Karakteristik Dan Prinsip-Prinsip Ajaran Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KARAKTERISTIK DAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN ISLAM PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN AGAMA LAIN



Disusun Oleh 1. Hilmi



: ( 1930603265 )



2. Esis Susandi



: ( 1930603175 )



3. Nurzaman Refsi



: ( 1930603211 )



Kelas : SPS 5 Dosen Pengampu : SEPRIYATI, S.Ag. M.H.I



PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2019



i



DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1 1.



Latar Belakang ...........................................................................................1



2.



Rumusan Masalah ......................................................................................1



3.



Tujuan Penulisan Naskah...........................................................................1



BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................2 A. Karakteristik Ajaran Islam ..........................................................................2 B. Prinsip Ajaran Islam ...................................................................................8 C. Perbedan dan Persamaan Ajaran Islam Dengan Agama Lain ..................12 BAB III PENUTUP ...........................................................................................15 1. Kesimpulan ...............................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap



agama



mempunyai



karakteristik



dan



prinsip



yang



membedakannya dari agama yang lain. Istilah karakter menurut pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. Jadi karakter ajaran Islam adalah sifat-sifat khas dalam Islam itu sendiri yang menjadi pembedanya dengan agama lain dalam meyakinkan pemeluk-pemeluknya. Berbicara karakter, maka kita harus tahu bagaimana sifat pribadinya dengan mengenal sedekat mungkin, jangan lihat dari luarnya saja. Islam mempunyai kekhasan tersendiri dengan ajaran-ajaran-nya, apabila dibandingkan dengan kepercayaan lain. Maka disanalah akan tampak keunggulan dan keunikan ajaran Illahi Rabbi ini.1



B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian karakteristik dan prinsip ajaran Agama? 2. Apa pengertian dari prinsip-prinsip ajaran Islam? 3. Perbedaan dan Persamaan Ajaran Islam dengan Agama Lain?



C. Tujuan penulisan naskah 1. Untuk mengetahui karakteristik ajaran Islam. 2. Untuk mengetahui apa prinsip-prinsip dari ajaran Islam. 3. Untuk mengetahui apa saja perbedaan dan persamaan ajaran Islam dengan Agama lain.



1



Intan Nurfauziah, https://id.scribd.com/document/389753062/Karakteristik-danPrinsip-Agama-Islam-Persamaan-dan-Perbedaan-Agama-Islam-dengan-Agama-lain-nya, diakses pada tanggal 1 Desember 2019, pukul 16.32 WIB.



1



BAB II KARAKTERISTIK DAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN ISLAM PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN AGAMA LAIN



A. Karakteristik Ajaran Islam Islam dalam memahami Islam secara utuh memang tidak dapat hanya dengan mengandalkan satu pendekatan. Dalam memahami Islam bukan hanya dari sudut tafsir Al-Qur’an, tanpa mempertimbangkan hal-hal yang lain, maka keIslamannya dianggap parsial. Demikian pula dalam mengamalkan Islam bila hanya dari hukum fiqih semata, juga tidak akan utuh.



1. Pengertian Karakteristik Menurut John M Echols dan Hasan Shadily dalam buku-nya yang berjudul Kamus Inggris Indonesia pengertian karakteristik itu berasal dari bahasa Inggris “character”, yang berarti watak, karakter, dan sifat. Kemudian kata ini menjadi characteristic yang memiliki arti sebagai sifat khas, yang membedakan antara satu dan lainnya. Ini dapat disimpulkan bahwa pengertian dari karakteristik ajaran Islam adalah sifat, watak dan keadaan yang melekat pada ajaran Islam tersebut yang sekaligus dapat dikenali dan dirasakan manfaat dan dampaknya oleh mereka yang mengamalkan ajaran Islam tersebut.2 Dari berbagai sumber kepustakaan tentang Islam yang di tulis para tokoh. Dapat diketahui bahwa Islam memiliki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang. Konsepsi Islam dikemukakan sebagai berikut.



2



Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIP-



PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 01 Desember 2019, pukul 10.36 WIB.



