Karya Ilmiah - 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN KEDUNGUNENG KECAMATAN BANGSAL KABUPATEN MOJOKERT



Karya Ilmiah YULIA NARISWARI/ NIM 837497593 [email protected]



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT SURABAYA



ABSTRAK Nariswari, Yulia. 2020. Penerapan Metode Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Penjumlahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto”. Skripsi, Program Studi Guru Sekolah Dasar. Universitas Terbuka. Pembimbing: Indar Sabri, S.Sn.,M.Pd Pendidikan hendaknya memberi kesempatan dan membimbing siswa untuk dapat menemukan kembali matematika dengan kemampuan mereka sendiri. Pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Kedunguneng Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto, menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi operasi iting penjumlahn masih rendah.. Tujuan penelitian ini yaitu melihat penerapan metode discovery untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung penjumlahan kelas II SDN Kedungueng Kecamatang Bangsal Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) model spiral yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V II SDN Kedungueng Kecamatang Bangsal. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data yaitu catatan lapangan, dan soaltes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran matematika terbukti dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran. Observer mencatat adanya penurunan minat pada peserta didik yang minatnya rendah yaitu pada pra siklus 1 8 s i s w a (58,06%) menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus I dan menurun lagi menjadi 8 siswa (25,80%) pada siklus II. Selain itu, ada kenaikan minat pada peserta didik yang minat nya cukup dari pra siklus 8 siswa (25,80%) menjadi 9 siswa (29,03%) pada siklus I dan menjadi 11 siswa (35,48%) pada siklus II. Siswa yang mempunyai minat tinggi juga mengalami kenaikan dari pra siklus hanya 5 siswa (16,12%) menjadi 10 siswa (32,25%) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus II.



Kata Kunci: discovery, matematika SD, hasil belajar



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Hamalik (1994:3) adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Menurut Daryanto (2012:1) pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pendewasaan diri agar mampu mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masyarakat yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 6 April 2020 dengan siswa dan guru kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerta. Wawancara dilakukan dengan 2 (dua) siswa kelas II mengatakan bahwa rata-rata siswa kelas II kurang menyukai mata pelajaran matematika karena sulit. Hal tersebut juga didukung dengan tes hasil belajar siswa yang rendah yang terlampir pada halaman 53 lampiran D yang menunjukan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 55,47 atau berada pada kriteria kurang baik. Selain itu, wawancara juga dilakukan dengan guru kelas, guru menuturkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan tidak hanya ceramah saja namun guru juga menggunakan metode pengajaran lain Oleh sebab itu, penulis ingin mengadakan penelitian perbaikan dengan judul “Penerapan Metode Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Penjumlahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerta” 1. Identifikasi Masalah 



Minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran masih rendah







Kemapuan berhitung penjumlahan siswa kelas II SDN Kedunguneng masih rendah







Kemampuan menghitung operasi penjumlahan masih kurang







Rendahnya keaktifan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia



2. Analisis Masalah 



Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran







Kurangnya bimbingan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran







Guru kurang mlibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran







Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam operasi hitung



B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung penjumlahan kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerta sebelum menggunkan model Discovery Learning? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung penjumlahan kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerta sebelum menggunkan model Discovery Learning? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerta sebelum menggunkan model Discovery Learning 2. Mengetahui hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan kelas II SDN Kedunguneg Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto setelah menggunkan model Discovery Learning



D. Manfaat Penelitian Perbaiakan Pembelajaran 1. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dan meningkatkan pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung penjumlahan dengan model pembelajaran Discovery Learning, 2. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dan meningkatkan pembelajaran matematika, khususnya pada operasi hitung penjumlahan dengan model pembelajaran Discovery Learning 3. Bagi Siswa Dengan adanya perbaikan pembelajaran maka dapat me- ningkatkan hasil belajar siswa, siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar. KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Nyimas Aisyah, dkk,2007: 1-1). Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika di atas, maka yang sesuai dengan penelitian ini adalah: (1) agar siswa mampu memahami konsep pecahan, menjelaskan keterkaitan dan mengaplikasikan konsep pecahan, (2) agar siswa mampu memecahkan masalah pecahan dengan tepat, (3) siswa dapat



mengkomunikasikan gagasan dengan menggunakna media kertas manila. Keaktifan siswa dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam bertanya dan berdiskusi memecahkan masalah matematika, sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat dari skor tes akhir siswa dalam mata pelajaran matematika. B. Metode Discovery Learning Menurut Bruner (dalam Hawa dkk. 2008:5) metode penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode discovery learning adalah suatu metode pembelajaran yang diatur agar siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip yang melibatkan keatifan siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep tersebut. Perlu dipahami dalam metode ini bahwa penemuan yang dimaksud bukanlah penemuan sesungguhnya, namun penemuan pura-pura maksudnya adalah penemuan suatu konsep yang sebelumnya sudah ditemukan oleh seseorang. Langkah-langkah metode discovery learning yang dikemukakan Rohani (1995:38) adalah sebagai berikut. 1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik; 2) Penetapan jawaban sementara atau penentuan hipotesis; 3) Peserta didik mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis; 4) Menarik kesimpulan atau generalisasi; 5) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru; Berdasarkan langkah-langkah di atas pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning sangat membantu siswa dalam menemukan suatu konsep atau prinsip dari pengalaman yang mereka pelajari. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengidentifikasi



kebutuhan siswa dalam proses penemuan, guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Kedunguneng Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto tahun pelajaran 2019-2020 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kedunguneng Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto pada semester II tahun pelajaran 2019/2020. 3. Waktu Penelitian a. Tahap Pelaksanaan Pra Siklus : 13 April 2020 b. Tahap Pelaksanaan Siklus I



