Kasus Wajib RG Melati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN STUDI KASUS PKL ASUHAN GIZI KLINIK PASIEN APS+HHD DI RUANG MELATI KELAS II RSUD UNDATA PALU



NAMA : FADILLA RIZKIA NIM



: PO7131119075



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU JURUSAN GIZI TAHUN 2022



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA PASIEN PASIEN APS + HHD, DI RUANG MELATI II RSUD UNDATA PALU



Telah disetujui pada tanggal April 2022 Menyetujui, Instruktur Klinik



Dosen Pembimbing



RSUD Undata Palu,



Linda Hairunnisa, S Gz



Putu Candriasih,



SST.,M.Kes NIP.19860616 200902 2003



NIP.



196906161995032001



Mengetahui: Kepala Instalasi Gizi RSUD Undata Palu



Sri Rejeki Petalolo, S.Gz., RD., M.Gizi NIP.197406111998032005



KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Asuhan Gizi Klinik (AGK) Di RSUD Undata Palu. Laporan ini di susun bertujuan untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas praktek matakuliah Asuhan Gizi Klinik (AGK) di Di RSUD Undata Palu. Untuk itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Putu Candriasih, SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu 2. Sri Rejeki Pettalolo, S.Gz, M. Gz, R.D selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD Undata Palu yang telah banyak membantu dalam melaksanakan praktek Asuhan Gizi Klinik (AGK)



3. Linda Hairunnisa, S.Gz selaku Pembimbing Klinik (CI/Clinical Insructure) yang telah banyak membantu selama melakukn praktek dan menyelesaikan laporan ini. 4. Seluruh staf Instalasi Gizi RSUD Undata Palu yang telah memberikan bantuan dan bimbingan bagi penulis selama awal melakukan praktek sampai akhir melakukan praktek. 5. Dosen pengampuh mata kuliah Asuhan Gizi Klinik (AGK) 6. Teman –teman serta pihak lain yang telah membantu dalam penulisan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih ada kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun perbaikan laporan ini dari setiap pihak pembaca. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua para pembacanya.



Palu,



Maret



2022 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam rongga dada. Organ ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Jantung berperan dalam sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai alat pemompa darah. Kontraksi dan relaksasi yang teratur dari otot-otot jantung memungkinkan darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru dipompakan ke seluruh tubuh dan darah yang berasal dari seluruh tubuh dipompakan ke dalam paru-paru pada saat yang bersamaan. Mekanisme ini berlangsung terus-menerus dan memungkinkan jaringan tubuh kita mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah untuk proses metabolisme tubuh. Fungsi jantung yang sangat penting dan berkaitan erat dengan organ-organ lain dalam tubuh, apabila dalam kerjanya jantung mendapatkan masalah tentu akan menggangu fungsi tubuh yang lain juga. Penyakit jantung banyak sekali macamnya, daintaranya gagal jantung, penyakit jantung reumatik, penyakit jantung katup, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, endokarditis, kardiomiopati, miokarditis dan penyakitpenyakit jantung lainnya. Penyakit-penyakit jantung ini disebabkan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, menurunnya kemampuan pompa jantung, 2 infeksi kuman, penyempitan arteri koroner, trombus, hipertensi, atau karena kelainan kongenital. Penyakit jantung memiliki faktor risiko yang dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat seperti, rajin berolah raga, tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, serta makan makanan yang seimbang dan kaya serat. Selain itu, penyakit-penyakit jantung juga dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti faktor genetik, usia, atau penyakit jantung yang muncul secara kongenital. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dengan jumlah



