ROLE PLAY Kanker Serviks 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diceritakan ada seorang Ny. Gendhis yang bersuamikan Tn. Brian dan mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang sekarang berusia 4 tahun. Ny. Gendhis ini sebelum menikah dan mempunyai anak sewaktu masa mudanya penuh dengan foya-foya, mengkonsumsi alkohol dan rokok yang berlebihan. (Ny.gendhis melakukan peran mabuk) Tetapi, tepat di usianya yang ke 30 tahun dia menemukan Tn. Brian sebagai pendamping hidupnya dan mulai dari situ Ny. Gendhis berubah menjadi wanita yang baik tidak seperti dahulu. Di suatu pagi dirumah Ny. Gendhis dan Tn. Brian. Brian Gendhis Brian Gendhis



: “dek, saya mau berangkat kerja dulu.” : “iya mas.” : “yasudah dek, mas berangkat ya. Hati-hati di rumah.” : “iya mas. Mas juga hati-hati di jalan. Jangan lupa makan siang ya nanti.”



Keseharian Ny. Gendhis banyak dihabiskan diluar rumah. Entah itu pergi ke suatu tempat belanja, makan, ke rumah ibu dan mertuanya, maupun hanya dirumah saja. Tetapi belakangan ini Ny. Gendhis merasa ada yang berubah dengan dirinya. Terutama berat badan dan nafsu makannya berkurang. Ny. Gendhis berpikir ini hanya kecapean saja. (Ny.gendhis melakukan peran dengan jalan – jalan dan merasa dirinya tidak enak badan) Brian Gendhis



: “dek kok kamu tidak makan? Apakah kamu tidak enak badan. Kok saya perhatikan belakangan ini kamu jarang sekali untuk makan sama-sama.” : “tidak mas saya baik-baik saja, mungkin saya hanya kecapean saja jadi tidak napsu untuk makan.”



Semakin hari berat badan Ny. Gendhis menurun begitu juga dengan nafsu makannya. Di pagi hari ketika Tn. Brian ingin berangkat kerja. Brian Gendhis Brian



: “de, saya berangkat ke kantor dulu ya”, (sedikit sambil berteriak karena Ny. Gendhis sedang berada di kamar) : “iya mas sebentar tunggu”. : “sedang apa sih dia di kamar” (berkata dalam hati nya)



Ketika Ny. Gendhis menghampiri Tn. Brian, tiba-tiba Ny. Gendhis terjatuh pingsan tepat dihadapan suaminya. (Ny.Gendhis pingsan) : “dek, kamu kenapa dek! dek bangun dek!” “astagfirullah, dek bangun dek ada apa ini dek!”



Brian



Tn. Brian menyiapkan mobil dan akhirnya mereka ke Bidan terdekat membawa Ny. Gendhis. Sampai di ruang praktek bidan Ny. Gendhis mendapat pertolongan. : “assalamualaikum, tolong bu bidan ini istri saya pingsan” (dengan tergesa-



Brian gesa) Bidan Brian



: “walaikumsalam iya pak silahkan dibawa masuk” : “tolong istri saya bu bidan” (dengan perasaan khawatir)



Bidan



: “iya pak sabar ya saya periksa dulu istri bapak”



Bu Bidan langsung memeriksa kondisi pasien tetapi ia menemukan keganjalan pada kondsi pasien



Brian



: “bagaimana dengan kondisi istri saya bu?” (dengan takut dan khawatir)



Bidan



: “begini pak maaf sebelumnya, apakah istri bapak pernah bercerita atau mengeluh tentang kondisi yang dialaminya?”



Brian



: “tidak bu bidan istri saya tidak pernah cerita tentang kondisinya tetapi akhir akhir ini istri saya sering dikamar dan tidak nafsu makan”



Bidan



: “menurut pemeriksaan saya istri bapak mengalami gangguan dibagian leher rahimnya”



Brian



: “lalu tindakan apa bu yang harus dilakukan”



Bidan



: “begini pak, saran saya langsung saja dirujuk kerumah sakit supaya dapat mengetahui lebih jelasnya penyakit yang dialami ibu, bagaimana pak apakah bapak setuju”



Brian



:”’iya saya setuju bu bidan’’



Bidan



:’’kalau begitu akan saya siapkan berkas yang dibutuhkan’’



Brian



:’’iya bu bidan”



Tn.Brian segera membawa istrinya kerumah sakit masih dengan keadaan pingsan dan didampingi oleh bu Bidan. Sampai di rumah sakit Ny. Gendhis mendapat pertolongan dan di rawat disana. Dokter yang menangani Ny. Gendhis akan memberi tahu hasil pemeriksaan atau hasil lab tentang penyakit apa yang di derita Ny. Gendhis setelah 3 hari dari Ny. Gendhis di rawat di rumah sakit. Kemudian Dokter keruangan Ny.Gendhis dan menanyakan keadaannya. Siti Gendhis



