dalam organ-organ sekelilingnya







Stadium IVb  : Perluasan ke organ-organ jauh



Penyebaran (metastase) Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu: 1) Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju ke kelenjar getah bening lainnya. 2) Melalui pembuluh darah (hematogen) 3) Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing dan rectum.



CARA PENDETEKSIAN KANKER







Catatan Medis dan Pemeriksaan Fisik







Colposcopy, yaitu teropong leher rahim







Cone Biopsi, merupakan pengambilan sedikit jaringan serviks untuk diteliti oleh ahli patologi.







Tes penanda tumor SCC melalui pengambilan sample darah







Tes Pap smear







Tes IVA







dll



1. Uji Pap Smear 



Test Pap Smear: dinamakan sesuai dengan penemunya, Dr. George Papanicolaou (1883-1962) dari Yunani. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim).







Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel-sel yang terlepas dari selaput lendir leher rahim. Papsmear mudah dilakukan dan tidak menimbulkan rasa sakit (Smart, 2010). Tingkat Keberhasilan Papsmear dalam mendeteksi dini kanker rahim yaitu 65-95 %. Pap Smear hanya bisa dilakukan oleh ahli patologi atau si-toteknisi yang mampu melihat sel-sel kanker lewat mikroskop setelah objek glass berisi sel- sel epitel leher rehim dikirim ke laboratorium oleh yang memeriksa baik dokter, bidan maupun tenaga yang sudah. Hanya boleh diberikan pada wanita yang telah aktif secara seksual.







Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.







Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka.







Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula.







Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass







Gambar 4: sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.



Penegakan Diagnosis 



Colposcopy Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan hasil pap



smear yang abnormal. Dokter menggunakan colposcope untuk melihat leher rahim. The colposcope menggabungkan cahaya terang dengan lensa pembesar untuk membuat jaringan lebih mudah untuk dilihat. Hal ini tidak dimasukkan ke dalam vagina. Sebuah kolposkopi biasanya dilakukan di kantor dokter atau klinik.



Pemeriksaan dengan



kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi meliputi vulva dan vagina. Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu dilakukan.



2. IVA (inspeksi Visual dengan Asam Asetat) IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks menggunakan asam asetat 3-5% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh tenaga medis yang terlatih. Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5 % akan berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek akan menghilang sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi putih.



HASIL TEST IVA



UJI PENYEBARAN KANKER SERVIKS 



Cystoscopy untuk melihat penyebaran kanker seviks ke area uretra.







Proktoskopi untuk memeriksa penyebaran kanker serviks ke area anus.







Pemeriksaan panggul untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar melampaui daerah leher rahim.



TERAPI



Terapi



Pencegahan



Pengobatan



Kanker Non-invasif



Kanker invasif



Biopsi Cone



Operasi



Operasi Laser



Terapi Radiasi



Hysterectomy



Loop electrosurgical excision procedure (LEEP)



Cryosurgery



Kemoterapi Lainnya dengan pemberian sitostatika berupa kombinasi dari Bleomisin C, Adriamisin, Vinkristin, Aktinomisin-D atau Cytoxan.



PENCEGAHAN



Terapi pencegahan 



menghindari infeksi HPV.







Menghindari hubungan sex pada umur muda.







Memiliki partner seks tunggal







Menghindari merokok







Vaksinasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV yang paling berbahaya







Pemeriksaan Pap smearRutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini



VAKSIN HPV Untuk wanita umur 9-26 tahun



Mekanisme kerja Vaksin HPV proteksi dari :



Virus HPV tipe 6, 11, 16, 18







Virus HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 70% kanker leher rahim dan HPV tipe 6 dan 11 menyebabkan 90% kutil kelamin.







Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak serta berdarah dan gatal di tempat suntikan.



Pemberian vaksin HPV Vaksin diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2, dan 6 bulan berikutnya Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun Belum diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis saja jadi sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita. Vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos dengan HPV, karena ia tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus HPV di dalam tubuhnya sebelum menerima vaksin Tidak direkomendasikan untuk wanita hamil, namun ibu menyusui boleh menerima vaksin ini. dan hanya bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi, dan bukan untuk mengobati Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena vaksin tidak melindungi untuk semua tipe HPV.



