KARIL Ani [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI FPB DAN KPK MELALUI MEDIA DAKOTA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 14 SUAK TAPEH Ani Khanifatun (856760335) [email protected] FKIP UPBJJ-UT Palembang



Abstrak: Hasil belajar peserta didik SDN 14 Suak Tapeh pada mata pelajaran matematika pokok bahasan FPB dan KPK yang masih rendah mendasari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan media dakon matematika (DAKOTA) pada peserta didik kelas IV SDN 14 Suak Tapeh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Dalam satu siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi langsung dan pengukuran. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan media dakon matematika (DAKOTA) untuk membatu memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi FPB dan KPK. Dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dapat dilihat nilai rata-rata aktivitas guru adalah 87% dan pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 93%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dakon matematika (DAKOTA) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 14 Suak Tapeh kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Kata kunci: hasil belajar, FPB dan KPK, dakota.



I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika



penting



untuk



dipelajari



peserta didik mulai dari



sekolah dasar, karena matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berkaitan langsung dengan seluruh



aktivitas



manusia



sehari-hari. Dari



sejumlah materi mata pelajaran matematika yang harus dipelajari pesrta didik yaitu faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat mengajarkan materi tersebut, peserta didik kelas IV SD Negeri 4 Suak Tapeh masih kurang mengerti tentang materi menentukan FPB dan KPK. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, seorang guru harus mampu menemukan cara terbaik dalam menyampaikan konsep matematika yang diajarkannya dengan memfokuskan pada cara berpikir peserta didik dan



1



pemahamannya terhadap matematika. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas yakni dengan menggunakan media atau alat peraga. Penggunaan media atau alat peraga ini bertujuan untuk mengkongkritkan hal yang masih abstrak pada benak siswa, sehingga dapat dengan mudah diterima siswa. Penanaman pemahaman konsep FPB dan KPK dapat memanfaatkan berbagai media, diantaranya dapat menggunakan Dakon Matematika (Dakota). Dakota sendiri merupakan salah satu alat peraga yang menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin melakukan uji coba metode yang sama di SD Negeri 14 Suak Tapeh untuk mengetahui apakah penggunaan media dakon matematika dapat memberikan pengaruh atau tidak terhadap keberhasilan peserta didik kelas IV dalam memahami materi FPB dan KPK. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kurangnya penggunaan alat peraga yang dapat membantu dan mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Pada kasus ini, yang terjadi siswa harus berpikir dan memahami suatu materi atau konsep secara abstrak, sedangkan pada tingakat pemahaman siswa pada saat ini adalah berpikir konkret; 2 . Hasil belajar matematika peserta didik pada materi KPK dan FPB yang masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan media DAKOTA pada peserta didik Kelas IV SD Negeri 14 Suak Tapeh?” D. TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan media dakon matematika (DAKOTA)



2



pada peserta didik Kelas IV SD Negeri 14 Suak Tapeh. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diterapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika materi FPB dan KPK; 2. Bagi guru, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat mengunakan alat peraga dakon matematika (Dakota) sebagai usaha meningkatkan pemahaman konsep matematika; dan 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi tentang alat peraga dakon matematika (Dakota) dalam meningkatakan kemampuan pemahaman peserta didik pada pembelajaran matematika dan diharapkan penelitian ini memberikan sumbangsih dalam meningkatkan pendidikan.



II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Menurut (Anitah, 2020) belajar merupakan faktor terpenting dalam suatu proses pembelajaran, sebab belajar menentukan keberhasilan satu individu terhadap suatu pengalaman yang diperolehnya. Dalam prosesnya seseorang mengalami perubahan dalam dirinya setelah peserta didik belajar melalui pengalaman yang diperolehnya. Menurut (Slameto, 2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu



perubahan



tingkah



laku



secara



keseluruhan,



sebagai



hasil



pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan perubahan perilakunya sebagai akibat pengalamanya dan belajar juga proses mental dan emosional dan merasakan seperti perasaan aktif. Manusia untuk berubah menjadi lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar terjadi terus menerus atau belajar sepanjang hayat. B. Belajar Matematika Menurut Russefendi dalam (Heruman, 2012) matematika adalah



