KEBANKSENTRALAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP DASAR SISTEM PEMBAYARAN DAN PERANNYA DALAM PEREKONOMIAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Kebanksentralan EKI319 Dosen Pengempu : Prof. Dr. I Wayan Sudirman, S.E.,S.U.



Disusun Oleh



Kadek Ayu Wiwin Patrisia



(1707512026) (22)



Ni Ketut Daena Nila Sucipta



(1707512040) (29)



PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2019/2020



KATA PENGANTAR Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan Paper Kebanksentralan yang berjudul “Konsep Dasar Sistem Pembayaran Dan Perannya Dalam Perekonomian ” ini tepat pada waktunya. Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas berbagai pihak yang telah mendukung kami didalam pengerjaan paper ini, baik itu dari dosen yang telah membimbing kami dalam penyusunan paper ini, serta teman-teman mahasiswa yang telah banyak membantu kami dalam pengerjaan paper ini. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan di dalam penyusunan atau isi dari paper ini, semua kritik dan saran yang bersifat membangun di dalam menyempurnakan paper ini sangat kami harapkan. Atas kerjasama dan perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Om Santih,Santih,Santih O Denpasar, 24 Oktober 2019



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 1.1



Latar Belakang................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...........................................................................................1



1.3



Tujuan dan Manfaat........................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2 2.1



Definisi dan Konsep Sistem Pembayaran.......................................................2



2.2



Evolusi Uang Sebagai Alat Pembayaran........................................................3



2.3



Instrumen Dalam Sistem Pembayaran............................................................8



2.4



Komponen yang terkait dengan sistim pembayaran.......................................8



2.5



Peran sistim pembayaran dalam perekonomian..............................................9



BAB III PENUTUP.....................................................................................................12 3.1



KESIMPULAN.............................................................................................12



DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembayaran merupakan salah satu aktivitas penting pada setiap transaksi dalam kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, semakin banyak dan semakin besarnya nilai transaksi serta risiko, dibutuhkan adanya sistem pembayaran dan alat pembayaran yang cepat, lancar dan aman. Keberhasilan sistem pembayaran akan dapat mendukung perkembangan sistem keuangan dan perbankan. Sebaliknya ketidaklancaran atau kegagalan sistem pembayaran akan memberikan dampak yang kurang baik pada kestabilan perekonomian. Betapa pentingnya peranan sistem pembayaran bagi suatu perekonomian. Demikian pula sistem pembayaran. Adanya mekanisme sistem pembayaran yang dapat berjalan dengan lancar akan berpengaruh terhadap maju-mundurnya ekonomi suatu negara. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1



Bagaimana definisi dan konsep sistem pembayaran ?



1.2.2



Mengapa evolusi uang sebagai sistem pembayaran ?



1.2.3



Apa saja instrument dalam sistem pembayaran ?



1.2.4



Apa saja komponen yang terkait dengan sistim pembayaran ?



1.2.5



Bagaimana peran sistim pembayaran dalam perekonomian ?



1.3 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana definisi dan konsep sistem pembayaran 1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami evolusi uang sebagai sistem pembayaran serta instrument dalam sistem pembayaran 1.2.3 Mahasiswa dapat mengetahui komponen yang terkait dengan sistim pembayaran serta peran sistim pembayaran dalam perekonomian



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi dan Konsep Sistem Pembayaran Sistem pembayaran adalah bagian yang sangat penting dari perekonomian dan infrastruktur keuangan. Sistem pembayaran yang dapat berfungsi secara aman dan efisien adalah komponen yang sangat esensial untuk berfungsinya perekonomian secara optimal, dan menjadi bagian fundamental bagi infrastruktur keuangan suatu negara. Sistem pembayaran adalah tulang punggung perekonomian dan menjadi infrastruktur



utama



untuk



perdagangan.



Sistem



pembayaran



memfasilitasi



penyelesaian perdagangan untuk menggunakan berbagai inovasi pembayaran di luar barter dengan menyediakan berbagai media untuk mempertukarkan nilai. Pasar keuangan dan perekonomian bergantung kepada sistem pembayaran untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran di antara institusi dan konsumen dalam pasar produk barang dan jasa. Sistem pembayaran juga melayani transmisi arus dana baik domestik maupun internasional ke dalam investasi produktif melalui pasar finansial (Hancock and Humphrey, 1998). Di sisi yang lain, sistem pembayaran dapat memberikan tekanan dan risiko tertentu bagi pesertanya, dan dapat juga menjadi saluran untuk berpindahnya krisis keuangan dari satu sistem ekonomi atau keuangan di suatu negara kepada negara lainnya. Oleh karena itu, keberadaan sistem pembayaran yang aman, andal dan efisien (sound and robust payment system) bersifat sangat penting dalam infrastruktur keuangan suatu negara dan menjadi tanggung jawab bersama antara peserta dan otoritas sistem pembayaran untuk menjamin tercapainya stabilitas, keamanan, dan perlindungan konsumen dalam penyelenggaraan aktivitas perbankan, moneter dan sistem pembayaran (Humprey, 1995).



2



Berbicara mengenai sistem pembayaran, saat ini tidak terdapat satu definisi umum mengenai sistem pembayaran. Namun demikian, meskipun berbeda-beda, umumnya berbagai definisi sistem pembayaran memiliki kemiripan antara satu sama lainnya. Beberapa definisi tentang sistem pembayaran antara lain adalah sebagai berikut: Bank for International Settlements (2003) mendefinisikan sistem pembayaran sebagai "..sekumpulan instrumen, prosedur perbankan, dan pada umumnya, sistem transfer antar bank yang memastikan terjadinya sirkulasi uang". Adapun Guitian (1998) mendefinisikan sistem pembayaran sebagai "... sebuah kumpulan dari instrumen-instrumen dan alat yang secara umum diterima dalam melakukan pembayaran; lembaga dan kerangka organisasi yang mengatur sistem pembayaran tersebut (termasuk mencakup kebjjaksanaan peraturan); dan prosedur pengoperasian serta jaringan komunikasi yang digunakan untuk menginisiasi dan mengirimkan informasi pembayaran dari pembayar kepada pihak yang menerima pembayaran dalam rangka penyelesaian pembayaran" Sedangkan The EU's Payment Services Directive (PsD) mendefinisikan sistem pembayaran sebagai "sarana transfer dana dengan mekanisme yang formal dan distandarisir serta menggunakan peraturan umum untuk memproses, mengkliringkan dan/atau melakukan setelmen suatu transaks pembayaran'. Di Indonesia, definisi sistem pembayaran dapat ditemukan pada Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 23 Tahun 1999tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009, yaitu "Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi". 2.2 Evolusi Uang Sebagai Alat Pembayaran Proses evolusi mekanisme pembayaran dimulai dengan timbulnya uang sebagai alat pembayaran yang didesain untuk mengatas berbagai kelemahan pada sistem barter Rambure dan Nacamuli, 2008). Adapun salah satu definisi mengenai uang, diungkapkan oleh Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer, dan Richard Startz dalam bukunya Macroeconomics (1998), yaitu uang adalah instrumen pembayaran



3



atau media yang digunakan dalam pertukaran. Lebih umum lagi uang adalah apa pun bentuknya yang diterima secara umum sebagai instrumen pertukaran. Batasan mengenai uang yang lebih konkret dijelaskan dalam booklet bank sentral Amerika (Federal Reservel) yang mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai media pertukaran, standar nilai atau sarana untuk menabung atau penyimpan daya Sebagaimana telah diuraikan di muka, pada awalnya manusia mengenal dan menggunakan uang komoditas (commodity money), dimana uang dapat berbentuk seperti garam, kerang, batu, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai media untuk melakukan pembayaran, Bentuk uang komoditas tersebut ditentukan oleh penguasa daerah setempat dan kesepakatan masyarakat di wilayah tersebut. Bentuk alat pembayaran yang merupakan uang komoditas yang digunakan dalam barter umumnya tidak dapat bertahan lama karena memiliki beberapa kelemahan, seperti bahannya mudah rusak, sulit diperoleh, sulit dibawa, bentuknya yang tidak menarik sehingga sering kali menurunkan nilai uangnya. Barter bersifat tidak efisien, merepotkan, dan sering kali gagal untuk memuaskan para pihak dalam barter karena adanya kesulitan untuk mengukur dan membandingkan nilai yang sebenarnya dari suatu barang (karena tidak adanya pedoman yang dapat dijadikan standar) dan mencapai kesepakatan yang bertimbal balik di antara para pihak yang bertransaksi (double coincidence of wants). Kelemahan atau kekurangan dari media alat pembayaran seperti itu mendorong munculnya uang logam dari emas dan perak. Uang dari emas dan perak ini juga tidak berlangsung lama karena bahan baku uang yang lama kelamaan menjadi langka dan nilai intrinsik uang ini lebih tinggi dari nilai nominal uang, Namun, dibandingkan dengan bentuk uang lainnya, bentuk uang ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain; (a mudah dibawa dan bernilai intrinsik tinggi karena bahan baku uang berupa emas/perak relatif berukuran kecil dan ringan; (b) dapat dibagi dan dalam kedudukannya sebagai uang, bentuknya bisa disesuaikan; (o) mempunyai keseragaman dan kualitas yang mendekati standar, sehingga tidak perlu



4



pengecekan yang rumit; (d) mempunyai nilainya yang relatif stabil yang diperlukan sebagai media pertukaran yang dapat disimpan. Sejalan dengan sejarah kelahiran bank sentral di dunia, uang mengalami perkembangan lebih lanjut. The Bank of England, yang didirikan pada akhir abad ke16, mendapat mandat dari Parlemen Inggris untuk menerbitkan uang kertas yang berlaku umum. Sekitar tahun 1944 muncul Bretton Woods Agreement yang memunculkan sistem fixed exchanged rate, dimana US dollar dikaitkan dengan nilai emas." Sistem ini berakhir pada tanggal 15 Agustus 1971 dengan adanya keputusan dari Presiden AS Nixon dikenal dengan Nixon Shock untuk mengganti jarminan uang yang diedarkan yang semula berupa emas menjadi jaminan dari bank sentral. Perubahan itu terjadi akibat resesi yang melanda dunia sekitar tahun 1940-an dan keterbatasan cadangan emas yang dimiliki setiap negara yang menjamin pencetakan uang dengan cadangan emas, Sejak saat itu uang tunai dikenal dengan sebutan fiat money yang menunjukkan adanya jaminan dari pemerintah (bank sentral) atas uang yang beredar di masyarakat. Dengan adanya jaminan dan pengaturan yang mewajibkan kepada siapapun untuk menerima uang sebagai instrumen pembayaran yang sah, uang dikenal sebagai legal tender atau dikenal sebagai alat pembayaran yang sah. Pembayaran tunai memiliki arti sebagai alat pembayaran yang menggunakan uang tunai, yaitu uang kertas dan uang logam (uang kartal) sebagai media pertukaran barangjasa antardua pihak yang bertransaksi. Dalam pengertian uang tunai dikenal adanya denominasi atau pecahan nominal uang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank sentral suatu negara berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah atau bank sentral. Namun demikian, walaupun dalam perkembangannya uang tunai telah berkembang menjadi bentuk yang lebih canggih berlandaskan pada perkembangan kebudayaan dan teknolog-informas, dalam praktiknya uang tunai tetap relatifdiminati dan digunakan secara luas oleh masyarakat di berbagai negara. Adapun beberapa alasan tetap maraknya penggunaan uang tunai antara lain disebabkan berbagai alasan sebagai berikut: la] Kenyamanan. Uang tunai mudah dibawa, relatif murah



5



penggunaannya, mudah diakses sehingga dapat diproses dengan cepat untuk bertransaksi tanpa menggunakan teknologi tertentu, misalnya jika menggunakan kartu debit sebagai al at pembayaran maka pengguna harus menggunakan nomor PIN (Personal Identification Number) dari pemilik kartu; (b)Privasi terjaga. Dalam bertransaksi pembayaran dengan kas tidak perlu memperlihatkan data pribadi; (c) Instrumen Pembayaran yang sah. Uang tunai pada umumnya merupakan instrumen pembayaran yang sah di negara yang bersangkutan, sehingga wajib diterima; (d) Penyelesaian akhir atau setelmen bersifat seketika (real time) sehingga dapat segera digunakan kembali; dan (e) Alat likuid. Uang tunai siap untuk digunakan sebagai alat pembayaran, sehingga menjadi aset yang paling likuid untuk digunakan (Bank of Canada, 2006). Beberapa keuntungan penggunaan uang tunai yang lain adalah uang dapat dibagi menjadi pecahan yang lebih kecil dan tidak memiliki permasalahan atau risiko kesulitan penagihan (collection) sebagaimana lazim terdapat pada instrumen pembayaran nontunai seperti cek dan bilyet giro. Penggunaan uang kartal oleh masyarakat secara umum lebih banyak digunakan untuk keperluan bertransaksi dengan nilai nominal kecil (retail, seperti belanja, uang jajan anak sekolah, pembayaran transportasi, dan lain-lain. Namun demikian, penggunaan uang kartal di samping memiliki kemudahan, seperti mudah dibawa dan mudah dipindahkan, juga memiliki kendala dalam hal efisiensi dan biaya pengelolaan yang relatif mahal. Uang kartal memerlukan biaya pencetakan dan penyimpanan yang mahal, di samping karena bahan uang yang memang khusus dan mahal, bank sentral maupun bank komersial juga harus memiliki tempat penyimpanan uang khazanah) yang tahan air, aman, dan berbagai persyaratan Iain untuk menjamin uang yang disimpan tidak menjadi rusak. Biaya lain yang timbul adalah terkait dengan biaya distribusi uang (remise). Di samping itu, uang tunai meskipun relatif masih sangat diminati oleh masyarakat, pada dasarnya memiliki beberapa risiko maupun kelemahan yaitu sifat fisiknya yang tidak mudah dibawa (bulky), membutuhkan biaya yang relatif tinggi untuk memindahkan, menyimpan, dan menghitungnya, memiliki risiko keamanan dari kehilangan, pencurian dan/atau perampokan, serta risiko adanya uang palsu. Oleh



6



karena itu, bank-bank sentral di dunia saat ini mendorong penggunaan instrumen pembayaran nontunai, selain karena relatif lebih aman−juga dapat meningkarkan efektivitas dan efisiensi sistem pembayaran karena transaksinya bersifat lebih murah, cepat dan mudah sehingga lebih dapat meningkatkan produktivitas perekonomian negara. Gambar 2.1 Perkembangan Instrumen Pembayaran



7



(Sumber : Bank Indonesia) Beberapa contoh instrumen pembayaran nontunai yang cukup marak digunakan dewasa ini antara lain adalah kartu ATM/debet, kartu kredit, cek, bilyet giro, dan e-money. Sedangkan delivery channel pembayaran elektronik yang juga marak digunakan seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat antara lain adalah Internet Banking, SMS Banking, mobile banking, dan mobile payment. Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan rangkuman perkembangan alat pembayaran dari cara barter ke alat pembayaran tunai yang menggunakan uang kartal sampai dengan ke alat pembayaran nontunai, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.1. 2.3 Instrumen Dalam Sistem Pembayaran Instrumen pembayaran dapat digolongkan dalam beberapa kategori. Alat pembayaran dapat berupa uang tunai (uang logam dan uang kertas) atau uang nontunai, baik yang berbasiskan warkat (paper-based) antara lain seperti cek, bilyet giro, wesel, maupun yang berbasiskan dala elektronik seperi APMK (kartu kredit, kartu debit, dan/atau kartu ATM) atau jenis-jenis pembayaran elektronik lain seperti e-money, internet banking, SMS banking dan phone banking. Khusus untuk pembayaran elektronik, perkembangan instrumen pembayaran ini berkembangan semakin cepat dan inovatif sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan adanya sistem pembayaran yang semakin cepat, mudah dan murah serta dapat diutilisasi dari berbagai kemajuan teknologi dan informasi, misalnya melalui ATM, EFTPOS, dan mobile phone yang tidak tergantung pada jam buka/tutup layanan perbankan dan/atau adanya batasan geografis.



8



2.4 Komponen yang terkait dengan sistim pembayaran Meskipun di dalam teori sistem pembayaran terlthat sebagai sistem yang sederhana untuk mengirimkan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya, namun demikian sistem pembayaran sesungguhnya merupakan suatu prosedur yang kompleks untuk menjamin terkirimnya dana secara cepat, aman dan efisen. Agar transter dana dapat terselenggara secara murah dengan risiko yang bersifat moderat dan dapat memfasilitasi transaksi perekonomian dengan baik, diperlukan berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk memastikan terselenggaranya sistem pembayaran yang aman, andal, dan efisien. Beberapa komponen sistem pembayaran dimaksud diantaranya adalah (Rambure dan Nacamuli, 2018): 1) Institusi atau lembaga yang menyediakan jasa sistem pembayaran. Lembaga lembaga ini antara lain adalah berbagai lembaga yang terkait langsung ataupun tidak langsung dalam penyelenggaraan sistem pembayaran, antara lain adalah seperti: a. lembaga atau operator sistem pembayaran, b. lembaga yang memberikan jasa pelayanan sistem pembayaran kepada masyarakat, c. lembaga yang mengatur dan mengawasi sistem pembayaran, dan d. lembaga yang menyediakan berbagai infrastruktur baik hardware / sofwareDan jaringan komunikasi sistem pembayaran. 2) Instrumen yang digunakan dalam sistem pembayaran; 3) Kerangka hukum yang mengatur ruang lingkup hukum dan instrumen sistem pembayaran, hak dan kewajiban peserta, sanksi, serta aturan lainnya untuk menjamin terlaksananya sistem pembayaran secara baik dan memiliki kepastian;dan



9



4) Kerangka kebijakan sistem pembayaran yang jelas, baik terkait kebijakan umum



maupun



operasional,



yang



mendasari



pengembangan



sistem



pembayaran. 2.5 Peran sistim pembayaran dalam perekonomian. Perkembangan transaksi pembayaran antara satu pihak dan pihak lain tidak hanya dilakukan antar individu atau antar perusahaan dalam suatu negara, tetapi juga dilakukan untuk transaksi pembayaran antar negara atau dikenal perdagangan internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam perkembangannya cara bertransaksi dengan menggunakan uang tunai dirasakan menjadi kurang praktis Dan aman khususnya bila terkait dengan nilai nominal yang besar dan melibatkan dua atau lebih pihak yang tidak berada pada satu tempat yang sama. Sebagai tindak lanjut atas adanya permasalahan ini, ditandai dengan munculnya berbagai solusi akan alat pembayaran non tunai yang dapat menjawab berbagai permasalahan pembayaran dengan menggunakan uang tunai.



Secara umum sistem pembayaran dalam perekonomian diharapkan dapat: 1) mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, tugas tersebut dilaksanakan oleh bank sentral dengan memfasilitasi alokasi perpindahan dana secara efisien, aman, dan cepat; 2) mendukung efisiensi dan efektifitas fungsi intermediasi lembaga keuangan; 3) mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang lebih beragam. Bagi perekonomian nasional, sistem pembayaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi melalui kondisi lingkungan bisnis yang lebih kondusif serta meningkatkan daya saing dan image atau citra suatu negara (reputasi negara) sehingga mendorong investor asing masuk ke Indonesia.



10



Peranan sistem pembayaran dalam suatu negara disebut dengan sistem pembayaran nasional di definisikan sebagai berikut (Katrina Lamb dalam Summer,1994): “ sistem bayaran nasional adalah satu konfigurasi dari berbagai institusi yang didukung oleh infrastruktur dari perkembangan teknologi dan berfungsi untuk memfasilitasi transfer komersial dan transfer keuangan antar pembeli ( buyers) dan penjual (sellers). Sistem pembayaran nasional menghubungkan antara pembeli dan penjual dari transaksi ekonomi, di mana terjadi proses perpindahan nilai uang dari satu pihak ke pihak lainnya dengan mendebit rekening pihak membayar (payer/payor) Dan mengkredit rekening pihak penerima (payee). proses perpindahan dana ini dalam sistem pembayaran disebut setelmen (settlement) atau penyelesaian akhir. Dengan terjadinya settlement maka dana telah berpindah secara efektif, final dan irrevocable (tidak dapat dibatalkan). dengan semakin meningkatnya transaksi keuangan, maka risiko yang ditimbulkan dari transaksi keuangan menjadi semakin besar pula. Oleh karena itu, adanya sistem pembayaran nasional yang aman, efisien, dan andal mutlak diperlukan. Adanya gangguan dari sistem pembayaran nasional dapat membahayakan stabilitas sistem keuangan dan pasar keuangan. Sheppard (1996) menyatakan peran penting sistem pembayaran dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut: a. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan suatu perekonomian untuk mendukung stabilitas keuangan. Sistem keuangan dan perbankan berkaitan erat dengan sistem pembayaran. Gangguan yang terjadi pada sistem pembayaran dapat mengganggu pemenuhan kewajiban pembayaran yang dapat menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perbankan. Oleh sebab itu, perlu koordinasi yang baik antar bank, pengawasan pasar keuangan dan pengawasan sistem pembayaran untuk



11



memastikan agar masalah tersebut dapat di antisipasi Dan diselesaikan sedini mungkin. b. Saluran penting pengendalian ekonomi, Khususnya melalui kebijakan moneter. Dengan lancarnya sistem pembayaran, kebijakan moneter dapat lebih cepat memengaruhi likuiditas perekonomian sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari sistem perbankan ke sektor riil dapat berjalan lancar. c. Instrumen untuk mendorong efisiensi ekonomi. Dengan lancarnya sistem pembayaran, penyelesaian berbagai transaksi ekonomi dapat Terlaksana lebih cepat dan aman sehingga akan mempercepat perputaran uang (velicity of money),



mempermudah



perencanaan



keuangan,



dan



meningkatkan



produktivitas perekonomian. Dari uraian tersebut jelas pentingnya peran sistem pembayaran dalam perekonomian, sehingga sistem pembayaran perlu diatur dan diawasi dengan baik agar dapat berjalan dengan aman dan lancar. sistem pembayaran yang aman dan lancar merupakan salah satu prasyarat bagi pencapaian stabilitas moneter dan keuangan yang merupakan tujuan utama bank sentral. Oleh karena itu, bank sentral di terlibat



dalam



sistem



pembayaran



sebagai



pembuat



kebijakan,



peraturan,



penyelenggara, serta pengawas dalam rangka mengontrol risiko yang di akibatkan oleh transaksi harian, seperti risiko likuiditas, resiko kredit, dan risiko sistemik.



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pada konsep yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.



12



Peran  Sistem Pembayaran dalam Perekonomian adalah menjaga stabilitas keuangan dan perbankan, sebagai sarana transmisi kebijakan moneter serta sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.



DAFTAR PUSTAKA Simorangkir, Iskandar. 2014. Pengantar Kebanksentralan : Teori dan Praktik di Indonesia. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta



13