Brian Siti



Gendhis Siti Brian Siti



: “selamat pagi Ny. Gendhis. Gimana keadaannya hari ini apakah sudah merasa baik?” : “pagi dok, alhamdulillah saya merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Tetapi masih terasa nyeri dipunggung dok.” (dengan memegang punggungnya) : “dok bagaimana dengan hasil pemeriksaan lab tentang penyakit istri saya?” : “iya pak kedatangan saya kesini selain untuk memantau keadaan Ny.Gendhis dan memberikan obat, saya juga akan menyampaikan hasil pemeriksaan dari lab.” : “saya sakit apa dok?” (dengan wajah penasaran dan takut) : “sebentar ya bu saya akan berbicara dengan suami ibu. Bapak, bapak boleh ikut keruangan saya sekarang?” : “oh iya tentu saja bisa dok.” : “baiklah bu saya tinggal dulu sebentar, nanti ibu akan ditemani oleh perawat dan akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah ibu ya.”



Sementara Tn. Brian dan Dokter pergi meninggalkan ruangan, Ny. Gendhis dan perawat sedang berbincang. Niken : “selamat pagi ibu, saya suster Niken. Saya yang akan merawat ibu pagi ini mulai pukul 8 pagi sampai 2 siang.” Gendhis : “pagi suster. Oh begitu yah sus.” Niken : “iya ibu. Ibu pagi ini saya akan periksa tekanan darah ibu yah.” Gendhis : “ iya suster.”



Niken Gendhis Niken Gendhis



Niken



Gendhis Niken



: “sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan?” : “tidak ada sus.” : “bagaimana tidurnya tadi malem bu?” : “sus,saya khawatir dengan penyakit yang saya derita ini sus. Saya belum mengetahui apa penyakit yang ada pada diri saya. Sebelumnya ketika saya pingsan dirumah saya mengalami pendarahan yang hebat. Apa mungkin saya terkena kanker rahim sus?” : “ibu, ibu tidak perlu khawatir tentang hasil lab. Ini semua sudah rencana Tuhan bu, semua masalah yang kita hadapi pasti berasal dari Tuhan dan pasti nanti ada jalan keluarnya.” : “ya sus mudah-mudahan saya baik-baik saja.” : “baiklah ibu saya akan memulai mengukur tekanan darah ibu ya.” Sementara itu terjadi percakapan di ruangan dokter, antara Tn. Brian dan Dokter.



Siti Brian Siti



Brian



: “pak, setalah hasil lab yang saya terima, saya mendapatkan hasil yang cukup mencengangkan.” : “istri saya sakit apa dok?” : “istri bapak mengidap penyakit kanker rahim stadium III kanker ini sudah menyebar pak. Sementara ini saya belum bisa memberi jalan keluar kepada penyakit istri bapak. Karena ini masih saya rundingkan dengan tim dokter yang lain pak.” : “apa? astaghfirullah. Kanker Rahim stadium III? Baiklah dok saya tunggu kabar selanjutnya.”



Setelah mengetahui penyakit istrinya. Tn. Brian segera memberi tahu ke Ny. Gendhis. Brian Gendhis



Sarah Gendhis Sarah Gendhis Ibu Brian Sarah



Sarah Gendhis



: “dik tadi saya udah berbicara dengan dokter, sebelumnya kamu yang tegar ya dengar berita ini. Kamu itu mengidap penyakit kanker rahim stadium III.” : “apa? Kanker rahin stadium III? Ya Allah sudah kuduga mas sebelumya. Pasti ini ada kaitannya dengan mas lalu ku mas. Alkohol dan rokok yang begitu kuat aku konsumsi”, (berbicara sambil menahan tangisannya) : “assalamualaikum. Loh ada apa ini kok mata mu berkaca-kaca dis?” : “waalaikumsalam, eh ada ibu” (sambil mencium tangannya) : “coba ceritakan ke ibu nak apa yang terjadi.” : “aku mengidap kanker rahim stadium III bu. Aku takut aku harus bagaimana bu?” : “astagfirullah nak, apakah sudah di konsulkan ke dokter nak Brian?” : “sudah bu, tadi saya sudah berbicara dengan dokter, masalah tindak lanjutnya nanti akan diberi tahu.” : “yasudah nak tak usah khawatir nak ini cobaan dari Allah semua nya pasti ada jalan keluar. Sudah tidak usah menangis”, (sambil mengusap air mata di pipi Ny. Gendhis) : “kau sudah makan? Sini ibu suapin makannya.” : “iya ibu saya belum makan.”



