10 0 386 KB
1.3.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi (PTT Rangkap) Berikut contoh perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU rangkap. Data yang diketahui : POLA TATA TANAM I Tanaman padi berumur 120 hari Tanaman kacang tanah berumur 100 hari Tanaman jagung berumur 80 hari Penanaman dimulai pada 1 November Sistem pembagian pola tata tanam 10 harian Waktu penggantian air (WLR) = 40 hari WLR dimulai pada hari ke-40 setelah masa tanam Jangka waktu penyiapan lahan (T) selama 30 hari Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan (S) = 250 mm POLA TATA TANAM II Tanaman padi berumur 120 hari Tanaman kacang tanah berumur 100 hari Tanaman jagung berumur 80 hari Penanaman dimulai pada 1 November Sistem pembagian pola tata tanam 10 harian Waktu penggantian air (WLR) = 40 hari WLR dimulai pada hari ke-40 setelah masa tanam Jangka waktu penyiapan lahan (T) selama 30 hari Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan (S) = 250 mm Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk bulan November periode III, 1. Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam.
2. Menentukan koefisien tanaman padi sesuai dengan grafik periode umur tanaman.
Tabel 1.6. Koefisien Tanaman (Kc) PTT I
Tabel 1.7. Koefisien Tanaman (Kc) PTT II
Contoh Perhitungan : Kc padi hari ke-20 di antara hari 10-30, maka : Interpolasi =
20 10 x (1,200 1,200) 1,200 30 10
=1,200 3. Rerata koefisien tanaman dihitung dengan rumus : Rerata Koefisien Tanaman I = (1,200+1,200+1,200)/3 = 1,200 Rerata Koefisien Tanaman II = (1,200+1,200+1,200)/3 = 1,200
4. Menghitung besar evaporasi potensial dengan rumus penman : Masukkan harga evaporasi potensial (Et0) dari tabel perhitungan evaporasi potensial ke tabel PTT rangkap. Pada Bulan November besar harga Et0 = 7,930 mm/hari. 5) Menghitung penggunaan air konsumtif (PAK) dengan rumus PAK
= c x ETo
PAK I
= 1,200 x 7,930 = 9,516 mm/hari
PAK II
= 1,200 x 7,930 = 9,516 mm/hari
6) Dari PTT didapat dari : Rasio Luas Tanaman I
= 5/12 = 0,417
Rasio Luas Tanaman II
= 3/12 = 0,250
Total Rasio Luas Tanaman
= Rasio Luas Tanaman I + Rasio Luas Tanaman II = 0,417 + 0,250 = 0,667
7) Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan didapat dari Tabel Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan dengan cara ekstrapolasi Eo + P dengan S dan T : Eo + P
= {(1.1x ETo)+P}
Dengan, S = 250 mm dan T = 30 hari maka : Eo + P
= (1.1 x 7,930) + 3,5 = 12,223
Dengan ekstrapolasi untuk Eo + P = 12,223 : y1= 11,0, y2=12,223, dan x1=15,0
Tabel 1.8 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan T = 30 Hari T = 45 Hari M S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm 5,0 11,1 12,7 8,4 9,5 5,5 11,4 13,0 8,8 9,8 6,0 11,7 13,3 9,1 10,1 6,5 12,0 13,6 9,4 10,4 7,0 12,3 13,9 9,8 10,8 7,5 12,6 14,2 10,1 11,1 8,0 13,0 14,5 10,5 11,4 8,5 13,3 14,8 10,8 11,8 9,0 13,6 15,2 11,2 12,1 9,5 14,0 15,5 11,6 12,5 10,0 14,3 15,8 12,0 12,9 10,5 14,7 16,2 12,4 13,2 11,0 15,0 16,2 12,8 13,6 y1
x1
Ekstrapolasi = y 2 = x2 11,0
= 12,223 =
15,0 x2
x2 = 16,667 mm/hari maka banyaknya air yang dipersiapkan untuk pengolahan lahan = 16,667 mm/hari. 8) Dari PTT didapat Rasio Luas PL = 1/6 = 0,167 9) PL dengan Rasio Luas
= PL x Rasio Luas PL = 16,667 x 0,167 = 2,783 mm/hr
10) Penggantian Lapisan Air ( WLR ) = 40 hari, di mulai pada hari ke 40 (Desember Periode II) WLR
= 50/40 = 1,25 mm/hr
11) Dari PTT didapat Rasio Luas WLR (Desember Periode II) = 1/6 = 0,167 12) WLR dengan Rasio Luas (Desember Periode II) = WLR x Rasio Luas WLR = 1,250 x 0.167 = 0,208 mm/hr 13) Perkolasi dapat diketahui berdasarkann jenis tanah, yaitu : lempung berpasir dengan perkolasi sebesar 3,5 mm/hari. Perkolasi I
= 3,5 mm/hari
Perkolasi II
= 3,5 mm/hari
14) Dari PTT didapat dari : Rasio Luas Perkolasi I = 1/6 = 0,167 Rasio Luas Perkolasi II = 1/6 = 0,167 15) Perkolasi dengan Rasio Luas dihitung dengan rumus : Perkolasi dengan Rasio Luas
= Perkolasi x Rasio Luas WLR
Perkolasi dengan Rasio Luas I
= 1,250 x 0.167 = 0,208 mm/hr
Perkolasi dengan Rasio Luas II
= 1,250 x 0.167 = 0,208 mm/hr
16) Penggunaan Air Konsumtif ditambah Perkolasi dengan Rasio Luas, dihitung dengan rumus PAK ditambah Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi = PAK + Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi PAK + Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi I
= 9,516 + 3,500 = 13,016 mm/hari
PAK + Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi II= 9,516 + 3,500 = 13,016 mm/hari Total PAK + Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi
= 13,016 + 13,016 = 26,032 mm/hari
17) Kebutuhan Air Tanaman = Rasio Luas Tanaman x (PAK + Perkolasi dengan Rasio Luas Perkolasi ) Kebutuhan Air Tanaman I
= 0,500 x 13,016 = 6,508 mm/hari
Kebutuhan Air Tanaman II = 0,500 x 13,016 = 6,508 mm/hari Total Kebutuhan Air Tanaman
= 6,508 + 6,508 = 13,016 mm/hari
18) Kebutuhan Air Kotor
= Keb. Air Tanaman + PL dengan Rasio Luas + Rasio Luas dengan WLR
Kebutuhan Air Kotor I
= 6,508 + 5,556 + 0 = 12,064 mm/hr
Kebutuhan Air Kotor II
= 6,508 + 5,556 + 0 = 12,064 mm/hr
Total Kebutuhan Air Kotor = 12,064 + 12,064 = 24,128 mm/hari 19) Curah Hujan Efektif didapat dari tabel perhitungan curah hujan efektif pada PTT 1 : Curah Hujan Efektif I
= 6,508 mm/hr
Curah Hujan Efektif II
= 6,508 mm/hr
Total Curah Hujan Efektif
= 6,508 + 6,508 = 13,016 mm/hari
20) Rasio Luas Total = Rasio luas PL + Total Rasio luas Tanaman = 0,167 + 0,833 = 1,000 21) Kebutuhan Air Bersih di Sawah (NFR) Keb. Air bersih
= ( Total Keb. Air kotor – Total CH efektif) x =(15,799 – 3,850) x = 1,383 l/dt/ha
10000 24 60 60
10000 24 60 60
1.9. Tabel Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi dengan Metode PU untuk Pola Tata Tanam Rangkap