Karakteristik Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2 PembahasanDefinisi Masyarakat Para ilmuan dibidang sosial sepakat bahwa tidak ada definisi tunggal tentangmasyarakat dikarenakan sifat manusia selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada akhirnyapara ilmuan memberikan definisi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Berikutini beberapa definisi masyarakat menurut pakar sosiologi1.Selo Soemaedhan mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang hidup bersamadan menghasilkan kebudayaan.2.Max Weber mengartikan masyarakat sebagai struktur atau aksi yang pada pokoknyaditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.3.Emil Durkheim mendefinisikan masyara,at sebagai kennyataan objektif individu-ondividuyang merupakan anggotanya (Bambang,2014:38). Masyarakat Desa Masyarakat desa adalah masyarakat yang bertempat tinggal dimana terdapat jumlahpenduduk 2500 orang,ditandai dengan derajat intimitas pergaulan antarwarga yang tinggi(Syamsul Nizar, 2013:249.). Masyarakat desa, sebagai bentuk dari kehidupan berama,mempunyai kterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya, baik yang berupamanusia maupun yang berupa benda. Hal ini dapat dimengerti bahwa kehidupanmasyarakat tradisional sasngat bergantung pada manusia lain dan kondisi alamnya. ,atapencahariannya berpusat pada sector pertanian dan nelayan (Mawardi at all, 2000:121).Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatantar sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuathakekatnya, bahwa seseprang merasa merupakan bagiam tang tidak dapat dipisahkan drimasyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untukberkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota-anggota masyarakat, karenaberanggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai dan salingmenghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dankebahagiaan bersama didalam masyarakat(Sumanto Soerjono, 2012:76).Pola-pola tingkah laku yang sudsh terlambangkandalam masyarakat (bangsa)tertentu (seperti dalam bentuk adat istiadat dimana biasanya ada dalam masyarakatpedasaan). Sangat memungkinkan mereka untuk memiliki karakteristik kepribadian yangsama. Kesamaan karakteristik ini membangun berkembangnya konsep-konsep tipekepribadian dasar (basic personality tipe, dari kardiner, 1945), dan karakter nasional ataubangsa ( NationalCharacter,dari Gorer, 1950 )(Syamsu Yusuf, 2011:30).Dengan adanya kebudayaan kita bisa mengetahui bahwa kebudayaan sangat kentaldengan adanya agama. Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan,akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satusegi islam terbuka dan akomodatif untuk menerimamasukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu islam juga selektif, yakni tidak begitu sajamenerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalandengan islam. Banyak hal yang dalam masyarakat pedesaan yang berbicaratentangkebudayaan dan agama(Abuddin Nata, 2014:85).Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusiadenganlingkungannya. Hasil dari



perpaduan itu adalah suatu wujud atau kenampakan di bumiyangdi timbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang salingberinteraksi antar unsur tersebut dan dalam hubungannya dengan daerah lain(Zubaeidi,2013:206).Corak kehidupan di desa berdasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.Masyarakat merupakan sesuatu “gemeinschaft” yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti, karena pendudukn desa merupakan “face to face group”dimana mereka saling mengenal betul seolah-olah mengenal dirinya sendiri(JacobusRancabar, 2016:131).Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotng royonganseperti faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu adaptasikepada pendudukdan juga faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya. Dan bukan hanya itu, bencana alam jugamenjadi faktor yang mana harus dihadapi dan di alami bersama-sama. Jadi persamaannasib dan pengalaman menimbulkan hubungan yang akrab(Zainuddin Sardar, 1996:141).Hubungan manusia pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauhmenyangkut masalah-masalah pribadi. Satu dengan yang lain mengenal secara rapat,menghayati secara mendasar. Suka atau duka yang dirasakan oleh salah satu anggotaakan dirasakan oleh seluruh anggota. Pertemuan-pertemuan dan kerjasama untukkepentigan sosial lebih diutamakan daripada kepentingan individu. Segala kehidupansehari-hari diwarnai dengan gotng royong. Misalnya mendirikan rumah, mengerjakan sawah,menggali sumur, maupunmelayat orang yang meninggal(Mohammad Mahfud MD, 2011:98). Tetapi dilain pihak pengendalian sosial terasa sangat ketat, sehingga perkembangan jiwa individu sulit untuk dilaksanakan. Keadaan demikian berjalan terus menerus dan sulituntukmengadakan perubahan. Jalan pikiran yang kolot, tidak ekonomis yang sudah menjaditradisi juga sulit untuk di ubah, walaupun pandangan-pandangan tersebut sebenarnya tidakdapat diterima oleh akal pikiran manusia. Sehingga bilamana seorang anggota masyarakatdesa yang bersangkutan tidak melaksanakan sesuatu yang sudah menjadi tradisi desatersebut, dinyatakansalah dan dikucilkan.Kehidupa keagamaan (magis religius) berlangsung sangat serius. Semua kehidupandan tingkah laku dijiwai oleh agama, hal inidisebabkan cara berpikir masyarakat desa yangkurang rasional(Pior Stompka, 2008:67). Masyarakat Kota Masyarakat modern merupakan pola perubahan dari masyarakat tradisional yangtelah mengalami kemajuan dalam berabagai aspek kehidupan. Salah satu ukurankemajuandapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Dibidang mata pencaharian, merka tidakbergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambat pada sektor lain seperti jasa danperdagangan (Mohammad Budyatna, 2012:40.).Sektor pertanian sebagai salah satu garapannya, dilakukan dengan berbagai cara,yaitu dengan memadukan sumber daya alam, sumber daya manusia dan tehnologi. Apabilamasyarakat tradisional bergantung pada kemurahan alam semesta seperti cuaca, kesnurantanah dan lain-lain. Pada masyarakat modern dapat diantisipasi sedemikan rupa denganmempergunakan tekhnologi, seperti tekhnologi penumpukan unntuk mendapatkankesuburan tanah atau green house (rumah kaca) untuk menghindari kaca yang beru bah-rubah, atau dengan hujan buatan untuk menghindari kekeringan dan sebagainya (BdulCher, 2014:58).Pertambahan penduduk dan kemajuan



teknik merupakan dua hal yang sangat besar pengaruhnya atas situasi dan perkembangan masyarakat kota. Makin besar pertambahanpenduduk , makin nampak pula ciri kekotaan suatu tempat. Semakin padat penduduk kotamaka berkurang kebebasan individu, semakin tajam persaingan antar manusia sehinggaakan mendorong terciptanya organisasi-organisasi kolektif, demi terjaminnya kebutuhanhidup serta pembelaan kepentingan mereka,ikatan sosial dan ikatan kekeluargaan menjadilemah, pudar, dan menghilangm(Hartomo, 1997:229).Walaupun jumlah penduduknya padat, hidup berdekatan satu dengan yang lain,tetapi hubungan di antara mereka terjadi sepintas kilas saja, kurang akrab dan dingin. Hidupdi antara tetangga yang sangat berdekatan tetapi terasa sepi dan hampa. Perasaan malu,enggan, gengsi, dan takut menjiwai setiap anggotanya (masyarakat kota) dalam menjalinhubungan bertetangga. Semua tali hubungan dijalin secara formal dankaku(Eni Maryani,2011:7) Sifat kerukunan dan gotong royong yang asli sangat tipis, yang di sebut dengan sifatindividualistis dan materialistis. Masyarakat kota lebih mengarah pada perhitungan rugi labayaitu yang memberi keuntungan pada dirinya. Sifat gotong royong berusaha mereka gantidengan uang, sedang ia sendiri melakukan pekerjaan lain yang lebih menguntungkan. Didalam hidup bertetangga saling bersaing, yang di ukur dengan materi yang di milikinya. Bilamana ada masyarakat yang berkehidupan lebih,yang tidak mengerti asalnya, di anggaphasil korupsi. Sebaliknya bilamana ada anggota masyarakat yang berkehidupankurang/sengsara merekabiarkan tanpa ada pertolongan(Tedy Mulyana, 2014:133).Maka dari itu hidup di kota sebenarnya kurang aman/tentram,di sampingindividualistis dan kikir. Rasa suka atau duka harus dipikul sendiri oleh anggota masyarakatyang bersangkutan bersama keluarganya. Uluran tangan dari para tetangga sulit untuk diharapkan. Namun juga pernah kita jumpai ada anggota masyarakat yang juga dermawantetapiitupun terjadi sangat jarang( Wiliam L. Livers, 2004:243). Dala sistem kegiatanekonomi di kota tugas dan pekerjaan pada umumnya dilakukan secara terus-menerus baikpagi, siang dan malam. Ini merupakan penyebab hubungan antara anggota masyarakat dikota menjadi renggang dan terbatas. Bagi masyarakat kota kepercayaan kepada TuhanYang Maha Esa (kehidupan magis religius), biasanya cukup terarah dan di tekankan padapelaksanaan ibadah. Upacaraupacara keagamaan sudah berkurang, demikian pulaupacara-upacara adat sudah menghilang. Hal ini disebabkan bahwa masyarakat kota sudahmenekankan pada rasional pikir dan bukan pada emosionalnya. Semua kegiatan agama,adat berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki(ibid,232). Karakteristik Dan Ciri-Ciri Masyarakat Desa1. Homogenitas Sosial Masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja,sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayan sama/homogen. Oleh karena itukehidupan di desa biasanyaterasa tentram aman dan tenang. Hal ini di sebabkan oleh polapikir, pola penyikap dan pola pandangan yang sama dari setiap warganya dalammenghadapi suatu masalah(Tom R. Burn, 1987:271). 2. Hubungan Primer Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilaksanakan secara akrab, semuakegiatan dilakukan secara musyawarah. Mulai dari masalah-masalah umum/masalahbersama sampai masalah pribadi. 3. Kontrol Sosial Yang Ketat



Hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehinggasetiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalah yang di hadapi anggota yanglain. Bahkan ikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakatyang lain. 4. Gotong Royong Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur danmembudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalamarti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik. Gotong royong murni dansukarela misalnya: melayat, mendirikan rumah dan sebagainya. Sedang gotong royongtimbal balik misalnya: mengerjakan sawan, nyumbang dalam hajat tertentu dan sebagainya. 5. Ikatan Sosial Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaansecara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dan kaidah yang sudah di sepakati,akan di hukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara mengucilkan. Oleh karena itusetiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan aturan yang di tentukan. 6. Magis Religius Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari di jiwai bahkan di arahkan kepadanya. 7. Pola kehidupan Masyarkat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan,perikanan dan peternakan. Dalam mengolah mata pencaharian tersebut semata-mata tetaptidak ada perubahan atau kemajuan. Hal ini di sebabkan pengetahuan dan keterampilanpara petani yang masih kurang memadai. Oleh karena itu masyarakat desa sering dikatakanmsyarakat statis dan menoton( Syahrial Sharbaini, 2012:43). Karakteristik dan Ciri-Ciri Masyarakat Kota1. Heterogenitas Sosial Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masingkelompok berusaha di atas kelompok yang lain. Misalnya mengumpulkan ataumengorganisir anggota kelompoknya secara rapi, memelihara jumlah anak yangbanyakbagi kelompok minoritas dan sebagainya. Di samping itu kepadatan penduduk memangmendorong terjadinya persaingan dalam pemanfaatan ruan(Suratman, 2013:76). 2. Hubungan sekunder Dalam masyarakat kota pergaulan antar anggota serba terbatas pada bidang hiduptertentu. Misalnya teman kerja, teman seagama, atau seorganisasi yang lain. Jadi pergaulanyang mendalam, secara kekeluargaan dan saling mengisi kebutuhan sangatsulit dilakukan(Dandjaja, 2012:105).



3. Toleransi sosial Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya secaramendasar dan pribadi, sebab masing-masing anggota memiliki kesibukan tersendiri.Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat di katakan lemah sekali. 4. Kontrol sekuder Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atausosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah, senang, jahat dan lainsebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak mau mengerti. Urusan orang lain biarlahdiurus sendiri, sedangkan ia sibuk mengurus tugasnya sendiri. 5. Mobilitas Sosial Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan atau perpindahan status, tugas maupuntempat tinggal. Tidak jarang orang semula bekerja pada suatu instansi kemudian bekerjakepada instansi lain yang lebih menguntungkan. 6. Individual Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan masyarakatdi kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus merekarencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerjasama dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di harapkan. 7. Ikatan Sukarela Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yangmereka sukai (kesenian, olah raga, politik), secara sukarela ia menggabungkan diri danberkorban. 8. Segregasi Keruangan Akibat dari hiterogenitas sosial dan kompetisi ruqang, terjadi pola sosial yangberdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka dari ituterjadi pemisahan dalam kelompokkelompok tertentu. Oleh karena itu di kota sering kita jumpai kampung cina, kampung arab, kampung beragama islam (kauman), kampung elite,dan sebagainya(Dandjaja, 2012:105-106). Kesimpulan Dalam artikel ini membahas tentang arti masyarakat desa, dan kota. Kita tau bahwaarti dari masyarakat, Para ilmuan dibidang sosial sepakat bahwa tidak ada definisi tunggaltentang masyarakat dikarenakan sifat manusia selalu berubah dari waktu ke waktu.Dalam arti masyarakat desa ialah Masyarakat desa adalah masyarakat yangbertempat tinggal dimana terdapat jumlah penduduk 2500 orang, ditandai dengan derajatintimitas pergaulan antarwarga yang tinggi. Dan juga di masyarakat desa sangatlah erat talisilaturrahim dan kekeluargaan antara satu sama lain.Serta arti masyarakat kota yaitu Masyarakat merupakan pola perubahan darimasyarakat tradisional yang telah mengalami kemajuan dalam



berabagai aspek kehidupan.Salah satu ukuran kemajuan dapat terlihat pada pola hidup dan kehidupannya. Dibidangmata pencaharian, merka tidak bergantung pada sektor pertanian semata, tetapi merambatpada sektor lain seperti jasa dan perdagangan. Dan juga dalam bekerja pada masyarakatkota di lakukan setiap saat baik pagi, siang,sore, dan malam. Daftar Pustaka Budyatna, Mohammad.(2012). Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:Kencana PrenadaBurn, Tom R.(1987). Manusia, Keputusan, Masyarakat. Jakarta:PT. Pranadya Paramita.Dandjaja.Metodologi. (2012). Metodologi Penelitian Sosial. Jogjakarta:Graha Ilmu.Cher, Bdul.(2014). Sosiolinguestik. Jakarta:PT Rineka Cipta.Hartomo.(1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.Livers, Wiliam L.(2004). Media Masa dan Masyarakat Modern. Jakarta:Prenada Media.Maryani, Eni.(2011). Media dan Perubahan Sosial. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.Mawardi.(2000). IAD ISD IBD. Bandung: Pustaka Setia.MD, Mohammad Mahfud.(2011). Pembentukan Peraturan Desa Patisipatif. Malang:UBPress. Mulyana, Tedy.(2014). Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Nata, Abuddin.(2014). M



etodologi Studi Islam. Jakarta:PT Raja Gravindo Persada.Nizar, Syamsul.(2013). Sejarah Sosial dan dinamika intelektual. Jakarta:Kencana PrenadaMedia Gruop.Rancabar, Jacobus.(2016). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung:Alfabeta CV.Sardar, Zainuddin.(1996). Dunia islam Aba. Bandung:Angota IKAPI.Sharbaini, Syahrial.(2012). Dasar-dasar Sosiologi. Jogjakarta:Graha Ilmu.Soerjono, Sumanto.(2012). Sosiologi Satu pengantar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.Stompka, Pior.(2008). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta:Prenada Media Gruop.Suratman.(2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Malang:Inti Media.Yusuf ,Syamsu.(2011). Teori Kepribadian. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.Zubaeidi.(2013). Pengembangan Masyarakat. Jakarta:PT Karisma Putra Utama. Ariwidodo, Eko. Hasan, Muhammad. Virdyana Nina Khayatul. (2014).PengetahuanMasyarakat Tentang Lingkungan dan Etika Lingkungan Dengan PartisipasinyaDalamPelestarian Lingkungan. Jurnal Of Nuansa.11(1), 1-20. doi:http://dx.doi.org/10.19105/nuansa.v11i1.179.Bambang. (2014).Dinamika Masyarakat Sebagai Sumber BelajarIlmu Pengetahuan Sosial. Journal ofGeoedukasi. 3(1), 38-43.Retrieved fromhttp://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/GeoEdukasi/article/view/588/0



DOWNLOAD