Karya Ilmiah Sifat Koligatif [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ivan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Koligatif ( Memenuhi salah satu nilai mata pelajaran Kimia )



Disusun oleh : Ayu Wahyuningsih S Ivan Dwiputra Kusumah K. Laurentius Marcell Lyvqy Fauzian Junaedi Salma Aqila



Tahun 2019/2020 SMA Negeri 1 Margaasih Kabupaten Bandung



Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman – teman dan Pak Heri selaku pembimbing yang telah berkontribusi dengan memberikan ide – idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.



 Latar belakang Sifat koligatif adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Salah satu penerapan sifat koligatif tentang penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan sehari-hari terjadi dalam pembuatan es krim. Penilitian ini dilakukan pada pembuatan es krim, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku. Selain itu, kurangnya pengetahuan menyebabkan kejadian atu peristiwa kimiawi yang terjadi dilingkup kehidupan bermasyarakat membuat aneka peristiwa kimiawi yang susah untuk ditafsirkan, sehingga perlunya pengetahuan proses kimiawi lewat makalah ini, guna untuk mengetahui kuntungan dan kerugian yang terjadi dala proses kimiawi.  Rumusan masalah 1. Kenapa merebus daging menggunakan presto lebih cepat matang daripada menggunakan panci biasa ? 2. Banyak ibu – ibu bila merebus daging pada panci suka menyertakan benda lain ke dalam air rebusannya ? 3. Jelaskan variabel bebas pada konsep Penurunan Tekanan Uap ? 4. Pada tekanan 1 atsmosfer (atm), titik didih 1kg air adalah 100℃ 5. Jelaskan variabel bebas pada konsep Kenaikan Titik Didih dan Penurunan titik Didih 6. Bagaimana caranya menghentikan rembesanpelarut murni (air) yang melalui membran semiperbiabel ? 7. Coba jelaskan hubungan variabel 𝜋, M, R, dan T dengan tekanan osmotik !  Tujuan 1. Untuk mengetahui alasan merebus daging menggunakan presto lebih cepat matang daripada menggunakan panci biasa ? 2. Untuk mengetahui alasan Banyak ibu – ibu bila merebus daging pada panci suka menyertakan benda lain ke dalam air rebusannya ? 3. Untuk bisa Jelaskan variabel bebas pada konsep Penurunan Tekanan Uap ? 4. Untuk mengetahui,pada tekanan 1 atsmosfer (atm), titik didih 1kg air adalah 100℃ dan titik bekunya 0℃, apa yang terjadi bila kedalam air 5,85 gram NaCL 5. Untuk mengetahui variabel bebas pada konsep Kenaikan Titik Didih dan Penurunan titik Didih



6. Untuk mengetahui bagaimana caranya menghentikan rembesanpelarut murni (air) yang melalui membran semiperbiabel ? 7. Untuk mengetahui hubungan variabel 𝜋, M, R, dan T dengan tekanan osmotik !



 Manfaat Melihat dari rumusan masalah dan tujuan maka manfaat adanya makalah ini adalah sebagai sumber pengetahuan dan wawasan akan sifat koligatif dan penurunan tekanan uap larutan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus diketahui, supaya dalam pelaksanaan penerapan dalam kehidupan bisa dikuasai dan juga diamalkan dengan dasar teori dan praktikum yang mumpuni guna proses kimiawi yang lebih mengarah kepada keuntungan dalam kehidupan dibanding kerugian.



BAB II LANDASAN TEORI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).



Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Hukum Raoult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah: 1. Penurunan tekanan uap relatif terhadap tekanan uap pelarut murni. 2. Peningkatan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Gejala tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan halhal tersebut maka sifat koligatif larutan non-elektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :  Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan  Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan  Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat terlarut.



Penurunan Tekanan Uap Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan dari setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika suhunya semakin tinggi Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu larutan, maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karena sebagian yang lain penguapannya dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini diselidiki oleh Raoult lalu dirumuskan sebagai berikut.