3



bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan terstruktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Matematika berfungsi untuk mengembangkan



kemampuan



berkomunikasi



dengan



menggunakan



bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Bruner dalam (Herman, 1998, hal. 48) belajar Matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur Matematika itu. Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan penelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan beradanya ilmu ini untuk membantu manusia memahami dan menguasai permasalahan ekonomi, sosial, dan alam dalam kehidupan sehari-hari. C. FPB dan KPK Menurut (Sugiyarni, 2009, hal. 44) Faktor suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang dapat membagi hasil bilangan terrtentu. Sedangkan faktor persekutuan adalah faktor yang sama dari dua bilangan atau lebih. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) merupakan faktor persekutuan dari beberapa bilangan yang nilainya paling besar. Kelipatan adalah pengali suatu bilangan asli (Sugiyarni, 2009, hal. 60). Sedangkan kelipatan persekutuan merupakan kelipatan yang sama dari dua bilangan atau lebih. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) merupakan kelipatan persekutuan dari beberapa bilangna yang nilainya paling kecil. D. Uraian Materi Untuk menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan langkahlangkahnya yaitu: Mencari faktor dan kelipatan dari masing-masing bilangan, mencari faktor persekutuan dan kelipatan persekutuan dari kedua



4



bilangan, maka bilangan paling besar diantara faktor persekutuan merupakan FPB sedangkan bilangan yang paling kecil dari kelipatan persekutuan merupakan KPK dari dua bilangan tersebut.Contoh cara mentukan FPB dari 4 dan 6 adalah dengan cara mencari faktor dari 4 yaitu 1, 2, dan 4, sedangkan faktor dari 6 yaitu 1, 2, 3, dan 6. Faktor persekutuan dari 4 dan 6 adalah 1 dan 2. Jadi FPB dari 4 dan 6 adalah 2. Kemudian Contoh cara menentukan KPK dari 4 dan 6 adalah dengan cara menentukan kelipatan dari 4 yaitu 4, 8, 12, 16, 20, 24, dst. Sedangkan kelipatan dari 6 yaitu 6, 12, 18, 24, 30, 36, dst. Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12, 24,dst. Jadi KPK dari 4 dan 6 adalah 12. E. Media pembelajaran Beberapa ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang media pembelajaran. Gagne dalam Arief S. Sadiman (2010: 6) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat membantu proses belajar. Sementara itu Briggs (dalamArief S.Sadiman,2010:6) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta membantu siswa untukbelajar. Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal sehingga komunikasi akan berlangsung secara efektif antara guru dan speserta didik serta dapat memeberikan rangsangan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Jenis media yang digunakan pada penelitian ini adalah media berupa benda konkrit yaitu dakon matematika yang dapat dipakai untuk membantu peserta didik belajar FPB dan KPK.



5



F. Dakon Matematika (DAKOTA) Menurut (Nugroho, 2015, hal. 3) bahwa dakon merupakan permainan dengan menggunakan papan yang terbuat dari kayu atau plastik. Biasanya memiliki 16 lubang yang terdiri dari 14 lubang kecil yang saling bersanding dan 2 lubang besar pada kedua ujungnya”. Dalam penelitian ini, media dakon yang digunakan telah dimodifikasi dan disesuaikan untuk membantu pembelajaran matematika khususnya materi FBP dan KPK. Media dakon ini kemudian disebut sebagai dakon matematika (DAKOTA). Menurut (Kurniati, 2017) “dakota (dakon matematika) adalah suatu media visual dalam pembelajaran matematika yang merupakan inovasi baru sebagai media pembelajaran matematika”. Kurniati juga mengemukakan bahwa “dakota menggabungkan permainan tradisional dan pembelajaran matematika”. (Sundayana, 2015, hal. 122) menjelaskan bahwa dakota merupakan penggabungan permainan tradisional dengan pembelajaran matematika untuk membantu menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dan soal kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Kegunaan Dakota yaitu “untuk menentukan faktor persekutuan terbesar dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dakota merupakan media pembelajaran yang dihasilkan dari penggabungan permainan tradisional dan pembelajaran matematika yang berguna untuk menentukan FPB dan KPK. Selain itu, dakota juga dapat melestarikan permainan tradisional, karena alat peraga ini dibuat dari pengembangan permainan tradisional yaitu dakon. Penggunaan alat peraga dakota cukup mudah, dalam menentukan nilai FPB dari 2 bilangan, yang pertama kita masukkan biji ke dalam mangkuk yang merupakan faktor dari bilangan yang dicari, selanjutnya kita lihat mangkuk mana saja yang berisi dua biji, lalu pilih mangkuk dengan nomor terbesar, itulah nilai dari FPB-nya. Demikian juga dalam menentukan nilai KPK dari 2 bilangan, yang pertama kita masukkan biji ke dalam mangkuk yang merupakan kelipatan dari bilangan yang dicari, selanjutnya kita lihat



6



mangkuk mana saja yang berisi 2 biji, setelah itu pilih mangkuk dengan nomor terkecil, itulah nilai dari KPK-nya. Jadi, penggunaan alat peraga dakota ini sangat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar materi FPB dan KPK. Alat peraga dakon matematika ini sesuai digunakan pada siswa karena karakteristik siswa sekolah dasar adalah berpikir dalam tahap operasional konkret, sehingga mereka dapat memahami suatu konsep dengan baik apabila dibantu oleh alat peraga ini. Jika siswa sudah memahami konsep pembelajaran dengan baik maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. G. Hasil Belajar Menurut (Anni, 2004, hal. 4) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran disekolah yang biasanya disebut dengan nilai hasil belajar.



III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 14 Suak Tapeh yang berjumlah 17 anak.Terdiri dari 12 laki-laki dan 5 perempuan.



Dalam



penelitian



ini,



guru



melakukan



perbaikan



pembelajaran pada mata pelajaran Matematika materi FPB dan KPK. 2. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDNegeri 14 Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, yang terletak di Dusun V Pandan Desa Lubuk Lancang. 3. Waktu Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan pada bulan April



7



dan Mei 2022. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel I. Tabel 1.Jadwal Penelitian No.



Siklus



1.



Pra siklus



2.



Siklus I



3.



Siklus II



SD/Kelas SD Negeri 14 Suak Tapeh/Kelas IV SD Negeri 14 Suak Tapeh/Kelas IV SD Negeri 14 Suak Tapeh/Kelas IV



Hari/Tanggal



Waktu



Senin/25 April 2022



07.30-09.00



Senin/ 2Mei 2022



07.30-09.00



Senin/ 9 Mei 2022



07.30-09.00



B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen pokok penelitian kelas, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action, pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Model tahapan dalam siklus ini dapat digambarkan sebagai berikut:



Gambar 1. Tahapan siklus perbaikan pembelajaran



1. Siklus I a. Perencanaan Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelum membuat rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai berikut : mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah,



8



merancang model pembelajaran, mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan, dan menyiapkan instrumen. b. Pelaksanaan Secara umum kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa terdapat di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut: melaksanakan langkahlangkah sesuai perencanaan, menggunakan media DAKOTA pada kegiatan pembelajaran, melakukan pengamatan setiap langkahlangkah kegiatanpembelajaran, memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang dilaksanakan, dan mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan. c. Observasi Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung seperti mengamati, mencatat dan merekam semua ativitas selama proses belajar mengajar. Hasil dari observasi selama pengamatan akan memberikan petunjuk perbaikan untuk melakukan tindakan selanjutnya. Melalui observasi ini peneliti juga bisa mengetahui sejauh mana efektifitas media yang digunakan atau diterapkan. d. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti mengubah strategi pembelajaran pada siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. 2. Siklus II Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya, yaitu :



9



a. Perencanaan Hasil refleksi pada siklus I dievaluasi, didiskusikan dengan Bapak Dr. Muslimin Tendri, M.Pd selaku supervisior 1 dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran. Kemudian dicatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung, selanjutnya merancang scenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I. b. Pelaksanaan Pada



tahap



ini



dilakukan



analisis



pemecahan



masalah,



melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan memaksimalkan penerapan media dakota. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan Bapak Dr.Muslimin Tendri, M.Pd selaku supervisior 1 untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan berfokus padamedia yang digunakan dan strategi pembelajaran yang diterapkan guru d. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, maka peneliti tetap melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus 1 Siklus I ini dilakukan dengan empat tahapan yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini adalah : Menyusun RPP dengan metode



pembelajaran



yang



direncanakan



yaitu



metode



demonstrasi, menyusun lembar kerja siswa sesuai dengan indikator



10



pembelajaran



yang



ingin



dicapai,



membentuk



kelompok,



memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan, menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang diperlukan yaitu: Dakon Matematika (DAKOTA), biji kelengkeng dan biji karet dan menyusun lembar observasi. b. PelaksanaanTindakan Pada pelaksanakan pembelajaran ini guru melaksanakan pembelajaran tindakan untuk memperbaiki kekurangan cara mengajar guru serta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada materi menetukan KPK dan FPB dengan menggunakan alat peraga dakon Matematika (DAKOTA). Pelaksanaan pada siklus 1 ini dilakukan pada tanggal 2 Mei 2022 pada pukul 07.30 sampai pukul 09.00 WIB. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut: Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam,dan menanyakan kabar peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk melakukan do’a bersama dengan dipimpin oleh salah seorang peserta didik. Berikutnya guru mengecek kehadiran peserta didik. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kelipatan bilangan. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menentukan FPB dan KPK yang akan dibahas.Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang pengerjaan menentukan FPB dan KPK dengan menggunakan alat peraga DAKOTA. Guru memberikan contoh cara menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan yaitu 4 dan 6 menggunakan alat peraga DAKOTA. Mula-mula guru menunjukkan cara menentukan FPB, dari hasil pengerjaan menggunakan alat peraga diperoleh hasil FPB dari bilangan 4 dan 6 adalah 2. Guru kemudian juga memberikan contoh cara menentukan KPK dari bilangan 4 dan 6 menggunakan



11



media DAKOTA, dari hasil pengerjaan menggunakan media DAKOTA diperoleh hasil KPK dari bilangan 4 dan 6 adalah 12. Kemudian guru membagi LKPD pada semua kelompok untuk diselesaikan.



Selanjutnya,



berkeliling



ke



setiap



kelompok,



mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan. Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok. Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya untuk mengakhiri proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan do’a bersama. c. Pengamatan(Observasi) Setelah kegiatan simulasi belajar mengajar berlangsung, Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dalam tindakan siklus I difokuskan terhadap aspekaspek yang terdapat dalam lembar observasi dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga dakon matematika (DAKOTA). Dari data hasil observasi aktivitas guru pada proses pembelajaran di siklus I yaitu menunjukan bahwa dari 15 point observasi yang ditargetkan hanya 13 point yang terlaksana, dan terdapat 2 point yang belum terlaksana. Untuk menentukan nilai rata-rata pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru digunakan rumus sebagai berikut: Persentase nilai rata-rata (NR) = NR =



14 16



Skor hasil observasi Skor maksimal



x 100%



x100%



NR = 0,86 x 100% NR = 86%



12



Kemudian untuk mengukur kriteria taraf keberhasilan terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran digunakan kriteria sebagai berikut : 90% -100%



: Pembelajaran sangat baik



80% - 90%



: Pembelajaran baik



70% - 80%



: Pembelajaran cukup baik



60% -70%



: Pembelajaran kurang baik



0% - 60%



: Pembelajaran sangat kurang baik



Pada siklus I ini, proses pembelajaran terlihat sudah berlangsung dengan baik dengan perolehan nilai sebesar 87%, namun peneliti masih merasa perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada proses pembelajaran pada siklus I dapat diketahui masih adanya kekurangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, seperti halnya guru tidak menanyakan kepada peserta didik apakah mereka sudah memahami materi yang telah dijelaskan. Kemudian guru juga tidak memberikan penguatan di akhir pembelajaran. Hal ini tentu dapat berakibat pada hasil belajar peserta didik yang kurang maksimal. 2. Siklus II a. Perencanaan Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti menindaklanjuti dengan perbaikan pembelajaran siklus II dengan prosedur sebagai berikut: mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, mengadakan perubahan langkah pembelajaran; menyusun RPP Siklus II; menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yaitu :dakon matematika, kelereng, biji karet, dan potongan sedotan; kemudian menyusun lembar observasi



sebagai



panduan



dalam



pelaksanaan



perbaikan



13



pembelajaran, dan menyusun langkah-langkah perbaikan. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pada siklus 1 ini dilakukan pada tanggal 9 Mei 2022 pada pukul 07.30 sampai pukul 09.00 WIB. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut : Pada kegiatan pendahuluan guru memberi salam, menanyakan kabar peserta didik, dan mengajak peserta didik untuk melakukan do'a bersama. Kemudian guru



memeriksa



kehadiran



peserta



didik.



Selanjutnya



guru



memberikan motivasi untuk menarik perhatian peserta didik dengan menanyakan apakah sudah siap memulai pembelajaran hari ini. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberikan apersepsi, dengan mengingatkan kembali cara mencari FPB dan KPK dengan menggunakan DAKOTA. Pada kegiatan inti guru menjelaskan contoh masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan



DAKOTA,



guru



menjelaskan



tentang



cara



menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK, misalkan: 1. Ayu mempunyai 8 buah permen dan 12 buah coklat yang akan diberikan kepada temannya dengan jumlah yang sama banyak. Berapa jumlah teman terbanyak Ayu yang akan menerima permen dan coklat? Dengan menggunakan dakon matematika didapatkan FPB dari 8 dan 12 adalah 4. Jadi jumlah teman Ayu yang akan mendapat permen dan coklat ada 4 orang. 2. Tiga buah lampu flip-flop merah, kuning dan biru dinyalakan bersama- samadan segera mati setelah jangka waktu tertentu. lampu merah menyala setiap 3 detik sekali, lampu kuning menyala setiap 4 detik sekali, dan lampu biru menyala setiap 6 detik sekali. Pada detik ke berapa ketiga lampu menyala bersama- sama lagi? Dengan menggunakan DAKOTA didapatkan KPK dari 3, 4 dan 6 adalah 12. Jadi setelah 12 detik lampu itu akan menyala secara



14



bersama- sama lagi. Guru membagi lembar kerja (LKPD) untuk diselesaikan. Guru mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan. Pada kegiatan penutup peserta didik bersama-sama dengan guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari hari ini. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya guru dan peserta didik melakukan do'a bersama. c. Pengamatan(Observasi) Setelah kegiatan simulasi belajar mengajar berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru. Pengamatan tersebut



dengan



menggunakan



lembar



observasi



yang



telah



dipersiapkan sebelumnya. Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam pemberian contoh, menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan FPB dan KPK, latihan soal, pemberian motivasi serta penguatan materi pelajaran pada peserta didik. Dari



data



hasil



observasi



aktivitas



guru



pada



proses



pembelajaran siklus II ini diperoleh skor akhir keseluruhan aktivitas guru sebesar 14 point dari 15 point yang ditargetkan, dan dengan menggunakan rumus yang sama seperti pada siklus I, pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru sebanyak 93%, yang artinya seluruh aktivitas pembelajaran telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru. d. Refleksi Setelah pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk mengatahui apakah tindakan pada siklus II sudah dapat mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dari hasil observasi tampak bahwa proses pembelajaran sudah berlangsung dengan sangat baik. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa dari keseluruhan proses pembelajaran



15



tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sehingga tidak perlu lagi adanya perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya. B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, hasil belajar matematika materi FPB dan KPK menggunakan media dakon matematika (DAKOTA) sudah menunjukkan nilai yang baik yaitu sebesar 87%. Namun masih terdapat kekurangan di mana guru tidak menanyakan kepada peserta didik pakah mereka sudah memahami penjelasan yang telah disampaikan. Sehingga belum bisa diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran. 2. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pada siklus II, kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengalami peningkatan, halini dapat dilihat dari hasil observasi guru yang memperoleh nilai 93%.Dengan peningkatan tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan media pembelajaran dakon matematika (DAKOTA) sudah berhasil dengan sangat baik.



V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang berlangsung dalam dua siklus menunjukkan nilai yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas guru pada siklus I yang mencapai nilai 87%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 93%. Hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan media dakon matematika (DAKOTA) pada pelajaran matematika materi FPB dan KPK dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di SD Negeri 14 Suak Tapeh. B. SARAN DAN TINDAK LANJUT Media pembelajaran dakon matematika (DAKOTA)



dapat



digunakan untuk menarik perhatian peserta didik dan memudahkan pemahaman terhadap materi, sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil



16



belajar peserta didik khususnya materi FPB dan KPK. Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus bisa memilih media pembelajaran yang dapat menarik kreativitas peserta didik, dan khususnya untuk pelajaran matematika materi FPB dan KPK yang bersifat abstrak guru bisa menggunakan media yang konkrit salah satunya adalah dakon matematika (DAKOTA).



DAFTAR PUSTAKA Anitah, W. S. (2020). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Anni, C. T. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: PT UNNES Pres. Herman, H. (1998). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FPMIPA Universitas Negeri Malang. Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kurniati, S. I. (2017). Penerapan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) dalam Pembelajaran Matematika KPK dan FPB. Kompasiana. Nugroho, P. B. (2015). Pengaruh permainan Dakon Terhadap Kemampuan Berhitung Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Karang Raja Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Eksponen Vol. 4 No.1. Sadiman, A. S. (2012). Media Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor - Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sundayana, R. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.



17