Sementara di ruangan dokter. Perawat dan dokter sedang berbincang. : “sus, setelah saya diskusikan dengan tim dokter, saya memutuskan untuk melakukan operasi pada Ny. Gendhis atas penyakit rahimnya dan ini jalan terakhir yang bisa ditempuh tidak ada jalan lain. Tolong jangan jelaskan apapun ke Ny. Gendhis atapun keluarganya, tunggu saya yang akan menjelaskannya.” : “baik dok, nanti akan saya sampaikan.”



Siti



Niken



Setelah mendapat intruksi dokter, perawat langsung pergi ke ruangan Ny. Gendhis. Niken Gendhis Niken



Gendhis



Niken



: “selamat siang Ny. Gendhis bagaimana dengan punggungnya apakah masih terasa nyeri?” : “siang sus, iya saya masih merasa nyeri di daerah punggung. Sus, bagaimana dengan penyakit saya?” : “baik ibu kedatangan saya kesini akan menjelaskan tentang penyakit ibu. Tadi dokter sampaikan ke saya kalau penyakit ibu ini hanya bisa di sembukan dengan operasi. Tidak ada jalan lain bu selain operasi. : “sus, apakah dengan operasi saya masih kan mempunyai keturunan? Karena saya masih ingin punya anak sus. Apakah ada pengobatan lain sus? Apa bisa operasinya diundur?” : “ibu, kan tadi sudah saya jelaskan bahwa ibu hanya bisa di operasi, tidak ada jalan lain bu. Yang jelas ibu tidak akan memiliki keturunan lagi. Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya ibu bisa tanyakan ke dokter langsung. Karena saya hanya diamanatkan dokter untuk memberi tahu ini saja tidak lebih.”



Setelah menjawab beberapa pertanyaan Ny. Gendhis perawat memberikan surat persetujuan operasi untuk di tanda tangan. Niken Gendhis Niken



: “ibu disini saya membawa surat persetujuan pelaksanaan operasi ibu, karena operasi akan dilakukan esok hari.” : “sus, saya menunggu suami saya dulu ya.” : “secepatnya ya bu, besok ibu harus segera dioperasi.”



Tanpa penjelasan lain, perawat meninggalkan Ny. Gendhis. Sehari sebelum pelaksanaan operasi Ny. Gendhis dan suami berunding dan memutuskan menolak untuk di operasi. Gendhis Niken



: “sus, saya memutuskan untuk tidak melaksanakan operasi.” : “ibu, ibu tidak boleh begitu ibu harus segera dioperasi agar penyakit ibu tidak parah, kita hanya berusaha untuk membantu menyembuhkan penyakit ibu.”



Dan lagi-lagi perawat meninggalkan Ny. Gendhis tanpa penjelasan apapun. Setelah dari ruangan Ny. Gendhis, perawat datang ke kepala ruangan. Niken



: “mba, pasien kamar 303 menolak untuk operasi. Dia masih khawatir tentang operasi yang akan dijalankannya, karena dokter belum menjelaskan apa-apa ke Ny. Gendhis.”



Farah Niken Farah



: “kenapa tidak kamu saja yang jelaskan?” : “ya habisnya gimana mbak saya ikut kata dokter saja. Daripada nanti ada kesalahan, saya juga nanti yang salah.” : “yasudah buat saja surat penolakan Ny. Gendhis untuk tidak melakukan operasi. Dan nanti sampaikan ke dokter nya.”



Sampai menjelang operasi Ny. Gendhis dokter belum menjelaskan apa-apa tentang operasi yang akan dilaksanakan. Akhirnya keluarga Ny. Gendhis memutuskan untuk pulang kerumah. Tetapi selang beberapa hari rumah sakit itu mendapat surat keluhan dari Ny. Gendhis yang isinya pelayanan dirumah sakit itu tidak memuaskan. Pimpinan rumah sakit langsung mengambil tindakan. Yuni



Sarah



Yuni



Sarah Yuni Yuni Sarah Yuni Sarah



: “saya mendapatkan surat keluhan dari salah satu pasien yang bernama Ny.Gendhis beliau dirawat di ruangan 303 dengan penyakit yang di derita kanker rahim. Di surat ini beliau bercerita kalau dokter tidak bertindak cepat dan perawat juga tidak menjelaskan apa-apa yang diperlukan oleh klien. Baiklah saya akan menindak lanjuti masalah ini. Saya akan mencari tahu kebenaran dari keluhan ini dan akan mengambil tindakan jika ada unsur pelanggaran kode etik dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan salah satu staff dirumah sakit ini.” : “mungkin ini ada masalah di pelayanan bu. Mungkin kesalahan bisa antara perawat dan dokter. Mungkin ibu bisa kolaborasi dengan komite etik rumah sakit bu.” : “saya pikir juga seperti itu, pasti ini ada masalah dengan pelayanan di rumah sakit kita ini. Iya nanti saya akan menghubungi komite etik rumah sakit ini.” : “apa perlu bu saya ke ruangan komite etik untuk memberi tahu yang terjadi?” : “tidak usah bu. Biar saya nanti yang berbicara dengan komite etik.” : “tolong kamu carikan dokter, kepala ruangan, dan perawat yang berhubugan dengan Ny. Gendhis.” : “baik bu nanti akan saya cari tahu.” : “oiya bu tolong buat undangan ke keluarga Ny. Gendhis untuk hadir di sidang komite etik 2 hari dari sekarang.” : “baik bu.”



