KD Perbaikan Sistem Pengisian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / semester Tahun Ajaran Standar Kompetensi Kode kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi waktu



: SMK Negeri Pekerjaan Umum Prov. Jabar : Kompetensi Kejuruan : XI / Genap : 2012/2013 : Memperbaiki Sistem Starter dan Pengisian : 020.KK18 : 18.4. Memperbaiki Sistem Pengisian dan Komponennya : 18 x 45 menit (1x pertemuan)



A. INDIKATOR 1. Pengujian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya 2. Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 3. Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalahan/kerusakan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai. 4. Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan langkah perbaikan yang diperlukan. 5. Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.



AKADEMIS 1. Siswa dapat menentukan alat pengaman perbaiakan system pengisian dengan benar. 2. Siswa dapat menggunakan peralatan pengaman kendaraan pada saat praktek sesuai SOP. 3. Siswa dapat membaca data spesifikasi pada buku manual dengan benar 4. Siswa dapat menerapkan spesifikasi pada pekerjaan perbaikan system pengisian dan komponennya. 5. Siswa dapat melaksanakan prosedur pemeriksaan kerja system pengisian dengan benar. 6. Siswa dapat melaksanakan prosedur pemeriksaan komponen sistem pengisian dengan benar. 7. Siswa dapat menggunakan peralatan pemeriksaan system pengisian dan komponennya dengan benar sesuai SOP. 8. Siswa dapat menentukan kesalahan/kerusakan pada system pengisian melalui dengan benar. 9. Siswa dapat merangkai system pengisian dengan benar sesuai buku manual. 10. Siswa dapat memperbaiki kerusakan pada system pengisian dengan benar sesuai SOP serta memperhatikan K3. Dan kebijakan perusahaan.



2.



KARAKTER 1. Siswa menjadi pribadi yang mandiri 2. Siswa menjadi pribadi yang disiplin 3. Siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab. C. MATERI PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4.



Mengidentifikasi kesalahan/kerusakan pada sistem pengisian Perbaikan sistem/ komponen sistem pengisian Pengujian sistem/ komponen sistem pengisian Standar prosedur keselamatan kerja.



D. METODE & MODEL PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5.



E.



Ceramah Tanya jawab Praktik’ Diskusi Demontrasi



KEGIATAN PEMBELAJARAN



KEGIATAN No KEGIATAN GURU 1



KEGIATAN AWAL a. b. c.



2



KEGIATAN SISWA



ALOKASI WAKTU



Apersepsi materi pembelajaran (member a. salam, mengabsen siswa) Menyampaikan informasi pentingnya b. perawatan sisten pengisian pada kendaraan Menginformasikan tujuan yang akan c. dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa



Menanggapi dan bertanya 45” Memperhatikan, menaggapi dan bertanya Memperhatikan, menaggapi dan bertanya



KEGIATAN INTI a. Penjelasan prosedur perbaikan sistem a. Memperhatikan, mencatat dan pengisian. bertanya b. Menginformasikan dan memperlihatkan b. Memperhatikan dan bertanya peralatan mengaman yang akan digunakan pada saat praktik. c. Menginformasikan prosedur penggunaan c. Memperhatikan dan mencoba pealatan servis dan perbaikan sistem pengisian. d. Menguji wawasan siswa bertanya tentang d. Diskusi pengetahuan melakukan pemeriksaan sistem pengisian sesuai SOP atau manual book. e. Diskusi e. Membagi kelompok diskusi siswa dan memberikan bahan diskusi tentang data spesifikasi pabrik kepada siswa. f. Guru memimpin dikusi kelas tentang f. Diskusi pembacaan buku spesifikasi pabrik. g. Guru memberikan jobsheet/refort sheet dan g. Mempelajari jobshet 1 unit engine stand pada setiap kelompok sebagai media untuk melaksanakan kegiatan praktikum perbaikan sistem pengisian h. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah h. Memperhatikan, mencatat dan pemeriksaan dan perbaikan sistem bertanya. pengisian sesuai SOP. i. Guru membimbing siswa dalam i. Praktik perbaikan system starter melaksanakan kegiatan praktikum dilakukan sesua dengan SOP perbaikan sistem pengisian. dan memperhatikan K3



3



675”



KEGIATAN AHIR a. b. c. d.



Guru memerintahkan siswa untuk mengumpulkan catatan hasil pekerjaan Membuat kesimpulan materi akhir pembelajaran Memberikan tes tertulis Memberikan informasi materi pada pertemuan selanjutnya



a. Mengumpulkan hasil rangkuman b. Memperhatikan, mencatat dan bertanya c. Mengerjakan tes d. Menanggapi



JUMLAH



90”



810”



F.



SUMBER BELAJAR 1.



Media 1. Gambar 2. Slide power point 3. Modul dan job sheet 4. Unit kendaraan



2. 1. 2. 3.



Alat LCD proyektor Peralatan pengukuran Tool box



1. 2. 3. 4.



Pustaka Buku New Step 1 Spesifikasi pabrik untuk kendaraan Spesifikasi pabrik untuk produk/komponen SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan



3.



G. EVALUASI Terdiri dari penilaian: 1. 2. 3.



Pengetahuan (kognitif) Sikap(afektif) Unjuk kerja (psikomotorik)



SOAL TES PENGETAHUAN (KOGNITIF) 1



Lengkapi gambar dibawah inidengan mencantumkan nomor urut sesuai langkah prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen alternator ?



2



Sebutkan beberapa peralatan untuk melaksanakan prosedur pemeriksaan dan perbaikan pada komponen alternator



3



Jelaskan cara pemeriksaan komponen Rotor ?



4



Jelaskan cara pemeriksaan komponen Stator ?



5



Jelaskan cara pemeriksaan komponen Dioda ?



6



Sebutkan 5 macam hubungan terminal yang harus diperiksa dengan Avometer pada waktu pemeriksaan hubungan terminal Regulator ?



7



Sebutkan beberapa akibat yang disebabkan oleh kerusaka/keausan pada sikat arang (brush) ?



8



Sebutkan urutan langkah penyetelan tegangan pengisian pada kendaraan ?



9



Lengkapi gambar rangkaian system pengisian dibawah ini ? N B L I G



N



B F E F E



B



10



I G



Sebutkan 2 macam komponen yang sering mengalami kerusakan pada Alternator?



Jawaban Tes



1. Urutan nomor langkah pembongkaran dan pemasangan komponen Alternator adalah : Gambar urutan pembongkaran . Urutan pemasangan/perakitan dengan urutan kebalikan dari prosedur pembongkaran.



2. Peralatan yang harus disiapkan untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan pada alternator adalah : a. Avo Meter/Multi meter b. Solder listrik c.



Tang lancip



d. Ampelas halus e. Kawat baja kecil



3. Cara pemeriksaan Rotor: Hubungkan ujung-ujung kabel avometer pada ujung-ujung kumparan rotor untuk memeriksa kontiunitas kumparan rotor dan humungkan salah satu ujung kabel avometer pada ujung-ujung kumparan dan rotor dan ujung kabel avometer satu lagi ke masa untuk memeriksa hubungan kumparan dengan masa.



4. Cara pemeriksaan Stator: Hubungkan ujung-ujung kabel avometer pada ujung-ujung kumparan stator untuk memeriksa kontiunitas kumparan stator dan humungkan salah satu ujung kabel avometer pada ujung-ujung kumparan dan stator dan ujung kabel avometer satu lagi ke masa untuk memeriksa hubungan kumparan dengan masa.



5. Cara pemeriksaan Dioda: Untuk memeriksa diode positif hubungkan ujung kabel tester warna merah pada terminal B alternator dan ujung tester negative warna hitam ke terminal diode. Jarum harus bergerak ke kanan. Pasangkan ujung tester positif pada terminal diode dan ujung tester negative pada terminal B alternator. Jarum tester tidak boleh bergerak.



Untuk memeriksa diode negative dengan menghubungkan ujung tester positif pada terminal diode dan ujung tester negative pada terminal E. Jarum tester harus bergerak ke kanan. Kemudian balikkan hubungan kabel tester. Pada keadaan ini jarum tidak boleh bergerak.



6. Hubungan terminal yang harus diperiksa adalah : a. Hubungan terminal Ig. Dengan E b. Hubungan terminal Ig. Dengan F c.



Hubungan terminal F dengan E



d. Hubungan Terminal B dan E e. Hubungan terminal N dan E



7. Keausan pada sikat arang akan mengakibatkan : a. Pengisian kecil, karena hubungan sikat dengan slip ring tidak menempel dengan kuat, sehingga hubungan arus ke kumparan rotor tidak sempurna mengalami hambatan. b. Pengisian tidak ada, karena sikat tidak menempel pada slip rng sehingga arus ke kumparan rotor tidak mengalir.



8. Prosedur penyetelan system pengisian pada kendaraan : a. Hidupkan mesin pada putaran idle. b. Hubungkan Voltmeter pada terminal Posifif dan Negatif Batere c.



Hidupkan semua beban listrik



d. Lihat penurunan tegangan dan catat hasilnya. e. Tekan pedal gas secara bertahap, dan perhatikan kenaikan tegangan pada Voltmeter, catat pembacaan tegangan tertinggi pada Voltmeter. f.



Jika tegangan tertinggi dibawah spesifikasi minimal atau diatas maksimal stel Regulator dengan mengangkat atau menurunkan penyangga pegas pada bagian kumparan voltage regulator (jika tegangan kurang angkat penyangga dengan tang lognose, jika tegangan terlalu besar turunkan penyangga pegas)



9. Gambar rangkaian system pengisian



10. Komponen yang sering rusak pada Alternator adalah sikat dan bantalan.



PENSEKORAN KOGNITIF No. Soal



Kriteria penilaian Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 1 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Menjawab benar 3 Menjawab benar 2 2 Menjawab benar 1 Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 3 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 4 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 5 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 6 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 7 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 8 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 9 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jawaban benar Jawaban cukup sesuai 10 Jawaban kurang sesuai Jawaban salah Jumlah nilai skor sempurna Jumlah nilai total



Nilai Skor 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 10 7 5 2 100



Nilai 10



10



10



10



10



10



10



10



10



10



100



PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF) NO 1.



2.



ASPEK PENILAIAN Kehadiran



Partisipasi dalam kelas



UNSUR ASPEK -



-



3.



Penyelesaian tugas



-



4.



Disiplin



-



BOBOT



Selalu hadir dalam kelas sesuai dengan jumlah pertemuan dan jam efektif serta tepat waktu Fokus mengikuti proses belajar mengajar Keaktifan bertanya dan mengemukakan pendapat Menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Ketepatan waktu mengumpulkan tugas Mentaati peraturan yang berlaku Mengikuti instruksi guru TOTAL SKOR



KETERANGAN SB (SangatBaik) B (Baik) C (Cukup) K (Kurang) JUMLAH NILAI TOTAL =



SB



KRITERIA B C



K



SKOR



20



10 20



10 10 15 15



= 4 point = 3 point = 2 point = 1 point TOTAL SKOR x 100 400



Skor = Bobot x Point kriteria



PENILAIAN UNJUK KERJA (PSIKOMOTORIK) NAMA SISWA KELAS PROGRAM KEAHLIAN



: : :



KOMPETENSI



:



Kriteria No



Aspek / UraianAspek yang dinilai



1



2



I



SB



B



C



BOBOT K



PersiapanKerja 10



1.1. Penggunaanpakaiankerja 1.2. Persiapan tool and equipment II



Proses (Sistematikadan Cara Kerja) 2.1. Melaksanakan pemeriksaan baterai 2.2. Melakukan pemeriksaankerja system pengisian 2.3. Melepas Alternator dari engine sesuai SOP. 2.4. Membongkar komponen alternator sesuai SOP 2.5. Memeriksa komponen Alternator 2.6. Memerikasa Alternator



30



2.7. Memperbaiki dan mengganti komponen yang rusak 2.8. Menyusun komponen system pengisian dengan benar pada tempatnya. 2.9. Mencatat hasil pemeriksaan pada report sheet 2.10. Melakukan pemasangan komponen alternator 2.11. Memasang alternator pada mesin 2.12. Merangkai wiring system pengisian pada kendaraan. III



SikapKerja 3.1. Penggunaan alat tangan dan alat ukur



15



3.2. Keselamatan kerja IV V



HasilKerja 4.1 Running test Waktu



30 15



5.1. Waktu penyelesaian praktik TOTAL SKOR KriteriaPenilaian SB (SangatBaik) = 4 point B (Baik) = 3 point



Skor = Bobot x Point kriteria



SKOR



C (Cukup) K (Kurang) NILAI =



= 2 point = 1 point



TOTAL SKOR x 100 74



PERUBAHAN SKOR MENJADI NILAI No



Nama Siswa



1.



Aspek yang dinilai



Bobot



Kognitif



30%



Afektif



30%



Psikomotorik



40%



∑ nilai total



Bobot x ∑ nilai total



NILAI AKHIR Keterangan: N Akhir ≥ 70 = Kompeten



Mengetahui, Kepala SMKN PU.



Hasan Iskandar, S Pd.,M Pd.



N Akhir < 70 = Belum Kompeten



Guru Mata Pelajaran



R. Sabar Santana, S.S.T.



Materi Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian 1) Melepas Alternator dari Mesin Hal-hal yang harus dilakukan pada waktu melepas Alternator dari mesin adalah : a) Melepas terminal baterai atau terminal fusible link b) Melepas alternator dengan cara melepas baut pengikat bagian atas alternator dan mengendorkan baut bagian bawah, lalu tekan alternator, lepaskan tali kipas (Fan Belt). c) Lepaskan terminal B dari alternator dengan membuka tutup karet dan mur pengikat terminal B. Lepas socket terminal E, N, F.



Gambar 2.1 Melepas alternator dari mesin (a) d) Lepaskan baut pengikat alternator pada bagian bawah, keluarkan alternator dari ruangan mesin, dan tempatkan pada meja kerja.



Gambar 2.1 Melepas alternator dari mesin (b) 2) Melepas Komponen Alternator Gambar urutan melepas komponen alternator sesuai nomor



Gambar 2 .2 melepas komponen alternator (a)



Gambar 2 .2 melepas komponen alternator (b) Untuk lebih lengkapnya urutan pembongkaran komponen alternator adalah : (a) Membuka



tiga



sekrup



pengikat



drive



end



frame,



kemudian



dengan



mempergunakan obeng bukalah drive end frame. Apabila terjadi kesulitan, pukul secara perlahan-lahan dengan palu plastic. Pisahkan bagian rotor dan stator. Perlu diperhatikan pada waktu memasukkan obeng ke celah pemisah antara kelengkapan rotor dan stator, jangan terlalu dalam karena dapat merusak gulungan stator.



Gambar 2.3 Melepas tiga baut pengikat alternator (b) Tempatkan rotor pada ragum dengan landasan aluminium. Buka puli dan kipas, kemudian buka drive end frame.



Gambar 2.4 Membuka puli (c) Bukalah bearing rotor dengan mempergunakan alat khusus (kode alat untuk Toyota SST No. 09286-46011). Alat ini dapat juga dipergunakan untuk membuka slip ring.



Gambar 2.5 Membuka bearing (d) Lepaskan rotor coil dan dioda dengan membuka mur pengikat dioda serta insulatornya.



Gambar 2.6 Melepas rotor coil dan diode (e) Lepaskan dioda dari stator coil dengan mempergunakan tang lancip dan solder. Tang lancip digunakan agar panas dari solder merambat ke tang lancip.



Gambar 2.7 Melepas diode dari stator coil (f) Bersihkan



komponen-komponen



yang



telah



dibongkar



dan



jangan



mempergunakan bahan yang dapat melarutkan insulator. 3) Pemeriksaan dan Pengukuran (a) Pemeriksaan Rotor Periksa rotor dengan mempergunakan Ohm Meter dengan cara : (1)



Periksa hubungan rotor coil dengan meletakkan kedua ujung tester pada slip ring. Jarum harus bergerak ke kanan. Harga tahanan antara 3,9 – 4,1 Ohm. Apabila tida ada gerakkan pada jarum tester rotor harus diganti.



Gambar 2.8 Memeriksa hubungan rotor coil (2)



Periksa hubungan rotor coil dengan masa (ground test) dengan cara memasangkan ujung tester pada slip ring dan body (katup/kuku rotor). Jarum tidak boleh bergerak. Apabila ada gerakkan pada jarum tester ganti rotor.



Gambar 2.9 Memeriksa hubungan masa (groun test) (3)



Periksa kondisi bearing dari kerusakan dan keausan,



apabila terjadi



kerusakan bearing harus diganti.



Gambar 2.10 Pemeriksaan bearing (b) Memeriksa Stator (1)



Periksa hubungan kumparan-kumparan stator dengan menggunakan Ohm Meter dengan cara memasangkan ujung-ujung jarum tester pada ujung-ujung kabel stator secara bergantian. Jarum tester harus bergerak. Jika tidak ada gerakkan kumparan stator putus dan harus diganti.



Gambar 2.11 Pemeriksaan hubungan kumparan stator (2)



Periksa kebocoran kumparan (ground Test) stator coil dengan cara memasangkan ujung-ujung jarum tester pada ujung-ujung kabel dan pada body stator secara bergantian. Tarum tester tidak boleh bergerak. Apabila jarum bergerak stator harus diganti.



Gambar 2.12 Pemeriksaan hubungan masa kumparan stator (c) Pemeriksaan Diode Periksa diode dengan mempergunakan Ohm Meter dengan cara : (1)



Untuk memeriksa diode positif hubungkan ujung kabel tester warna merah pada terminal B alternator dan ujung tester negative warna hitam ke terminal diode. Jarum harus bergerak ke kanan. Pasangkan ujung tester positif pada terminal diode dan ujung tester negative pada terminal B alternator. Jarum tester tidak boleh bergerak.



Gambar 2.13 Pemeriksaan diode positif (2)



Untuk memeriksa diode negative dengan menghubungkan ujung tester positif pada terminal diode dan ujung tester negative pada terminal E. Jarum tester harus bergerak ke kanan. Kemudian balikkan hubungan kabel tester. Pada keadaan ini jarum tidak boleh bergerak.



Gambar 2.14 Pemeriksaan diode negatif (3)



Apabila dalam pemeriksaan ada penyimpangan atau tidak sesuai dengan ketentuan hasil maka diode harus diganti.



(d) Pemeriksaan sikat arang (Brush) Periksa panjang sikat arang dalam keadaan terpasang dengan menggunakan jangka sorong. Panjang standar adalah 12,5 mm, limit 5,5 mm.



Gambar 2.15 Pemeriksaan sikat arang



4) Penggantian Sikat Arang Untuk mengganti sikat arang harus melepaskan kabel penahan sikat arang dengan mempergunakan solder.



Gambar 2.16 Melepas kabel penahan sikat Langkah penggantian sikat arang adalah sebagai berikut : (a).



Pasangkan kabel sikat arang pada pegasnya.



(b).



Masukkan sebagian sikat arang pada rumahnya (brush holder)



(c).



Setel panjang sikat arang dengan menarik kawat sikat menggunakan tang lancip, panjang permukaan sikat arang yang menonjol harus 12,5 mm.



Gambar 2.17 Pemasangan sikat arang (d).



Lakukan penyolderan pada kawat sikat.



(e).



Potonglah sisak kawat sikat yang berlebihan.



Gambar 2.18 Penyolderan kawat sikat arang



5) Merakit Komponen Alternator. Merakit komponen alternator langkahnya kebalikan dari pembongkaran komponen alternator. Tahapan secara lengkap dalam merakit komponen alternator dapat dipelajari dalam uraian dibawah ini : (a) Pemasangan Diode Diode dipasangkan pada stator coil dengan menggunakan tang lancip dan solder. Tang lancip dipergunakan agar panas dari solder merambat ke tang lancip, sehingga diode tidak akan terambat panas yang berlebihan.



Gambar 2.19 Pemasangan diode pada stator (b) Merakit Stator (1) Sebelum stator dan diode dipasangkan pada end frame terlebih dahulu pasangkan insulatornya pada bagian belakang diode.



Gambar 2.20 Pemasangan insulator pada diode (2) Kemudian pasangkan stator dan diode ke dalam end frame. Pada bagian luar sebelum mur pengikat dipasang, pasangkan dulu insulatornya.



Gambar 2.21 Pemasangan rear end frame



(3) Kemudian pasangkan rear end cover dan ikat dengan mur-murnya.



Gambar 2.22 Pemasangan rear end cover (c) Merakit Rotor Rotor yang akan dirakit harus dalam keadaan terpasang pada ragum dan dilandasi dengan aluminium, agar tidak merusak bagian rotor yang terjepit ragum. (1) Kelengkapan rotor dipasangkan mulai dari pemasangan bearing bagian belakang dengan jalan dipres dengan menggunakan alat khusus, untuk Toyota nomor alat yang digunakan adalah SST no. 09325-12010.



Gambar 2.23 Pemasangan rear bearing (2) Kemudian pasangkan bearing bagian depan dengan jalan dipres dengan menggunakan SST yang sama seperti pada pemasangan bearing belakang.



Gambar 2.24 Pemasangan front bearing (3) Selanjutnya pasangkan collar fan, puli dan kemudian collar. Untuk pemasangan collar harus tersusun dengan susunan yang benar.



Gambar 2.25 Pemasangan fan dan puli (4)



Kemudian



pasangkan



mur



pengikat



puli



dan



keraskan



dengan



menggunakan kunci momen, besar kekencangan momen antara 5 – 6,5 kgm.



Gambar 2.26 Mengeraskan mur pengikat (d) Menggabungkan antara Rotor dengan Stator Sebelum rotor digabungkan dengan stator hal yang harus dilakukan adalah menekan sikat arang (brush) ke dalam dan tahan dengan kawat baja dari bagian belakangnya. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu memasukkan rotor pada kelengkapan stator sikat arang tidak tertekan mengganjal pada bagian rotor, apabila mengganjal sikat akan patah.



Gambar 2.27 Cara menahan brush Masukkan rotor assembly ke dalam stator assembly dengan memperhatikan posisi kedudukan lubang baut pengikat antara rumah rotor dan rumah stator harus lurus, lalu ikat dengan tiga sekrup pengikatnya. Kemudian lepaskan kawat penahan sikat arang lalu putar rotor dan rotor harus berputar dengan lembut.



Gambar 2.28 Memasang rotor assy kedalam stator assy Selanjutnya pasangkan alternator pada mesin, ikat dengan baut pengikatnya dengan tidak terlalu kuat, kemudian periksa defleksi tali kipas. Defleksi tali kipas antara 7 – 11 mm dengan diberi tekanan sebesar 10 kg.



Selanjutnya keraskan kedua baut pengikat alternatot pada mesin.



Gambar 2.29 Memeriksa refleksi tali kipas



Gambar 2.30 Mengeraskan baut pengikat alternatot pada mesin 6) Memeriksa kondisi Regulator. Langkah yang harus dilakukan dalam memeriksa regulator adalah : (a) Untuk melakukan pemeriksaan pada kelengkapan regulator terlebih dahulu lepas socket kabel terminal regulator, lepas baut pengikat regulator dan buka tutup regulator. Alat yang digunakan adalah Avo Meter dengan kalibrasi pada posisi Ohm.



Gambar 2.31 Melepas soket regulator (b) Periksa dahulu semua kelengkapan regulator secara visual antara lain bagian kumparan, bagian kontak dari kotoran dan kerusakkan apabila perlu bersihkan dengan menggunakan ampelas halus, tahanan dan kelengkapan mekanik lainnya. Apabila ada kerusakan yang berlebihan sebaiknya regulator diganti.



Gambar 2.32 Memeriksa kelengkapan regulator



(c) Pada socker regulator akan terlihat urutan hubungan socket yang terdiri dari terminal IG, N, F, E, L, B. Untuk menentukan terminal regulator dilihat berdasarkan warna kabel sesuai dengan buku manual pabrik.



Gambar 2.33 Menunjukkan terminal regulator (d) Pemeriksaan terminal dilakukan dengan memeriksa hubungan dan besar tahanan hubungan antar terminal menggunakan Avo Meter diantaranya : (1) Memeriksa tahanan hubungan terminal IG dan F. Alat ukur harus menunjukkan nilai 0 Ohm. Kemudian tekan bagian atas pegas Voltage Regulator, nilai tahanan berubah menjadi kira-kira 11 Ohm.



Gambar 2.34 Memeriksa terminal IG dan F (2) Memeriksa tahanan hubungan terminal L dan E. Alat ukur harus menunjukkan nilai 0 Ohm. Kemudian tekan bagian atas pegas Relay Regulator, nilai tahanan berubah menjadi kira-kira 100 Ohm.



Gambar 2.35 Memeriksa terminal L dan E



(3) Memeriksa tahanan hubungan terminal B dan E. Alat ukur harus menunjukkan nilai tak terhingga. Kemudian tekan bagian atas pegas Relay Regulator, nilai tahanan berubah menjadi kira-kira 100 Ohm.



Gambar 2.36 Memeriksa terminal B dan E (4) Memeriksa tahanan hubungan terminal B dan L. Alat ukur harus menunjukkan nilai tak terhingga. Kemudian tekan bagian atas pegas Relay Regulator, nilai tahanan berubah menjadi kira-kira 0 Ohm.



Gambar 2.37 Memeriksa terminal B dan L (5) Memeriksa tahanan hubungan terminal N dan E. Alat ukur harus menunjukkan nilai 23 Ohm.



Gambar 2.38 Memeriksa terminal N dan E



Setelah melakukan pemeriksaan terhadap regulator, pasangkan kembali tutup regulator dan ikat dengan skrupnya. Kemudian pasangkan regulator pada kendaraan, dan pasangkan soket regulator dengan baik. Untuk memastikan hubungan soket regulator dengan soket alternator periksa kembali dengan teliti. Selanjutnya pasangkan baterai dan pemasangan terminalnya jangan sampai terbalik.



Gambar 2.39 Memeriksa soket regulator dan alternator 7) Pemeriksaan dan Penyetelan Kerja Sistem Pengisian Hal-hal yang harus dilakukan antara lain : (a)



Periksa suara abnormal dari alternator dengan menghidupkan mesin. Suara abnormal bias timbul akibat adanya kerusakan atau gangguan pada tali kipas dan bearing.



(b)



Periksa dengan Voltmeter (DC volt) dengan cara pasangkan ujung kabel tester merah (positif) pada terminal B regulator atau terminal positif baterai dan ujung kabel tester hitam (negative) pada terminal E regulator atau terminal negative baterai. Pada saat mesin hidup nilai tegangan harus antara 13,8-14,8 Volt. Kemudian nyalakan lampu kepala (dim) dan beban listrik yang lainnya dan tegangan listrik tdak boleh berubah.



(c)



Apabila nilai tegangan tidak sesuai lakukan penyetelan tegangan pengisian dengan cara, Voltmeter masih terpasang seperti diatas dan beban pemakaian listrik dihidupkan, buka tutup regulator kemudian naikkan putaran mesin sampai voltmeter menunjukkan nilai maksimal, baca alat ukur jika kurang dari standar lakukan penyetelan dengan mengangkat lidah penyetel pada voltage regulator menggunakan tang lancip sampai nilai tegangan sesuai ketentuan.



(d)



Setelah melakukan penyetelan pasang kembali tutup regulator.



Prosedur Diagnosa dan Perbaikan Sistem Pengisian Diagnosa Gangguan Pada Sistem Pengisian Laporan hal-hal penting yanga dibuat oleh operator servis gangguan dijalan disebutkan sebagian besar kendaraan yang mengalami gangguan terjadi problem dalam kelistrikan. Sebagian besar problem kelistrikan disebabkan oleh baterai kosong dan pada umumnya disebabkan oleh gangguan pada system pengisian. Gangguan yang parah pada system pengisian akan menyebabkan kendaraan akan cepat berhenti jalan karena energi listrik yang diberikan oleh baterai hanya untuk waktu yang pendek. Gangguan tegangan lebih dalam system pengisian akan menyebabkan bola lampu-bola lampu putus dan rangkaian peralatan elektronik akan rusak karena sensitive terhadap kondisi tegangan tinggi Oleh sebab itu pengetahuan mendiagnosa dan memperbaiki gangguan pada system pengisian adalah penting untuk ahli kelistrikan otomotif. PERINGATAN



Tegangan induksi membuat kerusakan pada peralatan elektronik yang sensitive. Jangan



memutus



–menghubungkan



kabel



(kecuali



hal



itu



untuk



menghubungkan voltmeter) saat motor hidup. Sasaran bila mendiaknosa gangguan system pengisian adalah menentukan letak gangguan dengan mempertimbangkan prosedur yang cocok. Gangguan mungkin pada baterai yang jelek, pengabelan rusak atau alternator rusak. Hubungan masa (ground) yang jelek adalah masalah yang utama dalam system pengisian dan kelistrikan. Sebelum memulai pemeriksaan diagnosa periksa kartu kerja dan bila memungkinkan diskusikan gangguan-gangguan dengan pemilik kemudian pertimbangkan semua informasi dan mengunakan pendekatan sistematik.



Selalu gunakan petunjuk pabrik untuk prosedur diagnosa gangguan dan spesifikasi. Sebagian besar pabrik menyediakan langkah demi langkah prosedur analisa yang mana jika mengikuti kehendak, dalam kebanyakan kejadian, menyatakan ganguan dengan cepat. Baterai



Sebelum melaksanakan pengujian system pengisian kondisi baterai harus diperiksa terlebih dahulu. Baterai penuh terisi, dapat mengalirkan arus yang sesuai dengan beban, adalah hal-hal yang perlu untuk kerja yang sesuai dan efesien dari system pengisian. Jika baterai dalam kondisi jelek pengukuara tidak biasa akurat. Kondisi baterai seharusnya diketahui kondisinya dengan menggunakan peralatan pengukur yang akurat. Lampiran A menjelaskan prosedur pengujian baterai. Jika pelanggan menjelaskan bahwa motor tidak bisa dihidupkan/distart setelah kendaraan berhenti karena baterai tidak diisi arus kemudian kemudian lakukan pengujian kehilangan arus dengan urutan pengujian yang harus dilakukan sebagai berikut: 1. Pastikan semua sakelar kelistrikan mobil dalam keadaan “OFF” dan pintu-pintu mobil tertutup semua. 2. Lepaskan kabel negatif dari klem pol negatip baterai 3. Hubungkan multimeter dengan posisi selektor ukur pada milliamper, atau milliamper terletak diantara kabel negatif dan pol baterai. Perlu diperhatikan bahwa kabel negatif mempunyai polaritas positip terhadap pol negatip baterai. 4. Ukur aliran arus dengan menyesuaikam batas ukur agar dapat terbaca. Hasil pembacaan antara 5 sampai dengan 50 milliamper adalah normal. Jika hasil pembacaan lebih besar periksa aliran arus pada rangkaian alarm dan alat ukur. Pembacaan lebih dari 1 amper dapat diindikasikan ada hubungan liar pada rangkaian. Lampu Indikator Pengisian Lampu indikator pengisian, kadang-kadang sebagai lampu peringatan kondisi baterai, tanda tingkat isian dan kondisi baterai. Pada saat pembentukan medan magnet pada rotor arus mengalir pada lampu indikator pengisian selama motor distart. Rangkaian lampu indikator pengisian yang disederhanakan akan ditujukkan kemudian. Lampu kontrol pengisian mempunyai tegangan baterai disatu sisi dan tegangan pembanding dari alternator pada sisi yang lain. Jika tegangan keduanya sama maka arus tidak dapatmengalir pada lampu dan lampu padam. Ketika mesin mati dan kunci kontak pada posisi “ON” alternator tidak mengeluarkan arus. Arus dari baterai mengalir lewat lampu kontrol dan ke masa lewat rotor, itu adalah arus medan mula dan lampu kontrol menyala.



Saat putaran alternator bertambah naik dan tegangan keluaran alternator bertambah naik dan regulator tegangan mengatur tegangan untuk kumparan medan (rotor). Tegangan dikedua sisi dari lampu kontrol sama sehingga lampu padam.



Gambar 2.40. skema lampu indikator pengisian Dari penjelasan dan diagram di atas menjadi jelas bahwa lampu kontrol akan menunjukan salah satu dari gangguan system pengisian. Diagram aliran mencari gangguan dengan tanda-tanda yang ditunjukkan oleh lampu kontrol dapat dilihat pada diagram 2.



Tanda-tanda yang ditunjukkan oleh lampu indikator pengisian seharusnya diperisa denga hati-hati selama mendiagnosa gangguan dan sedapat mungkin dibandingkan dengan diagram mencari gangguan dari pabrik. KETERANGAN: Pada regulator tegangan elektronik (IC) dcocokkan lampu indikator dengan tanda “ON” atau “OFF”



Gambar 2.41 Diagram kerja lampu kontrol pengisian



Pemeriksaan dengan Pengamatan Walaupun lampu indikator pengisian dapat menunjukan kemungkinan gangguan dilihat dari pengamatan dengan seksama 1. Selama



pengamatan



diperlukan



pengantian,



penyetelan,



pembersihan



dan



pengerasan 2. Klem terminal baterai dan hubungan kabel bodi/masa 3. Pengabelan dan soket pengabelan pada alternator dan regulator tegangan 4. Periksa kondisi baterai. Baterai harus terisi penuh. 5. Periksa kondisi dan kekencangan sabuk penggerak. Periksa spesifikasi kekencangan sabuk penggerak pada petunjuk pabrik dan ukur kekencangan dengan lat ukur kekencangan. Karena gaya kelembaman yang disebabkan oleh berat dari rotor saat berputar, sabuk penggerak akan slip bila kekencangan sabuk penggerak tidak benar. Kekencangan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan lebih awal bearing pada alternator atau komponen-komponen lain, pompa air, pompa oli power steering, dan lain sebagainya yang digerakkan oleh sabuk penggerak yang sama. Pemeriksaan Tegangan Pemeriksaan tegangan seharusnya dilakukan kemudian selama pengamatan terdapat masalah. Tiga langkah pemeriksaan tegangan, dijelaskan berikut ini, mungkin lebih baik menggunakan alat ukur digital voltmeter atau voltmeter yang sensitif dan lebih cepat dan efektif dalam menentukan gangguan sistem pengisian. Pengujian / pengukuran tegangan pada sistem pengisian dilakukan dalam tiga kondisi. Kelistrikan dalam kendaraan menggunakan beban. Untuk proses pengujian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Hubungkan positip volmeter dengan positip baterai dan negatip voltmeter dengan negatip baterai. Catat tegangan baterai dengan mesin dan beban dalam keadaan mati.



Tegangan terukur adalah tegangan jepit baterai 2. Hidupkan mesin pada putaran 2000 rpm. Catat tegangan baterai dengan semua beban dalam pososi mati.



Tegangan terukur adalah tegangan tanpa beban (tegangan regulasi) dan harus tidak boleh lebih tinggi 2 volt dari tegangan jepit baterai 3. Mesin pada putaran 2000 rpm. Hidupkan semua beban seperti lampu kepala jauh, AC mobil, penghapus kaca dan lain sebagainya. Catat tegangan baterai bila tegangan telah stabil.



Tegangan terukur adalah tegangan dengan pembebanan dan seharusnya minimal 0,5 volt lebih tinggi dari tegangan jepit baterai. Jika hasil pengukuran tegangan tanpa beban dan dengan beban terbaca benar, alternator dan regulator mungkin dapat diservis. Jika hasil pengukuran tegangan tanpa beban dan dengan beban terbaca lebih tinggi dari 2 volt diatas tegangan jepit baterai (tegangan regulasi lebih besar dari 14 volt), pada baterai akan terjadi pengisian lebih yang disebabkan pada regulator terjadi gangguan. Jika hasil pembacaan lebih rendah dari yang ditentukan kemungkinan kerusakan pada alternator, regulator atau rangkaian dan biasanya mungkin arus keluaran tidak ada dan tegangan jatuh dan atau pengujian dengan usiloskop dapat menunjukkan letak gangguan. Pemeriksaan Tahanan Jika dalam tiga langkah pemeriksaan tegangan menyatakan adanya gangguan yang dapat disebabkan oleh tahanan yang berlebihan dalam sistem pengisian. Biasanya tahanan tidak dapat terukur akurat dengan Ohmmeter dan tahanan dapat diketahui dengan pengukuran rugi tegangan pada salah satu lokasi dalam rangkaian sistem pengisian. Rugi tegangan yang besar menujukkan ada tahanan yang berlebihan pada rangkaian. Spesifikasi rugi tegangan dalam petunjuk pabrik harus dpergunakan sebagai pedoman bila ada. Keterangan: Rugi tegangan tergantung dari panjang kabel dan besar arus yang mengalir. Vdrop = I x R dan R = Vdrop I Untuk pengujian ini biasanya dipasang ampermeter pada rangkaian untuk mengukur arus keluaran alternator. Untuk menghubungkan/memasang ampermeter biasa : 1. Lepas hibungan negatip baterai



2. Hubungkan ampermeter secara seri B+ alternator 3. Hubungkan kembali negatip baterai Penggunaan tang ampermeter posisi tang pada kabel B+ alternator dekat dengan terminal B+ alternator. Rugi tegangan dapat diukur langsung dengan voltmeter pada masing-masing ujung kabel yang akan diukur. Pengukuran rugi tegangan pada kabel positip antara B+ Al;ternator dengan positip Baterai, seperti di bawah ini: 1. Pilih batas ukur pengukuran tegangan dari Voltmeter. Jika alat ukur voltmeter mepunyai batas ukur otomatis tidak perlu memilih batas ukur. 2. Hubungkan positip alat ukur pada B+ Alternator dan negatip alat ukur pada positip Baterai. 3. Hidupkan mesin pada putaran diatas Idle. 4. Hidupkan beban hingga ampermeter menunjuk kurang lebih 20 amper.



Gambar 2.42 Pengukuran Rugi Tegangan dengan Voltmeter



6. Baca hasil pengukuran rugi tegangan. Pilih batas ukur yang lebih kecil untuk mendapatkan hasil ukur yang teliti. 7. Rugi tegangan tidak boleh lebih dari 0,5 volt Jika rugi tegangan terukur lebih besar dari 0,5 volt, matikan mesin, lepas hubungan positip baterai, kemudian bersihkan pol baterai dan klem pol baterai dan keraskan hubungan terminal pada B+ Alternator. Hubungkan kembali baterai dan ukur kembali rugi tegangan.



Pengukuran rugi tegangan pada kabel negatip sitem pengisian sebagai berikut: 1. Pilih batas ukur pengukuran tegangan dari Voltmeter. Jika alat ukur voltmeter mepunyai batas ukur otomatis tidak perlu memilih batas ukur. 2. Hubungkan positip alat ukur pada negatip Baterai dan negatip alat ukur pada bodi alternator. 3. Hidupkan mesin pada putaran diatas idle 4. Hidupkan beban hingga ampermeter menunjuk kurang lebih 20 amper. 5. Baca hasil pengukuran pada voltmeter. Pilih batas ukur yang sesuai. 6. Rugi tegangan pada kabel negatip harus tidak boleh lebih dari 0,02 volt Jika rugi tegangan terukur lebih besar dari 0,02 volt, matikan mesin, lepas hubungan negatip baterai, kemudian bersihkan pol baterai dan klem pol baterai dan keraskan hubungan kabel negatip antara rumah mesin dengan bodi kendaraan, bodi kendaraan dengan minus baterai. Hubungkan kembali baterai dan ukur kembali rugi tegangan. Perlu diingat bahwa tahanan kabel dapat menyebabkan pemanasan dan jika pada kabel terjadi rugi tegangan terlalu besar dapat menyebabkan pemanasan kabel yang berlebihan dan isolasi bisa terbakar, menimbulkan bau asap yang menyengat, dengan disertai api dan atau hubungan pendek. Pengukuran Arus Keluaran Pengukuran arus keluaran adalah pengujian alternator dapat mengeluarkan arus sesuai dengan spesifikasi. Sebelum melakukan pengukuran lihat buku pedoman spesifikasi dari alternator tersebut. 1. Pasang ampermeter biasa atau tang ampermeter seperti yang dijelaskan pada pengukuran tegangan jatuh atau rugi tegangan. 2. Hubungkan tahanan variabel dari lempengan-lempengan karbon sebagai beban dengan baterai secara paralel. Pastikan tahanan variabel dari lempengan-lempengan karbon dalam keadaan “OFF”sebelum dihubungkan. 3. Hubungkan voltmeter pada baterai 4. Hidupkan mesin pada putaran 3000 rpm. 5. Putar tahanan varibel hingga ampermeter menunjuk 10 amper. Tegangan tidak boleh turun di bawah 14,25 volt



6. Putar terus tahanan variabel hingga ampermeter menunjuk 85% dari besar arus spesifikasi. Tegangan tidak boleh turun di bawah 14,25 volt. Bandingkan data pengukuran dengan data spesifikasi. 7. Putar kembali tahanan variabel dan dalam posisi “OFF” dan turunkan putaran mesin pada putaran idle. 8. Matikan mesin setelah hidup beberapa saat atau sampai tercapai temperatur kerja, kemudian lepaskan semua peralatan pengujian Diagram Diagnosa Gangguan Kondisi



Kemungkinan letak gangguan



1. Tegangan terukur antara 14,0 volt 1. Sistem sampai dengan 14,3 volt pada



pengisian



dalam



kondisi



normal



arus 5 sampai 10 amper 2. Tegangan terukur lebih dari 14,7 volt pada arus 20 amper 3. Tegangan terukur di bawah 13,0 volt arus antara 5 sampai 10 amper



1. Regulator



tegangan



meregulasi



tegangan terlalu tinggi atau rusak Regulator tegangan meregulasi tegangan terlalu rendah atau rusak Alterantor rusak Tahanan terlalu tinggi pada rangkaian (Rugi tegangan telalu tinggi)



4. Tegangan dan arus normal tetapi lampu indikator menyala



1. Regulator tegangan rusak 2. Hubung singkat pada rangkaian lampu kontrol pengisian



5. Lampu indikator pengisian OFF 1. Bola lampu kontrol putus jika kunci kontak ON 6. Bunyi pada alternator



2. Sekering putus 1. Baut pengikat alternator kendor 2. Sabuk penggerak kendor 3. Alternator rusak (bearing)



Diagram di atas hanya menunjukkan kemungkinan dari gangguan. Dimana letak gangguan pelajari buku petunjuk pabrik untuk mencari informasi yanmg spesifik.



Pengujian dengan Osiloskop



Osiloskop adalah visual voltmeter dan bila dihubungkan dengan B+ Alternator akan menggambarkan bentuk gelombang yang menggambarkan keluaran DC dan AC. Bentuk gelombang menunjukan puncak-puncak gelombang AC yang rapat menggambarkan arus searah (DC) Bentuk gelombang yang normal ditunjukkan pada gambar 4. Gambar yang nyata akan tergantung dari tipe osiloskop dan penyetelan skala horisontal dan vertikal. Bentuk gelombang menunjukan puncak-puncak AC yang merupakan arus keluaran DC. Penyearahan gelombang penuh dengan enan diode itu adalah puncak-puncak yang melekat dalam enam frekwensi keluarandengan besar tegangan sama Vsub puncak = 0,094 Vsub AC Adalah bentuk gelombang normal Gangguan dapat ditunjukkan bentuk gelombang yang lain dari bentuk normal. Penggunaan regulator tegangan elektromekanikal tegangan jarum puncak terjadi disebabkan tegangan induksi diri dari putus hubungnya kontak-kontak regulator. Biasanya terjadi naik turun besarnya tegangan puncak kearah positip dan negatip.



Gambar 2.43 Diagram Osiloskop Tampilan bentuk gelombang osiloskop normal bila osiloskop dihubungkan dengan B+ aternator atau terminal positif yang mempunyai tahanan rendah untuk meredam penyimpangan-penyimpangan yang diakibatkan oleh kesalahan penyearahan diode Bentuk gelombang yang menggambarkan gangguan pada diode biasanya osiloskop dihubungkan pada terminal D+ atau L yang dapat menunjukkan tegangan jatuh aktual pada lampu kontrol pengisian. KETERANGAN : Pengujian dijelaskan dengan menghubungkan osiloskop dengan terminal D+ atau L tidak mungkin dilakukan pada IC regulator. Pelajari buku petunjuk pabrik (manual). Pada diode positif yang putus tidak dapat menghantarkan arus ke rangkaian luar dan baterai. Ini menyebabkan tegangan puncak tidak tergambarkan seperti gambar 5.



Gambar 2.44 Diagram Osiloskop dengan salah satu diode yang putus Diode daya positif yang hubung singkat menghasilkan bentuk setengah gelombang dan karena arus dari kumparan stator melewati diode yang hubung singkat sehingga ada gelombang sinus dari kumparan stator yang dapat dilihat dalam gambar 6



Gambar 2.45 Diagram Osiloskop dengan diode positip hubung singkat Diode daya negatip yang putus dan hubung singkat mempunyai kesamaan bentuk gelombang osiloskop seperti pada gangguan diode daya positip. Gambar 7 dan 8 menunjukkan diagram osiloskop gangguan pada diode daya negatip.



Gambar 2.46 DiagramOsiloskop diode daya negatip putus



Gambar 2.47 Diagram Osiloskop diode daya negatip hubung singkat