kasus tertinggi dan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di rumah sakit Indonesia saat ini. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 menyatakan bahwa sebanyak 16 provinsi di Indonesia memiliki nilai prevalensi penyakit jantung diatas prevalensi nasional yaitu 7,2%.1 Data Dinkes Jateng menyebutkan kasus tertinggi penyakit tidak menular pada tahun 2011 adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.2 Dari total 1.409.857 kasus yang dilaporkan, sebesar 62,43% (880.193 kasus) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah.2 Selain prevalensi dan kasus kejadiannya yang tinggi, menurut Departemen Kesehatan Indonesia, penyakit jantung juga masuk dalam 10 besar penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 sebagai peringkat ke 5 setelah stroke, perdarahan intrakranial, septisemia, dan gagal ginjal.3 Lebih buruk lagi, dengan semakin meningkatnya arus globalisasi dan berkembangnya teknologi manusia telah membawa banyak perubahan dalam pola pikir, gaya hidup dan lingkungan 3 masyarakat. Perubahan tersebut juga mempengaruhi epidemiologi jumlah penderita penyakit jantung di Indonesia, menyebabkan semakin meningkatnya jumlah kasus penyakit tidak menular terutama penyakit jantung di Indonesia karena berkurangnya aktivitas, polutan, dan asupan makanan-makanan cepat saji yang cenderung tidak sehat. Hipertensi di definisikan kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah >140/90 mmHg (Kemenkes.RI,2014). Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target ditubuh. Hipertensi termasuk penyakit yang berbahaya karena akan membebani kerja jantung sehingga meyebabkan ateroklerosis (pengerasan pada dinding arteri). Peningkatan tekanan darah dalam waktu lama dan tidak di deteksi sejak dini dapat menyebabkan penyakit kronik degenaratif seperti retinopati, kerusakan pada ginjal, penebalan dinding jantung dan penyakit yang berkaitan dengan jantung, stroke dan kematian(Dr . I Made Sutarga, 2017). Data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat 9,4 juta orang dari 1 milyar penduduk didunia yang meninggal akibat gangguan sistem kardiovaskuler. Prevalensi hipertensi di Negara maju sebesar 35% dan di Negara berkembang sebesar 40% dari populasi dewasa. Pada tahun 2025 diperkirakan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang akan mengalami peningkatan 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, yaitu menjadi 1,15 milyar kasus. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi dan bertambahnya penduduk saat ini. Menuut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia paa responden dengan umur 18 tahun keatas sebesar 25,8%. Di Indonesia, pada tahun 2013 prevalensi Hipertensi dilaporkan sebesar 25,8%; prevalensi makin tinggi seiring dengan pertambahan umur, khususnya mulai usia ≥25 tahun, lebih tinggi pada perempuan (28,8%) daripada laki-laki (22,8%), dan lebih tinggi di kota (26,1%) dibandingkan di desa (25,5%). Kriteria Hipertensi yang digunakan tersebut mengacu pada kriteria diagnosis JNC, yakni hasil pengukuran TDS ≥140 mmHg atau TDD ≥90 mmHg pada umur ≥18 tahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi Hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau



minum obat antihipertensi pada penduduk umur ≥18 tahun pada tahun 2013-2018 mengalami peningkatan dari 25,8% menjadi 34,1% (Kemenkes RI, 2018). Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Kementrian Kesehatan RI, 2013) Pelayanan gizi diruang rawat inap merupakan salah satu kegiatan pelayanan gizi yang memegang peranan penting dalam memberikan terapi diet atau pemberian makanan pada pasien, sesuai keadaan penyakit yang diderita. Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi,



diagnose



gzi,



intervensi



gizi,



meliputi



perencanaan,



penyediaan



makanan,



penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi serta monitoring dan evaluasi. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dilakukan pada pasien yang beresiko kurang gizi, sudah mengalami kurang gizi atau kondiusi khusus dengan penyakit tertentu merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (Kemenkes RI, 2013) Dari permasalahan diatas, penyakit tidak menular perlu ditingkatkan penanganannya. Kegiatan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) sangat berperan penting untuk menangani dan menanggulangi kasus penyakit tidak menular terutama di rumah sakit. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki tenaga gizi untuk meningkatkan pelayanan gizi terutama di Rumah Sakit. Maka dari itu, Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palu dituntut untuk melakukan praktek di Rumah Sakit untuk memenuhi kompetensi sebagai profesi gizi (DIII Gizi) tersebut.



B. Rumusan Masalah Bagaimana Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada Penyakit Tidak Menular (PTM) Di Ruang Melati RSUD Undata Kota Palu? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien penyakit tidak menular ( Jantung dan Hipertensi) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan Penapisan Gizi (Nutrition Screening) pada Pasien Penyakit Tidak Menular ( Jantung dan Hipertensi ) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu. b. Mampu melakukan Pengkajian Gizi (Nutrition Assessment) pada Pasien Penyakit Tidak Menular (Jantung dan Hipertensi) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu.