2



1. Dalam Bidang Agama Karakteristik ajaran Islam dalam bidang Agama bersifat pluralisme dan universalisme. Pluralisme adalah sebuah aturan tuhan (Sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Dan dalam Islam adalah Agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak Agama lain, kecuali yang berdasarkan paganism dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan. Kemudian pengakuan akan hak Agama-Agama lain dengan sendirinya merupakan dasar paham kemajemukan sosial budaya dan Agama, sebagai ketetapan tuhan yang tidak berubah-ubah. (QS Al-Maidah, 5:44-50).3 Sedangkan yang bersifat universalisme, yakni mengajaran kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan megajak pada keselamatan. Dalam hubungan ini menarik sekali apa yang dikatakan H.M.Quraish Shihab. Menurutnya, bahwa dengan menggali ajaran-ajaran Agama, meninggalkan fanatisme buta, serta berpijak pada kenyataan, jalan akan dapat dirumuskan. Bukankah Agama-Agama monoteisme dengan ajaran ketuhanan yang maha esa pada hakikatnya menganut paham universalisme. Tuhan Yang Maha Esa itulah yang menciptakan seluruh manusia. Di dalam itu diyakini bahwa Tuhan yang merupakan sumber ajaran Agama, tidak membutuhkan pengadian manusia. Ketaatan dan kedurhakaan manusia tidak menambah atau mengurangi kesempurnaan-nya.4



2. Dalam Bidang Ibadah Karakteristik dalam bidang ibadah, ini berarti bahwa manusia secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Swt., karena dorongan dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati segala perintah-nya, menjauhi segala larangan-nya, dan mengamalakan segala yang diizinkan-nya. Ibadah 3



Nata abudin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Xii, 482 hlm., 21



cm. 4



Quraish Shihab, “Agama: Antara Absolustas dan Relativitas Ajaran dalam hasil Seminar Sehari Agama dan Pluralitas Bangsa (Jakarta: P3M, 1991), cet. I, hlm. 41-42



3



ada yang umum dan ada yang khusus. Umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perincianya, tingkat, dan cara-caranya yang tertentu.5 Ketentuan ibadah demikian termasuk salah satu bidang ajaran Islam dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Dan itulah yang selanjutnya membawa manusia menjadi hamba yang shaleh, sebagaimana dinyatakan Tuhan: hamba Allah yang shaleh adalah yang berlaku rendah hati (tidak sombong dan tidak angkuh), jika mereka diejek oleh orang bodoh mereka selalu berkata selamat dan damai. (Qs. 25:63).6



3. Dalam Bidang Akidah ajaran Islam sebgai mana dikemukakan maulana Muhammad ali, dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu bagian teori atau yang lazim disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segla yang harus dikerjakan oleh orang Islam, yakni amalan-amalan yang ahrus dijadikan pedoman hidup. Bagian pertama disebut ushul (pokok) dan bagian kedua disebut furu.7 Kata ushul adalah jamak dari asbl artinya pokok atau asas; adapun kata furu’ artinya cabang. Bagian pertama disebut juga aqa’id artinya kepercayaan yang kokoh, adapun bagian kedua disebut abkam. Menurut imam syahrastani bagian pertama disebut ma’rifat dan bagian kedua disebut tba’ab artinya kepatuhan.8 Selanjutnya dalam kitab mu’jam al-falsafi, jami shaliba mengartikan akidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut sehingga bertemu dan bersambung secra kokoh. Ikatan tersebut berbeda dengan terjemahan kata



5



Lihat Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1977), cet. II, hlm. 44dan



47. 6



Ahmad Amin, Fajar Islam, (terj.) H. Zailani Dahlan, dari buku Fajr al-Islam (Cirebon, 1967), hlm. 94. 7 Maulani Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), (terj.) R. Kaelani dan dan H.M. Bahcrun dari judul asli Islamologi, (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980), hlm. 83. 8 Imam Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, (Mesir: Dar al-Kutub, t.t.), hlm. 78.



4



ribath yang artinya juga ikatan tetapi yang mudah dibuka, karna akan mengandung unsur yang membahayakan.9 Karakteristik ajaran Islam dalam bidang akidah adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Akidah dalam Islam meiputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah. Ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimah syahadat, yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-nya.



4. Dalam Bidang Ilmu dan kebudayaan Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu Islam juga selektif, yakni begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam. Dalam bidang teknologi, Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap tebuka atau tidak tertutup. Sekalipun kita yakin bahwa Islam itu bukan timur dan bukan barat.



5. Dalam Bidang Pendidikan Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya. Semua aspek yang berkaitan pendidikan ini dapat dipahami dari kandungan sura AlAlaq sebagaimana disebutkan diatas. Dapat dijumpai berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya.10



9



Jamil Shaliba, Mu’jam al-Falsafi, jilid I, (Beirut: Dar al-kutub al-Lubnany), hlm. 82. Lihat Muhammad Quthub, Sistem Pendidikan Islam. (Bandung: Al-Ma’arif, 1984), cet. I, hlm. 324-374. 10



5



6. Dalam Bidang Sosial Ajaran di bidang sosial ini termasuk paling menonjol karena seluruh bidang ajran Islam sebagaimana telah disebutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasihati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat) tegang rasa, dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaanya, warna kulit, basa, jenis kelamin, dan lain sebagainya berbau rasialis.11



7. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat di pahami dari konsepsinya dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusian adalah hidup seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhiran dan kehidupan akhir dicapai dengan dunia.



8. Dalam Bidang Kesehatan Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Dalam bahsa arab, prinsip ini berbunyi, al-wiqayah khair minal-‘ilaj. Berkenan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah nabi Saw. yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.12



9. Dalam Bidang Politik Ciri ajaran Islam selanjutnya dapat diketahui melalui konsepsinya dalam bidang politik. Dalam Al-qur an surat Al-nisa ayat 156 terdapat perintah menaati ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa dibidang politik, perintah dan negara. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta 11



Nata abudin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Xii, 482 hlm., 21



12



Lihat Harun Nasution, Filsafat Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 9.



cm.



6



terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-nya maka wajib ditaati. Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran agar kembali kejalan yang benar dengan cara-cara yang persuasive. Dan jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak dipatuhi.13



10. Bidang Pekerjaan Karakteristik ajaran Islam lebih lanjut dapat dilihat dari ajarannya mengenai kerja. Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah Swt. atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah Swt., dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain. Kita minsalnya membaca ayat Al-Quran yang artinya : dialah yang menjadikan mati dan hidup supaya dia menguji kamu siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. (Qs Al-Mulk, 67:2).14



11. Islam Sebagai Disiplin Ilmu Islam juga telah tampil sebagai sebuah disiplin ilmu, yaitu ilmu keIslaman. Menurut peraturan mentri Agama Republik Indonesia Tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keIslaman adalah Al-Quran/tafsir, Hadis/ilmu, Ilmu kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam (Fiqih), Sejarah dan kebudayaan Islam, serta pendidikan Islam. Jauh sebelum itu, Harun Nasution mengatakan bahwa Islam berlainan dengan apa yang umum diketahui, bukan hanya mempunyai satu dua ospek, tetapi mempunyai berbagai aspek. Islam sebenarnya mempunyai aspek



13



Nata abudin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Xii, 482 hlm., 21



14



Nata abudin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Xii, 482 hlm., 21



cm. cm.



7



teologi, aspek ibadah, aspek moral, aspek mistisme, aspek filsafat, aspek sejarah, aspek kebudayaan, dan sebagainya.15



B. Prinsip-prinsip Ajaran Islam 1. Pengertian Prinsip Kata prinsip dapat berarti dasar, asas, ataupun kebenaran yang menjadi dasar orang untuk berpikir, bertindak, dan sebagainya. Prinsip ajaran Islam juga digunakan sebagai sandaran dalam membangun sesuatu atau sebagai landasan yang digunakan untuk mengembangkan konsep atau teori. Prinsipprinsip yang terdapat dalam ajaran Islam tentunya bersumber kepada AlQur’an dan Al-Hadits. Ajaran Islam sebagai ajaran yang kuat, kokoh, dan lengkap memiliki prinsip terhadap ayat-ayat Al-qur’an, Al-hadits, Al-Ra’yu dan fakta sejarah.16



2. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam ajaran Islam adalah sebagai berikut: a. Sesuai dengan fitrah manusia Kata fitrah secara harfiyah berarti keadaan suci. Adapun yang mengartikan bahwa fitrah adalah kecenderungan atau perasaan mengakui adanya kekuasaan yang menguasai dirinya dan alam jagat raya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, ternyata bukan hanya fitrah berAgama saja melainkan juga fitrah keingintahuan terhadap sesuatu, fitrah menyukai dan mencintai seni. Dengan fitrah berAgama manusia menjadi orang yang ber Tuhan dan ber akhlak mulia, dengan fitrah keingintahuan manusia menjadi orang yang berilmu pengetahuan, dan dengan fitrah seni manusia menjadi halus dan menyukai yang indah.



15



Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai aspek Aspeknya Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1979), cet. I, hlm. 33. 16 Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIPPRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 01 Desember 2019, pukul 10.36 WIB.



8



b. Keseimbangan Manusia terdiri dari unsur jasmani dan unsur rohani. Jasmani berasal dari tanah atau bumi yang melambangkan kerendahan, adapun rohani berasal dari Tuhan dan bahkan ia merupakan unsur ketuhanan yang terdapat dalam diri manusia yang melambangkan ketinggian. Hidup yang seimbang adalah hidup yang memperhatikan kepentingan jasmani dan rohani, namun kekuatan rohani harus mengarahkan kekuatan jasmani. Selain itu kehidupan yang seimbang juga berkaitan dengan usaha manusia dalam mempersiapkan bekal untuk hidup di dunia dan di akhirat.17



c. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat Islam adalah Agama akhir zaman, setelah itu tidak ada lagi Agama yang diturunkan oleh Allah swt. Dengan sifatnya yang demikian itu maka, Islam berdasarkan al-Qur’an danal-Hadits sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya akan terus berlaku sepanjang zaman.18



d. Tidak menyusahkan manusia Ajaran Islam turun dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat, memberi rahmat, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada terang benderang, dan dari kebiadaban menjadi beradab. Ajaran Islam juga memberikan toleransi kepada umatnya dalam hal ibadah, shalat, puasa, dan makanan. Adanya berbagai kemudahan atau dispensasi tersebut menunjukan bahwa Islam tidak mempersulit manusia, jikalau itu terjadi maka hal ini bertentangan



dengan



visi,



misi,



dan



tujuan



ajaran



Islam



itu



sendiri yakni untuk memelihara jiwa, Agama, akal, harta, dan keturunan.



17



Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIP-



PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 1 desember 2019, pukul 14.55 WIB. 18



Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIP-



PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 1 desember 2019, pukul 14.57 WIB.



9



e. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Islam adalah Agama satu-satunya yang sejak kelahirannya mewajibkan setiap orang untuk membaca, karena dengan membaca kita akan mudah untuk mendapatkan informasi yang sedang terjadi atau yang sedang membuming dizamannya, selain itu dengan membaca kita akan mendapatkan ilmu, dengan ilmu manusia akan memperoleh kemudahan dan kecepatan dalam mencapai tujuan Agama tersebut. Ibnu Ruslan dalam kitab zubad halaman 68 mengatakan “setiap orang yang beramal tanpa ilmu pengetahuan, maka amalnya ditolak, tidak diterima”.



f. Berbasis pada penelitian Penelitian merupakan pengembangan ilmu pengetahuan, mengumpulkan fakta dan data untuk membuktikan keberadaan tentang sesuatu yang disusun secara sistematis dalam buntuk teori. Ajaran Islam berbasis pada hal tersebut serta sikap berhati-hati dalam menentukan sebuah kebijakan ini, sehingga kebijakan ini tidak hanya cukup didasarkan pada dugaan atau asumsi belaka, atau bahkan karena ikut-ikutan pada orang lain tanpa mengetahui sebabnya.19



g. Berorientasi pada masa depan Islam adalah Agama yang mengajarkan kepada penganutnya agar masa depan keadaannya lebih baik dari masa lalu dan sekarang. Dengan berorientasi ke masa depan seseorang akan lebih kreatif, optimis, dan tidak mengagungagungkan masa lalu hanya untuk menghibur diri atau menutup kemalasan dimasa sekarang. Kemudian seeorang akan berusaha meningkatkan mutu hasil kerjanya, sehingga akan tetap berguna dan mampu bersaing secarasehat.