VAKSIN HPV YANG BAIK 



Memberikan perlindungan yang adekuat terhadap infeksi HPV penyebab kanker serviks. 



Melawan virus tersering dan agresif penyebab kanker.







Memberikan perlindungan tambahan dari tipe virus HPV lain yang juga menyebabkan kanker.







Respon imun tubuh yang baik akan menghasilkan neutralizing antibodies yang tinggi.







Dapat memberikan perlindungan jangka panjang.







Memberikan perlindungan tinggi hingga ke lokasi infeksi (serviks).







Profil keamanan yang baik.







Affordable (terjangkau bagi lebih banyak perempuan).



PENGOBATAN



1. Kanker non invasive Kanker serviks yang terbatas pada lapisan luar dari serviks, memerlukan penanganan untuk membuang area abnormal 



Biopsi Cone. (operasi) menggunakan scalpel untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.







Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.







Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.







Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker..







Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.







LEEP: Dokter menggunakan kabel listrik loop untuk mengiris tipis, potong bulat jaringan serviks.







endoserviks Kuret: Dokter menggunakan kuret (kecil, berbentuk sendok instrumen) untuk mengikis sampel kecil jaringan dari leher rahim. Beberapa dokter mungkin menggunakan tipis, sikat yang halus bukannya kuret.







Conization: Dokter menghilangkan berbentuk kerucut contoh jaringan. Sebuah conization, atau biopsi kerucut, memungkinkan ahli patologi melihat apakah selsel yang abnormal dalam jaringan di bawah permukaan leher rahim. Dokter mungkin melakukan tes ini di rumah sakit di bawah anestesi umum.







- Biopsi: Sebagian besar wanita memiliki jaringan yang dikeluarkan di kantor dokter dengan anestesi lokal. Seorang ahli patologi memeriksa jaringan di bawah mikroskop untuk sel abnormal







- Punch Biopsi: Dokter menggunakan alat tajam untuk menggentas sampel kecil jaringan serviks.



2. Kanker invasive



OPERASI 



Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini (Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks)







Hysterectomy radikal yaitu membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut secara operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding pelvis.







Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi







Trachelektomi (trachelectomy radikal) Berupa pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi baik dilakukan melalui vagina taupun perut. Memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.







Bilateral Salpingo-oophorectomy, yaitu operasi mengangkat kedua ovarium dan tuba falopi. Jenis operasi ini pada beberapa kasus dikombinasikan dengan hysterectomy.



Terapi Radiasi 



Guna:



(1) terapi utama lokal ataupun untuk calon pembedahan kecil (2) sebagai terapi tambahan lanjutan hysterektomi radikal untuk pasien dengan satu atau lebih faktor resiko patologik Dosis



radikal trachelektomi ini tidak boleh dilakukan secara tunggal



Tahap



optimum yang didapatkan berupa penggambaran volume tumor



utamanya dan pengaliran dalam kelenjar limfa Dilakukan



pad apasien tahap IB2,IIA2 atau tumor tahap lanjut



1.



CT-scan Penanganan dengan menghalangi konformal dan mempertimbangkan dosimetri standard untuk gelombang eksternal RT



2.



Brachyterapi Merupakan terapi tepat untuk pasien kanker serviks yang bukan calon operasi (pasien dengan serviks utuh) yang biasanya dikombinasikan dengan radiasi gelombang eksternal .Untuk tumor kecil gelombang yang disarankan setidaknya 80 Gy, sedangkan tumor yang lebih besar 85 Gy



3.



MRI Menggambarkan secara cepat brachyterapi mungkin sangat berguna dalam menggambarkan ukuran tumor. Untuk pasien kanker terlokalisir, penanganan dengan radiasi inisiasi 40 sampai 45 Gy pada seluruh bagian panggul sering diperlukan untuk menyusutkan tumor secara optimal



4.



IMR Untuk pasien kanker serviks yang menerima terapi kombinasi dengan kemoterapi



Efek samping terapi radiasi 



Pada RT  akan berdampak pada organ sekitarnya, seperti rektum, bladder, sigmoid, dan tulang.







Efek akut yang timbul seperti diare, iritasi bladder, kelelahan terjadi pada pasien yang ditangani dengan radiasi sekaligus kemoterapi







Efek jangka panjang dapat membuat luka-luka pada bladder, rektum, dan kerusakan struktur tulang panggul







Komplikasi : obstruksi, fibrosis/nekrosis dan fistula







Resiko komplikasi berhubungan dengan :



1.



Volume



2.



Dosis total



3.



Dosis per fraksi yang diberikan



4.



Sensitivitasradio intrinsik spesifik dari jaringan normal yang diiradiasi



Kemoterapi Rekomendasi pertama untuk pasien extrapelvic metastase ataupun untuk pasien kambuhan yang tidak disarankan operasi exenterative atau radikal trachelectomy (RT).



Obat - obat yang digunakan 1.



Cisplatin Agen yang paling efektif untuk kanker servik metastase. Kebanyakan pasien diberikan cisplatin sebagai terapi primer dan untuk pasien yang sensitif dengan terapi single platinum. Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada semua siklus pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat biosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan silang (crosslink) Dosis 100 mg/m² menunjukkan respon yang lebih besar daripada dosis 50 mg/m² (31% vs 21%)



2. Ifosfamide Agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks. Dosis 1,5 g/m² selama 30 menit untuk 5 hari menghasilkan respon 40% dan 20%. 3. Mitomisin Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom P-450 akan menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan ikatan silang dengan DNA. 4. 5 fluourourasil Antipirimidin yang mengambil tempat pirimidin dalam pembentukan nukleosida dan dapat tumbuh menjadi 5-flouro-2-deoksi-uridin 5’-monofosfat (FdUMP) yang menghambat timidilat sintetase dengan hambatan sintesis DNA, Flourourasil dapat juga dirubah menjadi flouridin monofosfat (FUMP) yang langsung mengganggu sintesis RNA.



Efek samping kemoterapi Tergantung dari obat yang diberikan, secara umum dapat menyebabkan: 



Diare







Lelah







Mual







rambut rontok







Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.



Kemoradiasi



Kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi



Lebih baik dari segi pembunuhan sinergis dibandingkan tidak dikombinasi



Penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. cisplatin bekerja sebagai radiosensitizer.



Sitostatika 



Pemberian sitostatika berupa kombinasi dari Bleomisin C, Adriamisin, Vinkristin, Aktinomisin-D atau Cytoxan biasanya dengan cisplatin.







Vinkristin berikatan secara spesifik dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindle mitotik, dan memblo polimerasinya. Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus, sehingga sel terhenti dalam metafase.







Bleomisin mampu memecah DNA. Menyebabkan akumulasi sel pada fase G2 dan banyak sel memperlihatkan aberasi kromosom termasuk fragmentasi dan translokasi kromatid.



Terapi Tambahan







Biasanya setelah dilakukan radikal hysterectomy dengan pembedahan dan tergantung stage dari kanker.







Untuk pasien dengan stage IA2, IB1, atau IIA1 yang disimpulkan negatif, dan tidak punya faktor resiko setelah radikal histerectomi. Biasanya terapi ini diberikan setelah radikal hysterectomi jika ditemukan terjadi resiko patologi.







Yang menjadi rekomendasi biasanya radiasi pelvis dengan atau tanpa pemberian kemoterapi cisplatin (kategori 2B kemoterapi) untuk pasien dengan stage IA2, IB1, atau IIA1 yang kankernya masih tidak ada pada kelenjer getah bening setelah pembedahan namun tumor primernya besar.



Pengobatan berdasarkan tingkat klinis Tingkat A ( Dianggap kanker noninvasive) Kedalaman invasi kurang dari atau hanya 1mm dan tidak meliputi daerah yang melibatkan pembuluh limfa atau pembuluh darah. Biasanya dilakukan biopsi cone, operasi lasr, LEEP, dll Tingkat IB dan IIA Dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul. Lalu penyinaran tergantung ada/tidak adanya sel tumor dalam kelenjar limfa regional yang diangkat.



Tingkat IIB, III dan IV Tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah tahap ini dan penatalaksanaan primer adalah radioterapi Tingkat IVA dan IVB Penyinaran hanya bersifat paliatif. Pemberian kemoterapi dapat dipertimbangkan



Kemoterapi dan Radioterapi



TERIMA KASIH 