Banyak sedikitnya uap di atas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap cairan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap di atas permukaan akan mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekanan uap sudah jenuh akan terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh. Pada saat zat konvalatil ditambahkan ke dalam larutan maka akan terjadi penurunan tekanan uap. Pada suhu 20 C tekanan uap air jenuh di atas permukaan air adalah 17,53 mmHg. Besarnya penurunan tekanan uap air akibat adanya zat terlarut disebut penurunan tekanan uap larutan. Sejak tahun 1887 – 1888 Francois Marie Raoult telah mempelajari hubungan antara tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa besarnya tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan uap dari pelarut murninya. Penurunan tekanan uap menurut hukum Raoult, tekanan uap salah satu cairan dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan PA = XA . PAo. Dari hukum Roult ternyata tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada tekanan uap pelarut dalam larutan. Jadi penurunan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut. P = Po . X pelarut P = tekanan uap larutan X = fraksi mol P = tekanan uap pelarut murni Terjadinya penurunan tekanan uap larutan disebabkan oleh adanya zat terlarut. Untuk menentukan seberapa besar pengaruh jumlah partikel zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap dapat dituliskan: P = P0 – P Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Raoult dapat ditulis: P larutan = X pelarut . P pelarut Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut. Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih rendah diatas larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.



Peningkatan Titik Didih Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut. Sifat ini dirumuskan sebagai berikut : Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat cair di atas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara di sekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap di atas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut. Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti tekanan uap air murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar) pada saat air dipanaskan sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm (misalnya di puncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100 C. Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu 100℃ tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk dapat mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih tinggi. Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih. Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molalnya (Kb). Dapat dirumuskan sebagai: Δ Tb = Kb . m Jika M=nx



1000 𝑃



Maka rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: Tb = Kb ( n x Tb Kb m n p



𝟏𝟎𝟎𝟎 𝑷



)



= besar penurunan titik beku = konstanta kenaikan titik didih = molalitas dari zat terlarut = jumlah mol zat terlarut = massa pelarut



Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. Kb diperoleh dengan mengukur kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya, mengandung zat terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih larutan merupakan titik didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau Tb = Tb + Tb (Oxtoby, 2001).



Penurunan titik Beku Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan titik beku larutan tersebut. Seperti halnya kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf) dinyatakan dengan persamaan: ΔTf = Kf . m Tf = Kf ( n x Tf Kf n p



𝟏𝟎𝟎𝟎 𝑷



)



= penurunan titik beku = tetapan ttitik beku molal = jumlah mol zat terlarut = massa pelarut Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui. Gejala penurunan titik beku analog dengan peningkatan titik didih. Di sini kita hanya mempertimbangan kasus jika padatan pertama yang mengkristalkan dari larutan adalah pelarut murni. Jika zat terlarut mengkristal bersama pelarut, maka situasinya akan lebih rumit. Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagimana ditentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanan uap yang sama. Ini berarti bahwa suhu beku larutan dapat diidentifikasi sebagi suhu ketika kurva tekanan uap pelarut padat murninya berpotongan dengan kurva larutan. Jika zat terlarut ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan titik beku, yaitu suhu ketika



kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih dengan demikian bertanda negatif dan penurunan titik beku dapat diamati



Tekanan Osmotik Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya penting dalam trasfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau ion) melalui dinding semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan osmotik. Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan beban pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya. Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan : Berdasarkan persamaan gas ideal: PV = nRT Maka tekanannya P = nRT V Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan π, dari persamaan diatas dapat diperoleh: π = nRT V atau π=MRT Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff. Penyimpangan ini terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi ion, sehingga zat terlarut jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor pengali atau lumrah disebut faktor Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut : π = tekanan osmotik M = konsentrasi molar R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol ) T = suhu mutlak (K)



Tetapan titik beku molal (Kf) Pelarut Air Benzena Fenol Naftalena Asam asetat Kamfer Nitrobenzena



Titik beku (oC) 0 5,4 39 80 16,5 180 5,6



Kf (oC) 1,86 5,1 7,3 7 3,82 40 6,9



Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.



BAB III PEMBAHASAN  Merebus daging menggunakan presto lebih cepat matang daripada menggunakan panci biasa 1. Mendidih Peristiwa dimana tekanan luar akan sama dengan tekanan uap jenuh,dimana titik didih pada pelarut murni yaitu 100℃. Uap air terbentuk dari air yang berada di permukaan panci, dan akan menaik ke atas (menggelembung) karen adanya tekanan udara dari luar. Uap air, untuk bisa naik atau keluar harus melewati larutan atau zat yang ada di atasnya, bila tidak ada zat pelarut akan lebih mudah untuk naik ke atas, tetapi bila ada zat pelarut akan lebih sulit untuk naik ke atas. Yang menyebabkan sulitnya uap air untuk keluar atau naik pada suhu 100℃. (tekanan keluar atau keatas berkurang alias penurunan tekanan uap). 2. Mekanisme Penggunaan Paci Presto Panci presto didesain dengan sedemikian rupa agar tertutup rapat-rapat. Panci biasa yang ditutup saat merebus daging atau masakan akan lebih lama matangnya, sama halnya dengan panci presto di mana tutup panci tersebut tertutup dengan rapat. Sehingga uap yang ada dalam panci akan terperangkap



dimana uap tersebut merupakan penghantar energi panas ke makanan sampai matang. Tekanan yang kematangan pada presto lebih cepat maka suhunya harus tinggi (konsep mendidih). Suhu di dalam panci presto akan tetap mendidih (suhunya akan tetap stabil). Lubang yang ada di atas panci presto berfungsi sebagai keluarnya sebagian uap supaya tekanan uapnya tidak melebihi udara luar (tekanan tutup presto) yang berkemungkinan suhu akan lebih dari 100°𝑐.



 Alasan Banyak ibu – ibu bila merebus daging pada panci suka menyertakan benda lain ke dalam air rebusannya. 1. Memasukan bodrex saat merebus daging >. ∆T BP adalah kenaikan titik didih, I adalah faktor Van’t Haff ,m adalah molalitas (suatu besaran yang menyatakan kepekatan larutan) , dan KB adalah konstanta ebulioskopik (suatu konstanta yang bergantung pada jenis pelarut). Jadi jika kita menambahkan zat terlarut (dalam hal ini, bodrex) ke dalam panci , maka titik didih air akan naik. Hal yang sama juga terjadi ketika bumbu-bumbu seperti merica, garam, dan santan ditambahkan ke dalam air sehingga kalau anda perhatikan, titik didih kuah soto lebih tinggi daripada air biasa. Bedanya, bodrex tidak meninggalkan rasa , dan zat-zat aktifnya akan kehilangan efeknya karena terdegredasi oleh suhu tinggi. 2. Memasukan sendok dan garpu stainless steel ke dalam panci saat merebus daging >. Meletakkan logam, dalam hal ini sendok ke dalam air yang mendidih. Mendidih memiliki dua efek, yang pertama, karena logam adalah penghantar panas yang baik, distribusi suhu di dalam air menjadi lebih baik. Di dalam suatu panci, jika belum mendidih, maka tidak semua suhu air sama. Suhu paling tinggi adalah di dinding panci yang langsung berdekatan dengan dengan sumber panas. Dengan adanya sendok, maka air di tengah panci akan sama dengan suhu dinding panci. Dengan demikian, aliran panas ke daging menjadi lebih lancar. Yang kedua, adalah mencegah efek bumping. Bumping adalah istilah kimia untuk cairan yang menggelegak,atau banyak sekali gelembungnya waktu mendidih. Dengan meletakkan benda padat, bisa berupa logam (sendok) atau gelas (beling), gelembung akan muncul dengan ukuran kecil dan terkosentrasi hanya pada benda padat tersebut. Alhasil ,kontak antara air



dengan daging bisa lebih optimal, sehingga proses pengempukkan berjalan dengan lebih baik.



 Variabel Bebas pada konsep Penurunan Tekanan Uap. Variabel bebas didapat dari persamaan matematis penurunan tekanan uap, dimana : ∆P



: Penurunan tekanan uap



P



: Tekanan uap jenuh larutan



P0



: Tekanan uap pelarut murni



Xp



: Fraksi mol perlarut



Xt



: Fraksi mol terlarut



Np



: Mol pelarut



Nt



: Mol terlarut



Dari keterangan di atas terdapat variabel bebas (variabel bebas merupakan hal-hal yang memengaruhi nilai tekanan uap). Untuk menemukan keteraturan hasilnya, hasil perhitungan adalah variabel terikat, sedangkan konstanta adalah yang perlakukan tetap, dan variabel bebas yang diubah-ubah. Penurunan tekanan uap disebabkan karena adanya zat terlarut di pelarut lalu jika zat terlarut diperbanyak tekanan uapnya akan turun karena tekanan uapnya terhalang oleh zat terlarut. Yang bisa disimpulkan, penurunan tekanan uap dapat dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut. Pada keterangan di atas, lambang yang mewakili jumlah partikel zat terlarut adalah nt. Banyaknya zat terlarut dapat diubah-ubah dengan jumlah pelarut yang sama atau tetap (konstanta), tekanan uap pelarut murni pun akan selalu tetap pada suhu yang sama ( konstanta), penurunan tekanan uap adalah hasil perhitungan yang melibatkan jumlah zat terlarut, jumlah pelarut dan tekanan uap murni.



 Pada tekanan 1 atmosfer (atm), titik didih 1 kg air adalah 100℃ dan titik bekunya 0℃. Apa yang terjadi bila kedalam air 5,85 gram NaCl ? NaCl bisa disebut zat terlarut, dimana zat terlarut merupakan penyebab di sifat koligatif. Yang berarti, bila ada 5,85gram NaCl pada 1 kg air yang titik didihnya 100℃ maka air akan sulit untuk menguap, meskipun berada pada tekanan 1atm.



Begitu pula pada 1kg air yang titik bekunya 0℃, karena adanya larutan Nacl akan lebih sulit untuk membeku.



 Variabel bebas pada konsep Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik beku. Variabel bebas didapat dari persamaan matematis kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dimana : Kenaikan titik didih Tb Kb m n p



= besar penurunan titik beku = konstanta kenaikan titik didih = molalitas dari zat terlarut = jumlah mol zat terlarut = massa pelarut



 Penurunan titik beku. Tf = penurunan titik beku Kf = tetapan ttitik beku molal n = jumlah mol zat terlarut p = massa pelarut Dari keterangan di atas terdapat variabel bebas (variabel bebas merupakan hal-hal yang mempengaruhi nilai titik didih dan titik beku). Untuk menemukan keteraturan hasilnya, hasil perhitungan adalah variabel terikat, sedangkan konstanta adalah yang perlakukan tetap, dan variabel bebas yang diubah-ubah. Yang bisa disimpulkan, titik didih dan titik beku dapat dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut. Pada keterangan diatas, lambang yang mewakili jumlah partikel zat terlarut adalah n. Banyaknya zat terlarut dapat diubah-ubah dengan jumlah pelarut yang sama atau tetap (konstanta), kenaikan titik didih dan penurunan titik bekupun akan selalu tetap pada suhu yang sama ( konstanta), titik didih dan titik beku adalah hasil perhitungan yang melibatkan jumlah zat terlarut, jumlah pelarut.



 Bagaimana caranya menghentikan rembesan pelarut murni (air) yang melalui membran semipermiabel ? Membran semipermiabel merupakan membran yang hanya partikel-partikel tertentu atau ion-ion tertentu yang dapat masuk atau melewati membran tersebut. Untuk contoh kita ambil tembok yang terguyur oleh air hujan atau bocor. Biasanya ketika tembok mengalami kebocoran, kita akan membeli cat tembok khusus yang akan melapisi tembok tersebut agar tidak mengalami kebocoran kembali. Kenapa tembok bisa bocor? Karena partikel pada tembok bisa basah dan saat basah pori-porinya akan lebih berpotensi terbuka lebih besar. Lalu kenapa saat tembok bocor harus memakai cat tembok khusus? Cat tembok khusus mengandung kalsium dan polimer akrilik yang berfungsi untuk menambah atau menutup pori-pori yang terbuka. Jadi cara menghentikan rembesan pelarut murni (air) yang melalui membran semipermiabel bisa dengan cara memakai cat yang mengandung zat kalsium dan zat polimer akrilik yang dapat menambah partikel tembok lebih banyak dan menjadi tertutup.  Untuk mengetahui hubungan variabel 𝝅, M, R, dan T dengan tekanan



osmotik ! 𝜋 M R T



= tekanan osmotik(atm) = konsentrasi (mol/L) = tetapan gas ideal (0,082L.atm/K/mol) = suhu



Tekanan osmotik suatu larutan encer adalah mematuhi hukum persamaan gas ideal yaitu: PV = nRT Karena kita mengukur dalam sistem yang berupa larutan maka lebih mudah kita menggunakan satuan konsentrasi molaritas M. PV=nRT



P= 𝑛



Karena M = maka : 𝑉



P = MRT



𝑛𝑅𝑇 𝑉



Tekanan osmotik biasa dilambangkan dengan lambag phi (𝜋) maka rumus diatas cenderung ditulis sebagai: dimana: 𝜋 = Tekanan osmotik M = Molaritas larutan T = Temperature dalam kelvin R = Tetapan gas, nilainya 0.082 L.atm/K.mol I = Faktor Van’t Hof