: 15 April 2020



c. Tahap Pelaksanaan Siklus II



: 22 April 2020



B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Tahap Pra Siklus : Perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi 2. Tahap Siklus 1 : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi 3. Tahap Siklus 2 : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi C. Teknik Analisis Data 1. Obervasi: Adapun hal hal yang diobservasi adalah aktivitas guru dalam membelajarkan materi kepada siswa dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran 2. Test : Tes ini dilakuak secara tertulis sesuai dengan pedman yang telah direncanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran 1. Pra Siklus Hasil pengamatan aktifitas guru yang dilakukan oleh supervisor



diperoleh data bahwa siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih dari KKM yang telah ditentukan yakni 70, hanya 13 siswa dari 31 siswa (41,93%). Sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa (58,06%) belum dapat mencapai KKM. 2. Siklus I Secara umum dapat dikatakan bahwapelaksanaanperbaikan pembelajaran matematika pada materi data dan pengukuran pada siklus I berjalan cukup baik, ditunjukkan hasil pengamatan aktifitas guru yang dilakukan supervisor didapatkan prosentase ketuntasan belajar siswa menjadi 61,29% atau sebanyak 19 siswa yang tuntas 3. Siklus II Pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika pada materi data dan pengukuran siklus II berjalan sangat baik, ini dapat ditunjukkan dengan hasil pengamatan aktifitas guru yang dilakukan supervisor didapatkan nilai 4,75 pada skala 1 – 5 dan prestasi belajar peserta didik rata-rata (dengan skala 1-100). B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran 1.



Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran matematika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN Kedunguneng. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai formatif yang diperoleh siswa yang mengalami peningkatanya 65,64 pada pra siklus menjadi 75,16 pada siklus I dan 75,35 pada siklus II.



2. Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran Matematika terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SDN Kedunguneng. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar pada tiap siklus, pada pra siklus peserta didik yang tuntas hanya 13 siswa (41,93%), meningkat menjadi 19 siswa (61,29%) pada siklus I, dan 23 siswa (74,19%) pada siklus II. 3. Penerapan model Discovery Learning



dalam pembelajaran matematika



terbukti dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran. Observer mencatat adanya penurunan minat pada peserta didik yang minatnya rendah yaitu pada pra siklus 1 8 s is w a (58,06%) menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus I dan menurun lagi menjadi 8 siswa (25,80%) pada siklus II. Selain itu, ada kenaikan minat pada peserta didik yang minat nya cukup dari pra siklus 8 siswa (25,80%) menjadi 9 siswa (29,03%) pada siklus I dan menjadi 11 siswa (35,48%) pada siklus II. Siswa yang mempunyai minat tinggi juga mengalami kenaikan dari pra siklus hanya 5 siswa (16,12%) menjadi 10 siswa (32,25%) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus II. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT 1. Simpulan Penerapan model Discovery Learning



dalam pembelajaran



matematika terbukti dapat meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran. Observer mencatat adanya penurunan minat pada peserta didik yang minatnya rendah yaitu pada pra siklus 1 8 s i s w a (58,06%) menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus I dan menurun lagi menjadi 8 siswa (25,80%) pada siklus II. Selain itu, ada kenaikan minat pada peserta didik yang minat nya cukup dari pra siklus 8 siswa (25,80%) menjadi 9 siswa (29,03%) pada siklus I dan menjadi 11 siswa (35,48%) pada siklus II. Siswa yang mempunyai minat tinggi juga mengalami kenaikan dari pra siklus hanya 5 siswa (16,12%) menjadi 10 siswa (32,25%) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 12 siswa (38,70%) pada siklus II. 2. Saran dan Tindak Lanjut a. Bagi Guru Guru dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan model Discovery Learning sebagai variasi metode dalammengajar. Selain itu, guru hendaknya selalu memberi motivasi siswasupaya siswa lebih bersemangat dalam belajar dan tidak merasa jenuhketika belajar.



b. Bagi Peserta didik Agar meningkatkan minat belajar dalam proses pembelajaran matematika supaya prestasi belajarnya meningkat dan kegiatan pembelajaran tercipta suasana yang kondusif antar siswa dan guru. c. Bagi Sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini positif, maka perlu ditindak lanjuti dengan menerapkan pada mata pelajaran yang lain di sekolah masing-masing. DAFTAR PUSTAKA Firdaus dan Fakhry. 2018. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish. Formianto, Lucas. 2010. Belajar Mendengarkan Menjadi Guru dan Orang Tua Sejati. Yogyakarta: Pustaka Anggrek. Hamdi, Asep Saepul dan Bahruddin. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif Apikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Hanief, Yulingga Nanda dan Wasis Himawanto. 2017. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Kemendikbud. 2016. Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD pelajaran pada K13 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabet.