KB Dan Kontrasepsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI



A. Pengertian Keluarga Berencana Definisi KB menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sejahtera dengan membatasi kelahiran. Sedangkan definisi keluarga berencana menurut World Health Organization (WHO) Expert Commite, adalah suatu tindakan yang membantu individu atau pasangan suami untuk : a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu b.



Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan



c.



Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan



d.



Mengatur interval diantara kelahiran



e.



Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dalam unsur suami istri



f.



Menentukan jumlah anak dalam keluarga



B. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.



C. Cara kerja Kontrasepsi Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi: 1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi 2. Melumpuhkan sperma. 3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. D. Metoda Kontrasepsi Pada umumnya metoda kontrasepsi dapat dibagi menjadi: 1. Metoda efektif jangka panjang 



AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)







Susuk KB







Kontrasepsi Mantap



2. Metoda mantap 



Metoda operasi wanita (MOW/Tubektomi)







Metoda Operasi Pria (MOP/Vasektomi)



3. Metoda Efektip 



Pil KB







Suntikan KB



4. Metoda Sederhana a.



Dengan alat/obat 



Kondom







Diafragma







Kream, Jelli dan cairan berbusa







Tablet berbusa (vaginal tablet)







Intravag (tisu KB)



b. Tanpa alat/obat 



Sanggama terputus







Pantang berkala



Cara-cara kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektifitas yang berbeda-beda dalam memberikan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. namun perlu diingat adanya 3 aksioma (asas) kontrasepsi yaitu : 



Cara apapun yang dipakai adalah lebih baik daripada tidak memakai



sama



sekali. 



Cara yang terbaik hasilnya (efektip) adalah cara yang digunakan oleh pasangan







dengan terus menerus



Penerimaan pasangan terhadap suatu cara adalah unsur yang penting



untuk



berhasilnya suatu cara kontrasepsi. E. Macam-Macam Kontrasepsi 1. Kontrasepsi Sterilisasi Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.



a. Vasektomi Vasektomi menurut Mochtar (1995) : “Vasektomi adalah memotong dan menutup saluran mani (vas deferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya buah pelir (testis)”. Vasektomi tidak sama dengan kastrasi (kebiri) yang mengangkat atau merusak testis sehingga produksi sel mani tidak ada lagi. Vasektomi sebenarnya telah dikenal orang sejak lama. Pada abad 19 para ahli bedah telah melakukan vasektomi untuk tujuan pengobatan : mencegah infeksi dari kelejar prostat atau pada hipertrofi kelenjar prostat. Di beberapa negara vasektomi untuk tujuan kontrasepsi telah banyak dikerjakan, bahkan merupakan suatu metode kontrasepsi utama, misalnya : India, Bangladesh, Nepal dan negara-negara Amerika Latin. Di Indonesia vasektomi sebagai tujuan kontrasepsi belum digalakkan, hal ini memerlukan motivasi dan penerangan yang luas, karena masih banyak pria menyangka bahwa vasektomi sama dengan kebiri. Banyak pria bersedia kehilangan fertilitas, namun mereka takut kehilangan kejantanannya. Haruslah dijelaskan bahwa pada vasektomi produksi sperma tetap berjalan terus, produksi hormon pria juga akan berjalan seperti sebelum vasektomi. Hanya sperma yang baru dihasilkan tidak mencapai dunia luar atau tidak ada yang dikeluarkan melalui persetubuhan. Dasar dan Cara Kerja Vasektomi Menurut Hartanto (2003): “Dasar vasektomi adalah oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan sperma dan tidak didapatkan spermatozoa



di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis)”. Indikasi Vasektomi Indikasi vasektomi menurut pendapat dari Mochtar (2012), antara lain : 1) Untuk tujuan kontrasepsi yang bersifat permanen, pasangan suami istri tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya. 2) Untuk tujuan pengobatan guna mencegah terjadi epididimitis Kontra Indikasi Vasektomi Kontra indikasi mutlak tidak ada, yang ada adalah kontra indikasi relatif, yaitu menurut Hartanto (2003) antara lain : 1) Infeksi kulit lokal, misal scabies. 2) Kelainan scrotum dan sekitarnya : varicocele, hydrocele besar, filariasis, hernia inguinalis, orchiopexy, luka parut bekas operasi hernia, scrotum yang sangat tebal. 3) Infeksi traktus genitalia Keuntungan Vasektomi Menurut Hartanto (2003) keuntungan dilakukannya tindakan vasektomi antara lain : 1) Paling efektif dibandingkan dengan semua metode 2) Tidak mempengaruhi vitalitas dan tidak mengganggu libido seksualitas 3) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas 4) Sederhana



5) Cepat, hanya memerlukan waktu 5 – 10 menit 6) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja 7) Biaya rendah 8) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangai oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita 9) Komplikasi yang dijumpai sedikit dan enteng 10) Bila pasangan suami istri oleh karena suatu sebab betul-betul memerlukan, kedua puntung vas deferens dapat disambung kembali (operatif rakanalisasi). Kerugian vasektomi Menurut Hartanto (2003) kerugian vasektomi antara lain : 1)



Diperlukan suatu tindakan operatif



2)



Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi



3)



Vasektomi belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.



4)



Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual, mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.



b.



Tubektomi Kontrasepsi mantap atau sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua saluran telur sehingga menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) (Rustam Mochtar, 1998). Mekanisme kerja Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Sarwono Prawirohardjo, 2003). Jenis Tubektomi Minilaporotomi (Minilap) Minilaporotomi adalah suatu cara operasi kecil untuk mencapai saluran telur, melalui sayatan kecil sepanjang 1-2,5 cm pada dinding perut. Waktu melakukan minilap a) Pasca persalinan b) Pasca keguguran c) Masa interval dalam 2 minggu pertama siklus haid atau setelah itu Keuntungan mini-laparotomi: a) Aman b) Mudah c) Wanita yang baru melahirkan umumnya motivasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak.



Kerugian mini-laparotomi: (1) Perforasi rahim, bila pemasangan dan pengaturan elevator kurang hatihati (2) Ruda paksa pada kandung kemih (3) Trauma pada kasus (4) Infeksi lokal pada luka operasi (5) Robekan pada mesosapling (6) Reaksi otot (Mochtar, 1998). Laparoskopi Laparoskopi adalah cara visualisasi rongga perut dan panggul melalui insisi kecil pada dinding perut setelah dibuat dalam keadaan memoperitoneum. Keuntungan Laparoskopi a) Waktu pembedahan dan perawatan singkat b) Biaya relatif murah c) Umumnya tanpa perlu rawat inap d) Angka kegagalan sangat rendah, bahkan irteversial e) Dapat dikerjakan dengan anastesi lokal dan umum f) Mempunyai nilai dianostik g) Gangguan pada akseptor minimal sekali h) Luka kecil, cepat sembuh dan mempunyai nilai kosmetik Kerugian Laparaskopi (1) Risiko komplikasi dapat serius (bila terjadi)



(2) Lebih sukar dipelajari (3) Memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen (4) Harga peralatannya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti (5) Tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-partum (Mochtar, 1998). Manfaat kontrasepsi tubektomi a) Sangat efektif b) Permanen c) Tidak bergantung pada faktor senggama d) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius e) Pembedahan sederhana f) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang g) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual Keterbatasan 1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dipulihkan kembali) 2) Klien dapat menyesal dikemudian hari 3) Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum) 4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan 5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi) 6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBU dan HIV/AIDS



2. Kontrasepsi Teknik a. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. b. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat. c. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar. 3. Kontrasepsi Mekanik a. Kondom Pada masa kini, kondom yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lama dikenal, kembali mendapat perhatian baru, baik dalam bidang Keluarga Berencana maupun dalam bidang lain. Dasarnya menghalangi masuknya spermatozoa kedalam traktus genitalia interna wanita. (Hartanto, 2004: 60)



Keuntungan Kondom  Mencegah kehamilan  Memberi perlindungan terhadap penyakit akibat hubungan seks (PHS)  Dapat diandalkan  Relatif murah  Sederhana, ringan, disposible  Tidak memerlukan pemeriksaan medis, sipervisi atau follow up  Reversibel  Pria ikut secara aktif dalam program KB Keuntungan-keuntungan kontrasepsi tersebut akan diperoleh, kalau kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap senggama, karena umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur, atau tidak hati-hati. Sedangkan pembuatan kondom sendiri pada masa sekarang sudah sangat baik karena harus memenuhi standar tertentu sehingga kwalitasnya tidak perlu diragukan. (Hartanto, 2002 : 60) Macam-macam : 



Kulit







Lateks.







Plastik



Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada



umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini: 



Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain







Membutuhkan waktu untuk pemasangan







Mengurangi sensasi seksual



b. Spermatisida Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. c. Vaginal diafragma Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama. d. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral Adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380A atau ML Cu 250) yang dipasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau



bidan/paramedis lain yang sudah dilatih (Buku Petugas Fasilitas Pelayanan KB Depkes, RI 1999). IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus, lembut dan lentur yang diletakkan dalam rongga rahim. IUD (Intra Uterine Device) adalah rangka plastik kecil yang dipasang kedalam rahim lewat vagina, (BKKBN, 2005). Jenis IUD Hartanto (2004) menyebutkan bahwa, IUD dikategorikan menjadi 2 yaitu: (a) Un Medicated IUD, yaitu merupakan alat kontrasepsi dalam rahim generasi pertama, antara lain : Grafenberg Ring, Ota Ring, Margulies Coil, Lippes Loop, Saf-T-Coil, dan Delta Loop. (b) Medicated IUD, yaitu merupakan alat kontrasepsi dalam rahim generasi kedua, antara lain : CuT-380A, CuT-380Ag, CuT-220C, Nova-T, Delta-T, dan MLCu-375. Daya Tahan IUD Daya tahan IUD sekitar 3,5 sampai 8 tahun. Untuk jenis IUD yang mengandung hormon (progestasen- T) mempunyai daya tahan selama 18 bulan. Untuk IUD jenis Lippes Loop mempunyai daya kerja untuk selamalamanya sampai menopause selama tidak menimbulkan masalah atau keluhan pemakaianya, (Hartanto, 2004). Cara Kerja IUD IUD adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang biasa mengandung tembaga hormon steroid. IUD akan berada dalam uterus,



bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilasi) dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi dan menginaktifkan sperma. Efektifitas IUD Efektifitas dari IUD tergantung pada variabel administratif, pasien dan



medis,



termasuk



kemudahan



insersi,



pengalaman



pemasang,



kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis, (Hartanto, 2004). Keuntungan IUD Keuntungan- keuntungan IUD adalah sebagai berikut: (a) Sangat efektif 0,6- 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). (b)



Efektif dengan potensi jangka panjang (sampai 8 tahun atau lebih) untuk Copper T 380 A.



(c)



IUD efektif segera setelah pemasangan.



(d)



Tidak menganggu hubungan seksual suami istri.



(e)



Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.



(f)



Cocok untuk ibu- ibu yang sedang menyusui.



(g)



Dapat digunakan sampai masa menopouse.



(h)



Tidak ada interaksi dengan obat- obat.



(i)



Membantu mencegah kehamilan ektopik, (Saifudin, 2007).



Kerugian IUD (a) Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan sebelum pemasangan IUD. (b)



Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul (PRP).



(c)



Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya



(d)



Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama pemakaian IUD.



(e)



Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD-nya.



(f)



Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), AIDS/HIV.



(g)



IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina.



(h)



Bertambahnya



resiko



mendapat



penyakit



radang



panggul pada



pemakaian IUD (Saifudin, 2007).



Efek Samping IUD Kemungkinan terjadinya kehamilan, ekspulsi, dan beberapa efek samping hendaknya dijelaskan kepada pasien. Ekspulsi sebagian atau seluruh IUD biasanya terjadi pada 3-6 bulan pertama. Ekspulsi dapat diketahui oleh pasien pada waktu memperhatikan darah haidnya. Pasien dapat pula diberi petunjuk cara meraba filamen sendiri sebelum senggama dan sesudah haid selesai. Beberapa efek samping yang ringan ialah sebagai berikut:



(a) Nyeri pada waktu pemasangan. Kalau nyeri sekali, dapat dilakukan anestesia paraservikal. (b)



Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan spasmolitikum atau pemakaian IUD lebih kecil ukurannya.



(c)



Nyeri pelvik. Pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan ini.



(d)



Pingsan/tidak sadarkan diri dapat terjadi pada pasien dengan prediposisi untuk keadaan ini. Dapat diberikan atropin sulfas sebelum pemasangan, untuk mengurangi frekuensi bradikardia dan refleks vasovagal.



(e)



Perdarahan diluar haid (spotting)



(f)



Darah haid lebih banyak (menoragia)



(g)



Sekret vagina lebih banyak.



4. Kontrasepsi Hormonal Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),



kontrasepsi



ini



juga



biasa



digunakan



untuk



mengatasi



ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu: a. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.



b. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung. Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon. Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone. c. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant. 1) Kontrasepsi Suntikan 



Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg







Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.







Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.



Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004) 



Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.







Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.







Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.



Keuntungan dan Kerugian a. Keuntungan (Hartanto. H,2004) 



Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.







DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.







Tingkat efektifitasnya tinggi







Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.







Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.







Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.







Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang nonbioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.







Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.







Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.



b. Kerugian (Hartanto, 2004). 



Perdarahan yang tidak menentu







terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan







Berat badan yang bertambah







Sakit kepala







Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan







Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.







Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.







Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.







Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan







Memerlukan biaya yang cukup tinggi.



Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001) a. Pasca persalinan 



Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.







Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.



b. Pasca Abortus 



Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.







Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.



Efek samping ( Hartanto, H.2004) 1) Gangguan Haid : 



Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.







Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.







metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya



2) Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi) 3) Perubahan berat badan Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan 4) Pusing dan sakit kepala Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.



5) Hematoma Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. 2. Kontrasepsi Oral ( Pil ) Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu: a. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu. b. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir c. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid d. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjan e. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.



Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral (Pil). 1). Nousea 2). Nyeri payudara 3). Gangguan Haid 4). Hipertensi 5). Acne 6). Penambahan berat badan. Keuntungan Kontrasepsi Oral (Pil) 1). Mudah menggunakannya 2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda. 3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi 4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe) 5). Mengurangi resiko kanker ovarium. 6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen. 3. Kontrasepsi Implant. Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang berjangka waktu lima tahun yang terdiri dari enam batang susuk lembut terbuat dari sejenis karet elastis yang mengandung hormon, (Kamus Kebidanan, 2005).



Mekanisme kerja Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 gr levonogestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 gr. Konsep mekanisme kerjanya



sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran lendir, servik dan menghalangi migrasi spermatozoa dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi (Manuaba, 2010). Jenis-jenis implant 1) Norplant Norplant adalah suatu alat kontrasepsi hormonal jangka panjang yang pt melindungi pemakai selama 5 tahun. Bahan aktif yang digunakan oleh norplant adalah bahan progestational levonogestrel. Setiap kapsul mini sebesar kira-kira korek api mengandung 36 ≠ 2 mg levonogesterel. Kapsul



pembungkus



yang



digunakan



pada



norplant



adalah



polydimethylsiloxane silastic yang diproduksi oleh Dow Corning Midland Michigan USA. Kapsul silatik seperti ini adalah bahan yang sama yang telah banyak dipakai untuk pemasangan implant pada manusia sejak tahun 1950. 2) Implanon Implanon adalah suatu alat kontrasepsi hormonal jangka panjang yang dapat melindungi pemakai selama 3 tahun. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrel.



3) Jadena dan Indoplant



Jadena dan indoplant adalah suatu alat kontrasepsi hormonal yang melindungi pemakai selama 3 tahun. Jadena dan indoplant ini terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonogestrel. Efek samping Implant Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan. Keuntungan Implant. 1). Efektifitas tinggi setelah dipasang 2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun. 3) Tidak mengandung estrogen 4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan 5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi. 6). Dapat mencegah terjadinya anemia



Kerugian Implant. 1) Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih. 2) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant. 3) Lebih mahal 4) Sering timbul perubahan pola haid 5) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri. 4. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception) Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb: 



Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)







Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma







Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan



Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. Manfaat Tambahan OC Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-



contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti: Manfaat penyembuhan OC: Menyembuhkan kelainan menstruasi Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain: 



Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)







Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)







Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)







Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).



Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.



Mengatasi masalah hiper-androgenisme Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido). Wanita



usia



reproduktif







15



-



40



tahun)



sering



mengalami



ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan: 



Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola



tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern) 



Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovariansyndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.



OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat. Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.



DAFTAR PUSTAKA



Hartanto, Hanafi, 2004, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Manuaba, IBG., 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit EGC :Jakarta. Mochtar, Rustam, 2012, Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi,EGC, Jakarta.