19



Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIP-



PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 1 desember 2019, pukul 10.26 WIB.



10



h. Kesederajatan Prinsip ajaran Islam tentang kesederajatan ini penting dilakukan selain mendatangkan manfaat juga akan menimbulkan sikap saling menghormati, menghargai, akan menghilangkan praktek penjajahan dan beragam tindakan kedzaliman manusia yang satu dengan yang lainnya, serta akan membangun citra ajaran Islam sebagai Agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam.



i. Keadilan Dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan seseorang atas orang lain yang didasarkanatas perasaan memberi kesempatan yang sama, seimbang, profesional, sesuai dengan peran, tugas, tanggung jawab, dan prestasi yang dicapainya.



j. Musyawarah Dengan adanya musyawarah ini, maka berbagai gagasan dan pikiranpikiran dari berbagai pihak akan dapat ditampung, sehingga berbagai kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan.20



k. Persaudaraan Prinsip persaudaraan dalam Islam didasarkan pada pandangan, walaupun manusiamemiliki latar belakang yang berbeda-beda namun mereka memiliki unsur persamaan darisegi asal usul, proses, kebutuhan hidup, tempat kembali, dan nenek moyang. Hal tersebut merupakan dasar atau landasan bagi terbangunnya konsep persaudaraan yang bersifat kemanusiaan.



20



Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIP-



PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 1 desember 2019, pukul 15.30 WIB.



11



C. Perbedaan dan Persamaan Ajaran Islam dengan Agama Lain Islam sebagai Agama samawi yang datang terakhir dan memiliki pengikut sekitar atau seperempat milyar pada akhir abad kedua puluh, secara historis mempunyai keunikan penyebarannya : 1. Dalam waktu relatif singkat dapat menembus seluruh bagian dunia (semua benua), mampu menjangkau ras dan bahasa. 2. Waktu permulaan pengembangannya yaitu zaman Rasulullah SAW. dan pemantapan eksistensinya, hanya menimbulkan korban jiwa paling sedikit. Selama konflik fisik pada zaman Rasulullah SAW. tidak lebih dari 1000 (seribu) orang yang meninggal, baik dari pihak musyrikin maupun pihak kaum mukminin. 3. Jika Islam sudah memasuki suatu daerah, dapat dikatakan tidak dapat dihapus kembali dari daerah itu, dia paling tidak bertahan kalau bukan malah berkembang, kecuali spanyol yang mempunyai kasus tersendiri.21 Kenyataan ini akan berbeda jika dibandingkan dengan Agama lain, baik Agama hindu, Agama yahudi maupun Agama Kristen yang mempunyai masa dakwah yang dilakukan oleh Agama Islam. Para



pengamat



Agama



pada



umumnya



mencatat



beberapa



keunggulan Islam secara konseptual, yakni : 1. Konsep teologi Islam yang didasarkan pada prinsip “tauhid”, sebagai konsep monotheisme dengan kadar paling tinggi. Konsep ini akan melahirkan wawasan kesatuan moral, kesatuan sosial, kesatuan ritual, bahkan malah memberikan kesatuan identitas kultural. 2. Konsep tentang kedudukan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, hubungannya dengan sesama manusia bahkan hubungannya dengan sesame makhluk. 3. Konsep keilmuan, sebagai bagian integrative dari kehidupan manusia.



21



Hasan Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. III, hal. 3-4.



12



4. Konsep ibadah dalam Islam, disamping menyentuh aspek-aspek ritual (ta’abbudy), juga menyentuh aspek sosial (ijtimaiy), dan aspek kultural (tsaqafy), dalam sebuah hadist sahih, pernah Nabi Muhammad SAW.22 Totalitas konsep dalam Islam itu yang menyebabkan Islam disebut sebagai “Dien al-Fithrah”. Bagi Islam, dalam menghadapi transformasi masyarakat modernnya, tidak perlu memodifikasi Islam baru yang disekulerkan, seperti yang terjadi pada Agama Kristen di Barat, dalam usaha menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan arus pemikiran modernis dan neomodernis. Juga Islam tidak perlu memistikan diri, seperti yang ada pada Agama Hindu, dalam rangka menyelamatkan kesakralan simbol-simbolnya.23 Yang terjadi persoalan sekarang adalah, sejauh mana tingkat kemampuan umat Islam dalam memahami ajaran Agamanya, dan sejauh mana keluasan mereka dalam memberikan arti ajaran tersebut. Perbedaan ajaran Islam dapat dilihat dari segi kepercayaan yaitu: 1. Orang Islam adalah orang yang beriman kepada para Nabi dan kitab suci dari semua bangsa. 2. Sedangkan orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi bangsa Israel. 3. Orang Kristen hanya percaya kepada Yesus Kristus, dan dalam kadar kecil, percaya kepada para Nabi bangsa Israel. 4. Orang Yahudi hanya percaya kepada para Nabi yang timbul dari India. 5. Orang Budha hanya percaya kepada sang Budha. 6. Orang Majusi hanya percaya kepada Zaraustra. 7. Orang Kong Hu Chu hanya percaya kepada Kong Hu Chu.24



22



Hasan Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. III, hal. 4-5. 23 Hasan Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. III, hal. 5. 24 Hasan Hulqi, https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRINSIPPRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 1 desember 2019, pukul 15.27 WIB.



13



Hubungan Islam dengan Agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang mulia didalamnya. Dalam Agama Hindu misalnya terdapat ajaran pengendalian tentang kesenangan, ini merupakan suatu hal yang bersifat alamiah, fitrahnya manusia. Sama halnya dengan ajaran Budha, yang terdapat sejumlah ajaran etis tentang larangan membunuh, mencuri, berdusta, memperurutkan hawa nafsu dan meminum-minuman yang memabukkan.



14



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Dari pembahasan materi ini dapat di simpulkan bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan ideal. Dengan karakteristik ajaran Islam yang demikian itu, maka sangat beralasan jika ada sementara orang yang berpendapat bahwa Islam adalah jalan hidup yang terbaik (Islam is the best way of life ). Dengan sifatnya yang demikian itu, tidak pula berlebihan jika ada sementara pendapat yang mengatakan, bahwa dimasa depan Islam akan dijadikan alternatif utama dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.



15



DAFTAR PUSTAKA Ahmad Amin, Fajar Islam, (terj.) H. Zailani Dahlan, dari buku Fajr al-Islam Cirebon, 1967. Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai aspek Aspeknya Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1979), cet. I. HasanHulqi,https://www.academia.edu/38059241/KARAKTERISTIK_DAN_PRIN SIP-PRINSIP_AJARAN_ISLAM, diakses pada tanggal 01 Desember 2019, pukul 10.36 WIB. Hasan Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. III. Imam Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, (Mesir: Dar al-Kutub, t.t.). Intan Nurfauziah, https://id.scribd.com/document/389753062/Karakteristik-danPrinsip-Agama-Islam-Persamaan-dan-Perbedaan-Agama-Islamdengan-Agama-lain-nya, diakses pada tanggal 1 Desember 2019, pukul 16.32 WIB. Jamil Shaliba, Mu’jam al-Falsafi, jilid I, (Beirut: Dar al-kutub al-Lubnany). Lihat Harun Nasution, Filsafat Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982). Hasan Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. III. Lihat Muhammad Quthub, Sistem Pendidikan Islam. (Bandung: Al-Ma’arif, 1984), cet. I. Lihat Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1977), cet. II. Maulani Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), (terj.) R. Kaelani dan dan H.M. Bahcrun dari judul asli Islamologi, (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve, 1980). Nata abudin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). Xii. Quraish Shihab, “Agama: Antara Absolustas dan Relativitas Ajaran dalam hasil Seminar Sehari Agama dan Pluralitas Bangsa (Jakarta: P3M, 1991).



16