14 0 80 KB
Laporan Kasus dan Askep Operasi Tonsil septiawanputratanjung.blogspot.co.id /2015/12/laporan-kasus-dan-askep-operasi-tonsil.html LAPORAN KASUS PADA KLIEN TONSILITIS
A.
IDENTITAS KLIEN
Nama insial
: Tn. M
Umur
: 18
Jenis kelamin
: Laki
Pendidikan
: SMA
Tahun
laki
Pekerjaan
:-
Suku/bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Koto lamo lakitan tangah Kec. Lengayang, Pessel.
No.mr
: 58-22-56
Ruang rawat
: Dewi sartika
Tanggal masuk
: 02 desember 2015
Diagnosa Medik
: Tonsilitis
Tindakan
: Tonsilektomy
Dr. Operasi
: dr. N, Sp THT
Dr. Anastesi
: dr. E W , Sp An
B.
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Tn. A
Umur
: 50 thn
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Alamat
C.
: Koto lamo lakitan tangah Kec. Lengayang, Pessel.
ALASAN MASUK
Klien mengeluh sakit pada tenggorokan, susah menelan dan demam sejak 3 hari yang lalu . Nafsu makan klien berkurang. Nyeri bertambah hebat jika klien makan atau minum. Kemudian keluarga memutuskan untuk membawa klien ke Rs Yos Sudarso pada tanggal 2 Oktober. Dan di anjurkan untuk di operasi
D.
a.
1.
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pre Operatif
Klien sampai ke ruangan Ibs jam 17.00, klien di antar oleh keluarga. Klien mengeluh sakit pada tenggorokan, susah menelan dan demam sejak 3 hari yang lalu.. Klien sudah puasa dari jam 13.00. Klien tampak cemas di saat di lakukan pengkajian. Klien selalu bertanya tanya apakah operasinya akan tersa sakit, dan klien juga bertanya apakah operasinya akan meninggalkan bekas luka pada leher nya. Expresi klien terlihat meringis dan senyum senyum. Klien terlihat memegang2 lehernya. Klien di siapkan untuk di bawa ke OK 1. . 2.
Intra Operatif
Klien masuk ruangan OK 1 jam 17.30, kemudian di pindahkan ke meja operasi dan di monitoring TTV. Klien di anestesi umum dengan intubasi ETT. Kemudian klien di desinfeksi di daerah mulut dengan betadine, kemudian di lakukan drapping. Setelah itu di lakukan pemasangan alat pembuka mulut dan tindakan tonsilektomi di lakukan oleh dokter THT . setelah tonsil di angkat tampak terjadi perdarahan dari rongga mulut, kemudian darah di suction dan di lakukan pengikatan pembuluh darah pada daerah yang terbuka. Tonsil yang di angkat diameternya lebih kurang 1 cm. Daerah mulut klien kemudian dibesihkan dari sisa sisa darah. Kemudian di lakukan extubasi, Klien di atur posisi sims kanan dan di pindahkan ke RR.
3.
Post operatif
Klien masuk keruangan RR jam 18.15. klien belum sadar , klien terpasang infus RL dan gudel. Klien tidur masih dalam posisi sims kanan dan di monitoring TTV. Jam 18.30 WIB klien tampak bangun dan menanyakan apakah operasinya sudah selesai. Namun klien tampak masih mengantuk kemudian gudel di lepas. Sisa sisa darah yang keluar dari rongga mulut dibersihkan. Kemudian klien tampak tidur kembali. Jam 18.40 klien sadar penuh dan
mengatakan agak nyeri pada tenggorokan . Jam 18.45 klien di jemput dan di pindahkan ke ruang rawat inap.
b.
Riwayat Kesehatan Dahulu Tidak ada . klien belum pernah di operasi,
c.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Diabetes militus, Hipertensi dll.
HEAD TO TOE
a.
Kepala
Bentuk nesochepal,tidak ada udem. b.
Rambut :
Rambut pendek dan bersih c.
Mata
Sklera tidak icteric, konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, refleks cahaya ada, tidak memakai alat bantu penglihatan. d.
Hidung
Tidak ada benda asing, tidak ada sekret e.
Telinga
Bersih, simetris kiri dan kanan f.
Mulut dan gigi :
Pre op Mukosa bibir kering , tidak ada karies, berbicara kurang jelas, napas bau, uvula simetris, terdapat pembesaran pada jaringan limfatik kedua sisi orofaring, Tonsil = T3 ( kiri dan kanan ) Intra op Tampak darah mengalir dari Tonsil : T0 ( kiri dan kanan ) Tidak ada pembesaran jaringan imfatik di kedua sisi orofaring Tonsil yang di angkat diameternya lebih kurang 1 cm. Post op Tonsil : T0 ( kiri dan kanan ) Tidak ada pembesaran jaringan imfatik di kedua sisi orofaring
Darah yang keluar dari rongga mulut dibersihkan
g.
Leher
Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak ada kaku kuduk h.
Thoraks
Paru-Paru Inspeksi
: Pergerakan dada simetris kiri kanan
Palpasi
: Vocal premitus sama kiri kanan
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
: Tidak ada suara tambahan, Vesikuler
Kardiovaskuler Inspeksi
: Ictus Cordis terlihat di ICS 5
Palpasi
: Ictus Cordis teraba 2 jari di ICS 5
Perkusi
: Batas jantung normal
Auskultasi: Irama jantung tunggal (regular)
i.
Abdomen
Asites tidak ada, perut datar j.
Genitalia
Tidak di lakukan pengkajian k.
Extremitas
Tidak ada kelainan l.
Integumen
Keadaan kulit bersih, tonus baik, turgot baik, akral hangat
DATA PSIKOLOGI
Klien tampak sering bertanya tanya, expresi klien tampak meringis dan tegang. Keluarga klien ada yang mendampingi.
PEMERIKSAAN PENUJANG
1.
Laboratorium
Hb
: 13 g/dl
( normal 13 – 16 )
Leukosit
: 11.000 mm3
( normal – 9000-12000/ mm3 )
Trombosit
: 340.000
( 200.000 – 400.000 mel/ darah )
Trombosit
: 340.000
( 200.000 – 400.000 mel/ darah )
Hematokrit
: 39
( normal : P = 40-48, W = 37-43 % )
Eritrosit
: 4,47
( normal : P = 4,5-585, W = 4-5 jt/ul )
LED
:10
( normal : P = 0-10, W = 0-15 mm/j)
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Obat obat anestesi umum :
a.
Recofol
: 60 cc
b.
Fentanyl
: 1 ampul
c.
Midozolam
d. Isofluren
2.
: 1 ampul : 30 cc
Obat obatan
a.
Infus RL
: 20 tetes/menit
b.
Injeksi Cefotaxin
: 2x1 g
c.
Ketolorac 30 mg
:1 ampul
ANALISA DATA
PRE OPERASI No
Data
Etiologi
Msalah
1
DS Klien mengatakan sedikit cemas dalam melakukaan operasi
Akan di lakukan tindakan operasi
Cemas
DO Klien tampak cemas Klien gelisah Klien sering bertanya
INTRA OPERASI No
Data
Etiologi
Msalah
1
S:
Efek dari anastesi umum
Ketidak efektifan jalan nafas
Etiologi
Msalah
Tak terkaji O: Klien terpasang OPA Kien tidak sadar Pasien terlentang selama 40 menit. P
:14 x/menit
Td
: 111/ 65
N
: 75
SAT
: 86 %
POST OPERASI No
Data
S:
Bekas luka operasi
Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada bekas operasi O: Klien tampak menahan sakit Klien meringis Klien tampak gelisah Td
: 130/85
N
: 84
P
: 18 x/menit
SAT : 95 %
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Pre operasi
·
Cemas berhubungan dengan akan di lakukannya tindakan opersi
2.
Intra operasi
·
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek anastesi
3.
Post operasi
·
Nyeri b.d adanya luka bekas operasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN PRE OPERASI Diagnosa
Noc
Nic
Implementasi
Evaluasi
Cemas berhubungan dengan akan di lakukannya tindakan operasi
Klien menunjukan rasa cemas berkurang dalam waktu 30 menit sebelum operasi dengan kriteria : 1. Klien mampu mengungkapkan pasrah kepada tuhan.
Penurunan Kecemasan Bina hubungan saling percaya dengan klien
Membina hubungan saling percaya dengan klien
S : klien mengatakan cemas O : klien tampak cemas A : cemas klien sedikit teratasi dengan adanya hubungan saling percaya P: intervensi di lanjutkan
2. Klien mampu mengungkapkan siap di operasi. 3. Klien dapat beradaptasi saat di ruang premedikasi maupun di ok. 4. Tanda-tanda vital stabil 5.
Wajah Rileks
INTERVENSI KEPERAWATAN PRE OPERASI Diagnosa
Noc
Nic
Implementasi
Evaluasi
Ketidak efektifan jalan nafas b.d efek anastesi
Tujuan : napas tidak sesak
Manajemen jalan napas
S : tak terkaji
Kriteria hasil :
Berikan O2 dengan menggunakan nasal
Memberikan O2 dengan menggunakan nasal Memonitor status oksigen pasien
P: Intervensi di lanjutkan
Implementasi
Evaluasi
Menunjukan jalan napas paten ( klien tidak merasa tercekik, frekuensi pernapasan dalam rentang normal
Monitor status oksigen pasien
O: Kien terpasang OPA A: Klien tidak sesak
INTERVENSI KEPERAWATA POST OPERASI Diagnosa
Noc
Nic
Nyeri b.d adanya luka bekas operasi
Kriteria hasil : 1. Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3 2. Ekspresi wajah tenang 3. klien dapat istirahat dan tidur
Manajemen Nyeri :
Mengkaji skala nyeri
S : klien mengataan nyeri pada tenggorokan
· Kaji skala nyeri
.Mengkolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
O: Klien tampek meringis
· Ajarkan teknisk relaksasi napas dalam untuk mengetasi nyeri. · Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri. · Evaluasi tindakan pengurang nyeri · Monitor TTV
. Mengevaluasi tindakan pengurangan nyeri . Memonitor TTV
A: setelah melakukan pengkajian skala nyeri, maka nyeri klien teratasi, berikan analgetik apabila nyeri datang. Evaluasi tindakan pengurangan nyeri. Setelah itu pantau TTV klien P: intervensi di lanjutkan