c. Mampu menetapkan Diagnosis Gizi (Nutrition Diagnostic) pada Pasien Penyakit Tidak Menular ( Jantung dan Hipertensi ) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu. d. Mampu memberikan Intervensi Gizi (Nutrition Intervention) pada Pasien Penyakit Tidak Menular ( Jantung dan Hipertensi ) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu. e. Mampu melakukan Monitoring Gizi (Nutrition Monitoring) dan Evaluasi Gizi (Nutrition Evaluation) pada Pasien Penyakit Tidak Menular ( Jantung dan Hipertensi ) di ruang Melati RSUD Undata Kota Palu. 3. Manfaat a. Bagi Mahasiswa Laporan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah wawasan sebagai calon ahli gizi khususnya mengenai asuhan gizi klinik pada pasien Jantung dan HipetRensi. b. Bagi Institusi Laporan ini diharapkan berguna sebagai informasi dan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu gizi sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai panduan dalam memberikan asuhan gizi c. Bagi Pasien Pasien menerima tatalaksana diet sesuai dengan penyakitnya dan dapat menerapkan edukasi yang diberikan.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang penyakit jantung a. Definisi jantung Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung memompa darah akan hilang, sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya bisa menyebabkan kematian. b. Etiologi jantung Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu: 1) Aterosklerosi pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka 5 resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium . 2) Trombosis Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan lamakelamaan berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada mulanya, gumpalan darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegahan perdarahan berlanjut pada saat terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek tersebut, yang kemudian bersatu dengan keping-keping darah menjadi trombus. Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah jantung, dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, dan bila sumbatan terjadi di pembuluh darah otak menyebabkan stroke c. Patofisiologi jantung 1) Angina pektoris stabil Angina pektoris ditegakkan berdasarkan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu rasa tertekan atau berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada terutama saat melakukan kegiatan fisik, terutama dipaksa bekerja keras atau ada tekanan emosional dari luar. Biasanya serangan angina pektoris berlangsung 1-5 menit, tidak lebih dari 10 menit, bila serangan lebih dari 20 menit, kemungkinan terjadi serangan infark akut. Keluhan hilang setelah istirahat 2) Angina pektoris yang tidak stabil Pada angina pektoris yang tidak stabil serangan rasa sakit dapat timbul pada waktu istirahat, waktu tidur, atau aktifitas yang ringan. Lama sakit dada lebih lama daripada angina biasa, bahkan sampai beberapa jam. Frekuensi serangan lebih sering dibanding dengan angina pektoris biasa 3) Angina varian (prinzmetal) Terjadi hipoksia dan iskemik miokardium disebabkan oleh vaso spasme (kekakuan pembuluh darah), bukan karena penyempitan progesif arteria koroneria. Episode terjadi pada waktu istirahat atau pada jam-jam tertentu tiap hari. EKG peningkatan segmen ST



4) Sindrom koroner akut (SKA) Sindrom klinik yang mempunyai dasar patofisiologi yang sama yaitu erosi, fisur, ataupun robeknya plak atheroma sehingga menyebabkan thrombosis yang menyebabkan ketidak seimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Termasuk SKA adalah angina pektoris stabil dan infark miokard akut . Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. d. Tanda dan Gejala jantung Gejala umum Sumber rasa sakit berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau tersumbat. Rasa sakit tidak enak seperti ditindih beban berat di dada bagian tengah adalah keluhan klasik penderita penyempitan pembuluh darah koroner. Kondisi 7 yang perlu diwaspadai adalah jika rasa sakit di dada muncul mendadak dengan keluarnya keringat dinggin yang berlangsung lebih dari 20 menit serta tidak berkurang dengan istirahat. Serangan jantung terjadi apabila pembuluh darah koroner tiba-tiba menyempit parah atau tersumbat total. Sebagian penderita PJK mengeluh rasa tidak nyaman di ulu hati, sesak nafas, dan mengeluh rasa lemas bahkan pingsan. e. Faktor resiko jantung Faktor Resiko Secara statistik, seseorang dengan faktor resiko kardiovaskuler akan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita gangguan koroner dibandingkan mereka yang tanpa faktor resiko. Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki, semakin berlipat pula kemungkinan terkena penyakit jantung koroner . Faktor-faktor resiko yang dimaksud adalah merokok, alkohol, aktivitas fisik, berat badan, kadar kolesterol, tekanan darah (hipertensi) dan diabetes f. Penatalaksanaan Diet pada jantung 1. Diet jantung a. Tujuan diet jantung -



Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung



-



Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air



b .Syarat diet jantung



-



Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal Kebutuhan karbohidrat sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.



Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB Lemak sedang, yaitu 23-30% dari kebutuhan total energi 10% berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tak jenuh Kolestrol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium dan magnesium jika tidak dibutuhkan Garam rendah 2-3 g/hari jika disertai hipertensi dan edema Makanan mudah di cerna dan tidak menimbulkan gas Serat cukup untuk menghindari konstipasi



A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensive Heart Disease (HHD) a.



Definisi Hipertensive Heart Disease (HHD) Hypertensive heart disease adalah suatu istilah yang digunakan secara umum untuk



penyakit jantung seperti 9 hipertropi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, aritmia jantung, dan gagal jantung kongestif yang disebabkan oleh efek peninggian tekanan darah kronis (Riaz, 2012)



b. Etiologi Penyakit Hipertensive Heart Disease (HHD) Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung, dan seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan otot jantung menjadi lemak. Fungsi jantung sebagai pompa terhadap peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun, dimana tanpa pengobatan, gejala-gejala kegagalan jantung kongestif dapat berkembang. Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan stroke. Iskemia dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot jantung pada kejadian angina pektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah. Tekanan darah ringgi juga memberikan kontribusi untuk perubahan dari dinding pembuluh darah yang gilirannya dapat memperburuk anterosklerosis. Hal ini juga akan meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke Peningkatan tekanan darah selain disebabkan faktor keturunan, gaya hidup dan hipertensi primer dapat juga disebabkan karena hipertensi sekunder akibat dari penyakit, kelainan atau kondisi seperti penyakit ginjal, stress, apnea, gangguan tiroid (hiper/hipertiroid), preeklamsia, koarktasi aorta, dan gangguan kelenjar adrenal c.



Patofisiologi Penyakit Hipertensive Heart Disease (HHD) Patofisiologi penyakit ini akibat peningkatan tekanan darah secara sistemik



meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. 10 Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. d.



Penatalaksanaan Terapi Penyakit Hipertensive Heart Disease (HHD) Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati



payah jantung karena hipertensi, mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskular, dan penurunkan faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal



mungkin. Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau 3 faktor fisiologis yaitu, menurunkan isi cairan intravaskular dan Na, darah dengan diuretik, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respons kardiovaskular terhadap rangsangan adrenergik dngan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan parifer dengan obat vasodilator. e. Penatalaksanaan Diet a. Diet Rendah Garam III Diet Rendah Garam III diberikan kepada pasien dengan hipertensi ringan. Pemberian makan sehari sama dengan Diet Rendah Garam I. Pada pengolahan makanan menggunakan 1 sdt (4 gram) garam dapur. b. Tujuan Diet: Tujuan diet Rendah Garam untuk membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan darah pada pasien hipertensi. c.



Syarat Diet: 1. Energi sesuai kebutuhan normal dengan memperhitungkan faktor aktivitas dan faktor stres serta umur. 2. Protein 10-15% dari kebutuhan energi total. 3. Lemak 20-25% dari kebutuhan energi total. 4. Karbohidrat 60-70% dari kebutuhan energi total. 5. Natrium dibatasi 1000-2000 mg Na karena menggunakan diet Rendah Garam III, disesuaikan berat ringannya retensi garam, air dan hipertensi.



BAB III PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR A. ASSESMENT



1. Data Personal Nama Usia Jenis kelamin Pekerjaan Diagnosa Agama Suku Alamat Tanggal lahir 2.



3.



: Ny H : 74 tahun : Perempuan : IRT : APS, HHD : Islam : Kaili : Jl Gelatik 03 : 18-03-1948



CLIEN HISTORY a. Keluhan awal  Dahulu Tidak ada  Sekarang - Nyeri dada sebelah kiri - Sesak napas - Sakit pinggang tembus belakang - Sulit BAB b. Riwayat penyakit Hipertensi c.Riwayat konsultasi gizi Tidak pernah melakukan konsultasi gizi d.Alergi makanan Pasien tidak memiliki alergi pada makanan FOOD HABBIT 1. Data konsumsi makanan sebelum masuk rumah sakit : a. Makan teratur 3x/hari b. Makanan pokok sering di konsumsi : Nasi lunak 3x/hari = 1-2 ctg nasi (100 gr) c. Lauk hewani sering dikonsumsi : sangat menyukai rendang sapi 3-4x/minggu = 1 ptg sdg, ikan katombo goreng 3x/hari = 1 ekor (45 gr), Telur rebus 2x/hari = 1 butir ( 55 gr), suka makan ayam bakar 1x/minggu = 1 ptg sdg bagian dada ((60 gr) d. Lauk nabati sering di konsumsi: tahu 3x/minggu= 2-3 ptg sdg (75 gr), tempe 3x/minggu= 2-3 ptg sdg (75 gr) e. Sayur yang sering dikonsumsi : Sayur yang berkuah , bening kelor campur pisang dan terong 4-5x/minggu = 2 sdk sayur (30 gr) , sayur ikan kuah asam 1-5x/minggu = ½ mangkok kcl (25 gr) f. Buah : setiap 2-3x/minggu buah pisang emas = 2 bh (40 gr), papaya = 1-2 ptg sdg, semangka= 1 bh kecil (100 gr) , jeruk manis = 1 bh (60)



2.



Recall 24 jam Hari 1



Waktu Makan



Menu



Nama Bahan



Sarapan pagi 05.30



Bubur Telur rebus



Nasi



Jumlah URT Gr ¼ gls 25



Telur



½ ptg



25



25.0



5.3



-



0.5



Beras



1/3 gls



50



180.4



3.3



0.3



39.8



Nasi Siang 11.30



Malam



16.00



E (kkal) 90.2



Kebutuhan Gizi P (gr ) L (gr) 1.7 0.2



KH (gr) 19.9



Tumis buncis labusiam



Buncis



1 sdm



10



3.5



0.2



-



0.8



Labusiam



1 sdm



10



2.0



0.1



-



0,4



1 sdt



5



43,1



0,0



5,0



0,0



Ikan woku



Ikan segar



1 ekor sdg



40



39.2



7.2



1.0



-



Tahu



2 ptg kcl



20



15.2



1.6



1.0



0.4



Beras



50



180.4



3.3



0.3



39.8



40



39.2



7.2



1.0



-



50



99.5



9.5



3.8



8.5



Kangkong



1/3 gls 1 ekor sdg 2 ptg sdg 3 sdm



30



4.5



0.7



0.1



0.6



Toge



3 sdm



30



3.6



3.9



2.0



2.9



1 ptg kcl



50



180.4 816 kkal



3.3 47.3 gr



Tahu kukus Nasi Ikan kukus Tempe rebus Bening Kangkong toge Papaya



Minyak



Ikan segar Tempe



0.3 39.8 15 gr 153.0 gr 33.19 1.195 kkal 17.27 gr 172.9 gr Kebutuhan gr 68% 19% 45% 78% % asupan Desifit Defisit Defisit Defisit Kategori Tingkat kecukupan energi dan protein Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) 2012 terbagi dalam 5 kategori yaitu:      



Papaya Jumlah



Defisit tingkat berat (27,0 tingkat berat sumber : (PMK Republik Indonesia No.41 Tentang Gizi Seimbang, 2014) e.



Biokimia PEMERIKSAAN HB RBC HCT RDW-CV MPV Eosinophil Glukosa sewaktu Na



HASIL 10,3 gr/dL 3.72 juta /uL 31.7 % 14,7 % 7,0 fL 0,8 % 98,2 mg/dL 165 mmol/l



RUJUKAN 12 – 16 gr/dL 4,1-5,1 juta /uL 36-47 % 11,5- 14,5 % 6,5- 9,5 fL 1-3 % 70-200mg/dL 136-146



INTERPRETASI Rendah Rendah Rendah Tinggi Normal Rendah Normal Tinggi



f.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Nyeri dada Sesak napas Lemas Edema



g.



Hasil Nyeri dada Sesak napas Lemas Tidak ada edama



Rujukan Tidak nyeri dada Tidak sesak napas Tidak lemas Tidak ada edema



INTERPRETASI Ada Ada Tidak ada Tidak ada



INTERPRETASI Tinggi



Pemeriksaan klinis PEMERIKSAAN Tekanan darah



HASIL 150/100 mmHg



Nadi



`120 x/menit



RUJUKAN 90/60 – 120/80 mmHg 60 – 100 x/menit



Respirasi



26 x/menit



12-20 x/menit



Cepat



Suhu



37,2 0c



36-37,2 x/menit



Normal



Cepat



B. DIAGNOSA GIZI DOMAIN NI. 2.1



P Asupan oral in adekuat



E Berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan