Kebutuhan Air Irigasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III KEBUTUHAN AIR IRIGASI Capaian Pembelajaran Setelah membaca dan mengkaji buku ini,pembaca akan mampu: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air irigasi 2. Mengetahui cara menghitung curah hujan andalan dan curah hujan efektif 3. Mengetahui cara menghitung kebutuhan air tanaman



3.1. DASAR PERHITUNGAN Tanaman padi merupakan tanaman terpenting di Indonesia, sebab padi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Oleh karena itu banyak air yang diperlukan untuk irigasi didasarkan atas kebutuhan air untuk tanaman padi disamping pemberian air untuk palawija dan tebu. Pada suatu petak sawah, keseimbangan air yang masuk dan keluar adalah Ip + R + I b = S + E t + G v + G h + Q p Dimana: Ip : debit air yang masuk ke petak sawah R : curah hujan efektif Ib : air yang masuk melalui rembesan dari samping S : jumlah air yang tersedia di dalam tanah Et : evapotranspirasi Gv : perkolasi ke bawah Gh : perkolasi ke samping Qp : debit air yang keluar dari petak sawah Apabila persamaan keseimbangan air di atas menganggap bahwa Ip = 0 (rembesan dari samping relatif kecil) p = Gv + Gh maka rumus di atas dapat ditulis: Ip + R = S + E t + P + Q p Ip – Qp – S + Et + P – R 13



Irr = S + Et + P – R Dimana: Ip – Qp + Irr Irr merupakan air irigasi yang harus disediakan untuk tanaman. 3.2. FAKTOR-FAKTOR YANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI



MEMPENGARUHI



BANYAKNYA



Pada setiap daerah kebutuhan air untuk tanaman tidak sama, karena kebutuhan air untuk tanaman itu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Perbedaan musim Musim mempunyai kaitan dengan suhu udara dan suhu udara punya pengaruh pada evaporasi dan transpirasi. Terjadinya perbedaan suhu udara merupakan salah satu sebab terjadinya angin dan angin tersebut berpengaruh pula terhadap laju penguapan. Di Indonesia dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan cirri utama banyak hujan pada musim penghujan dan jarang hujan pada musim kemarau. Pada musim kemarau kebutuhan air irigasi relatif lebih banyaj disbanding dengan musim penghujan, karena pada musim penghujan sebagian atau bahkan kebutuhan air irigasi cukup dipenuhi oleh air hujan. b. Jenis tanaman Kebutuhan air untuk setiap jenis tanaman tidak sama, misalnya kebutuhan air untuk tanaman padi berbeda dibandingkan dengan tanaman palawija. Ada



jenis



tanaman



yang



sepanjang



proses



pertumbuhan



selalu



membutuhkan genangan air bahkan ada jenis tanaman tertentu yang hanya membutuhkan beberapa kali dalam pemberian airnya. c. Kondisi topografi Pada medan yang kemiringannya tajam, air akan cepat mengalir menuju ke daerah yang rendah. Dengan demikian kehilangan air akibat aliran permukaan lebih banyak dibandingkan daerah yang relatif datar. d. Sifat tanah



14



Kemampuan tanah untuk menahan air dipengaruhi oleh tekstur dan struktur lapisan tanah. Tanah yang bertekstur kasar kurang dapat menahan air untuk mempertahankan kondisi lengas tanah. Sedangkan tanaman untuk keperluan proses metabolisnya menyerap air dari dalam tanah pada kondisi lengas tanah tertentu. Tanah yang bertekstur kasar baik untuk mendrainasi kelebihan air pada susunan lapisan tanah di atasnya. e. Cara Pemberian Air Pemberian air dengan menggenangi tanaman dan dilakukan secara terusmenerus membutuhkan air lebih banyak dibandingkan pemberian dengan cara bergiliran. f. Pengolahan Tanah Sebelum tanaman disebar di sawah dilakukan pengolahan tanah, pada kegiatan ini diperlukan air. Tanah yang dipersiapkan untuk tanaman padi membutuhkan air cukup banyak karena air tersebut digunakan untuk mengubah tanah menjadi lumpur. Kebutuhan air pada saat pengolahan tanah sangat penting dan biasanya paling besar. Oleh karena itu berpengaruh terhadap perhitungan kapasitas saluran. Faktor-faktor tersebut di atas dianggap paling berperan dalam perhitungan kebutuhn air disamping faktor-faktor waktu tanam, keadaan saluran dan bangunan. 3.3. BEBERAPA ISTILAH YANG PERLU DIKETAHUI Beberapa istilah penting yang perlu diketahui adalah:  Evaporasi yaitu air yang diuapkan dari permukaan tanah dan air yang diintersepsi oleh tanaman  Transpirasi adalah air yang diserap oleh tanaman untuk pembentukkan jaringan tanaman dan air yang diuapkan ke udara melalui permukaan daundaunan tanaman  Evapotranspirasi adalah evaporasi ditambah dengan transpirasi



15



 Pemakaian konsumtif adalah jumlah air pada suatu areal tanah yang digunakan untuk transpirasi, pembentukkan jaringan tanaman dan evaporasi. Pemakaian konsumtif sama dengan evapotranspirasi dinyatakan dalam satuan mm  Kebutuhan air irigasi konsumtif adalah jumlah air irigasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman  Efisiensi irigasi adalah persentasi air irigasi yang dapat digunakan oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan air irigasi konsumtif  Kebutuhan air irigasi adalah kebutuhan air irigasi konsumtif dibagi dengan efisiensi irigasi  Curah hujan efektif adalah curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh tanaman yang dapat digunakan untuk memenuhi air konsumtif tanaman 3.4. CURAH HUJAN Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan bumi selama satu periode tertentu yang bisa diukur dalam satuan mm. Tidak semua curah hujan yang jatuh di permukaan bumi dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhannya, ada sebagian yang menguap dan yang mengalir sebagai limpasan permukaan. Air hujan yang jatuh di atas permukaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu curah hujan andalan dan curah hujan efektif. 3.4.1. Curah Hujan Andalan Curah hujan andalan adalah besarnya curah hujan yang diandalkan tersedia setiap beberapa tahun sekali, sesuai dengan kala ulang yang diambil. Besarnya adalah sebesar curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : a. Curah hujan bulanan dari stasiun A diurutkan nilai terkecil sampai yang terbesar. b. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Harza Engineering Corp International, R80 dapat diartikan bahwa dari 10 kejadian, curah hujan yang direncanakan tersebut akan terlampaui sebanyak 8 kali. Rumus :



n R80= +1 5 16



Dimana n adalah periode tahun pengamatan. Contoh perhitungan untuk menghitung besarnya curah hujan andalan diberikan berikut ini. Apabila pada suatu wilayah, dari tahun 2001 sampai 2005 besarnya curah hujan bulanan seperti berikut ini:



Maka setelah diurutkan, curah hujan bulanan di atas menjadi seperti tabel di bawah ini:



n R80= +1 5 andalan untuk R80, yaitu , Dari persamaan umum curah hujan maka besarnya curah hujan andalan berada pada baris kedua atau besarnya R 80 = 297,286 mm. 3.4.2. Curah Hujan Efektif Tidak semua curah hujan yang jatuh di atas tanah dapat dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhannya, ada sebagian yang menguap dan mengalir sebagai limpasan permukaan. Air hujan yang jatuh di atas permukaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. Curah hujan nyata, yaitu sejumlah air yang jatuh pada periode tertentu. b. Curah hujan efektif, yaitu sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu daerah atau petak sawah semasa pertumbuhan tanaman dan dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.



17



Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa curah hujan efektif merupakan sebagian saja dari curah hujan nyata. Kegunaan curah hujan efektif adalah : a. Untuk perhitungan kebutuhan air untuk irigasi. b. Untuk merencanakan sistem saluran irigasi dan drainasi di lahan irigasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan besarnya curah hujan efektif, yaitu : 1. Metode Standar Perencanaan Irigasi Rumus :



Re=



0,7 xR 80 hari



Dimana : Re



: curah hujan efektif (mm)



R80



: curah hujan bulanan dengan probabilitas 80%



2. Metode HATHI Ketentuan dari metode ini adalah:  Ra < 6,7 Reff = 0  6,7 < Ra < 30 Reff = Ra – 6,7  30 < Ra < 100 Reff = (43 Ra – 747)0,5  Ra > 100 Reff = 0,3 (Ra – 100) + 60 Contoh perhitungan untuk curah hujan efektif diberikan seperti pada tabel berikut ini. Apabila pada suatu wilayah memiliki R80 untuk periode pertama sampai ketiga untuk masing-masing periode adalah sepuluh hari yaitu 112,571; 63,286 dan 121,429 mm. Maka besarnya curah hujan efektifnya adalah: a. Metode Standar Perencanaan Irigasi



18



Re=



0,7×112, 571 =7,880 mm 10



b. Metode HATHI



3.5. KEBUTUHAN AIR 3.5.1. Evapotranspirasi Evaporasi dan transpirasi merupakan faktor penting dalam studi pengembangan sumber daya air. Evaporasi adalah proses fisik yang mengubah suatu cairan menjadi gas. Sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang terjadi melalui tumbuhan. Jika kedua proses tersebut saling berkaitan disebut dengan evapotranspirasi. Sehingga evapotranspirasi merupakan gabungan antara proses penguapan dari permukaan tanah bebas (evaporasi) dan penguapan yang berasal dari daun tanaman (transpirasi). Besarnya nilai evaporasi dipengaruhi oleh iklim, sedangkan untuk transpirasi dipengaruhi oleh iklim, varietas, jenis tanaman serta umur tanaman. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air tanaman adalah sebagai berikut : ET = k x Eto Dimana : k



= koefisien tanaman



Eto = evapotranspirasi (mm/hari) Metode



yang



dapat



digunakan



untuk



menghitung



besarnya



evapotranspirasi adalah metode Penman Modifikasi yang telah disesuaikan dengan keadaan daerah Indonesia (Suhardjono, 1990: 54). Eto



= c x Eto*



Eto*



= W (0.75.Rs – Rn1) + (1 – W). f(u). (ea – ed) 19



Rumus penyederhanaan Penman ini mempunyai ciri khusus sebagai berikut: W



= faktor yang berhubungan dengan suhu (t) dan elevasi daerah



Rs



= radiasi gelombang pendek (mm/hari) = (0,25 + 0,54. n/N). Ra



Ra



= radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir (angka angot)



Rn1



= radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari) = f(t) . f(ed) . f(n/N)



f(T)



= fungsi suhu = . Ta4



f(ed)



= fungsi tekanan uap = 0,34 – 0,044 . (ed)1/2



f(n/N) = fungsi kecerahan = 0,1 + 0,9 . n/N f(u)



= fungsi kecepatan angin angin pada ketinggian 2 meter (m/det) = 0,27 (1 + 0,864 .u)



(ea–ed)



= perbedaan tekanan uap jenuh dengan uap sebenarnya



ed



= ea . RH



RH



= kelembaban udara relatif (%)



c



= angka koreksi Penman yang besarnya melihat kondisi siang dan malam Prosedur perhitungan ETo berdasarkan rumus Penman Modifikasi adalah



sebagai berikut: 1. Mencari data suhu rerata bulanan (t) 2. Berdasar nilai (t) cari nilai (ea), (W), (1–W) dan f(t) dengan tabel 3. Cari data kelembaban relatif (RH) 4. Berdasar nilai (ea) dan RH cari (ed) 5. Berdasar nilai (ed) cari nilai f(ed) 6. Cari letak lintang daerah yang ditinjau 7. Berdasar letak lintang cari nilai (Ra) 8. Cari data kecerahan matahari (n/N) 9. Berdasar nilai (Ra) dan (n/N) cari besaran (Rs) 10. Berdasar nilai (n/N) cari nilai f(n/N)



20



11. Cari data kecepatan angin rerata bulanan (u) 12. Berdasar nilai (u) cari besaran f(u) 13. Hitung besar Rn1 = f(t).f(ed).f(n/N) 14. Cari besarnya angka koreksi (c) 15. Hitung Eto* 16. Hitung Eto



Tabel 3.1.



Hubungan Suhu (t) dengan Nilai ea (mbar)



21



22



Tabel 3.2.



Besaran Nilai Angot (Ra) dalam Hubungannya dengan Letak Lintang



Tabel 3.3.



Untuk



Angka Koefisien Bulanan (c)



contoh perhitungan



evapotranspirasi



menggunakan



metode



Penmann Modifikasi diberikan pada tabel 3.4.



23



Tabel 3.4.



Perhitungan Evapotranspirasi Potensial menggunakan Metode Penmann Modifikasi



24



3.5.2. Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air tanaman adalah besarnya air yang benar-benar digunakan untuk pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Air dapat menguap melalui permukaan bumi (evaporasi) maupun melalui daun-daun tanaman (transpirasi). Sehingga besar kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang hilang akibat proses evapotranspirasi. Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam penggunaan konsumtif yang besarnya: Cu = k x ET0 Dimana : Cu



: kebutuhan air untuk tanaman



k



: koefisien tanaman



Eto : evapotranspirasi Besarnya koefisien tanaman tergantung dari tipe tanaman, tingkat pertumbuhan, musim tanam, dan keadaan cuaca. 3.5.3. Koefisien Tanaman Notasi k dalam persamaan kebutuhan air untuk tanaman adalah koefisien tanaman (sering juga disebut koefisien evapotranspirasi tanaman). k merupakan angka pengali untuk menjadikan evapotranspirasi (ET0) menjadi evaporasi sebenarnya (Etc). Besarnya koefisien tanaman berhubungan dengan : 1. Jenis tanaman (contoh : padi, palawija) 2. Varietas tanaman (contoh : padi PB 5, padi IR 12) 3. Umur pertumbuhan tanaman Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman, tidak dapat dengan memperkecil nilai Eto (karena berhubungan dengan iklim) namun hanya dapat dilakukan dengan memperkecil nilai k. Mengubah faktor k berarti mengubah jenis, varietas atau umur pertumbuhan tanaman. Contohnya memilih tanaman jagung sebagai pengganti padi atau mengubah saat tanam pada bulan-bulan tertentu. Besarnya koefisien tanaman bulanan dapat dilihat pada tabel berikut ini:



25



Tabel 3.5.



Koefisien Tanaman Bulan



Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September



k 0,91 1,13 1,25 1,24 1,09 0,70 0,91 1,14 1,28 1,19 0,66 -



Keterangan Padi dalam Padi dalam Padi dalam Padi dalam Padi dalam Padi dalam Padi genjah Padi genjah Padi genjah Padi genjah Padi genjah -



3.5.4. Perkolasi dan Infiltrasi Perkolasi adalah pergerakan air sampai ke bawah dari zone tidak jenuh (antara permukaan tanah sampai ke bawah permukaan air) ke dalam daerah jenuh (daerah yang berada di bawah permukaan air tanah). Infiltrasi adalah perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang dimungkinkan dan besarnya dipengaruhi kondisi tanah dalam daerah (zone) tidak jenuh, yaitu diantara permukaan tanah dengan muka air tanah. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, yang ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Perkolasi terjadi saat daerah tidak jenuh mencapai daya medan (field capacity). Daya perkolasi kurang mempunyai arti penting pada kondisi alam, hal ini disebabkan adanya stagnasi dalam perkolasi akibat adanya lapisan-lapisan semi kedap air yang menyebabkan tambahan tampungan sementara di daerah tidak jenuh. Beberapa saat setelah air meresap ke tanah, air yang diinfiltrasi akan berkurang, yaitu untuk mengisi rongga-rongga tanah yang akan terperkolasi. Jika daya perkolasi kecil, akan timbul muka air tanah yang membentuk lapisan semi kedap air. Dalam recharge buatan, perkolasi mempunyai arti penting dimana infiltrasi terjadi terus-menerus karena alasan teknis. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya perkolasi dan infiltrasi antara lain :



26



a. Tekstur tanah - Tekstur tanah yang halus, daya perkolasi kecil - Tekstur tanah yang kasar, daya perkolasi besar b. Permeabilitas tanah Semakin besar permeabilitas tanah, semakin besar daya perkolasinya c. Tebal lapisan tanah bagian atas Semakin tipis lapisan tanah bagian atas, semakin kecil daya perkolasinya d. Tanaman penutup Tumbuh-tumbuhan yang padat menyebabkan daya infiltrasi semakin besar yang mengakibatkan daya perkolasi yang semakin besar. Besarnya perkolasi untuk beberapa jenis tanah dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6.



Hubungan Jenis Tanah dengan Perkolasi



Jenis Tanah Sandy loam Loam Clay loam



Perkolasi (mm/hari) 3–6 2–3 1–2



3.5.5. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan Pengolahan lahan untuk tanaman merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan, pengolahan lahan ini memerlukan air dari hujan dan irigasi. Pengolahan lahan untuk tanaman padi di sawah membutuhkan lebih banyak air daripada pengolahan lahan untuk tanaman palawija. Besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan Eo + P mm/hr 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0 10,5 11,0



T ( 30 hari) S = 250 mm S = 300 mm 11,1 12,7 11,4 13,0 11,7 13,3 12,0 13,6 12,3 13,9 12,6 14,2 13,0 14,5 13,3 14,8 13,6 15,2 14,0 15,5 14,3 15,8 14,7 16,2 15,0 16,5



T (45 hari) S = 250 mm S = 300 mm 8,4 9,5 8,8 9,8 9,1 10,1 9,4 10,4 9,8 10,8 10,1 11,1 10,5 11,4 10,8 11,8 11,2 12,1 11,6 12,5 12,0 12,9 12,4 13,2 12,8 13,6



27



3.5.6. Penggantian Lapisan Air Pergantian lapisan air erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Beberapa saat setelah penanaman, air yang digenangkan di permukaan sawah akan kotor dan mengandung zat-zat yang tidak lagi diperlukan tanaman, bahkan akan merusak. Air genangan ini perlu dibuang agar tidak merusak tanaman di lahan. Saat pembuangan lapisan genangan, sampah-sampah yang ada di permukaan air akan tertinggal, demikian pula lumpur yang terbawa dari saluran saat pengairan. Air genangan yang dibuang perlu diganti dengan air baru yang bersih. Ketentuan-ketentuan dalam penggantian lapisan air (WLR) adalah : 1.



WLR diperlukan saat terjadi pemupukan maupun penyiangan, yaitu 1 – 2 bulan dari transplanting.



2.



WLR = 50 mm (diperlukan penggantian lapisan air, diasumsikan = 50 mm, hal ini sesuai dengan KP Bagian Penunjang)



3.



Jangka waktu WLR = 1,5 bulan (selama 1,5 bulan air digunakan untuk WLR sebasar 50 mm)



3.5.7. Kebutuhan Air di Sawah Kebutuhan air tanaman tergantung pada jenis tanaman dan masa pertumbuhan sampai masa panen. Kebutuhan air di sawah (Netto Farm Requirement) dengan menggunakan Metode Water Balance dapat dihitung dengan menggunakan rumus : NFR = Cu + Pd + NR + P – Reff Dimana : NFR : kebutuhan air di sawah (mm) Cu : kebutuhan air tanaman (mm) Pd : kebutuhan air untuk pengolahan (mm) NR : kebutuhan air untuk pembibitan (mm) P : kehilangan air akibat perkolasi (mm) Reff : curah hujan efektif (mm) Rumus di atas digunakan pada tanaman padi, apabila digunakan pada tanaman palawija faktor kebutuhan air untuk pembibitan dan kehilangan air akibat perkolasi dianggap = 0.



28



3.5.8. Efisiensi Irigasi Sebelum mencapai petak sawah, air harus dialirkan melalui saluransaluran induk, sekunder dan tersier. Di dalam system saluran terjadi kehilangankehilangan debit yang mungkin disebabkan rembesan, perkolasi maupun kekurangtelitian di dalam eksploitasi. Kehilangan air irigasi dinamakan efisiensi irigasi yang besarnya adalah perbandingan antara jumlah air yang nyata bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman ditambah perkolasi lahan dengan jumlah air yang dikeluarkan dari pintu pengambilan. Efisiensi dinyatakan dalam prosentase. Kehilangan yang ditentukan oleh pelaksanaan eksploitasi ada tiga tingkatan, yaitu : 1. Kehilangan air di tingkat tersier, melalui kehilangan air di sawah, di saluran kwarter dan saluran tersier. 2. Kehilangan air di tingkat primer, melalui kehilangan air di saluran primer. 3. Kehilangan air di tingkat sekunder, melalui kehilangan air di saluran sekunder. Faktor yang mempengaruhi kehilangan air adalah : 1. Kehilangan air di tingkat tersier dan sawah a. Kebocoran pematang b. Kehilangan karena pemakaian - Kerja sama tingkat pemakai air - Tingkat pengawasan pemakai air c. Pemberian air yang tidak dilaksanakan d. Tidak sempurnanya bangunan pelimpah dan pintu e. Rembesan pada saluran tersier dan kwarter - Tekstur tanah - Permeabilitas tanah - Umur saluran - Kepadatan tanggul f. Kebocoran pada saluran tersier dan kwarter - Tingkat pemeliharaan saluran - Penyadap-penyadap liar 2. Kehilangan air di tingkat saluran primer dan sekunder yang terdiri dari : 29



a. Rembesan b. Penyadap liar c. Kebocoran d. Pengaruh pemeliharaan saluran dan tanggul e. Pengaruh pemeliharaan pintu 3. Panjang saluran Semakin panjang saluran, kemungkinan kehilangan air semakin besar 4. Keliling basah saluran Semakin besar keliling basah saluran, semakin besar pula kehilangan airnya 5. Lapisan saluran Saluran yang tidak dilining lapisan pengerasan akan terjadi genangan air, hal ini disebabkan karena adanya rembesan dan perkolasi. 6. Kedudukan air tanah Makin tinggi kedudukan air tanah, semakin kecil pula faktor rembesannya. 7. Luas permukaan air pada saluran Semakin luas permukaan yang terjadi, semakin banyak pula kehilangan airnya akibat adanya penguapan. Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi (KP 01) : 1. Kehilangan air di saluran tersier sebesar 15 – 22%. Besarnya efisiensi irigasi berkisar antara 77,5% - 85% 2. Kehilangan air di saluran sekunder sebesar 7,5 – 12,5%. Besarnya efisiensi irigasi berkisar antara 87,5% - 92,5% 3. Kehilangan air di saluran primer sebesar 7,5 – 12,5%. Besarnya efisiensi irigasi berkisar antara 87,5% - 92,5% 3.5.9. Kebutuhan Air irigasi Irigasi adalah untuk membagi sejumlah air yang sama pada lahan yang seluas mungkin. Salah satu hal yang bisa diusahakan adalah dengan memperkecil kebutuhan air irigasi (IR), yaitu dengan besar kebutuhan air tanaman (ET0). Kegiatan mengatur jenis, varietas dan umur pertumbuhan tanaman disebut sebagai pengatur pola tata tanam. Dengan demikian usaha mengatur pola tata tanam dimaksudkan untuk mengatur besarnya koefisien tanaman agar 30



mendapatkan besar evapotranspirasi sehingga sesuai dengan ketersediaan air irigasi. Kebutuhan air irigasi pada tanah pertanian untuk satu unit luasan dapat menggunakan rumus : a.



Untuk tanaman padi



NFR e IR = b. Untuk tanaman palawija



ETc−R eff e



IR = Dimana : IR



: kebutuhan air irigasi (mm)



NFR : kebutuhan air di sawah Etc



: evapotranspirasi potensial



Reff : curah hujan efektif e



: efisiensi irigasi



31



Tabel 3.8. Contoh Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman



32



3.6. LATIHAN SOAL 1. Apabila curah hujan bulanan pada suatu wilayah daerah irigasi seperti berikut ini, maka hitung besarnya curah hujan andalan (R80). Tahun 2001 2002 2003 2004 2005



Januari 297.286 361.571 297.571 310.429 243.714



Februari 307.714 311.000 366.143 312.000 197.286



Maret 373.000 200.429 181.143 256.000 239.000



Tahun 2001 2002 2003 2004 2005



April 74.857 157.714 40.000 45.429 124.000



Mei 71.571 54.143 54.429 80.714 7.286



Juni 133.571 1.286 19.714 3.714 14.429



Tahun 2001 2002 2003 2004 2005



Juli 30.857 0.000 0.000 4.571 39.714 Oktobe r 168.714 1.000 88.571 17.286 104.857



Agustus 6.714 0.000 0.000 0.000 7.571



September 30.571 0.429 15.429 28.857 25.571



November 158.000 116.143 182.000 296.857 165.714



Desember 291.143 450.000 336.571 364.000 335.857



Tahun 2001 2002 2003 2004 2005



2. Apabila diketahui curah hujan andalan (R80) dalam periode 10 harian seperti dalam tabel, maka hitung besarnya curah hujan efektif menggunakan metode Standar Perencanaan Irigasi dan metode HATHI.



Bulan Januari



Februari



Mingg u



R80 (mm)



1



112.571



2



Bulan Juli



Mingg u



R80 (mm)



1



0.000



63.286



2



0.000



3



121.429



3



0.000



1



163.143



1



0.000



2



107.571



2



0.000



Agustus



33



Bulan



Mingg u



R80 (mm)



3



37.000



1



58.429



2



Maret



April



Mei



Juni



Bulan



Mingg u



R80 (mm)



3



0.000



1



2.143



85.571



2



3.714



3



56.429



3



21.571



1



32.000



1



0.000



2



0.286



2



0.286



3



13.143



3



17.000



1



27.714



1



31.857



2



23.429



2



98.857



3



3.000



3



27.286



1



2.429



1



97.429



2



1.286



2



99.857



3



0.000



3



138.571



September



Oktober



November



Desember



3. Apabila diketahui data klimatologi suatu wilayah seperti diberikan pada tabel berikut maka hitung besarnya evapotranspirasi potensial menggunakan metode Penmann Modifikasi. Bulan



Temperatur (t)



Kecepatan Angin (u)



Kelembaban Relatif (Rh)



Kecerahan Matahari (n/N)



C



m/dt



%



%



23.6 23.6 24.0 23.6 23.7 22.6 21.8 22.2 23.6 23.7 23.8 23.7



2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 3.0 4.0 5.0 5.0 4.0 5.0



76.0 80.0 79.0 81.0 76.0 71.0 72.0 69.0 74.0 79.0 82.0 78.0



56.0 28.0 56.0 56.0 56.0 56.0 65.0 81.0 88.0 51.0 38.0 66.0



o



Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des



4. Pola tata tanam di suatu wilayah adalah sebagai berikut:



34



Dengan menggunakan besarnya curah hujan efektif dan evapotranspirasi potensial pada soal sebelumnya dengan bulan yang sama dan luas total lahan adalah 1164 ha, maka hitung besarnya kebutuhan air di lahan.



35