Setelah 2 hari dokter, perawat, kepala ruangan, pimpinan rumah sakit, dan keluarga Ny. Gendhis berkumpul di ruang sidang komite etik rumah sakit. Inggrid



Siti



: “assalamualaikum. Selamat pagi semuanya. Maaf mengganggu waktu saudara sekalian. Karena hari ini kita akan mengklarifikasi masalah yang terjadi antara Ny. Gendhis dengan pihak rumah sakit. Baiklah saya beri kesempatan kepada dokter untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi, dipersilahkan Dr. Siti untuk berbicara.” : “selamat pagi semuanya. Baik saya akan menjelaskan. Mungkin ini memang kesalahan saya dan perawat tidak mengingatkan saya jadi tidak ada koordinasi dan komunikasi dengan saya, dan kebetulan saya lupa. Saya minta maaf atas kesalahan yang saya perbuat, mungkin ini menjadi pelajaran untuk saya kedepannya. Sekali lagi saya minta maaf kepada keluarga Ny. Gendhis.”



Inggrid Niken



Farah



Inggrid Brian



Inggrid



Yuni



Inggrid



: “baiklah, selanjutnya kita dengarkan penjelasan dari perawat. Dipersilahkan kepada suster Niken untuk berbicara.” : “Selamat Pagi! Saya Suster Niken selaku perawat yang merawat Ny.Gendhis kemarin. Saya hanya berusaha menjalankan instruksi dari dokter untuk tidak menjelaskan secara lebih detail. Disini saya mengakui kesalahan saya karena tidak memenuhi hak klien untuk mendapatkan informasi secara jelas dan saya kurang komunikasi dengan dokter karena saya berfikir bahwa dokter tidak akan lupa pada klien Ny. Gendhis. Saya meminta maaf atas kesalahan yang saya perbuat dan saya siap menanggung konsekuensi yang harus saya terima.” : “saya selaku kepala ruangan dimana Suster Niken bertugas, saya merasa kurang bertanggung jawab terhadap ruangan yang saya pimpin dan anak buah saya. Saya mungkin kurang memantau kerja anak buah saya dan klien yang dirawat diruangan yang saya pimpin, sehingga terjadi hal seperti ini. Saya meminta maaf secara pribadi dan mewakili anak buah saya yang membuat kesalahan.” : “dari keluarga Ny. Gendhis dipersilahkan untuk menyampaikan sesuatu atau yang ingin dibicarakan.” : “iya sebelumnya terimakasih kepada dokter, perawat, dan kepala ruangan atas penjelasannya. Iya saya terima penjelasan dari saudara sekalian dan mengaku bersalah atas pelayanan yang diberikan, saya terima maafnya mudah-mudahan ini menjadi pelajaran untuk keluarga saya dan pihak rumah sakit. Masalah ini tidak usah diperpanjang lagi dan saya juga sudah memutuskan kalau istri saya akan dioperasi di rumah sakit lain. Terimakasih untuk pihak rumah sakit yang telah merespon surat dari keluarga saya dan menyelesaikan permasalahan yang ada. Terimakasih.” : “iya saya akan menambahkan sedikit dari permasalahan ini. lain kali tim medis mau itu dokter ataupun perawat komunikasi memang sangat di perlukan untuk hubungan pekerjaan dan untuk perawat selalu ingat bahwa mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak klien, karena klien berhak mendapat informasi yang selengkap-lengkapnya dan semua keputusan atau sanksi yang diberikan kepada yang bersangkutan akan diputuskan oleh pihak rumah sakit. Saya disini hanya meluruskan dan membantu permasalahan yang menyangkut rumah sakit ini.” : “untuk masalah ini sudah selesai dan nantinya surat peringatan atau sanksi akan diberikan pada yang bersangkutan. Terimakasih atas kerja sama saudara seklian.” : “baiklah sidang pagi hari isi saya tutup, masalah diselesaikan dengan damai dan tidak ada gugatan dari pihak keluarga. Saya selaku komite etik rumah sakit meminta maaf jika ada salah kata. Wassalamualaikum.”



Dan akhirnya masalah selesai dengan cara kekeluargaan antara pihak rumah sakit dengan keluarga Ny. Gendhis dan Ny.Gendhis sudah menjalankan operasi dirumah sakit lain.